Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
NAJELINA
Suka
Favorit
Bagikan
30. #30 Pernikahan yang tidak diinginkan

Cut to :

SCENE 164 : INT. GEDUNG PERNIKAHAN — PAGI

CAST : TIRTA DAN SEMUA REKAN BISNISNYA

LHari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Najelina, namun tidak dengan Najelina. Menurutnya, hari ini adalah hari yang tidak pernah ia inginkan. Sebab, hari ini adalah hari pernikahannya dengan lelaki yang tidak pernah dicintainya sama sekali. 

Saat ini, suasana gedung pernikahan Najelina dan Afan sangat ramai. Sudah dihadiri para undangan yang mayoritas adalah orang pembisnis. Tirta terlihat sedang menyapa rekan-rekannya yang baru datang. Tirta juga mempersilahkan para undangan untuk mencicipi hidangan yang disediakan. Kerabat, sanak saudara hingga penghulu pun sudah berada di tempat.


Cut to :

SCENE 165 : EXT. HALAMAN RUMAH NAJELINA — PAGI

CAST : FARIZ DAN AFAN

Di depan rumah Najelina, terlihat Afan sudah memakai baju pengantin. Afan saat itu sedang berdiri bersama Fariz. Mereka sedang mengamati mobil mewah berwarna putih yang rencananya akan dipakai untuk mengantarkan sang pengantin menuju gedung pernikahan. Mobil tersebut sudah dihiasi bunga dan pita di atasnya. Sehingga membuat mobil tersebut terlihat cantik. 

FARIZ

Keren banget Bro, mobil lo. Gila, gue aja belum sempet beli yang kek gini. (Memperhatikan mobil)

AFAN

Baru gue beli ini. Emang gue khususkan buat pernikahan gue. Mobil ini gue beli dan akan gue serahkan ke calon istri gue, Najelina.

FARIZ

Wih, mahar nih ceritanya.

AFAN

Bisa dibilang begitu.

FARIZ

Katanya mahar lo uang aja?

AFAN

Dua-duanya Bro.

FARIZ

Gila, banyak bener mahar lo. Sultan beneran nih anak.

AFAN

Biasalah. Apapun gue berikan buat Najelina.

Fariz menepuk bahu Afan. 

FARIZ

Thanks Bro. Lo emang terbaik buat adik gue. Eh Fan, gue mau tau dong, kisaran berapa nih mobil? 1 M?

AFAN

1 M mah mobil gue yang gue pake biasanya. Lihat aja bodynya, masih kerenan ini kan? Masa iya harganya sama.

FARIZ

Kalau gitu 3 M?

AFAN

Kelebihan dikit, Riz.

FARIZ

2,5?

AFAN

Ya segitulah.

FARIZ

Wihh, bakalan ke mall terus nih Najelina, punya mobil se-keren ini.

AFAN

Ngomong-ngomong, calon istri gue napa belum keluar juga ya? 

Afan memperhatikan pintu rumah.

FARIZ

Masih di dandanin Mama kali, Fan.


Cut to :

SCENE 166 : INT. KAMAR NAJELINA — PAGI

CAST : NAJELINA

Di dalam kamar, Najelina sudah sangat cantik. Ia memakai gaun putih yang sangat indah. Rambut panjangnya digulung di atas dan diselipkan kain slayer putih yang menjuntai di belakang kepala. Bibirnya merah merona, bulu matanya sangat lentik ditambah hiasan poni yang sedikit panjang di tepinya, membuat wajahnya semakin cantik bak putri kerajaan Inggris. Namun sayang, make up yang melekat di wajah Najelina itu, malah dialiri air yang keluar dari matanya.

Najelina saat ini sedang menangis. Ia juga terlihat bolak-balik mengangkat ponselnya dan didekatkan ke telinganya. Najelina terus menerus menghubungi Anggara dan tidak pernah ada jawaban. 

NAJELINA

Ang, kamu di mana Ang. Maafin aku. Aku butuh kamu sekarang, Ang. Aku tidak menginginkan pernikahan ini, Ang. Aku cinta sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu, Ang. Maafin kesalahan aku. Aku sudah lama merencanakan Ang, di saat hari pernikahan ini tiba, aku akan kabur dan pergi bersama kamu. Tapi sekarang, aku harus pergi ke mana dan bersama siapa? Kamu sendiri sekarang tidak peduli dengan pernikahanku. Apa kamu sekarang sudah benar-benar lupain aku, Ang? Kamu sekarang sudah nggak cinta lagi sama aku? Semudah itu kamu meninggalkan cinta kita. Ang, aku kangen sama kamu. Sekarang kamu tinggal di mana?

Najelina terus menangis seraya mencoba menelpon dan mengirim chat kepada Ang tanpa henti.

Safira memanggil Najelina di luar pintu kamar.

VO SAFIRA

Najelina, sudah selesai belum dandannya? 

Najelina pun kebingungan mencari alasan. 

NAJELINA

Belum, Ma. Masih benerin rambut!

VO SAFIRA 

Mama bantuin yaaa? Bentar lagi berangkat loh!

NAJELINA

Nggak usah Ma. Najelina bisa sendiri. Mama jangan lihat dulu. Najelina nggak bisa konsentrasi kalo dilihatin!

VO SAFIRA

Oh, ya udah kalau begitu. Cepetan yaaa!

NAJELINA

Iya, Ma!

Najelina semakin panik dan terus menghubungi Anggara.


Cut to :

SCENE167 : INT. RUANG TAMU ANREZ — PAGI

CAST : ANGGARA, ANREZ DAN RIAN

Drt... drt... drt...

CLISE UP : Ponsel Ang bergetar panggilan dari Najelina.

Ponsel Ang di atas meja televisi terus bergetar. Namun Ang tidak memperdulikannya. Saat ini Ang sedang duduk bersandar di sofa tamu bersama Anrez. Ang saat ini tinggal di rumah Anrez sementara. Ang sudah benar-benar tidak lagi tinggal di rumahnya sendiri karena ia sudah dikeluarkan dari kampung oleh sang kepala desa. 

ANGGARA

Thanks ya Rez, lo udah ngasih tempat tinggal sementara buat gue dan Nenek gue. Besok kalau gue udah gajian, gue cari kontrakan baru. (Seraya meneguk kopi)

ANREZ

Iya, lo nggak usah khawatir. Di sini aja dulu.

LBeberapa detik kemudian, Rian keluar dari ruang tengah sambil membawa secangkir kopi susu panas. Rian melirik ponsel Ang yang bergetar di atas meja. Rian kemudian mendekati ponsel tersebut.

RIAN

Handphone siape nih, geter mulu dari tadi.

Lalu Rian membuka ponsel tersebut. 

RIAN

Najelina? Gila, 110 panggilan tak terjawab, Men! Dan 199 pesan belum dibaca? Gila lo Ang, diemin Najelina sampe kek gini. (Saat hendak duduk di samping Ang)

RIAN

Nih baca!

Rian meletakkan ponsel Ang di atas meja.

Ang tidak memperdulikan ponselnya.

Anrez tersedak saat minum kopi. 

ANREZ

Mampus lo! Hari ini hari pernikahan Najelina sama Afan. Woy bangun woy! Napa lo diem aja, Ang!" Anrez menggoyang-goyangkan bahu Ang yang cuek aja itu.

Ang mendecak kesal. 

ANGGARA

Biarin aja. Toh Najelina juga cinta sama Afan. Nggak cinta lagi sama gue. Gue udah terlanjur sakit hati sama Najelina. Berkhianat di belakang gue. (Sambil meneguk kopi)

RIAN

Najelina telfon lo ratusan kali, masih lo bilang dia nggak cinta sama lo? Mau lo Najelina harus telfon sampe ribuan kali, biar lo percaya kalau Najelina cinta sama lo? Kebangetan lo Ang. Kalau Najelina cinta sama Afan, ngapain dia hubungin lo segala. Harusnya nomer lo itu diblok sama dia. Kalau nggak ya dibuang aja ke kali. Bikin kesel aja. (Sambil meniup kopinya)

ANREZ

Lo masih sakit hati masalah ciuman kemarin? Eh Ang, yang nyium itu Afan bukan Najelina. Najelina nggak mungkin hianatin lo. Lo jangan cemburu buta gitu dong. Lo nggak lihat kemarin di lapangan? Najelina belain lo di depan keluarganya. Segitu pedulinya dia sama lo Ang. Lo jangan egois gini, cuma mikirin kesalahan yang nggak Najelina perbuat. Dalam hubungan lo ini, harusnya Najelina yang sangat kecewa sama lo!

ANGGARA

Kenapa?

ANREZ

Karena cinta lo mudah dikecohkan. (Anrez kesal lalu meneguk kopinya)

Ang sepertinya mulai berfikir.

Rian memperlihatkan semua isi chat Najelina di depan wajah Ang. 

RIAN

Woy, sadar woy! Lihat nih, nih, nih. Banyak banget chat dari Najelina. Masih nggak mau baca?

CLoSE UP : Rian menggulir-gulir layar ponsel Ang berisi chat whatsapp dari Najelina.

RIAN

Eh, bentar-bentar. Yang terakhir isi chatnya banyak banget. (Saat melihat sekilas chat terakhir Najelina)

Lalu Rian membaca chat tersebut. 

RIAN

Ang, ini pesan terakhir gue. Mungkin pesan ini nggak penting buat lo karena lo udah nggak mau peduli lagi sama gue. Ang, gue cinta sama lo. Sampai kapan pun gue tetep cinta sama lo. Nggak ada orang lain yang mampu gantiin lo di hati gue. Gue pengen banget pergi dari pernikahan ini. Tapi, percuma gue pergi. Gue pergi untuk siapa? Seseorang yang gue jadikan sebagai tujuan gue pergi dari sini, udah nggak peduli sama cinta gue lagi. Ang, 10 menit lagi gue menikah dengan Afan. Jujur, ini bukan keinginan hati gue. Hati gue cuma ada elo. Ang, gue cinta banget sama lo. Gue nggak mau kehilangan lo. Setelah gue resmi jadi istri Afan nanti, gue akan anggap Afan itu lo. Biar gue ngerasa lo selalu ada di dekat gue. Karena lo yang asli nggak bisa gue miliki. Lo tau kan, kalau gue cinta banget sama lo? Jadi, nanti gue bakal cinta banget sama Afan. Karena gue menganggap dalam fikiran gue, Afan itu lo. Terima kasih Ang, lo udah ngasih cinta se indah ini di hati gue. Gue akan selalu jaga cinta ini selamanya meskipun lo nggak lagi cinta sama gue. Selamat tinggal, Sayang.

Ang kemudian mengambil paksa ponselnya dari tangan Rian. Ang membaca lagi pesan itu di dalam hatinya. Lalu Ang membaca semua chat dari Najelina.

ANREZ

Sampe segitunya Najelina cinta sama lo, Ang. Dia nganggep Afan itu elo. Biar dia bisa deket sama lo. Karena lo sendiri nggak mau ada di deket Najelina lag. (Seraya menuangkan air panas dan kopi sachet ke dalam cangkirnya)

Anrez menghela nafas. 

ANREZ

Terus, lo sekarang masih nggak percaya gitu sama cinta Najelina? Gue sekarang udah nggak mau lagi ya nyuruh lo buat nglakuin apa yang seharusnya lo lakuin. Biar hati lo sendiri yang---. Lho, Ang? Lo di mana?

Anrez kaget saat mengetahui Ang sudah tidak ada di sampingnya. 

Dan ternyata, Ang berada di depan rumah. Ia sudah nangkring di atas motor lalu cepat-cepat menyalakan mesinnya. Dan werrrrrr, Ang melaju ke jalanan untuk menemui Najelina.

RIAN

Pergi nggak bilang-bilang. Tau gitu gue nitip es campur tadi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar