Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Our Bad Memory
Suka
Favorit
Bagikan
9. Episode 9

EPISODE 9


99.INT. RUMAH FARID-MALAM.

Setelah mendapatkan uang dalam jumlah besar, Farid pesta minuman keras dan narkoba bersama teman-temannya. Dia memuaskan dirinya hingga teler. 


HERNI

Mau nambah lagi nggak?


COKI

Boleh banget.


FARID

Udah cukup, jangan kelewatan lo. Mampus lo ntar.


COKI

Dikit doang.


FARID

(menoleh pada Rafael)

Mana cewe yang lo bawa?


RAFAEL

Tuh di depan.


FARID

Suruh masuk, suruh masuk semua.


Masuklah beberapa wanita berpakaian mini yang siap menemani mereka.


RAFAEL

Lagi banyak duit lo manggil cewek sebanyak ini?


FARID

(dalam keadaan mabuk)

Uang gue emang lagi banyak, haha puas-puasin kita.


RAFAEL

(tertawa)

Siap Bos.


Farid menyandarkan tubuhnya pada sofa dalam keadaan setengah sadar.

Di luar rumah, mereka semua tidak sadar kalau ada orang yang mengintai dan mengambil foto mereka diam-diam, jendela terbuka dan semua terlihat jelas.


CUT TO:


100.INT. RUMAH DARA-PAGI

Termenung di ruang tamu, sejak semalam Dara tidak bisa tidur. Kenyataan bahwa Bintang adalah anak dari Aji membuat dirinya terhentak hebat. Beribu pertanyaan muncul di kepalanya, sejak kapan Aji memiliki seorang anak? Dan umur anak itu?


Hatinya mengatakan sesuatu, perasaannya campur aduk tapi Dara harus memastikan semuanya terlebih dahulu.


CUT TO:


101.INT. KANTOR LADARA-SIANG

Farah terkejut dengan membaca berita media online yang mengabarkan tentang Marcella Anisa yang datang ke oscar menggunakan gaun rancangan Mode Indonesia dimana Rianti dan Bagas tercantum sebagai perancangnya.


Farah langsung meraih ponselnya dan menghubungi Dara.


FARAH

Bu,


INTERCUT WITH:


DARA

(memakai pakaiannya)

Saya sudah baca, hari ini saya tidak masuk. Tolong kamu urus semua kerjaan saya.


FARAH

Baik Bu.


DARA

Beri tahu saya jika terjadi sesuatu.


FARAH

Ok.


CUT TO:


102.INT. KANTOR MODE INDONESIA-SIANG

Semua bertepuk tangan atas kerja keras yang mereka lakukan, Aji merangkul Yola dengan bahagianya. Berita tersebut berasal dari media yang dimiliki oleh orang tua Yola. Gaun yang dipakai Marcella juga terlihat begitu cantik dan mewah.


YOLA

Selamat ya, kamu berhasil.


AJI

Terima kasih, karena kamu dan bantuan darimu aku bisa seperti sekarang.


Aji mendekatkan bibirnya ingin mencium Yola, tapi tiba-tiba.


SYARIF

(bersma Irfan)

Pak Aji, selamat ya. Saya bangga sekali Pak Aji bisa membanggakan nama Indonesia.


AJI

(Sontak menjauh dari Yola)

Bukan saya, tapi Mba Marcella yang buat kita semua bangga.


IRFAN

(tersenyum lebar menepuk pundak Aji)

Kerja kerasmu terbayar, Papa bangga.


SYARIF

Kalian sungguh kompak ya.


AJI

Bukankah itu yang disebut keluarga?


Semua orang tertawa kecil mendengar omongan Aji.


IRFAN

Pak Syarif, kita lanjut?


SYARIF

Oh ya, mari.


Aji mengangguk dan membiarkan keduanya pergi.

CUT TO:


103.INT. KANTOR LAKSMO CORP-SORE

Rapat mendadak langsung diadakan setelah berita soal rancangan Mode Indonesia akan tampil di Oscar. Toro terlihat marah dan kesal sedangkan Yudho terdiam menahan kecewa. Dara menghela napasnya sedikit gugup.


TORO

(menghampiri Dara)

Apa yang terjadi?


DARA

Saya tidak tahu.


TORO

Kamu tidak tahu kalau Marcella meminta Mode Indonesia merancang gaunnya?


DARA

Saya tidak tahu kek, mereka seperti sengaja merahasiakan ini.


TORO

Kamu jangan jadi orang bodoh, jelas mereka akan merahasiakan itu semua. Tapi kamu punya orang-orang di sekitarmu. Jangan bodoh untuk tidak memanfaatkan mereka.


YUDHO

Mereka itu licik Pa, mereka pasti melakukan sesuatu untuk membuat Marcella memakain rancangan mereka.


TORO

Diam kamu Yudho.


DARA

Maafkan saya Kek.


TORO

Kamu perancang, harusnya kamu tahu apa arti Oscar bagi para perancang. Dan kamu melewatkan kesempatan ini.


DARA

Saya tahu Kek, saya juga terkejut. Kali ini mereka telah mengalahkan saya.


TORO

Sepertinya aku terlalu memanjakanmu. Apa perlu aku membeli sahammu?


YUDHO

Pa, ini kan bukan salah Dara. Dia juga tidak tahu, dan Marcella sendiri yang datang meminta rancangan dari Mode Indonesia entah apa yang ada di pikirannya. Tapi Papa tidak bisa menghukum Dara begitu saja.


DARA

Kek, saya akan cari cara lain untuk unggul dari mereka. Kasih kesempatan, saya tidak akan menjual saham saya. Perusahaan saya akan jadi milik saya.


Terdiam mendengar jawaban sang cucu, Toro membersihkan tenggorokan dan perlahan melangkah pergi dari sana. Dara dan Yudho sontak mendesah lega.


YUDHO

Untung Kakeknya tidak marah. Kamu tahu bagaimana dia kan?


Dara dengan wajah dingin duduk di hadapan sang Ayah. Wajahnya benar-benar dingin bahkan ketika menuangkan teh ke dalam cangkir.


DARA

(meminum teh hangatnya)

Apa Ayah tahu kalau Aji sudah memiliki anak?


YUDHO

(terlihat terkejut)

Aji punya anak? Nggak… Ayah nggak tahu. Kamu bertemu dengan dia?


DARA

(curiga melihat Ayahnya yang gugup)

Anaknya seumuran dengan anakku.


YUDHO

(menelan ludah gugup)

Dar, anakmu sudah meninggal jadi nggak mungkin…


DARA

(marah)

Makanya saya tanya sama Papa, aneh kalau dia punya anak seumuran itu.


YUDHO

Kamu tenang dulu, itu bukan anakmu. Anakmu sudah tiada sayang, kamu melihatnya sendiri dengan kedua matamu.


Dara menitikan air mata tanpa mau melihat wajah sang Ayah.


YUDHO

Hei, kamu nggak boleh begini Dar. Papa tahu ini sulit, tapi kamu harus menerima kenyataan yang ada. Kamu harus ikhlas, dan Papa minta kamu jangan lagi berhubungan dengan mereka. Mereka semua itu hanya menjerumuskan kamu, kamu lihat sendiri bahwa Aji ternyata memiliki anak saat masih berhubungan dengan kamu.


Mendengarnya Dara seketika melepaskan rangkulan tangan Ayahnya lalu menatapnya tajam.


DARA

Papa nggak perlu menjelekkan mereka di depan saya. Saya dulu juga salah satu dari mereka.


Dara meraih tasnya dan langsung pergi dari sana.


CUT TO


104.INT. DI DALAM MOBIL-MALAM.


JUKI

Kita langsung pulang Non?


DARA

(menatap Juki tajam, terlihat dari pantulan spion)

Ke Club biasa.


CUT TO:


105.EXT. DEPAN RESTORAN MENTARI-MALAM.

Lia terkejut melihat Toro berada di depannya tersenyum ramah.


LIA

Kakek?


TORO

(tersenyum manis)

Apa kabar?

JUMP CUT TO:


106.INT. RESTORAN MENTARI-MALAM.

Lia dan Toro duduk berhadapan.


LIA

Aku senang banget Kakek main ke sini.


TORO

Kakek kangen tahu sama kamu. Sibuk sekali mengurus Restoran ini, apa Restoran ini lebih berharga dari Kakekmu, Hah?


LIA

(tertawa geli)

Hahah, Kakek bisa saja. Kakek adalah yang paling penting. Hem.


TORO

(berubah serius)

Kakek ingin kamu kembali ke Perusahaan, kedua orang tua kamu benar-benar membuat Kakek pusing.


LIA

Kakek, kenapa bahas ini lagi?


TORO

Nggak Wisnu, Kamu, Dara kenapa sih kalian nggak ada yang tertarik? Lalu siapa yang akan menggantikan Kakek?


LIA

Ada Pa’de Yudho kan atau Mama, Kakek tinggal pilih di antara mereka. 


TORO

Mereka adalah pegawai yang baik, tapi mereka tidak bisa menjadi pimpinan tinggi. Aku memilihmu karena kamu yang terbaik, Kakek tahu siapa kamu Lia.


LIA

(menghela napas)

Maaf kek, tapi aku tidak mau.


TORO

Bagaimana kalau aku memaksa?


Lia terdiam mendengar ucapan sang Kakek, dia tahu kalau tidak ada yang bisa membantah Kakeknya.


LIA

(tersenyum getir)

Aku akan pergi.


CUT TO:




107.INT. BUTTERFLY CLUB-MALAM

Dara yang masuk langsung melihat Farid sedang berpesta minuman keras. Dara sontak menghampiri dan menarik minuman dari tangan Farid.


DARA

(meminum minuman bekas Farid)

Gue mau ngomong.


Farid tersenyum miring, mereka lalu pergi ke tempat yang tidak terlalu bising.


FARID

Ada hal penting apa sampai lo nyamperin gue kesini?


DARA

Sejak kapan Aji memiliki anak?


FARID

(terkejut bingung)

Anak? Oh, maksud lo Bintang? Gue denger-denger dia itu anak luar nikahnya Pak Irfan. 


DARA

Anak Pak Irfan? Tapi dia manggil Aji Papa.


FARID

Kalau itu gue nggak tahu deh, kenapa? Lo pikir dia anak lo? Gue pasti tahu kalau dia anak kalian.


DARA

(terdiam beberapa saat)

Diem lo.


FARID

Eh, jangkrik dong.


DARA

Jangkrak, jangkrik. Kemarin kan baru gue kasih.


FARID

Abis.


DARA

Lo make mulu ya, gila lo. Nggak ada kapoknya.


FARID

Kalau nggak mau ngasih nggak usah ceramah.


DARA

(meraih tasnya)

Gue balik.


FARID

Ya elah, masa gini doang. Udahan nih.


Tanpa menggubris lagi Dara pergi dari tempat itu dipandangi oleh Farid dengan penuh kecurigaan.


CUT TO:


108.INT. KANTOR BERITA RAKYAT-PAGI

Pagi itu seperti biasa Yola datang diikuti oleh sekertarisnya, dia melangkah menyusuri tempat percetakan koran yang sekarang sudah hampir hilang termakan zaman.


RENDI

Ibu akan ada rapat jam 2 siang bersama para pemegang saham.


YOLA

(mengangguk lalu menghampiri salah satu karyawan)

Kapan Pak, kira-kira selesainya?


BARKAH

Perkiraan saya tiga hari selesai.


YOLA

Ok, kalau begitu saya percayakan sama Pak Barkah. Kalau ada apa-apa jangan sungkan ngomong sama saya ya Pak.


BARKAH

Baik bu.


Yola kemudian meneruskan langkahnya.


YOLA

(melirik ke samping)

Papa dimana?


RENDI

Bapak ada di ruangannya Bu.


Yola kemudian berjalan menuju ruangan Ayahnya.


YOLA

(membuka pintu ruangan)

Boleh aku masuk?


ARI

Silahkan, Papa kebetulan mau ngomong sama kamu.


YOLA

Terima kasih telah membantu Aji.


ARI

Demi kamu Papa rela minta tolong sama semua kenalan Papa.


FLASHBACK ON :


ARI

(bicara di ponsel)

Mas Har, apa kabar?


INTERCUT WITH:


HARDI

Baik, baik. Ada apa nih kamu nelpon saya. Biasanya kalau begini ada yang mau diomongin.


ARI

Hahaha, tahu aja. Ini loh mas masalah pajak.


HARDI

Mode Indonesia? Sudah saya duga kamu akan menghubungi saya.


ARI

Ya begitulah, jadi bagaimana?


HARDI

Akan saya urus, tapi tidak gratis.


ARI

Apa Mas? Bilang saja.


HARDI

Saya muak sama berita pencucian uang, kamu ganti berita itu dengan yang lebih heboh dan menarik. Artis pacaran, selingkuh, cerai. Pokoknya berita tentang pencucian uang harus turun.


ARI

Itu masalah gampang Mas, nanti saya ganti semua.


FLASHBACK OFF:


ARI

Kamu beruntung punya Papa yang memiliki banyak koneksi.


YOLA

(memeluk Ayahnya dari belakang)

Aku memang sangat beruntung.


Yola lalu mencium pipi Ayahnya.


YOLA (CONT’D)

Apa yang ingin Papa sampaikan?


ARI

Papa ingin kamu ke Inggris untuk menjalankan proyek kita di sana.


YOLA

Proyek?


ARI

Ya, kita akan bekerja sama dengan beberapa media lokal untuk mulai merambah ke Industri Broadcasting.


YOLA

Maksud Papa, Papa ingin membuat saluran TV sendiri?


ARI

Kenapa tidak.


Yola senang namun juga ragu mendengarnya, itu berarti dia harus berpisah dari Aji.


CUT TO:


109.EXT. DI DEPAN KEDIAMAN COKROATMOJO-PAGI

Farid menyalakan rokoknya sambil menunggu sesuatu, dia sejak pagi buta sudah menunggu di sana.


INSERT: Bintang dan Ani keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.


Farid mengikuti mobil mereka hingga berhenti di sebuah Taman Kanak-Kanak. Bintang keluar dan masuk ke dalam sekolah tersebut.


Di saat Ani lengah, Farid mulai mendekati Bintang.


FARID

Halo.


BINTANG

Halo Om.


FARID

Nama kamu siapa? Kenalin nama Om Farid, Om temannya Papa kamu. Papa Aji.


BINTANG

(bingung)

Hmm? Papa nggak pernah cerita soal Om.


FARID

Masa? Ya, Om teman lama Papa kamu. Mungkin juga dia lupa.


Bintang hanya diam tidak menjawab, kemudian Farid mengusap rambut Bintang lembut.


ANI

BINTANG!


BINTANG

Aku di sini.


Farid yang panik tanpa basa-basi mencabut sehelai rambut Bintang.


BINTANG

(kesakitan)

Au.


Farid langsung berlari dan Ani juga melakukan hal yang sama. Dari kejauhan dia melihat sosok laki-laki yang tidak dikenal namun saat mendekati Bintang pria itu malah kabur.


ANI

(bertanya pada Bintang)

Kamu nggak apa-apa?


BINTANG

(mengangguk)

Iya.


Di tempat lain Farid tersenyum melihat helaian rambut Bintang, dia langsung menaruhnya ke dalam wadah plastik.


JUMP CUT TO:


110.INT. KANTIN MODE INDONESIA-SIANG.


AJI

Kenapa? Lo butuh uang lagi?


FARID

(terkekeh)

Gue cuma mau ngucapin selamat atas kesuksesan lo. Nggak main-main langsung Oscar, undangannya mahal banget coy.


AJI

(tersenyum)

Yah, gue juga nggak nyangka akan dapat proyek sebesar ini.


FARID

Gue senang banget mendengar teman gue senang.


AJI

(terheran mendengarnya)

Tumben.


FARID

Ya elah kita teman kali.


Aji yang tersentuh lalu membuka dompetnya dan memberikan Farid beberapa lembar uang.


AJI

Nih, buat jajan.


Tangan Farid menaik ingin mengambil uang tersebut


AJI (CONT’D)

(menarik tangannya)

Jangan lo beli barang haram itu ya.


FARID

Iye.


Dia mengambil uang tersebut kemudian beranjak pergi, namun tidak lupa dia mencabut rambut Aji beberapa helai.


AJI

Au, apaan sih lo?


FARID

Maaf, nggak sengaja.


Dengan senyum lebar dia melenggang keluar tanpa dicurigai sedikitpun.


JUMP CUT TO:

111.INT. LABORATORIUM ENJI-SORE

Farid langsung memberikan barang yang ia miliki, ia penasaran sekali.


RATNO

Ini biasanya tiga hari baru bisa diambil, nanti Mas tinggal ke bagian Administrasi saja.


FARID

Ok, berarti tiga hari ya Pak. Kalau begitu saya permisi.


Farid langsung pergi dari sana.

CUT TO:


112.INT. LIVING HOME GROUP-SIANG

Dara datang ke kantor Living Home untuk menandatangani beberapa dokumen terkait perjanjian dagang mereka.


ANTON

(mengulurukan tangan)

Kalau begitu kita sepakat.


DARA

(menjabat tangan Anton)

Semoga kerja samanya lancar.


ANTON

(tersenyum)

Kami sudah menyiapkan hidangan untuk Bapak dan Ibu, silahkan dicicipi.


Mereka kemudian melangkah keluar, tidak sengaja tv yang ada di ruang tunggu menayangkan berita Marcella berada di Oscar dengan gaun yang begitu mempesona. Dara berhenti seketika.


AJI

(datang menghampiri)

Terpesona melihat karya saya?


DARA

(memutar bola matanya)

Saya hanya penasaran, lagipula itu bukan karyamu.


AJI

(menaikkan kedua alis)

Benar juga, mau makan siang bersama?


Dara memicingkan matanya, namun ada sesuatu yang ingin ia ketahui.


JUMP CUT TO:


113.INT. RUANG MAKAN VIP LIVING HOME-SIANG.


Aji berhadapan dengan Dara.


DARA

(memecah kedinginan)

Kapan kamu akan menikah?


AJI

Oh, jadi sekarang Dara tertarik dengan masalah pribadi orang lain.


DARA

Tidak, saya hanya ingin memberimu selamat. Saya pasti akan datang, jika kamu mengundang saya.


AJI

(terlihat bingung)

Entah saya yang lamban atau kamu memang telah berubah.


DARA

Bukankah semua telah berubah? Kamu juga berubah bukan?


AJI

Maksud kamu? 


DARA

Bintang, dia anak kamu?


Petir seakan menyambar Aji saat mendengarnya. Tapi dia menutupi itu semua dengan sangat baik.


AJI

(berdengus)

Pantas dia mengenalmu. Kalian sering bertemu?


DARA

Hanya sesekali, awalnya saya tidak tahu dia siapa tapi ternyata dia ada hubungannya denganmu.


AJI

(mengeraskan rahangnya)

Dia bukan anak saya, dia memang memanggil saya Papa tapi bukan. Dia bukan anak saya.


Aryo tiba-tiba datang menghampiri Aji dan membisikkannya sesuatu.


AJI

Ok, saya akan kesana.


Aji lalu menatap Dara.


AJI (CONT’D)

Sepertinya pertemuan kita harus sampai di sini. Sampai jumpa lagi.


Dara terlihat berpikir keras, dari caranya menjawab pertanyaan soal Bintang sepertinya dia tidak berbohong namun hati Dara berkata lain. Ada sesuatu yang aneh.


CUT TO:


114.INT. KEDIAMAN LAKSMONO-MALAM.

Mereka berkumpul di meja makan sambil menikmati kudapan yang disajikan.


TORO

Bagaimana kabar Wisnu?


YUDHO

Dia baik-baik saja, Jun sudah masuk sekolah kanak-kanak.


TORO

Pasti dia lucu sekali, kapan dia akan ke Indonesia?


DARA

Belum tahu Kek, mereka masih betah di sana.


TORO

Hmm, padahal kakek sudah rindu sekali.


REGINA

(nyeletuk)

Saya juga.


Semua orang langsung menoleh pada Regina membuatnya malu.


TITI

Apa Mba belum pernah bertemu lagi sama Wisnu?


YUDHO

Kami terlalu sibuk jadi jarang bertemu.


OKTA

Pasti kangen sekali ya Mba.


TORO

Sudah cukup, kalau bertemu kerjaan kalian berantem saja. Aku ingin memberikan pengumuman.


TITI

Pengumuman?


Semua perhatian teralih pada Toro.


TORO

Aku ingin Lia bekerja di Kantor Utama.


LIA

Kek, saya nggak…


TORO

Masuk!


Tian masuk dengan memakai setelan jas rapi tersenyum ramah pada semua orang yang ada di sana. Lia sungguh terkejut, matanya tak berkedip sedikitpun sedangkan Dara mengamati keduanya dengan seksama.




CONTINUE



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar