Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
166.INT. DI DALAM MOBIL DARA-PAGI
Sampai pagi, Dara menunggu di depan rumah Aji untuk bertemu dengan lelaki itu langsung. Dia tidak ingin membuat keributan, dia hanya ingin meminta penjelasan atas apa yang terjadi dan kenapa dia melakukan ini.
Melihat pintu pagar terbuka, Dara mengintip dan ternyata di sana ada Bintang yang sedang bersama dengan Aji di dalam mobil. Dia lalu mengikuti mobil itu dari belakang.
JUMP CUT TO:
167.EXT. DEPAN JOYFUL INTERNATIONAL SCHOOL-PAGI
AJI
(mengusap kepala Bintang)
BINTANG
AJI
BINTANG
AJI
BINTANG
AJI
(tersenyum)
BINTANG
(mengangguk dan berjalan masuk)
Aji melambaikan tangannya menatap Bintang dalam. Setelah Bintang menghilang dari pandangannya barulah ia berbalik badan dan apa yang ia lihat sangat mengejutkan.
Dara berada tepat di hadapannya dengan mata berkaca-kaca, dari wajah wanita itu terlihat jelas rasa sakit dan kekecawaan yang amat besar.
Plak…
Tamparan keras melayang tepat di pipi kanan Aji.
DARA
AJI
(terbelalak)
DARA
(dengan nada dalam)
AJI
(menelan ludah)
DARA
AJI
DARA
(nada tinggi)
Orang-orang di sekitar mulai memperhatikan mereka.
AJI
(menghela napas)
Aji menarik tangan Dara pergi menjauh dari sekolah tersebut. Air mata Dara mengalir tanpa ia sadari.
AJI
DARA
AJI
(menghela kesal)
DARA
AJI
DARA
(tidak habis pikir)
AJI
DARA
AJI
Dara langsung terdiam seketika, mulutnya seperti terjahit oleh ribuan benang.
DARA
AJI
DARA
(panik dan bingung)
AJI
DARA
(duduk memijat dahiya frustasi)
AJI
DARA
AJI
(menggeleng)
DARA
Aji duduk di sebelah Dara yang menutup wajah dengan kedua tangannya.
AJI
DARA
(membuka tutup wajahnya kaget)
Aji tersenyum dan mengangguk.
JUMP CUT TO:
168.INT. KEDIAMAN LAKSMONO-SIANG
Roy datang masuk ke ruang kerja Toro, di sana ada Toro dan juga Yudho. Mereka sedang berdiskusi untuk mencari dalang di balik penyerangan Dara.
ROY
YUDHO
TORO
ROY
TORO
ROY
(memberikan sebuah amplop)
YUDHO
(melihat berkas tersebut)
ROY
TORO
ROY
YUDHO
(marah)
TORO
(mengangguk)
CUT TO:
169.INT. KIMUKATSU RESTORAN-SIANG
Bintang terdiam menatap Dara yang melihatnya penuh rasa haru, sedangkan Aji tersenyum mengamati dua orang yang bersamanya sekarang ini.
BINTANG
(dengan suara halus)
AJI
(terkekeh)
BINTANG
Dara tersenyum sembari mengangguk, air matanya sudah jatuh dari tadi kalau saja dia tidak menahannya.
DARA
Bintang terdiam dan hanya menoleh pada Aji.
AJI
BINTANG
(tersenyum)
DARA
Setelah makan kini Dara dan Bintang berbincang sambil berjalan mengelilingi pusat perbelanjaan. Dara menggandeng tangan Bintang dengan rasa bahagia luar biasa. Dia ingat betapa menderitanya ia dulu saat tahu kalau anak yang ia lahirkan meninggal.
Aji yang mengikuti mereka bisa melihat betapa Ibu dan anak ini begitu mirip. Dia jadi sungguh merasa bersalah telah merenggut momen seperti ini dari dua wanita yang paling berharga untuknya. Dara mengajak Bintang kemanapun ia mau, mereka bercanda dan saling bercerita.
Mengelilingi Mall hingga lelah dan pegal, Dara harus rela kembali berpisah dengan putri semata wayangnya itu. Dia menggendong Bintang yang tertidur masuk ke dalam mobil Aji. Beberapa jam yang luar biasa untuknya.
170.INT. TEMPAT PARKIR PONDOK INDAH MALL-MALAM
AJI
DARA
(mengamati Bintang)
Beberapa detik dia menatap Bintang yang sedang tertidur lelap. Setelah puas barulah Dara keluar.
DARA
(sambil menutup pintu)
AJI
(mengangguk)
DARA
AJI
(teringat soal Marcella)
DARA
(mengerutkan dahi)
Aji mengangkat kedua alisnya penasaran.
DARA (CONT’D)
(menghela napas)
AJI
Dara tersenyum kemudian membiarkan Aji dan Bintang pergi dari pandangannya. Dia pun langsung menghubungi Farah.
DARA
FARAH (V.O)
DARA
FARAH (V.O)
CUT TO:
171.INT. DI DALAM MOBIL DEPAN RUMAH DARA-MALAM
Dara pulang ke rumahnya untuk menenangkan pikiran, dirinya benar-benar kacau. Hatinya seperti diremas begitu kuat. Sampai di rumah, dirinya bingung melihat ada seseorang yang sedang duduk di depan teras.
Memicingkan wajahnya bingung, Dara keluar dari mobil dan berjalan pelan sampai dia sadar siapa pria yang ada di hadapannya itu.
DARA
(terbelalak)
WISNU
(tersenyum manis)
Dara langsung berlari dan memeluk Kakaknya erat, entah sudah berapa lama mereka tidak bertemu yang jelas dia begitu rindu dengan sosok kakaknya ini. Dia langsung menangis seketika
WISNU (CONT’D)
Dara hanya mengangguk, kemudian Wisnu memeluk hangat adiknya kembali.
WISNU (CONT’D)
DARA
WISNU
(mengusap rambut Dara)
DARA
(sambil melangkah masuk)
WISNU
Mereka lalu masuk dan duduk bersama ditemani dua cangkir teh.
DARA
WISNU
(mengamati Dara)
DARA
WISNU
(terkekeh)
DARA
(tersenyum getir sambil menatap Wisnu dalam)
WISNU
(panik seketika)
DARA
(tak percaya)
WISNU
(menunduk merasa bersalah)
DARA
(mengepalkan tangan)
WISNU
DARA
(menelan ludah)
WISNU
Dara tersenyum menatap sang Kakak.
172.INT. DI DALAM MOBIL-PAGI
Dara langsung pergi ke Pacitan bersama Wisnu untuk bertemu dengan keluarga orang yang diduga menyerangnya. Mengendarai mobilnya sendiri, dia sengaja tidak ingin ada orang lain yang tahu kalau dia menemui keluarga korban.
DARA
WISNU
DARA
WISNU
Wisnu memencet hidung Dara hingga ia kesakitan.
DARA
CUT TO:
173.EXT. DI DEPAN KEDIAMAN JAELANI-PAGI
Sampailah mereka di tempat yang dituju, Dara mengetuk pintu tersebut dengan lembut beberapa kali. Ketukan tersebut tidak mendapatkan respon hingga yang ketiga, keluarlah seorang Ibu paruh baya dengan wajah lelah dan pakaian lusuh.
DARA
(tersenyum ramah)
HARTI
(bingung dan lelah)
DARA
Bu Harti yang tadinya ramah, tiba-tiba berubah sinis dan ketus, dia hampir menutup pintu rumahnya kalau Wisnu tidak menahan pintu tersebut.
WISNU
Ibu itu menatap dengan penuh keraguan, beberapa saat dia berpikir.
DARA
Ibu itu terus menatap Dara dan Wisnu bergantian, dengan hati berat ia akhirnya mengijinkan mereka berdua masuk.
JUMP CUT TO:
174.INT. KEDIAMAN JAELANI-PAGI
Dara dan Wisnu meminda seisi ruangan dengan seksama, rumah itu sederhana namun sedikit berantakan. Banyak bekas makanan berserakan.
WISNU
HARTI
(ketus)
WISNU
HARTI
DARA
HARTI
DARA
WISNU
(tegas)
HARTI
HARTI (CONT’D)
(menangis)
DARA
HARTI
WISNU
HARTI
Dara mengusap bahu Ibu tersebut untuk menenangkannya.
WISNU
HARTI
(menggeleng lemas)
Dara dan Wisnu bertukar pandang.
DARA
HARTI
(menggeleng)
WISNU
HARTI
(takut-takut)
WISNU
HARTI
WISNU
Harti mau tidak mau memberikan no telepon anaknya pada mereka sedangkan Wisnu bertukar pandang dengan Dara.
JUMP CUT TO:
175.EXT. DI DEPAN KEDIAMAN JAELANI-PAGI
Beberapa menit kemudian, mereka keluar dari rumah itu dan pamit. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang mengintai mereka.
Sambil melihat ponselnya, Dara yang membuka pintu mobil tiba-tiba dikejutkan dengan suara pecahan kaca.
DARA
(kaget)
Wisnu pun ikut terkejut, dia langsung berlari ke arah Dara dan melihat bahwa kaca mobil sudah pecah. Tangan Dara terluka terkena pecahan kaca tersebut.
WISNU
DARA
Wisnu yang menoleh tersadar kalau ada seseorang yang berlari kencang. Dia langsung mengejar orang yang memakai masker tersebut sekuat tenaga. Untungnya dia dulu mantan atlet jadi hal seperti ini sudah biasa.
Orang itu terus berlari menjauh, Wisnu yang kesal menambah kecepatannya. Dia penasaran dengan orang tersebut. Akhirnya jarak di antara mereka semakin sempit, Wisnu meraih kerah belakang orang tersebut dan menariknya agar berhenti.
Orang itu ternyata langsung menyerang, Wisnu tidak mau kalah. Dia hajar orang itu di bagian wajah dan perut, untungnya orang tersebut tidak membawa senjata tajam. Perlahan, dia membuka masker orang itu dan ternyata dugaannya benar. Orang itu adalah Ricki, anak Bu Harti.
CUT TO:
176.INT. KANTOR POLISI PACITAN-SIANG
Dara masuk dan langsung menemui Wisnu dan Ricki yang sedang membuat laporan.
WISNU
MARWAN
(melihat luka di tangan Dara)
DARA
RICKI
MARWAN
(menggentak)
DARA
(mendekati Ricki)
RICKI
DARA
(menelan ludah)
Ricki terdiam tidak menjawab apa-apa.
DARA (CONT’D)
Ricki membuang wajahnya sambil berpikir beberapa kali.
WISNU
RICKI
(terdiam beberapa saat)
DARA
(mengangguk)
RICKI
(terkejut)
WISNU
RICKI
(teriak)
Dara dan Wisnu sontak pergi dari sana.
WISNU
DARA
(menghela napas lalu menoleh ke belakang)
Wisnu hanya mengangguk tanpa bicara apapun.
CONTINUE: