Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Our Bad Memory
Suka
Favorit
Bagikan
13. Episode 13


156.INT. RUMAH DARA-MALAM


YUDHO

Kenapa kamu nggak lapor polisi?


REGINA

Iya Dar, mama khawatir sekali jadinya. Mana kamu tinggal sendirian.


TORO

Akan panjang urusannya jika polisi terlibat. Kamu melihat wajah orang yang menyerangmu?


DARA

(menggeleng)

Dia memakai masker, topi dan jaket hitam. Saya sama sekali tidak mengenalinya.


TORO

Untuk sementara waktu kamu tinggal sama kami, sampai semuanya aman.


DARA

(terdiam)

Saya tidak bisa.


REGINA

Dara, tolong pikirkan keselamatan kamu.


YUDHO

Saya setuju, sekarang juga kamu kemasi barang-barang kamu dan pergi bersama kami.


DARA

Saya tidak mau.


TORO

(menatap Dara tajam)

Kakek tahu kamu masih menemui lelaki itu. Buat apa sih? Kamu sudah tidak waras?


DARA

Dia yang menolong saya semalam, jika bukan karena dia mungkin saya sudah tidak ada di dunia ini lagi.

CUT TO:


157.INT. KEDIAMAN COKROATMOJO-MALAM

Tengah malam, kebetulan Aji belum tidur dan masih berada di ruang tamu meminum bir kesukaannya. Suara ponsel berdering tak lama kemudian. Mata Aji memicing menatap layar ponsel tersebut, nomor yang sama sekali tidak ia kenal.


JUMP CUT TO:


158.INT. KANTOR POLISI JAKARTA SELATAN-MALAM, DINI HARI

Buru-buru Aji berjalan cepat masuk ke dalam kontor polisi tersebut. Dia sungguh kesal dan marah.


Dilihatnya Farid sedang terdiam menunduk, sepertinya dia masih setengah sadar.


AKBAR

Bapak mencari siapa?


AJI

Oh, saya Aji. Tadi saya dihubungi soal teman saya yang ditangkap.


AKBAR

Ah, mari ikut saya.


Aji lalu mengikuti kemana Polisi itu menuntunnya, dia diberikan penjelasan dan semua kemungkinan yang terjadi. Aji mengerti semuanya, ini bukan pertama kalinya dia berurusan dengan Polisi dan kasus obat-obatan terlarang.


AJI

(diperbolehkan bicara dengan Farid)

Apa sih mau lo? gue udah bilang untuk berhenti.


FARID

Sial, lo ga usah ikut-ikutan ceramahin gue. Lebih baik lo keluarin gue dari tempat busuk ini. Gue nggak betah tidur di sini.


AJI

(menyeringai)

Kali ini gue nggak bisa mengabulkan keinginan lo. Lo harus belajar untuk berubah. Semua ini memang sudah diatur sama Tuhan supaya lo menjadi orang yang lebih baik. 


FARID

(menggebrak meja kesal)

Jangan sok suci lo, dulu gue begini gara-gara siapa Bangsat. Keluarin gue dari sini kalau nggak lo akan menyesal.


AJI

(berdiri dengan dingin)

Sampai waktunya tiba, gue harap lo akan berubah.


Aji dengan datar meninggalkan Farid yang berteriak-teriak kepadanya.


FARID (V.O)

Ji, jangan ninggalin gue lo pengecut. Bebasin gue dari sini.


CUT TO:



159.INT. KEDIAMAN DARA-DINI HARI

Dara yang tertidur lelap kaget mendengar suara ketukan yang lumayan kencang. Dengan wajah mengantuk dia berjalan pelan dan mengintip siapa yang datang pagi-pagi buta begini. jantung berdetak kencang.


Dia menghela napas lega saat tahu Aji yang berada di sana.


AJI

(langsung masuk ke dalam panik)

Farid ditangkap.


DARA

Apa? Kenapa?


AJI

Dia masih make, anak itu benar-benar brengsek.


DARA

Terus dia dimana sekarang?


AJI

Di kantor Polisi, Aku baru dari sana. Sialan, kalau sampai mereka mengungkit kasus itu gimana?


DARA

Kasus itu sudah selesai, nama kita sudah bersih. Akan sangat melelahkan jika mereka harus menyelidikinya lagi.


AJI

(panik)

Aku nggak mau hal itu dibahas lagi, Aku… Aku takut.


DARA

(menyentuh pipi Aji lembut)

Tenanglah, semua akan baik-baik saja.


Aji kemudian menatap Dara dalam dan memeluknya mesra, itu membuat Dara sedikit goyah. Hatinya bergetar. Aji yang lemah memberanikan diri mendekatkan bibirnya pada Dara. Mereka berciuman mesra dan dalam hingga tak sadar pagi sudah menyongsong.


DARA

(melepas ciuman Aji)

Sudah pagi, aku harus pergi kerja.


Aji mengangguk tersenyum penuh arti. Dara lalu melangkah ke kamarnya. 


Begitu kalut dan penat, Aji berjalan ke dapur untuk mengambil air. Karena tidak tahu dimana letak gelas, Aji masuk ke kamar Dara untuk bertanya. Namun Dara ternyata sudah berada di kamar mandi. Melihat kamar sang mantan kekasih, Aji tersenyum melihat dekorasi ruangan yang sangat cantik dan nyaman. 


Dia memindai seisi ruangan tersebut, kebetulan sekali di atas meja rias ada sebuah amplop coklat yang setengah isinya bisa terlihat. Aji seperti tahu tentang gambar tersebut. Membuka dengan rasa penasaran ternyata itu adalah foto Marcella bersama seorang laki-laki, dia terkejut, matanya terbelalak. Dengan bimbang, Aji pergi dari rumah Dara terburu-buru.


CUT TO:


160.INT. KANTOR LADARA-PAGI

Dara datang bersama Farah di belakangnya.


FARAH

Anda tidak apa-apa Bu? Apa tidak sebaiknya Anda beristirahat di rumah?


DARA

Tidak ada waktu, saya harus menemukan orang yang melakukan ini kepada saya.


FARAH

Menurut Ibu, siapa yang melakukannya?


DARA

Saya tidak tahu, selama ini saya sepertinya tidak punya musuh atau orang yang benci terhadap saya. 


FARAH

Tidak punya musuh bukan berarti tidak ada yang ingin mencelakai.


LIA

(tiba-tiba membuka ruangan Dara)

Lo pasti bingung kan?


DARA

(terkejut senang)

Lia?


LIA

Demi lo, gue rela-relain datang kesini di jam sibuk.


DARA

Tau deh yang calon penerusnya Kakek.


LIA

Bawel, sini gue mau ngomong.


DARA

Apa?


LIA

(menyodorkan sebuah berkas)

Lo tahu dia siapa?


DARA

(menggeleng)

Nggak.


LIA

Kemarin Polisi datang dan bertanya soal kasus 10 tahun lalu. Pegawai Laksmo Corp ditemukan tewas dalam kecelakaan saat berdinas ke luar kota.


DARA

(membaca dengan seksama)

Kenapa tiba-tiba polisi menyelidiki lagi masalah ini? Sudah 10 tahun yang lalu.


LIA

Itu dia yang gue heran, dan kebetulan sekali ada yang nyerang lo.


DARA

(dengan wajah serius)

Tidak, ini bukan kebetulan.


CUT TO:


161.INT. DI DALAM MOBIL DEPAN RUMAH COKROATMOJO-PAGI

Aji terkejut melihat siapa yang telah menunggunya, dia tidak menyangka kalau mereka akan bergerak secepat ini.


TORO

(menatap Aji tajam)

Masuklah!


AJI

(berdengus)

Ok.


Dia masuk dan mereka langsung pergi dari tempat itu.


AJI (CONT’D)

Apa yang Bapak ingin bicarakan sampai rela pagi-pagi datang ke rumah saya?


TORO

(membuang wajah tersenyum miring)

Apa aku harus menjelaskannya? Kamu pasti tahu aku akan melakukan…


AJI

Hal seperti dulu.


TORO

(nada tinggi)

Ya, dan saya akan terus melakukannya hingga kamu pergi.


AJI

(menggelengkan kepala)

Anda sungguh kejam, Anda memisahkan saya dan Dara. Anda bahkan berbohong padanya soal anak kami.


TORO

Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan, kamu sudah membuat hidup Dara hancur. Dia tidak mungkin memakai barang haram itu jika bukan karena kamu.


AJI

Itu masa lalu Pak, kami juga terjebak di sana. Ini bukan kesalahan saya ataupun Dara.


TORO

(kesal)

Omong kosong.


AJI

Apa yang harus saya lakukan agar Bapak memaafkan saya dan berhenti membenci saya?


TORO

(menatap Aji dalam)

Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkanmu.


AJI

(terdiam menghela napas)

Bagaimana dengan Bintang, dia darah daging Anda.


TORO

Jangan sebut-sebut nama anak itu, dia bukan keturunanku. Anakku terlalu lemah untuk membuangnya.


AJI

(tersenyum sinis)

Bagaimana kalau Dara tahu Bintang adalah anaknya yang ia kira mati.


TORO

Apa kamu kira aku akan membiarkannya? Aku bisa melakukan apa saja jika aku mau. Kamu dan Ayahmu telah berjanji untuk membawanya pergi, tepati janji itu.


AJI

Tentu, sampai detik ini saya masih menjaga janji saya. Tapi jika suatu hari Dara mengetahuinya, ketahuilah bahwa semua ini garis tangan Tuhan yang tidak bisa Anda lawan.


TORO

(terkekeh)

Bicaramu bagai orang bijak, kita lihat apakah kebijakan itu masih ada di dalam diri kamu saat aku mengambil Bintang.


Aji mengepal tangannya kuat, dia sungguh kesal dan takut.


TORO (CONT’D)

Sekarang keputusan ada di tanganmu, pergi atau kamu tahu apa yang akan terjadi.


Dengan kesal Aji keluar dari mobil Toro tanpa bisa berkata apa-apa. Apa yang dikatakan orang tuanya benar, bukan hanya dia yang akan terluka tapi juga orang lain, terlebih Bintang.


CUT TO:


162.INT. RUANG KANTOR DARA-MALAM

Kepala Dara pusing seperti ingin pecah, sejak pagi dia mencari tahu orang yang telah menyerangnya namun sulit sekali untuk menemukan jejak rekam orang tersebut.


DARA

(memegang kepalanya)

Jadi tidak ada kemajuan?


RIANTI

Apa tidak ada petunjuk lain, ini sangat sulit.


FARAH

Sampai saat ini yang kita tahu hanya Nama, Jaelani Surya. Umur 48 tahun, dan meninggal saat berdinas ke Padang.


RIANTI

Penyebab tewas adalah karena kelalaian saat mengendara di bawah pengaruh alkohol.


DARA

Bagaimana dengan keluarganya yang lain?


FARAH

Keluarganya sekarang tinggal di kampung. Di Pacitan.


RIANTI

(bertanya pada Farah)

Anaknya dua ya Mba?


FARAH

Hmm, anaknya dua. Dari data yang didapat kehidupan mereka sepertinya sulit.


DARA

(terdiam beberapa saat)

Sepertinya saya harus menghampiri keluarga tersebut.


RIANTI

Saya heran deh sama Ibu, Ibu kan cucu yang punya Perusahaan. Kenapa nggak langsung aja Ibu cari tahu kesana? Atau tanya langsung sama keluarga Ibu?


Farah yang mendengarnya langsung mengambil beberapa kertas dan memukul Rianti dengan pelan. Pertanyaaan itu sungguh polos.


RIANTI (CONT’D)

(kesakitan) 

Aw,


DARA

(terdiam)

Kalau mereka ingin menutup kasus ini, itu berarti ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Dan kenapa diantara saya, Kak Wisnu dan Lia, yang mereka serang adalah saya?


FARAH

Apa mungkin ada sesuatu hal yang lebih dari ini yang ingin mereka ungkap? Dan itu terhubung dengan Ibu.


Mata Dara langsung membulat, dia teringat akan sesuatu. Benar juga, diantara kami bertiga dia adalah anak bermasalah yang memiliki masa lalu kelam. Jika semua itu terungkap kembali, ini bagai menimpuk dua burung dengan satu batu.


DARA

(menghela napas)

Baiklah, terima kasih atas bantuan kalian. Saya akan sudahi dan ambil alih dari sini.


Farah dan Rianti menaikkan alisnya tersenyum, lalu pergi meninggalkan Dara.


Setelah mereka semua pergi, Dara mencoba menghubungi ponsel Aji namun dia tidak menjawabnya sama sekali. Beberapa kali dihubungi hingga Dara curiga ada sesuatu yang terjadi.


CUT TO:


163.INT. RESTO HOTEL MULIA-MALAM

Tian mengamati Lia yang terdiam nampak berpikir.


TIAN

Menurut kamu kenapa Dara yang diserang?


LIA

Itu yang masih aku cari sampai sekarang. Di keluargaku hanya ada Aku, Dara dan Kak Wisnu. Tapi kalau ini masalah dengan Kakek, kenapa mereka memilih Dara?


TIAN

Apa Dara memiliki kelemahan?


LIA

Kelemahan? Apa menurutmu masa lalu gelap bisa menjadi kelemahan?


TIAN

(sedikit terkejut)

Tentu saja.


LIA

(tersenyum mencium bibir Tian)

Kamu memang pintar.


TIAN

Apa boleh aku tahu masa lalu apa itu?


LIA

(menghela napas)

Ceritanya panjang. Dara yang dulu sangat berbeda dengan yang sekarang. Dulu dia cewek binal yang kerjaannya pesta dan mabuk. Kakek dan Om Yudho selalu saja marah padanya. Hingga suatu saat Dara yang terlalu bebas pulang ke rumah dalam keadaan teler. Dia selain pemabuk juga pemakai.


TIAN

(terkejut)

Wow.


LIA

Kakek murka dan menyalahkan semua itu pada Aji. Dia menganggap Aji yang telah merusak Dara.


Tian menaikkan kepalanya mengerti.


LIA (CONT’D)

Singkat cerita, Dara semakin hari semakin parah. Berpesta dan pulang larut malam. Dan pada malam itu, malam naas dimana mereka berempat mengalami kecelakaan.


TIAN

Kecelakaan?


LIA

(mengangguk)

Yang merenggut nyawa teman mereka Rima. Disana ada Aji, Dara, Farid dan Rima.


TIAN

Jadi ada koban?


LIA

Itulah kenapa keluargaku begitu perhatian pada Dara.


TIAN

Apa tidak masuk laporan Polisi?


LIA

Pastinya, tapi ya kamu tahu lah apa yang dilakukan Kakek.


TIAN

(mengangguk)

Betul juga. Lalu kenapa Aji dan Dara bisa bertunangan?


LIA

(tersenyum)

Itu dia, saya kasihan sama Dara. Dia hanya diimingi janji manis oleh keluarganya sendiri. Sejak awal orang tua Dara dan tentu Kakek tidak pernah setuju mereka bersama. Namun lagi-lagi, Dara si pembuat masalah selalu saja memiliki kelakuan ajaib. Dia hamil saat itu, anak Aji.


TIAN

Fiuh, saya tidak menyangka sejauh itu masalahnya. Anak mereka dimana sekarang?


LIA

Bagian dramatisnya adalah, Dara melahirkan anaknya dalam keadaan meninggal.


TIAN

(terdiam lalu berdengus)

Sangat dramatis, kasihan sekali dia.


Lia kemudian tersenyum dan duduk di pangkuan Tian mesra.


CUT TO:


164.INT. BANDARA SOEKARNO HATTA-SORE

Wisnu datang dengan kacamata hitam dan pakaian rapi, mendengar ada yang menyerang Dara membuatnya memutuskan untuk datang ke Indonesia.


JUMP CUT TO:


165.INT. KANTOR KEPOLISIAN JAKARTA SELATAN-MALAM

Dara dengan tegap berjalan menyusuri lorong tempat Farid ditahan. Dia masuk dan langsung duduk di hadapan temannya itu.


FARID

(tertawa miring)

Pasti lo senang kan gue ada di sini.


DARA

Itu memang hasil dari perbuatan lo, jadi nggak ada yang salah.


FARID

Busuk, lo sama aja sama Aji.


DARA

(sedikit terkejut)

Apa yang terjadi pada Aji?


FARID

Nggak ada apa-apa, hanya si brengsek itu nggak mau nolongin gue. Padahal dia tahu apa yang gue punya.


DARA

Apa yang lo punya?


FARID

(misterius)

Sebuah rahasia.


Dara terdiam berpikir.


FARID (CONT’D)

(menatap Dara dalam)

Kalau lo mau gue kasih tahu, lo harus bebasin gue dari sini. Rahasia ini akan menjadi petir hebat buat lo.


DARA

Ini ada sangkut pautnya sama gue?


FARID

(tersenyum memancing)

Sangat.


DARA

Apa jaminannya kalau lo tidak menipu gue.


FARID

(mengangkat bahunya)

Gue nggak punya apa-apa, kalau rahasia ini tidak penting. Silahkan tinggalkan gue.


Dara terdiam berpikir keras, berhitung-hitung untung dan rugi yang akan ia dapatkan.


DARA

Ok, gue setuju.


Farid menyeringai, tanpa ragu dia membeberkan semua rahasia yang ia ketahui tentang Bintang. Dia bahkan bilang kalau dia telah melakukan tes DNA atas Bintang dan Aji.


Dara seketika mematung, diri bagai dihantam ribuan es yang membuat sekujur tubuhnya membeku. Wajahnya merah menahan amarah. Menghela napas dalam, dia langsung beranjak dari tempat itu dan pergi.



CONTINUE:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar