Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
62.INT. KANTOR LADARA-PAGI
Melangkah menuju ruangannya, Dara yang ditemani Farah tiba-tiba terhenti saat melihat asisten Toro berada di depan pintu ruangannya. Dara mengeraskan rahanya sambil menghela napas, dengan percaya diri dia masuk menemui sang kakek.
DARA
TORO
Dara segera memeluk dan mencium pipi Kakeknya.
DARA
TORO
Toro memberikan seikat bunga mawar pada cucunya yang membuat Dara tersenyum sekaligus gugup. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak biasa.
DARA
TORO
DARA
TORO
(terdiam beberapa saat)
DARA
(bingung harus bicara apa)
Toro kemudian meraih tangan Dara
TORO
DARA
TORO
DARA
(menghela napasnya)
TORO
(mulai hilang kesabaran)
DARA
(terkejut)
TORO
(menatap Dara tajam)
Seketika Dara terdiam, dia gentar jika berhadapan dengan sang Kakek. Beberapa menit bertukar pandang tajam, Dara akhirnya memejamkan matanya menyerah dan menurut.
DARA
(tersenyum getir)
CUT TO:
63.INT. RESTORAN MENTARI-SORE
Aji memberanikan dirinya datang menemui Lia, dia tahu siapa Lia sejak lama. Dan dia adalah satu-satunya sumber informasi yang bisa Aji dapatkan.
Membuka pintu Restoran, Lia yang melihat Aji langsung memasang wajah masam. Dia menaikkan kedua tangannya di pinggang dan mendesah kecewa.
LIA
(duduk di bangku restoran bersama Aji)
AJI
LIA
AJI
(mulai kesal)
LIA
(menatap Aji kecewa)
Lia kemudian manaikkan kepalanya memberi isyarat bahwa Dara berada di belakang mereka. Saat menoleh, Aji terkejut. Mereka kemudian duduk berhadapan sedangkan Lia kembali ke belakang dapur.
DARA
(canggung)
AJI
(menggeleng)
DARA
(menatap Aji bagai ingin membunuhnya)
Aji sontak terdiam, rasa bersalah muncul menyelimutinya sekarang. Bukan apa yang mereka perbuat tapi apa yang telah ia perbuat. Sungguh bukan ini yang ingin dia dengar, tapi anehnya kenapa dia sebut anaknya meninggal?
AJI
(dengan takut-takut menjawab)
DARA
(menarik napas berusaha untuk sabar)
Aji menelan ludah gugup, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia makin bingung dengan semua kejadian ini. Tapi dia tidak boleh gegabah, dia tidak boleh lemah.
DARA
(dengan wajah dingin)
Lia yang sambil menyiapkan bahan untuk esok terhenti saat mendengar omongan Dara. Saudaranya itu kejam juga. Aji langsung salah tingkah, dia seperti di skakmat oleh lawan mainnya. Dengan buru-buru dia berdiri dan pergi dari tempat tersebut.
JUMP CUT TO:
64.INT. KEDIAMAN COKROATMOJO-MALAM
Aji pulang dengan tubuh limbung tak karuan, tubuhnya terasa begitu hina dan menggelikan. Dia langsung melangkah cepat ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Ini benar-benar menjijikan dan memalukan, dia merasa dirinya sangat menjijikan.
Setelah selesai dia langsung ke ruang tamu tempat ibunya berada, saat itu Irfan masih berada di luar jadi Aji hanya bisa bicara pada Nani.
AJI
NANI
AJI
(dengan nada tinggi)
NANI
AJI
NANI
(terhentak)
AJI
Aji duduk di sofa dengan tangan yang mengepal, dia marah, sangat marah rasanya darahnya mendidih.
NANI
Aji hanya melirik tajam pada Nani
NANI (CONT’D)
Sekali lagi Aji hanya terdiam berpikir, dia ragu dalam hati. Kenapa rasa cinta yang dia kubur dalam-dalam muncul lagi. Dia bimbang ini cinta atau rasa iba.
CUT TO:
65.INT. RESTORAN MENTARI-MALAM
Lia mengamati Dara sembari menyodorkannya minum, mata Dara berlinang sambil membuah wajahnya. Dia tahu kalau Dara tidak ingin dia melihatnya sedih.
LIA
DARA
(tersenyum getir sambil menarik napas)
LIA
(menggeleng)
DARA
LIA
DARA
LIA
(teringat sesuatu)
DARA
Lia hanya mengangguk tanpa membalas ucapan Dara, sepertinya memang itu yang terbaik.
66.INT. KANTOR MODE INDONESIA-PAGI
Pagi itu para Direksi berkumpul untuk membahas suatu hal penting.
IRFAN
(menghentaan jarinya ke meja)
AJI
IRFAN
(menatap anaknya tajam)
HENDI
AJI
Kris
HENDI
Aji dan Irfan mengangguk bersama menyetujui ide Kris.
KRIS
IRFAN
(tersenyum miring)
Aji hanya terdiam mendengar ucapan Ayahnya, dia pasti sudah merencanakan sesuatu.
CUT TO:
67.INT. HOTEL MULYA-MALAM
Yola dan Aji sedang menikmati makan malam mewah mereka dengan steak dan lobster yang mereka pesan. Mereka bagai sepasang kekasih yang tak terpisahkan, dengan balutan dress merah. Yola terlihat begitu cantik dan menawan, begitu pula dengan Aji yang memakai jas hitam rapi.
YOLA
AJI
YOLA
AJI
YOLA
(menatap Aji)
Yola kemudian mengambil tisu dan mengusap bibir Aji. Aji tersenyum mesra lalu meraih tangan Yola dan mendekatkan tubuh mereka. Aji dengan cepat mencium bibir Yola singkat hingga ia tersipu malu. Mereka kemudian melanjutkan santap malam dengan rasa bahagia.
CUT TO:
68.INT. RUMAH FARID-MALAM
Farid tengah teler di kediamannya dengan begitu banyak minuman keras dan alat hisap. Dia ternyata tidak bisa melepaskan kebiasaan lamanya bahkan setelah apa yang terjadi. Bersandar di sofa dengan tatapan kosong, Farid menengadahkan kepalanya ke atas sambil tersenyum tanpa beban. Dia sudah terbang.
CUT TO:
69.INT. EXT DEPAN RUMAH FARID-PAGI
Dara bersama asistennya datang ke rumah Farid. Dia ingin mengakhiri ini semua dan membuat semuanya jelas. Melangkah masuk, dia mengetuk pintu dan menunggu, namun sampai beberapa lama tidak ada balasan. Dara yang penasaran kemudian mengintip dari balik kaca, rumah itu sangat berantakan dan tidak terurus. Suara langkah kemudian membuatnya berhenti dan kembali ke posisinya semula. Farid dengan rambut dan baju berantakan setengah sadar membuka pintu dan terkejut saat melihat Dara di sana.
Dara dengan cepat tanpa basi-basi masuk dan memindai seisi ruangan.
DARA
FARID
DARA
FARID
(bingung)
Farid kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Aji sedangkan Dara lanjut memeriksa seisi rumah.
FARID (VO)
DARA
FARID
Dara pun duduk sambil menunggu Aji sedangkan Farah menunggu di dalam mobil
JUMP CUT TO:
70.INT. RUMAH FARID-PAGI
Tiga puluh menit kemudian Aji datang menatap Dara canggung, mereka bertiga kemudian duduk saling berhadapan.
DARA
(dengan penuh wibawa)
Aji dan Farid sama-sama diam membuang wajah. Farid tiba-tiba saja mendapatkan kesadarannya penuh.
DARA
FARID
DARA
AJI
FARID
Aji terdiam bingung
FARID
AJI
(mencoba menenangkan)
FARID
(marah besar)
FARID (CONT'D)
(menunjuk Dara)
AJI
(berdiri dari sofa marah)
FARID
(sudah gemas dan kesal)
Dara dengan tenang mendengar semua keluh kesah Farid. Dia mengepal tangannya kuat, semua ini sungguh menjengkelkan.
AJI
FARID
(mendorong tubuh Aji)
AJI
FARID
(semakin emosi dan mendorong tubuh Aji, dia kalap mata)
AJI
(meraih kerah Farid)
Keadaan begitu menegangkan, mereka hampir adu jotos
DARA
(teriak untuk melerai)
Farid dan Aji sontak melepaskan satu sama lain
DARA
FARID
(memijat kepalanya pusing)
Aji memejamkan mata mendengarnya, dan Dara tersenyum tipis.
CUT TO:
71.INT. RUANG KERJA TORO-MALAM
TORO
TITI
YUDHO
TITI
TORO
(emosi)
TITI
TORO
TITI
Titi diseret oleh anak buah Toro keluar
TORO
(sedikit kehabisan napas)
YUDHO
TORO
(duduk di kursinya)
Setelah keadaan tenang barulah Yudho keluar, di sana ternyata Titi, Regina dan Okta telah menunggunya.
TITI
YUDHO
TITI
(menatap suaminya tajam)
OKTA
Titi yang masih emosi memukuli Okta dengan tas miliknya sembari mereka berjalan pergi dari rumah itu. Regina tersenyum tipis melihatnya.
REGINA
YUDHO
(tersenyum lebar dengan satu tangan di saku)
CUT TO:
72.INT. DI DALAM MOBIL-PAGI
Bintang bersama pengasuhnya sedang bermain di sebuah taman. Hari ini tiba-tiba saja Bintang merengek pada pengasuhnya meminta dibawa ke tempat biasa ia bermain dengan Aji. Diam-diam tanpa pengawal mereka berjalan keluar rumah tanpa ada yang tahu. Sesampainya di taman, Bintang lalu berlarian kesana kemari sambil bermain balon tiup sabun. Anak seumuran Bintang meman tidak bisa diam, selalu saja ada tingkahnya.
Ani sang pengasuh mengawasinya dari jauh sampai tanpa sengaja dia lupa karena sang pacar menghubungi membuat Ani terpecah konsentrasinya.
Saat sadar dia terkejut mendapati bintang tidak ada di sepanjang ia memandang. Sontak dia panik dan mencari anak itu.
ANI
(teriak berkeliling)
Beberapa kali menyusuri taman namun tidak juga melihat keberadaan anak majikannya itu. Ani semakin panik, dia sepertinya harus memanggil security. Kembali ke tempatnya semula, betapa ia terkejut saat melihat Bintang sudah duduk berada di sana sambil memegang mainan bola di tangannya.
ANI
(berlari menghampiri)
BINTANG
(menunjuk sebuah tempat duduk)
ANI
Bintan kemudian menoleh kesana kemari namun tidak menemukan orang yang ia cari.
ZOOM IN : Pundak seorang wanita paruh baya yang melangkah masuk menuju mobilnya dengan kacamata hitam sambil menoleh beberapa saat membenarkan kacamatanya kemudian masuk dan pergi.
CONTINUE