Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Our Bad Memory
Suka
Favorit
Bagikan
12. Episode 12


142.INT. KEDIAMAN LAKSONO-MALAM

Dara datang ke kediaman orang tua dan Kakeknya. Kebetulan Kakek dan Ayahnya sedang berada di ruang tamu.


DARA

Hentikan sekarang!


YUDHO

Ngomong apa sih kamu?


DARA

Hentikan semua permainan kotor kalian, saya muak.


YUDHO 

Jaga omongan kamu Dara.


Toro menatap cucunya dalam kemudian berdiri dari sofa.


TORO

(menghampiri Dara)

Kamu tiba-tiba datang kemari dan membuat keributan. Apa maksud kamu? katakan!


DARA

Kalian yang membocorkan berita Marcella kan?


YUDHO

Kamu ini kenapa sih? Apa urusannya berita Marcella sama kamu.


DARA

Kalian juga yang mengirimkan berita itu pada saya.


TORO

(menarik napas)

Kekek hanya ingin membantumu, perusahaanmu hampir bangkrut dan kamu tidak berbuat apa-apa bahkan setelah aku memberikan solusinya. Dara, apa yang sebenarnya kamu inginkan?


DARA

Apa benar kalian telah membuat Aji pergi ke Paris?


YUDHO

Astaga, soal lelaki itu lagi. Dia sudah tidak ada hubungan denganmu. 


DARA

Jawab pertanyaan saya Pa.


TORO

Dia pergi ke Paris karena dia tidak kompeten. Dia meninggalkanmu.


DARA

Jadi benar kalau kalian yang memisahkan kami.


YUDHO

Dia memang tidak seharusnya bersamamu. Dia sudah merusakmu Dara.


TORO

Kamu kira aku akan rela membiarkan cucuku bersama dengan orang yang telah merusaknya.


DARA

Kalian keterlaluan, kalian tahu bukan Aji yang merusak saya. Sejak remaja saya memang sudah rusak, jangan menyalahkan orang lain.


YUDHO

Kami susah payah membuatmu sehat kembali. Itu bukan hal yang mudah.


DARA

Ya, terima kasih untuk itu. Tapi mulai detik ini tolong jangan campuri kehidupan saya lagi dan asal Papa tahu, saya yang membocorkan rahasia Papa pada tante Titi. Selamat tinggal.


CUT TO:


143.INT.KANTOR MODE INDONESIA-SIANG

Aryo menemui Aji di ruangannya.


ARYO

Berita sudah mulai turun.


AJI

Baguslah, bagaimana nilai saham kita.


ARYO

Sebenarnya, saya ingin menginformasikan kalau nilai saham kita turun drastis.


AJI

(menghela napasnya dalam)

Apa yang harus saya lakukan?


CUT TO:


144.INT. KANTOR PAMERAN THE HOUR JAKARTA- SIANG


JODI

Suatu kehormatan Anda datang sendiri kesini.


DARA

(menyesap teh)

Saya ingin meminta bantuan Anda.


JODI

Ok, boleh saya tahu apa itu?


DARA

Proyek denim, berikan kuncinya.


JODI

(terheran)

Proyek Denim nilainya miliaran, saya tidak bisa memberikannya ke sembarang orang.


DARA

Itu bukan untuk saya, namun kalau Bapak memberikan kuncinya. Maka saya akan mengenalkan Bapak dengan salah satu pelukis Internasional. Mayura.


JODI

(tersenyum kagum)

Kamu tahu sekali bagaimana menyentuh saya.


Jodi kemudian memberikan syarat-syarat awal yang harus dipenuhi untuk memenangkan proyek denim ini.


JODI (CONT’D)

(menyampaikan sesuatu saat Dara ingin beranjak pergi)

Boleh saya tahu untuk siapa kamu memberikan kunci itu?


DARA

(tersenyum miring)

Rahasia.


CUT TO:

145.EXT. TAMAN JOGGING JAKARTA-PAGI

Sejak pagi buta Dara sudah nongkrong di taman jogging tempat biasa di berolahraga. Sambil membawa dokumen dia berlari kecil mengitari Taman tersebut. Mencari kesana kemari dia tidak menemukan adanya Bintang disana. Lalu tiba-tiba ada yang menarik pelan pakaiannya.


BINTANG

Tante nyari siapa?


DARA

Astaga Bintang, bikin kaget. Tante nyari kamu.


BINTANG

Ini Bintang disini, terus Tante mau ngapain?


DARA (V.O)

Anak ini nyebelin juga ya lama-lama.


DARA

(tersenyum palsu)

Bintang sama siapa kesini?


BINTANG

(menunjuk Aji) 

Sama Papa, tuh Papa lagi lari.


DARA

Oh, Tante titip boleh?


BINTANG

Titip apa?


DARA

Nih, kasih berkas ini ke Papanya Bintang. Bilang dari perempuan cantik gitu ya.


BINTANG

Kenapa nggak Tante sendiri yang kasih ke Papa.


DARA

(bingung)

Hmm, soalnya Tante buru-buru. Kebelet, jadi Bintang saja yang kasih. Dadah.


Dara langsung ngacir mengumpat dibalik sebuah pohon.


BINTANG

(menghampiri Aji)

Papa ini dari Tante.


AJI

Tante? Tante siapa?


BINTANG

Itu loh yang ada di tv waktu itu.


Aji langsung mengerutkan dahinya, dia tahu benar siapa itu. Menoleh kesana kemari, tidak tampak wajah Dara di penglihatannya.


Dengan cepat Aji membuka isi amplop yang ada di tangannya, dan dia terkejut melihat isi dokumen tersebut.


AJI (V.O)

Apa yang sebenarnya sedang kamu mainkan Dara?


CUT TO:


146.INT. RESTORAN MENTARI-MALAM

Lia datang ke Restoran lamanya untuk bertemu dengan teman-teman yang seperti keluarga keduanya itu.


ANGGIE

(berlari menghampiri Lia antusias)

MBA LIA.


LIA

(tersenyum)

Anggie, apa kabar?


ANGGIE

Ya ampun Mba, saya kangen sekali rasanya.


Nouval yang melihat kemudian menghampiri dan berjabat tangan dengan Lia.


LIA

Mantap Chef kita nih.


NOUVAL

Berkat Mba, saya belajar banyak di sini. Saya senang bisa melihat Mba lagi. Sering-sering mba main kesini.


LIA

Pasti, saya pasti akan sering main ke sini.


ANGGIE

Mba, mau makan apa? Oh iya, itu Mas yang biasa datang kan. Wah, kalian masih bersama ya. Duh duh.


LIA

Saya mau iga bakar saja sama dia mungkin soto betawi.


ANGGIE

Ok, siap. Ditunggu ya.


Lia kemudian duduk bersama dengan Tian.


TIAN

Ternyata tidak ada yang berubah.


LIA

Ya, saya harap juga tidak akan ada yang berubah.


TIAN

(meraih tangan Lia)

Tenang, saya tidak akan berubah kok.


LIA

(terkejut melepas tangannya)

Kegeeran. Saya mah bosan ketemu kamu.


TIAN

Yah, jangan dong. Saya kan pengen ketemu terus.


LIA

(memencet hidung Tian)

Heuh, dasar keras kepala.


CUT TO:


147.INT. KEDIAMAN DARA-MALAM


Dara sedang menghubungi seseorang.


DARA

Oh ok Pak. Kalau begitu saya kirim sampelnya segera. Kalau proyek ini berhasil saya yakin kita pasti akan bisa bekerja sama dengan baik. 


DARA(CONT’D)

Ya, pasar memang sedang kebanjiran pesanan seperti itu. Siap Pak, saya akan hubungi jika sudah selesai. Baik, terima kasih.


FX: Suara bel berbunyi.


Tepat setelah menutup ponselnya, seseorang menekan bel Rumah Dara. Dara yang penasaran langsung melangkah membukakan pintu.


AJI

Kenapa kamu memberikan ini?


DARA

Aku capek, aku hanya ingin membantumu. Puas? Sekarang pulanglah.



Dara ingin menutup pintu namun Aji menahannya.


AJI 

Jangan menolak lagi, aku tidak tahan.


DARA

Stop, menghilanglah dari hidupku.


AJI

Kamu akan menangis kalau itu terjadi.


DARA

Aku tidak mau berdebat, sekarang pergi.


AJI 

(menyilangkan kedua tangan)

Jadi ini rumah keluarga Laksmono yang megah itu.


DARA

(dengan wajah malas)

Aku tinggal sendiri, ini hanya rumahku.


AJI

Bagus, kalau begitu aku mau masuk.


Aji nyelonong masuk ke rumah Dara.


DARA

He, he. Apa-apaan kamu nyelonong masuk ke rumah orang


AJI

(melihat-lihat sekeliling)

Sangat berantakan, lihat makanan dan baju berserakan dimana-mana.


Aji kemudian membuka isi kulkas.


AJI (CONT’D)

Hanya ada telur dan susu ckckckck.


DARA

Aji jangan melewati batas, keluar!


AJI

(menyeringai)

Itu yang saya inginkan, melewati batas.


Aji lalu menggulung lengan panjangnya.


AJI (CONT’D)

Kamu pasti belum makan kan? Karena hanya ada telur dan susu, aku buatkan omelet ya.


DARA

Kamu tidak mau pergi?


AJI

Setelah kita makan malam, aku akan pergi.


DARA

Kalau begitu aku yang pergi.


Dara yang kesal melangkah keluar dari rumah, namun Aji langsung menghalanginya. 


AJI

(dengan serius)

Sekali ini saja, aku ingin makan malam denganmu. aku tidak akan meminta apapun setelah ini.


Menghela napasnya dalam, Dara akhirnya menuruti kemauan Aji. Mereka duduk bersama dan berhadapan satu sama lain.


AJI (CONT’D)

Terima kasih karena telah membantuku.


DARA

Kita impas.


AJI

(tersenyum)

Dulu kita sering seperti ini, makan malam bersama dengan makanan yang aku masak.


Dara hanya diam tanpa menjawab apapun.


AJI

Kamu ingat dulu kita selalu tertawa setiap menonton Warkop DKI. Film kesukaan kamu, dan kamu selalu senang membuatkan aku jus. Aku jadi kangen jus buatan ka…


DARA

(menyelak omongan Aji)

Kenapa kamu membahas masa lalu? Hubungan kita sudah berakhir.


AJI

Aku sudah pernah bilang kalau sampai kapanpun hubungan kita tidak akan pernah berakhir.


DARA

Keras kepala.


AJI

Terserah kamu mau ngomong apa tapi kenyataannya memang seperti itu. 


Dara mengabaikan ucapan Aji.


Aji kemudian membawa piring bekas makan mereka ke dapur.


AJI (CONT’D)

(kembali ke ruang tamu)

Kenapa kamu tidak tinggal bersama orang tuamu?


DARA

Aku hanya ingin hidup mandiri, tinggal sendiri lebih nyaman untukku. Aku tidak mau ada kesalahpahaman, Yola orang yang baik, tidak seharusnya kamu di sini


AJI

(tersenyum)

 Kalau seandainya aku tidak bersama Yola atau siapapun, apakah kamu mau kembali bersamaku?


DARA

(berdengus tak percaya)

Kamu masih berharap aku kembali?


AJI

Di mata kamu masih ada cinta untukku, kamu tidak akan membiarkan aku masuk kalau kamu tidak memiliki perasaan apapun padaku.


DARA

Kenapa laki-laki selalu saja memaksakan kehendaknya.


AJI

Karena kalian membuat kami tidak punya pilihan.


DARA

Banyak perempuan di dunia ini.


AJI

Tapi hanya kamu yang aku inginkan.


DARA

Bagaimana dengan Yola?


Sontak Aji terdiam seribu bahasa, itu seperti menamparnya halus.


AJI

Aku bisa berpisah darinya kalau kamu mau.


DARA

Bicaramu ngaco, aku tahu dia yang telah membantumu selama ini. Dan kamu ingin melepasnya, demi aku?


AJI

Kenapa tidak?


DARA

Jangan bermain-main dengan perasaan wanita. Kalian akan hancur.


AJI

(dengan wajah serius)

Aku serius Dara, aku akan memilihmu jika kamu menginginkannya.


DARA

Kenapa?


AJI

Nanti. Aku akan memberitahumu nanti.


DARA

(tersenyum tak percaya)

Pulanglah, sudah malam.


AJI

(mengangguk)

Pikirkan perkataanku baik-baik.


INSERT: Seseorang mengambil beberapa gambar Aji bersama Dara.


JUMP CUT TO:


148.INT. RUANG RAPAT KANTOR LADARA-PAGI


HUSEIN

(dengan perasaan lega)

Ternyata Tuhan membantu kita tanpa kita harus capek-capek mengurusnya.


KILA

Kita tinggal tunggu saja respon para pelanggan.


RATNO

Ini kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.


Dara hanya terdiam mengawasi keadaan.


DARA

Bagaimana nilai saham kita?


TIARA

Stabil, belum ada perubahan yang berarti.


DARA

(mengangguk)

Kalau begitu rapat kita selesai sampai di sini, tolong rekap semua data yang ada dan berikan kepada saya.


HUSEIN, RATNO, KILA

Baik.


CUT TO:


149.INT. KANTOR LAKSMO CORP-SORE

Sore itu Lia sedang berjalan ke ruangannya ditemani oleh Tian. Tiba-tiba saja Sekretaris Lia, Andin menghampirinya dengan wajah panik.


ANDIN

(panik)

Bu,


LIA

Kenapa wajah kamu panik begitu?


ANDIN

Ada polisi Bu datang kesini.


ZOOM IN: Wajah Lia terdiam seketika.


150.EXT. HALAMAN RUMAH DARA-MALAM

Dara baru pulang dari tempat kerja, dirinya sama sekali tidak sadar kalau ada yang mengikutinya sejak dari kantor tadi. Dia baru sadar ketika keluar dari mobilnya. Tiba-tiba seseorang melangkah cepat mendekatinya dan mencoba untuk membuatnya pingsan.


Dara yang terkejut tidak tinggal diam, dia melawan lelaki tersebut dengan sekuat tenaga. Mereka sempat saling tarik menarik dan Dara berusaha membuka penutup wajah lelaki di hadapannya itu sampai akhirnya dia mendorong lelaki itu menjauh.


DARA

(tersengal-sengal)

Siapa Anda?


Lelaki itu tersenyum tanpa berkata apa-apa. Dia berlari menarik rambut Dara dan membantingnya pada pintu. Pria itu terlihat begitu emosi, benturan tersebut cukup keras sampai membuat Dara sulit bergerak. Hidung dan jidatnya berdarah.


INSERT: Aji datang tanpa diduga-duga.


AJI

(teriak)

Hei.


Penjahat tersebut lari saat melihat ada Aji di sana, Aji berusaha mengejar namun pria itu kabur begitu saja.


AJI

(mengangkat kepala Dara)

Kamu nggak apa-apa.


DARA

(menggeleng)

Bawa saya masuk.


AJI

Ok ok.


Aji terlihat begitu khawatir, dia langsung menyiapkan air dingin dan kain untuk mengompres luka Dara. 


AJI

(mengusap dahi Dara)

Tidurlah, kamu pasti lelah.


Dara tidak bisa berkata apa-apa, kepalanya sakit. Yang dia butuhkan memang istirahat.


CUT TO:


151.INT. KEDIAMAN LAKSOMONO-PAGI

Toro berdiri membelakangi Lia yang telah memberikan laporan aneh.

TORO

Kamu yakin mereka polisi?


LIA

Iya, mereka memperlihatkan surat dan keanggotaan mereka.


TORO

Kenapa mereka tiba-tiba melakukan ini.


LIA

Sepertinya ini ada hubungannya dengan kecelakaan itu.


TORO

Urusan itu telah selesai, lagipula kalau dia ingin membuka kasus itu kembali. Harusnya dia menemui aku, bukan kamu. 


INSERT: Roy masuk menghampiri Toro dan membisikkannya sesuatu.


TORO

(marah)

PANGGIL MEREKA SEMUA!


JUMP CUT TO:


152.INT. KEDIAMAN LAKSMONO-PAGI

Lia berjalan cepat keluar rumah.


TIAN

(mengikutinya)

Apa yang terjadi?


LIA

(mencoba menghubungi Dara)

Ada yang menyerang Dara semalam.


LIA (CONT’D)

(sedikit cemas)

Halo.


INTERCUT WITH:


AJI

Halo.


LIA

Gimana Dara?


AJI

Dia baik-baik saja. Lagi tidur.


LIA

Syukurlah.


AJI

Kalian pasti panik.


LIA

Ji, gue mau ngomong. Gue kesana sekarang.


CUT TO:


153.INT. RUANG RAPAT LAKSMONO CORP-PAGI

Semua orang telah berkumpul sesuai permintaan Toro, dari raut wajahnya sudah terlihat jelas kalau dia sangat marah.


TORO

(marah)

Siapa di antara kalian yang berani mempermainkan cucuku?


WOWIEK

Maaf Pak Toro, saya tidak mengerti maksud Bapak. Mana mungkin kami berani mempermainkan cucu Pak Toro.


TORO

(menghela napas)

Ada yang menyerangnya semalam.


DODI

(dengan wajah mencurigakan)

Kami tidak mungkin berani mengusik keluarga Bapak. Tapi siapa kira-kira yang melakukannya?


TORO

Polisi juga datang dan mencoba membuka kejadian 10 tahun lalu.


SYARIF

Sepuluh tahun lalu?


BUDI

Masalah kecelakaan mobil itu? Kenapa tiba-tiba ada yang ingin mengungkitnya lagi?


YUDHO

Kita tidak tahu siapa dalang dibalik ini semua.


TORO

Jika ada hal mencurigakan yang kalian lakukan, kalian tidak akan lepas dari tanganku.


Mereka semua menelan ludah ngeri, tidak ada yang meragukan kekejaman dan kekejian Toro. Semua orang tahu siapa dia, sekali mencari gara-gara maka akan terus dikejar.


Toro dan Yudho lalu masuk ke dalam mobil setelah melakukan rapat.


TORO

(dengan wajah serius)

Bagaimana keadaan Dara?


YUDHO

Saya belum menemuinya, di sana ada Lia dan…


TORO

(curiga)

Siapa?


YUDHO

Aji, ternyata dia yang menyelamatkan Dara semalam.


TORO

Kenapa mereka bisa berhubungan kembali? Bukankah Aji sudah bertunangan?


YUDHO

Saya juga baru tahu kemarin, kalau Yola ternyata sedang berada di London.


TORO

(berdengus kesal)

Sepertinya aku harus ikut turun tangan, kalian terlalu lembek pada anak-anak kalian.


CUT TO:


154.INT. RUMAH DARA-SIANG

Lia datang dengan membawa berbagai makanan, ada roti nasi dan iga bakar.


LIA

(memberikan semua makanan)

Nih makan, lo pasti lapar kan?


AJI

Makasih, Daranya masih tidur.


LIA

Kenapa dia bisa tiba-tiba diserang?


AJI

Gue juga nggak tahu, kebetulan gue mau ketemu sama dia malam itu. Laki-laki itu memakai topi dan jaket hitam, gue nggak jelas lihatnya.


TIAN

(tiba-tiba melangkah mendekati Lia)

Apa ini ada hubungannya dengan polisi kemarin?


AJI

(bingung)

Polisi?


LIA

Polisi datang ke kantor gue kemarin dan gue sampai saat ini masih mencari tahu apa yang mereka inginkan.


AJI

Kenapa semuanya jadi kebetulan sekali.


AJI

(menatap Tian dan tersadar akan sesuatu)

Lo Tian kan? Kok lo bisa?


LIA

Dia asisten pribadi gue sekarang. Kakek memang terkadang menyebalkan.


Aji menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum. Dia mengerti sekarang. Tak lama berselang, Dara keluar dari kamarnya dan berjalan cepat menuju dapur.


LIA

Lo nggak apa-apa? Nggak gegar otak kan?



DARA

(mengambil minum dengan cepat)

Gue harus tahu kenapa dia nyerang gue.



LIA

Kakek dan Pakde sudah mulai bertindak. Sebentar lagi pasti akan terungkap.



TIAN

Sepertinya mereka akan segera kemari, alangkah baiknya jika Pak Aji…


Tian melirik Aji perlahan.



AJI

(langsung mengerti)

Gue pergi dulu kalau begitu, nanti gue balik lagi.



Dara hanya mengangguk dengan tatapan datar. Aji tidak boleh lama-lama bersamanya.


CUT TO:


155.INT. RUMAH FARID-MALAM

Farid bersama teman-temannya sedang pesta minuman dan obat-obatan terlarang. Mereka semua teler tak sadarkan diri.


FARID

(teler)

Nikmat, asek banget. 


RAFAEL

Udah lama nggak.


COKI

(teler)

Iye, gile bener. Indah dunia ini.


Herni dari pojok sana hanya mengamati sambil meminum gelas alkoholnya. 

SFX: Suara ketukan pintu berbunyi.


Herni yang merasa aneh kemudian berjalan membukakan pintu rumah tersebut. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat ternyata polisi sudah mengepung rumah tersebut.


POLISI

(menyodorkan surat perintah)

Selamat malam, kami dari kepolisian Jakarta Selatan ingin meminta kerjasamanya untuk penyidikan kami. Kami boleh masuk?


Herni mulai panik dan gagap, dia langsung mengambil langkah seribu namun sayang Polisi dengan mudah menangkapnya.




CONTINUE:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar