115.INT. KANTOR MODE INDONESIA-SORE
Aji masuk ke dalam ruangannya dan disambut dengan baik oleh Ari.
ARI
Hai, Aji. Sini-sini aku senang sekali bisa bertemu denganmu.
AJI
Saya juga senang bisa bertemu Bapak, saya kaget loh tiba-tiba Bapak datang kemari.
ARI
Bagaimana kabarmu? Ayahmu sehat?
AJI
Sehat, Papa lagi sibuk ngurusin kantor cabang.
ARI
Oh, yang di Australia itu?
AJI
(tersenyum)
Iya.
ARI
Hebat, Saya senang melihat pencapaian kamu dan Ayahmu. Kalian sungguh pekerja keras, nggak main-main, Oscar.
AJI
Terima kasih, saya jadi kegeeran nih.
ARI
(sedikit hati-hati)
Yola sudah cerita? Kalau saya menyuruhnya pergi ke Inggris?
AJI
(terlihat bingung)
Inggris? Saya belum bertemu dengannya lagi jadi saya belum dengar apa-apa.
ARI
(mendekati Aji dan menyentuh pundaknya)
Saya harap kamu mengerti, nggak lama kok. Hanya sekitar enam bulan.
AJI
(mengangguk tersenyum getir)
Ok, saya sih nggak masalah. Memang ada apa Bapak menugaskan Yola ke Inggris?
ARI
Saya ingin membuat saluran Broadcasting sendiri.
AJI
Wah, TV? Pasti akan sangat menarik. Bila butuh sesuatu jangan sungkan untuk menghubungi saya.
ARI
(terdiam menilai Aji lalu tersenyum)
Tentu, saya harap kita bisa menjadi keluarga secepatnya.
FX: Suara telepon berdering
ARI (CONT’D)
(bicara pada Aji)
Sebentar.
Ari kemudian meraih ponselnya dan bicara menjauh dari Aji beberapa saat.
ARI (CONT’D)
Maaf sekali, di kantor ada masalah yang harus saya tangani. Saya permisi. Sampai bertemu lagi lain waktu.
Aji mengangguk dan mengantar Ari keluar dari ruangannya. Mereka begitu baik pada Aji membuatnya semakin tidak bisa lepas.
CUT TO:
116.EXT. TAMAN KEDIAMAN LAKSMONO-MALAM
LIA
Apa sih yang lo pikirin? Ngapain lo terima tawaran Kakek gue?
TIAN
Gue butuh uang, dan Kakek lo menawarkan gaji yang lumayan. Kerjanya juga fleksibel bisa nyambi kuliah. Dan gue bisa ketemu lo terus.
LIA
(menyisir rambutnya frustasi)
Kakek benar-benar licik, dia memanfaatkan lo untuk buat gue masuk ke Perusahaan. Kenapa lo nggak bilang sama gue?
INSERT: Dara melihat mereka dari dalam kaca rumah.
TIAN
Mereka bilang ini rahasia dan lo sudah nyetujuin semuanya. Maaf Li, gue nggak tahu kalau ini akan menyulitkan lo.
LIA
(berpikir beberapa saat)
Nggak ada cara lain, lo akan jadi asisten gue mulai besok.
TIAN
Apa gue adalah kelemahan lo?
LIA
(tersenyum hangat)
Nggak, lo akan jadi kekuatan gue.
CUT TO:
117.INT. KEDIAMAN LAKSMONO-MALAM
REGINA
(menghampiri Dara)
Jalan mereka sepertinya akan sulit.
DARA
(terhentak)
Mama? Ya, saya kasihan sama mereka. Mas Wisnu, saya ataupun Lia tidak senang berada di dunia bisnis, kami ingin jalan kami sendiri-sendiri.
REGINA
(merangkul Dara)
Mama mengerti, tapi bukankah apa yang kalian nikmati adalah hasil kerja keras Kakek?
Dara terdiam mendengarnya.
REGINA (CONT’D)
Kamu tidak bisa makan dengan dua tangan, harus salah satu. Nggak semua yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan kan?
DARA
Benar juga, ada yang harus direlakan.
Regina tersenyum mengusap punggung sang anak kemudian mereka kembali ke ruang tamu.
CUT TO:
118.INT. KANTOR LADARA FASHION-PAGI
Dara terkejut membaca laporan yang ada.
DARA
Jadi mereka mulai bergerak.
FARAH
Iya Bu, beberapa klien VIP kita juga berpindah ke Mode Indonesia. Penampilan di Oscar membuat mereka mendapat begitu banyak perhatian.
DARA
Saya sudah duga ini akan terjadi, tapi saya masih belum memiliki solusinya.
FARAH
Bagaimana kalau kita mengubah media berpihak pada kita?
DARA
(tertarik dengan perkataan Farah)
Caranya?
Farah tersenyum dan mereka melanjutkan percakapan mereka.
FADE OUT
119.INT. LAKSMO CORP-PAGI
Lia berjalan menyusuri koridor dengan Tian di belakangnya. Dia tersenyum penuh arti.
LIA
Kamu pasti senang sekali bisa berada di dekat saya.
TIAN
(tersenyum)
Tentu, saya bisa mengawasi Anda.
LIA
Awas ya kalau sampai kuliahmu berantakan, jangan salahkan saya.
TIAN
Tenang, saya lagi tesis. Kelas sudah selesai semua.
Lia kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruangan. Sampai di sana ternyata Ibunya sudah menunggu.
TITI
Akhirnya kamu kembali juga bekerja.
LIA
Yup, dan hidup saya tidak akan tenang lagi.
TITI
(menelan ludah merasa bersalah)
Jangan menganggap ini beban, semua sudah digariskan termasuk kamu sebagai penerus Kakek.
LIA
(menatap Ibunya dengan tatapan tak percaya)
Saya bosan dengarnya, kalau Mama ke sini hanya untuk bicara hal itu. Lebih baik Mama kembali saja ke ruangan Mama. Saya mau beres-beres di sini.
TITI
(ngedumel)
Anak ini nggak ada lembut-lembutnya.
Titi kemudian pergi sambil menatap Tian dengan tatapan menilai, dari atas sampai bawah dia memindai sebelum akhirnya pergi dari ruangan Lia.
TIAN
(membawakan segelas kopi)
Kopi.
LIA
(tersenyum manis)
Terima kasih.
CUT TO:
120.INT. PT. MASJAYA SAMPURNA-SIANG
THORIQ
(berjalan menuju ruangannya)
Kalau orang Ladara telepon bilang saya sedang dinas ke Luar Negeri dan tidak bisa dihubungi.
BONO
Baik Pak.
Thoriq lalu membuka pintu ruangannya dan saat menoleh dia terkejut ada seseorang yang duduk di kursi kerjanya dengan angkuh.
THORIQ
(penasaran)
Saya tidak menunggu tamu hari ini.
DARA
(memutar kursi tersebut)
Hai.
Seketika kepala Thoriq pusing tujuh keliling, dia menaikkan satu tangannya ke pinggang.
FADE OUT:
FADE IN
Dara dan Thoriq duduk berhadapan satu sama lain.
DARA
Sepertinya bisnismu semakin lancar.
THORIQ
(tersenyum getir)
Putri kerajaan bisnis datang ke sini sendirian, pasti sesuatu mendesak telah terjadi.
DARA
Nggak usah bertele-tele, kenapa Anda mempersulit kami untuk membeli bahan? Anda bahkan mengurangi jumlah maksimal yang bisa kami beli.
THORIQ
Maaf Dara, tapi keadaan kami juga sedang tidak baik. Barang-barang mulai sulit didapatkan sedangkan permintaan semakin banyak.
DARA
(mendesah kecewa)
Saya dengar permintaan dari Mode Indonesia sangat besar karena Oscar kemarin.
Dara lalu memberikan sebuah dokumen.
THORIQ
(menelan ludah gugup)
Kamu dapat dari mana ini?
DARA
Tidak sulit bagi saya untuk mendapatkannya. Selama ini saya kira bisnis kita baik-baik saja, tapi ternyata Anda tidak lebih dari sekedar mata duitan.
THORIQ
(menyeringai)
Saya tidak punya pilihan, mereka benar-benar menaikkan level permainan. Dan saya hanyalah seorang pebisnis. Peragaanmu di Prancis tidak membawa dampak apa-apa.
DARA
Uang memang mengerikan. Nggak apa-apa, ini pelajaran buat saya. Kontrak kita selesai sampai di sini.
THORIQ
(terkejut)
Dar, jangan begitu.
Dara menaikkan tangannya ke udara tidak mau mendengar apa-apa lagi. Dia langsung meraih ponselnya.
DARA
Farah kamu dimana?
INTERCUT WITH:
FARAH
Di Kantor, ada apa Bu?
DARA
Tolong segera carikan pemasok bahan baku baru. Kerja sama kita dengan PT. Masjaya sudah berakhir.
FARAH
Baik, ada lagi?
DARA
Ah, berikan karangan bunga untuk klien VIP kita beserta undangan makan malam. Nanti saya kirim detilnya.
FARAH
Ok bu, siap.
CUT TO:
121.INT. ANIMALE RESTAURANT-MALAM
YOLA
Maaf semuanya mendadak, aku nggak tahu Papa akan menyuruhku pergi ke London.
AJI
Aku ngerti kok, cuma tiba-tiba aja.
YOLA
(mengusap tangan Aji lembut)
Aku pasti akan kangen sekali sama kamu.
AJI
(tersenyum)
Aku juga, huft. Kita jadi LDRan nih. Hati-hati di sana.
YOLA
Kamu juga hati-hati di sini, jangan nakal.
AJI
(tersenyum)
Pastinya.
Setelah menyantap makan malamnya, Yola dan Aji berjalan keluar. Tanpa disangka mereka berpapasan dengan Dara yang baru datang. Tatapan mereka bertemu beberapa saat membuat suasana canggung dan tidak nyaman. Yola sontak menarik Aji keluar Restoran tersebut.
Dara lalu menemui Lia yang sudah menunggunya di sana.
DARA
Ada kabar apa Ibu Direktur?
LIA
Ha ha ha, lucu. Pusing ih pala gue.
DARA
Baru kerja sehari udah pusing aja.
LIA
Nah, itu. Gimana gue bertahan di sana coba.
DARA
Kan ada Tian.
LIA
Huft, berita pasti sudah menyebar.
DARA
Gue nggak perlu dengar berita. Tatapan kalian sudah menjawab semuanya.
LIA
Gue nggak ngerti kenapa Kakek bertindak seperti ini.
DARA
Ya, ini tidak seperti Kakek yang biasa. Gue rasa lo akan jadi pewaris dia .
LIA
Benarkah? Itu malah lebih menakutkan daripada gue nolak jadi pewarisnya.
Kedua tangan Dara menyentuh pundak Lia.
DARA
Gue yakin lo bisa, lo pasti bisa. Gue dukung ok.
LIA
Sialan lo, Kak Wisnu kemana sih? Kenapa nggak dia aja yang maju.
DARA
Kenapa juga bukan lo?
LIA
(terdiam membisu)
Gue takut.
DARA
Apa yang lo takutin?
LIA
Tian, gue nggak mau bawa dia ke dunia gue yang gila ini.
DARA
(terkekeh)
Kenapa nggak, kalau dia cinta sama lo dia pasti rela melalui semua rintangan buat lo kan?
LIA
Itu yang buat gue jadi lebih takut, lo tahu kan…
DARA
Lo takut akan jadi seperti gue?
LIA
Maaf Dar, gue nggak bermaksud untuk menyinggung lo.
DARA
Nggak apa-apa kok, dulu gue rusak Li. Dan gue menyesal akan hal itu.
Lia tiba-tiba tertawa kecil.
DARA (CONT’D)
Kenapa lo ketawa?
LIA
Gue inget banget gimana lo diomelin Kakek sampai mau diusir. Setiap pulang kerjaan lo teler. Dan yang paling lucu, bisa-bisanya lo tidur saat rapat Dewan Direksi. Gue acungin keberanian lo.
DARA
(tertawa kecil)
Udah udah, nggak usah dibahas masa suram gue. Sekarang rencana lo apa?
LIA
Nggak ada rencana.
DARA
Geblek.
Mereka kemudian makan sambil tertawa bersama.
CUT TO:
122.INT. BANDARA SOEKARNO-HATTA-SIANG.
Yola berbalik sembari terus menggenggam tangan Aji.
YOLA
(menghela napasnya dalam)
Ternyata, kita harus berpisah jarak dan waktu.
AJI
(tersenyum getir membelai rambut Yola)
Sampai bertemu lagi, jaga dirimu baik-baik.
Aji kemudian mencium kening Yola hangat dan terdengar suara panggilan untuk terbang. Yola melambaikan tangannya begitu pula dengan Aji. Mereka mau tidak mau harus melakukan hubungan jarak jauh.
FX: Suara ponsel berdering.
AJI
(mengangkat ponsel)
Ok, saya segera kesana.
JUMP CUT TO:
123.INT. JOYFUL INTERNATIONAL SCHOOL-JAKARTA
Buru-buru Aji datang ke sekolah tempat Bintang mengenyam pendidikan TK.
BINTANG
(melihat Ayahnya)
Papa.
Aji tersenyum saat Bintang berlari ke arahnya.
TRI
Selamat siang, Apa Anda Ayahnya Bintang?
AJI
Saya Omnya, Orang Tua Bintang tidak bisa hadir. Beliau sedang berada di Luar Negeri.
TRI
Begini Pak, tadi Bintang bertengkar dengan temannya.
VANI
Iya, lihat tuh anak saya sampai luka.
Aji melihat anak itu yang memang memiliki luka di tangan dan kakinya namun tidak begitu berat.
AJI
(menatap Bintang)
Kenapa kamu bertengkar dengan temanmu?
NOEL
Dia nyelengkat kaki aku pas lagi jalan Om. Eh Bintang kamu ngomong dong.
VANI
Saya nggak terima ya, pokoknya kalian harus tanggung jawab.
AJI
Saya akan tanggung jawab, tapi saya harus tahu kenapa Bintang bertindak seperti itu.
AJI(CONT’D)
(menoleh pada Bintang)
Kenapa kamu nyelengkat temen kamu?
Bintang terdiam beberapa saat
AJI
(kembali menegaskan)
Bintang!
BINTANG
Dia jahat, dia suka jailin teman aku.
VANI
Eh, jangan sembarangan ngomong ya.
BINTANG
Dia ngambil susu Hani sampai dia menangis. Dan Noel juga bilang kalau aku tidak punya Ibu.
Sontak semuanya terdiam.
AJI
(Bicara pada bu Tri)
Ibu dengar kan penjelasan Bintang? Menurut saya Bintang tidak sepenuhnya salah, jadi sudah semestinya bukan cuma Bintang tapi Noel juga harus bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Dua-duanya harus dihukum.
Vani cemberut bukan main.
TRI
Ok, semua sudah jelas kalau begitu. Sekarang Noel minta maaf sama Bintang ya. Bintang juga sama minta maaf sama Noel.
Mereka semua akhirnya saling bermaafan. Raut wajah Aji sungguh jengkel. Dia kemudian membawa Bintang bersamanya.
AJI
Keterlaluan, bisa-bisanya dia meledekmu seperti itu dasar bocah tengik.
BINTANG
Apa aku akan dihukum Pa?
AJI
Kamu tenang aja, hukumannya pasti gampang. Nanti Papa bantuin ya. (mengedipkan satu mata)
BINTANG
Asik kalau gitu Bintang mau susu ya Pa.
AJI
Sip, buat kamu apa aja Papa kasih.
BINTANG
Yes, kalau begitu ice cream juga.
AJI
Ayo.
Dia lalu menunjukkan tangannya pada Bintang yang disambut tos oleh anak tersebut.
CUT TO:
124.INT. THE ST.REGIS JAKARTA-MALAM
Semua klien VIP Ladara datang menyambut undangan dari sang pemilik Perusahaan.
RETNO
(bersama kedua temannya duduk di satu meja)
Kenapa tiba-tiba dia mengundang kita ke sini ya?
ANGEL
Ada sesuatu yang aneh, sepertinya mereka membutuhkan kita.
ABEL
Kita lihat saja nanti apa yang mereka inginkan.
Datanglah Dara menggunakan gaun berwarna merah muda cantik.
DARA
Terima kasih karena telah menyempatkan hadir di acara yang khusus kami selenggarakan untuk pelanggan spesial kami. Kami sengaja ingin menyapa Bapak dan Ibu di acara ini sebagai bentuk apresiasi kami karena kesetiaan Bapak dan Ibu. Di samping kalian sudah tersedia beberapa merchandise dari kami.
Seketika semua orang tersenyum sumringah, mereka melirik apa isi merchandise tersebut.
DARA (CONT’D)
Di dalamnya kami juga telah memberikan beberapa penawaran menarik mulai dari Endorsement, diskon sampai 70% hingga gratis member golf club untuk pelanggan dengan minimum belanja tertera dan pelanggan yang membawa member VIP baru.
Semuanya terbelalak membaca sambil mendengarkan penjelasan Dara.
DARA (CONT’D)
Jadi saya harap kita bisa bersama dalam waktu yang lama. Ada pertanyaan?
ABEL
(dengan wajah menjengkelkan)
Apa semua ini hanya untuk member VIP, kalau tidak buat apa kami jadi member.
DARA
Tentu, ini khusus untuk member VIP saja.
ANGEL
Kenapa tiba-tiba Ladara memberikan penawaran seperti ini? Apakah ada maksud tertentu?
DARA
Maksud tertentu? Tidak ada, kami hanya ingin menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan kami.
Sontak semua orang mengangguk mendengar ucapan Dara.
FADE OUT:
FADE IN:
FARAH
Mereka sepertinya termakan oleh omongan Ibu.
DARA
(sambil berjalan)
Baguslah, awasi terus program ini. Jadi sekarang saya hanya tinggal melakukan satu hal.
FARAH
Apa itu?
DARA
Menghubungi media.
Saat sedang berbincang, tiga wanita tadi lewat di belakang Dara.
ABEL
Bener kan Ladara sepertinya lagi ada masalah keuangan.
RETNO
Pantesan kita dipanggil kesini.
ANGEL
Tapi kan lumayan, bisa jadi member golf gratis. Mahal masuk situ, saya sampai mikir dua kali.
Mereka melintas begitu saja membuat Dara memutar bola matanya.
CUT TO:
125.INT. LABORATORIUM ENJI-PAGI
Pagi-pagi sekali Farid dengan wajah beler datang untuk mengambil hasil tes DNA yang ia lakukan kemarin. Setelah mendapatkan hasil tersebut, dia buru-buru membaca dan benar saja apa yang ia perkirakan. Bintang memang anak kandung Aji. Farid tersenyum miring.
CONTINUE