Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Our Bad Memory
Suka
Favorit
Bagikan
16. Episode 16

186.INT. DI DALAM MOBIL-SORE

Dara mengendarai mobilnya cepat, dia begitu gugup dan takut. Dia tidak mau lagi kehilangan anaknya. Wajahnya terlihat panik dan pucat.


JUMP CUT TO:


187.INT. BANDARA INTERNATIONAL SOEKARNO-HATTTA-MALAM

Berkeliling semua sudut, mata Dara terus mencari dimana keberadaan Bintang. Hatinya berdetak begitu kencang, rasa takut menyeruak menyelimutinya. Terus melangkahkan kakinya, dia sama sekali tidak menemukan wajah sang anak. Saat itu juga Dara tersadar bahwa dia tidak bisa melakukannya sendiri.


Menabrak seseorang sangking kalutnya, Dara tidak sadar kalau orang yang ada di depannya adalah Wisnu.


WISNU

(mengangkat bahu Dara)

Dara, tegakkan badan kamu. Kamu harus kuat.


DARA

(dengan mata berkaca-kaca)

Kakak?


WISNU

Ayo kita cari bersama.


Dara menatap Kakaknya terharu dan mereka langsung berpencar mencari. Keduanya terus meneriaki nama Bintang namun dia tidak juga ditemukan. Dara sudah lemas, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. 


Wisnu tiba-tiba melihat dua orang laki-laki yang duduk menutupi wajahnya dengan topi bersama anak kecil yang terlihat tertidur. Dia curiga, perlahan melangkah mendekati orang tersebut sepertinya sadar. Dia menggendong anak itu dan pergi. 


Wisnu tidak percaya begitu saja, dia mengikuti kemana arah kedua orang itu pergi. Lama kelamaan, kedua orang mencurigakan tersebut mempercepat langkahnya membuat Wisnu mau tidak mau juga mengikuti. Saat mereka mulai menjauh, Wisnu menabrak koper besar seorang penumpang yang membuatnya menjadi kehilangan jejak mereka.


Dara kemudian berlari menghampiri.


DARA

Saya nggak lihat sama sekali ada Bintang.


WISNU

(mencari sesuatu)

Ikut Kakak.


Mereka lalu berlari menuju tempat dimana dua orang tadi menghilang.


DARA

Ada apa kak?


WISNU 

Tadi Kakak melihat dua orang laki-laki membawa seorang anak perempuan yang tertidur. Kakak yakin itu Bintang.


Seketika mata dara berkaca-kaca.


DARA

Dimana mereka? (menoleh kesana kemari)


WISNU

Kakak kehilangan jejaknya.

 

Mereka lalu berpencar kembali. Penglihatan Dara teralih pada seorang yang agak jauh di depannya menabrak seorang Pria. Pria yang ditabrak tidak bicara banyak dan hanya mengangguk. Dia mengenakan kacamata dan pakaian hitam. Itu membuat Dara curiga.  


Dara mengikuti Pria itu diam-diam, perlahan kakinya melaju dengan hati-hati. Namun sepertinya laki-laki itu tahu sedang diikuti. Dia mempercepat langkah kakinya dan perlahan berlari. Kecurigaan Dara semakin kuat, dia langsung berlari mengikuti Pria itu.


DARA

(kehilangan jejak)

Sial.


Pemberitahuan Bandara (V.O)

Kepada seluruh penumpang, pintu penerbang menuju Filipina dengan nomor penerbangan A51 sudah dibuka. Kepada seluruh penumpang diharap memasuki pesawat.


Dara yang mendengar hal tersebut langsung menoleh, benar saja orang yang tadi masuk perlahan melewati penjaga. Dara mengamati pria tersebut, ternyata tidak jauh di depannya ada seorang laki-laki lain yang menggendong seorang anak. Matanya terbelalak saat sadar itu adalah Bintang.


Dengan cepat dia berlari, hatinya begitu tak karuan. Tentu saja Dara dicegat oleh petugas Bandara.


PETUGAS

Bu, mau kemana? Tiket dan passport?


DARA

(kesal dan panik)

Anak saya, anak saya di sana Mas. Diculik.


PETUGAS

(bingung)

Yang mana Bu? Ibu tidak bisa sembarangan bicara, dan saya tidak bisa membiarkan ibu masuk begitu saja.


DARA

(menyisir rambutnya kesal)

Ck.


Burg…

Tiba-tiba Petugas tersebut dipukul oleh Wisnu.


WISNU

Cepat Dar.


Dar mengangguk dan langsung berlari, dia mengejar jangan sampai mereka terbang. Karena akan sulit melacak sang anak jika sudah di Luar Negeri.


Sampai di dalam pesawat, Dara melihat satu persatu penumpang yang duduk. Dia berharap sekali ada Bintang di sana, namun seiring langkahnya berlalu wajah Bintang tidak juga terlihat. Terus melangkah, dirinya sudah sampai di ujung sudut pesawat.


DARA (V.O)

(bingung)

Apa dia salah? Apa mereka tidak di sini?


Suara anak kecil lalu membuatnya menoleh.


BINTANG

(mulutnya ditutupi oleh para pria tersebut)

Hmm…. Hmm.


Dara langsung berbalik dan mencari sumber suara itu. Kecurigaannya sepertinya benar, perlahan dia melangkah dan tiba-tiba saja matanya melihat dua orang yang sama yang tadi dia ikuti hanya saja mereka memakai jaket.


DARA

Permisi,


BINTANG

(teriak)

TOLONG!


Mata Dara terbuka lebar, dia melihat Bintang yang ditutupi oleh jaket besar, dengan cepat tangan Dara meriah bocah itu. Belum sampai menyentuh, salah satu pria di sampingnya menahan tangan Dara. Ya, tentu saja ini tidak akan mudah.


Dara tidak mau berhenti, dia melawan dan mencoba menolong anaknya. Namun dua orang seketika berdiri dan membuat dirinya naik pitam. Dengan wajah marah, Dara berusaha mendapatkan anaknya tapi apa daya dia ditampar keras hingga terjatuh oleh dua preman itu.


PREMAN 1

Jangan membuat kami melakukan kekerasan Nona.


DARA

Saya pastikan kalian akan membusuk di Penjara.


Dara bangun dan memukul pria itu lemah. Pria itu hanya tergelitik dan tersenyum menatap Dara sinis.


PREMAN 2

Anda memang butuh untuk diberi pelajaran.


Brag…


Tubuh Dara dilempar membentur kursi pesawat. Di dalam Pesawat itu kebetulan tidak banyak penumpang. Apalagi mereka berada di kelas satu. Para pramugari pun tidak ada yang berani mendekat. Bintang menangis melihat kejadian itu.


Wajahnya memar dan hidungnya berdarah. Kepalanya pusing dan tubuh sakit semua. Dia kemudian menatap dua preman itu lemah, mencoba berdiri preman pertama menendang perut Dara.


Brug…


Karena menangis Preman kedua menghampiri Bintang dan menutup mulut dengan lakban.


DARA

(suara lemah)

Jangan sentuh anak saya.


Kembali dia mencoba mengambil anaknya, Dara menarik jaket preman kedua tersebut dan menjambak rambutnya kencang.


PREMAN 2

Argh, wanita sialan.


Preman satu yang melihatnya tak tinggal diam, dia menarik Dara dan mencekiknya habis.


PREMAN 1

(sembari mencekik)

Masih berani juga lo ngelawan.


Semua orang sontak berteriak ketakutan dan berlarian keluar pesawat. Wajah Dara memerah, dia hampir tidak bisa bernapas. Cengkraman lelaki itu begitu kuat. Lama kelamaan dia mulai lemas, matanya sudah ingin menutup. Yang dia ingat hanya suara tangisan Bintang yang mungkin akan menjadi suara terakhir yang dia dengar.


Tak lama berselang suara pukulan keras terdengar membuat Preman itu melepaskan cengkramannya dan menjatuhkan Dara.


DARA

(Dara terbatuk)

Uhuk…uhuk.


Dilihatnya Aji datang bersama Farid. Mereka di hadapannya berdiri tegap melawan preman tersebut. 


AJI

(menoleh ke belakang)

Bawa Bintang pergi.


Dara mengangguk dan dengan sisa tenaganya menggendong Bintang membawanya keluar.  


Sampai di luar, sungguh pemandangan luar biasa yang ia lihat. Kakeknya telah mengepung tempat tersebut dengan membawa begitu banyak algojo. Dan yang lebih parah lagi, ibunya menjadi sandra.

 

DARA

(terkejut)

Mama,


Regina hanya tersenyum getir, wajahnya basah karena menangis.


WISNU

(mengepal tangannya kuat)

Sialan.


TORO

Serahkan Bintang dan Mamamu akan selamat.


DARA

Tidak bisa, Kakek sudah melewati batas. Saya tidak akan menyerahkan siapapun.


TORO

(menyeringai)

Kamu keras kepala.


Dengan satu gerakan kepala, anak buah Toro maju.


DARA

(marah)

Mau ngapain kalian? Lepasin tangan anak saya.


Dengan mudah mereka mengambil Bintang.


DARA

(gemetar menahan kesal)

Apa yang Kakek inginkan? Tidak puaskan Kakek membuat saya menderita (teriaknya). 
Saya lebih baik mati daripada kehilangan Bintang, kalau itu yang Kakek inginkan silahkan bunuh saja saya.


TORO

Dara, kamu bisa memiliki banyak anak lain seperti Bintang. Dia adalah anak haram.


Dara melirik pistol yang ada di tangan anak buah sang Kakek. Dia dengan cepat merampas senjata itu dan menodongkan di kepalanya.


REGINA

(menangis)

Dara jangan,


DARA

Kalau Kakek ingin mengambil Bintang, siapkan diri Kakek.


TORO

(tersenyum)

Kamu kira Kakek takut?


Toro menarik Bintang.


TORO

Anak ini biang kerok, seharusnya kamu tidak melahirkannya. Seharusnya kamu tidak berhubungan dengan Aji.
(sambil menangis) Kamu cucu kesayanganku, kamu tidak seharusnya melihat dan mengalami hal buruk.


Salah satu orang kepercayaan Toro lalu mengarahkah pistolnya pada Bintang. Dara yang melihatnya terbelalak.


Saat tahu tembakan dilepas. Dara berlari untuk menyelamatkan anaknya. Semua orang terkejut dan ketakutan. 


Dar…


Aji yang baru keluar dan melihat kejadian itu kaget bukan main. Dara ternyata terkena tembakan di bagian perut. Regina, Aji dan Farid segera berlari sedangkan Toro mundur, dirinya terhentak seketika.

Bintang diam ketakutan, dirinya gemetar dan untungnya Tian yang ada di sana menggendongnya dan membawanya pergi. Aji sempat melihat dan meminta Tian untuk menjaga anaknya dengan gerakan bibir.


AJI

(berlari menghampiri Dara)

Dar, sadar. Jangan pingsan Dar.


DARA

(terbata-bata)

Bin…tang.


REGINA

(menangis)

Dara…


AJI

Bintang aman, dia tidak terluka.


Dara tersenyum sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.


CONTINUE:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar