Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Our Bad Memory
Suka
Favorit
Bagikan
15. Episode 15

Flashback On


177.INT. BUTTERFLY CLUB 2018-MALAM

Suara musik kencang terdengar, Dara dan Rima sedang asik berdansa mengikuti alunan musik sambil membawa minuman di tangan mereka.


Rima

Lo lagi berantem sama Aji?


DARA

Biasalah, dia ngambek karena gue kemaren nggak ngabarin.


Rima

Hah? Tumben lo nggak ngabarin.


DARA

Teler gue kemarin gila, nggak inget apa-apa hahahah.


Rima

(mendengar lagu favoritnya)

Pantes, hahaha. Asik banget nih lagunya. Woo.


DARA

Yoyoy.


Di seberang sana Aji dan Farid mengamati kekasih mereka dari kejauhan. Wajah Aji begitu serius dan tajam penuh amarah.

 

FARID

Cewek emang gitu, giliran kita yang salah dia ngambek kayak apa tapi giliran dia yang salah pura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.


INSERT: Pramusaji memberikan beberapa minuman di meja mereka.


AJI

Apa itu?


FARID

(memberikan segelas minuman)

Biasa, nih biar nggak emosi mulu.


Aji menatap minuman tersebut dan meminumnya hingga habis, Farid yang berada di sampingnya hanya tersenyum puas. 

Aji dengan cepat menghampiri Dara dan menarik tangannya. Dara tersenyum.


DARA

Ada apa dengan pandaku ini?


AJI

(menatap tajam)

Berdansalah denganku.


Mereka lalu berdansa dengan tempo yang cepat, tertawa dan menikmati waktu bersama. Farid dan Rima pun ikut berdansa di tengah ruangan.


Setelah puas berdansa, Aji mengajak Dara ke sebuah ruangan pribadi. Hanya mereka berdua, Aji tidak bisa menahannya lagi. Dia mabuk, alkohol dan asmara. Malam itu mereka melakukan hubungan intim yang begitu hangat dan panas. Dunia hanya milik berdua.


Beranjak tengah malam, mereka berkumpul kembali berempat dan mulai melakukan kegiatan busuk itu.

 

Rima

Habis ngapain lo sama Aji?


DARA

(menyeringai)

Pengen tahu aja lo.


Rima

Hati-hati, pake pengaman nggak lo?


DARA

Emang lo kalau lagi sama Farid pakai pengaman?


Rima

Hei, kita perempuan harus hati-hati. Gue pakai pil tiap bulan.


Dara hanya mengangguk mendengar ocehan temannya. Farid kemudian datang membawa barang haram itu.


FARID

(menoleh kesana kemari)

Udah siap?


AJI

Jangan banyak-banyak. Mati lo ntar.


Mereka semua mengangguk dan teler memakai shabu yang dibeli oleh Farid. Rima dan Dara benar-benar tidak sadarkan diri. Sedangkan Farid dan Aji tengah tinggi, mereka terkekeh tanpa alasan yang jelas.


178.INT. DI DALAM MOBIL-DINI HARI

Sekitar jam tiga pagi, mereka baru memutuskan untuk pulang ke rumah. Aji yang mulai sadar meraih kunci, walau masih setengah sadar tapi dirinya merasa mampu untuk mengendarai mobil.


FARID

Mereka masih teler nih Ji. Kita panggil taksi aja ya?


AJI

Udah biar gua yang nyupir aja, udah mau pagi. Gue ada kerjaan hari ini.


FARID

Yaudah, cabut deh.


Aji mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia ingin segera sampai tujuan. Keadaan masih baik-baik saja saat itu, sampai Aji mengantuk hingga konsentrasinya buyar. Dia salah jalur dan menabrak bis yang sedang melaju kencang.


Brak…


Keadaan sangat kacau, polisi dan ambulan di mana-mana. Farid sadar dan mengantar teman-temannya ke Rumah Sakit. Luka Aji dan Dara tidak terlalu parah namun Rima dinyatakan meninggal saat itu.


Farid menangis sejadi-jadinya, di pemakaman pun dia masih tidak percaya kekasihnya tiada. Aji dan Dara tidak kuasa menahan air mati, Dara menangis sesugukkan sedangkan Aji membuang wajahnya.


FARID

(marah pada Aji)

Ini semua gara-gara lo, udah gue suruh untuk naik taksi tapi lo ngeyel.


DARA

(membela Aji)

Rid, jaga emosi lo. Gue tahu lo sangat kehilangan. Tapi di sini kita semua salah.


AJI

Harusnya kita nggak make barang haram itu.


FARID

(ingin memukul Aji)

Brengsek, kalau lo nggak nyetir nggak akan kejadian begini.


AJI

(menatap dalam)

Lo yang beli barang itu.


Bruk...


Farid memukul wajah Aji hingga memerah. 


DARA

(mendorong tubuh Farid)

Heh, loo jangan main kasar dong.


DARA (CONT’D)

(mendekati Aji)

Kamu nggak apa-apa?


AJI

Biarin, gue nggak apa-apa.


Tak lama berselang polisi datang dan meminta keterangan dari mereka. Alhasil Farid masuk penjara sedangkan Aji dan Dara bebas.


Flashback Off


CUT TO:



179.INT. KEDIAMAN TORO-PAGI


REGINA

Dara, ada apa pagi-pagi kemari?


DARA

Kakek dan Ayah dimana?


REGINA

Ada di ruang kerjanya.


Dengan menahan emosi Dara melangkah pasti menemui keluarganya.


JUMP CUT TO:


180.INT. RUANG KERJA TORO-PAGI


Dara masuk dan tersenyum melihat Kakek dan Ayahnya begitu akrab. Mereka persis satu sama lain.


YUDHO

(terkejut)

Dara?


TORO

Tumben kamu datang kesini.


DARA

(dengan angkuh membawa sebuah dokumen)

Orang yang menyerang saya sudah tertangkap, dia ternyata anak dari Jaelani Surya.


YUDHO

Bagaimana kamu bisa menangkapnya?


DARA

Rahasia. Kakek ingat dia?


TORO

(menatap tajam cucunya)

Tidak.


DARA

(tersenyum miring)

Kecelakaannya sungguh aneh, istrinya bilang dia tidak pernah menyentuh alkohol tapi di dalam laporan polisi dia dinyatakan lalai karena pengaruh alkohol. 

 

YUDHO

Kamu ngomong apa sih?


DARA

Pa, berhentilah berlindung di belakang Kakek. Berdirilah di kaki Papa sendiri.


YUDHO

(marah)

KAMU INI,


TORO

(menenangkan Yudho)

Apa yang kamu inginkan?


DARA

Sepertinya polisi sedang membuka kembali kasus ini.


TORO

Ternyata aku bukan hanya membesarkan Kucing, tapi seekor Harimau.


DARA

(tersenyum puas)

Saya ingin keluar dari keluarga ini, saya akan bayar semua biaya investasi yang pernah kalian lakukan pada Ladara. Dan saya minta kalian tidak ikut campur dalam kehidupan saya.


TORO

(tertawa jahat)

Hahahaha, kamu ngelawak ya? Dara, kamu nggak ada apa-apa tanpa nama Kakek. Selama ini aku diam bukan berarti aku tidak tahu apa-apa.


Dara memicing mendengar ucapan sang Kakek.


TORO (CONT’D)

(mendekati Dara)

Kamu bertindak seperti ini karena Aji?


DARA

Dia tidak ada hubungannya.


TORO

Ah, Bintang? Anak kecil itu, aku tahu cepat atau lambat dia akan menjadi masalah.


Dara yang kesal mengepal tangannya kuat.


SFX: Ponsel Dara berdering.


DARA

Halo,


INTERCUT WITH: 


AJI

Dimana Bintang?


DARA

Apa?


AJI

DIMANA BINTANG? Kalau sampai terjadi sesuatu pada dia, aku akan bunuh semua keluargamu.


DARA

(berubah marah)

Kamu cari dia, aku akan melakukan segalanya.


Dara menutup teleponnya begitu saja.


YUDHO

(sedikit panik)

Ada apa Dar?


TORO

Tadi marah-marah ingin pergi dari keluarga ini? Kenapa? Berubah pikiran?


Dara terdiam beberapa saat, dirinya menahan panik dan emosi luar biasa. Memutar otak untuk menyelamatkan anak semata wayangnya.


Dara kemudian menurunkan tubuhnya, dia bersimpuh di hadapan sang Kakek.


DARA

(berlutut)

Lepaskan Bintang.


Yudho bingung dengan keadaan ini, dia tidak tahu apa yang terjadi.


TORO

(duduk dengan angkuh)

Sekarang kamu baru mendengarkanku, harusnya aku tidak membiarkanmu melahirkannya. Harga diriku begitu hancur, saat tahu kamu hamil anak dari Aji. Anak ingusan yang telah menghancurkanmu.


DARA

Dimana Bintang?


TORO

Banyak laki-laki di luar sana yang jauh lebih baik dari dia? Kenapa harus dia, hah?


DARA

(setengah menangis)

Tolong Kek, dimana Bintang? Jangan lakukan apapun padanya.


Hati Yudho teriris melihat anaknya seperti ini, dia yang sempat melihat Roy menyerahkan secarik kertas pada Toro tadi lalu diam-diam mendekati meja Toro dan mengambil sebuah kertas dengan alamat tertulis di sana.


TORO

Gampang saja, lepaskan mereka semua dan kembali pada keluargamu. Keluarga aslimu. Aku akan menikahkanmu dengan pria paling hebat di negeri ini.


DARA

(menangis frustasi)

Bintang anak saya Kek, bagaimana saya bisa…


YUDHO

(memotong omongan Dara)

Dara, dengarkan Kakekmu dan kembalilah. Papa juga ingin kamu kembali ke rumah ini.


Dara menatap Ayahnya dan mereka bertukar pandang. Ayahnya memberikan sinyal agar Dara tidak melakukan apapun.


DARA

(terdiam dan mulai berdiri)

Pastikan dia baik-baik saja.


TORO

(tersenyum)

Tentu.


Dara keluar dari ruangan itu dengan perasaan gundah, dia takut terjadi apa-apa. Saat melangkah lunglai, tiba-tiba sang Ayah menariknya ke kamar.


YUDHO

Papa tidak tahu ini apa, semoga membantu.


Yudho menatap dalam sebelum pergi dari ruangan tersebut. Dara membuka kertas yang ada di tangannya dan itu merupakan sebuah alamat. Dia langsung bergegas pergi ke sana.


DARA

(berlari kecil)

Ma, Kak Wisnu ada di rumah Dara. Mama kesana saja kalau mau.


Dara menghubungi Aji,


DARA

Kelapa Gading, Jalan Gading Nias 5 Blok F No 9.


INTERCUT WITH:


AJI

Ok, aku segera kesana.



JUMP CUT TO:


181.INT. DI DALAM MOBIL-SIANG

Aji langsung pergi ke tempat yang diberikan Dara. Dia menginjak pedal gasnya dalam.


CUT TO:


182.INT. DI DALAM GEDUNG KOSONG-SIANG


NARYO

(menyeringai menatap Bintang)

Bos, ini anak bukan anak sembarangan ya?


GINTING

(tersenyum tipis)

Kita dibayar mahal untuk jaga anak ini, tinggal nunggu perintah aja mau diapain tuh anak.


Bintang hanya bisa menangis dengan tangan dan kaki yang terikat di kursi juga mulut yang ditutup.


BINTANG

HMM… HMM.


NARYO

Kasian Bos, haus kali dia.


GINTING

(menatap anak itu setengah iba)

Kasih dia minum.


SFX: Suara mobil terdengar dari lantai dua gedung yang terbengkalai tersebut.


GINTING

(mengintip dari atas)

Ada yang datang.


Mereka langsung bersiap dengan senjata, dan menyembunyikan keberadaan Bintang.


Aji menatap gedung kosong tersebut, dia membawa sebuah pisau untuk berjaga-jaga. Matanya sudah tajam penuh amarah.


AJI

(berlari kecil)

BINTANG… BINTANG…


Dia mengelilingi gedung tersebut sampai tibalah di lantai dua.


AJI (CONT’D)

(teriak)

Bintang, kamu dimana?


Aji lalu memicing melihat ada seseorang, yang keluar dari sebuah ruangan. 


NARYO

Nyari siapa lo?


AJI

Dimana Bintang? Dimana anak gue?


GINTING

(keluar perlahan)

Santai Bro, nggak ada siapa-siapa selain kami di sini.


Aji tidak percaya begitu saja, dia terus mencari dimana keberadaan anaknya.


GINTING

Mau ngapain lo?


AJI

Gue mau nyari anak gue.


Ginting lalu memberi isyarat pada Naryo untuk menghentikan Aji. Aji yang tidak sadar melangkah terus menyusuri seisi gedung.


NARYO

(menyentuh bahu Aji)

Hei,


Brug…


Naryo menghajar Aji hingga dia terjatuh. Bibirnya sobek berdarah, karena kesal Aji balik berlari menyerang Naryo tanpa perhitungan. Melihat temannya terdorong, Ginting berlari dan memukul punggung Aji kencang. Lagi-lagi Aji terjatuh, kali ini tubuhnya mulai sulit bergerak, dia mengerang kesakitan.


SFX: Suara Bintang menangis.


Mata Aji sontak terbelalak, dia mencoba berdiri sekuat tenaga. 


GINTING

Masih kuat ternyata dia.


Brag…


Kali ini Aji ditendang telak oleh Ginting. Tubuhnya ambruk ke lantai.


Dari kejauhan lalu terdengar suara perempuan berteriak.


DARA

Bintang, Aji. Dimana kalian?


NARYO

Siapa tuh Bos?


GINTING

Pasti itu Nona Dara.


Saat itu juga Dara melihat tiga pria, dua pria sedang berdiri dan satu pria lagi tersungkur di bawah.


DARA

(terkejut)

Aji,


Dia berlari menghampiri mantan kekasihnya. 


GINTING

(tersenyum miring)

Cabut.


Mereka berdua pergi dari sana meninggalkan Dara dan Aji.


AJI

Kejar Dar, Bintang sama mereka.


Dara kemudian mengejar mereka, dengan jelas dia melihat seorang anak perempuan kecil yang digendong oleh Naryo. Masuk ke dalam mobil, Dara mengikuti kemana arah mobil mereka pergi. Dengan kecepatan tinggi dia tidak boleh kehilangan jejak. Dengan susah payah dan terus mengikuti, ternyata mereka menurunkan kecepatan dan membuat Dara membanting stirnya ke kanan menabrak pembatas jalan. Kap mobilnya terbuka dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.


DARA

Sial.


CUT TO:


183.INT. RUMAH SAKIT ANNA-SORE

Dara menunggui Aji yang dibawa ke rumah sakit. Keadaannya memang tidak terlalu parah, namun dia butuh perawatan yang baik.


AJI

Menurut kamu kemana mereka membawanya pergi?


DARA

Saya belum memiliki petunjuk. Yang jelas, Kakek tidak akan menyakiti Bintang.


AJI

(menatap wajah Dara yang terlihat datar)

Kamu tidak khawatir?


DARA

(mengerjap beberapa kali)

Tentu saya khawatir, tapi kita tidak boleh gegabah.


AJI

Ibu lain mungkin akan menangis jejeritan.


DARA

(menghampiri Aji)

Jangan ajarkan saya menjadi seorang Ibu, kamu yang memisahkan saya dengan Bintang.


Aji sontak menelan ludahnya ketakutan.


INSERT: Yola datang dengan wajah panik.


YOLA

Kamu nggak apa-apa?


AJI

Aku nggak apa-apa.


Menatap Dara sinis, Yola berjalan menghampiri.


YOLA

(memicing)

Belum puas juga lo membuat Aji menderita? Kalau lo nggak muncul di hadapan kami. Semua ini tidak akan terjadi.


AJI

(mencoba menurunkan amarah sang kekasih)

Yola,


DARA

(melipat kedua tangannya)

Lo benar, mungkin ini tidak akan terjadi kalau gue tidak tahu apa-apa. Tapi nasi sudah menjadi bubur, gue juga korban di sini.


DARA (CONT’D)

(terdiam beberapa saat)

Sekarang yang terpenting adalah Bintang.


AJI

Dara benar, sekarang kita harus mencari Bintang.


YOLA

Kamu gimana sih? Kamu masih membela dia, jelas-jelas kamu yang menderita. Kamu sudah mengorbankan semuanya.



Dara jadi malas mendengarnya, dia pergi dari tempat tersebut untuk mencari angin segar. 


JUMP CUT TO:


184.INT. KANTOR LAKSMO CORP-SORE


LIA

Apa? Jadi Bintang anak Dara?


WISNU

Iya. Saya kasihan sama Dara, hidupnya begitu dramatis.


LIA

Jadi Kakak tahu soal itu?


WISNU

(sedikit panik)

Iya, saya ada di sana.


LIA

Kenapa Kakak nggak bilang? Kakak tega membohongi adik kandung Kakak sendiri.


WISNU

Saya terpaksa, saat itu saya ribut dengan Kakek. Saya tidak memiliki kekuatan apa-apa.


LIA

Saya nggak nyangka Kakak setega itu. Pengecut.


WISNU

Ya, saya memang pengecut.


SFX: Ponsel Wisnu berdering.


WISNU

Halo Ma,


REGINA (V.O)

Nu, tolong adikmu. Kakekmu membawa pergi Bintang.


WISNU

Apa? Ok Ma saya akan bantu cari.


Wisnu menutup ponselnya.


WISNU (CONT’D)

Bintang hilang, sepertinya Kakek membawanya pergi.


LIA

(penuh penekanan)

  Astaga. Sebentar lagi saya akan ada rapat. Akan saya cari tahu.


CUT TO:


185.INT. RUANG RAPAT LAKSMO CORP-SORE

Saat sedang berada di ruang rapat, kebetulan Lia duduk tepat di samping Toro. Sambil menarik kursinya untuk duduk, Roy yang tengah berdiskusi dengan Toro terlihat berbisik. Dia mengeluarkan tablet dan memperlihatkannya pada atasannya tersebut.


Lia tanpa sengaja melihat pemesanan sebuah tiket penerbangan ke suatu daerah. Tapi dia tidak jelas kemana tujuan penerbangan tersebut.


SFX: Suara ponsel berbunyi.


Dara menatap ponsel dan membaca pesan yang masuk.


LIA

Kakek membeli tiket penerbangan. Tapi gue nggak tahu kemana.


CONTINUE:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar