Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
NAJELINA
Suka
Favorit
Bagikan
26. #26 Salah faham

Cut to :

SCENE 143 : EXT. TAMAN — PAGI

CAST : NAJELINA DAN ANGGARA

Beberapa menit kemudian, Ang berdiri di taman. Ia beberapa kali mencoba menghubungi Najelina karena Najelina belum juga sampai di tempat. 

Dan beberapa detik kemudian, Najelina tersenyum berjalan di belakang Ang. Najelina kemudian mendekati Ang dan berdiri di sampingnya.

NAJELINA

Ada apa, Ang. Lo mau ngomong penting apa?

ANGGARA

Kenapa lo bayar semua biaya kuliah gue? (Santai namun tetap terlihat memendam kekesalan)

Najelina kaget dan ia tampak ketakutan. 

NAJELINA

Ang, lo tau dari mana semua itu?

ANGGARA

Gue tanya, kenapa lo bayar semua biaya kuliah gue? Jawab, Jel.

NAJELINA

Ang, maafin gue. Gue lakukan itu cuma pengen bantuin lo.

ANGGARA

Lo bantuin gue, karena menurut lo, gue nggak bakal bisa bayar kuliah gue sendiri gitu?

NAJELINA

Bukan gitu, Ang. Gue tau lo pasti bisa. Tapi batas waktu pembayaran yang diberikan Pak Bambang terlalu cepat. Gue nggak mau lo bayar pas batas waktu sudah habis, Ang. Gue nggak mau lo dikeluarin dari kampus.

ANGGARA

Apa yang lo lakuin itu malah bikin gue dikeluarin dari kampus, Jel! Tadi gue habis dari kantor Papa lo. Karena gue baru tau kalau yang ngeluarin gue dari kampus itu Papa lo. Dan semua itu gara-gara lo, Jel. Lo udah transfer uang ke Pak Bambang buat biaya kuliah gue! Dan Papa lo mikir, itu semua suruhan dari gue, Jel!

NAJELINA

Niat gue cuma pengen bantuin lo, Ang. Gue nggak tau kalau akhirnya bakal jadi kek gini.

Ang mendecak kesal. 

ANGGARA

Gue udah mati-matian buat yakinin ke keluarga lo kalau gue bisa berjuang buat bahagiain lo. Tapi sekarang malah lo hancurin nama baik gue, Jel! Di mata keluarga lo, gue deketin lo cuma mau manfatin uang lo aja. Apalagi lo udah ngeluarin uang buat biaya kuliah gue. Mereka makin yakin kalau gue benar-benar manfaatin lo, Jel!

NAJELINA

Tapi Ang, gue udah jelasin semuanya ke Papa gue. Gue lakukan itu karena kemauan gue sendiri bukan suruhan dari lo. Dan lo nggak punya niatan manfaain gue sama sekali. Gue udah jelasin semua itu Ang ke Papa.

ANGGARA

Meskipun lo udah jelasin semuanya ke Papa lo, tapi Jel, dengan bukti lo udah kirim uang buat biaya kuliah gue, Papa lo semakin percaya kalau gue benar-benar punya niat manfaatin lo. Lo makin menambah buruknya gue di mata keluarga lo!

NAJELINA

Maafin gue Ang. Gue salah. Gue nggak mikir sampai ke situ. Maafin gue, Ang. (Najelina menitihkan air mata)

ANGGARA

Harusnya lo mikir dua kali, Jel. Lo udah merusak perjuangan gue buat bikin harga diri gue naik di depan keluarga lo. Tapi sekarang malah lo jatuhkan, Jel!

Najelina menunduk dan menangis.

ANGGARA

Gue dibilang nggak bisa maju, nggak bisa kuliah, nggak bisa sukses sama orang tua lo, gue terima Jel. Gue masih bisa ikhlas. Tapi, kalau gue dibilang udah manfaatin uang lo buat biaya kuliah gue, gue sakit hati, Jel.

Ang sangat kecewa dengan Najelina. Ang pun membalikkan badan dan pergi menjauh meninggalkan Najelina. 

Najelina mengejar Ang dengan derai air mata lalu meraih tangan Ang. 

NAJELINA

Ang, maafin gue Ang. Gue salah udah melakukan semua ini. Gue mohon lo jangan marah ya sama gue. Maafin gue.

Lalu Ang melepaskan tangan Najelina dengan cepat. 

ANGGARA

Dengan lo bayar semua biaya kuliah gue, gue jadi terlihat lemah Jel jadi seorang cowok.

Ang kembali melangkah menjauhi Najeluna. Dan Najelina tetap berusaha mengejar Ang.

NAJELINA

Ang, maafin kesalahan gue Ang. Gue akan berusaha memperbaiki masalah ini. Gue akan berusaha yakinin keluarga gue kalau semua ini nggak bener, Ang. (Sambil mengikuti langkah cepat Ang)

Ang tidak menjawab ucapan Najelina sama sekali. Lalu Ang bergegas menaiki motornya dan pergi meninggalkan Najelina.

NAJELINA

AAANGG, MAAFIN GUE ANG! (Teriak)


Cut fo :

SCENE 144 : INT. KAMAR NAJELINA — MALAM

CAST : NAJELINA DAN TIRTA

Malam ini, Najelina tampak gelisah. Ia mondar-mandir memcoba menghubungi Ang puluhan kali di dalam kamarnya. Ia juga beberapa kali mengiriminya chat namun semua tidak kunjung mendapat balasan. Ang sepertinya ingin sendiri, menenangkan hati dan fikirannya.

NAJELINA

Ang, angkat dong. 

Najelina mengeluh seraya terus mencoba menelpon Anggara.

Lalu aktivitas Najelina terhenti setelah Najelina mengetahui bahwa Tirta sudah pulang dari kantor. Tirta berjalan lewat depan kamar Najelina. Lalu Najelina bergegas mengikut Papanya itu. 

Najelina menghadang langkah Tirta dari depan. 

NAJELINA

Pa, sampai kapan Papa menuduh Anggara memanfaatkan Najelina. Semua itu tidak benar, Pa. Anggara tidak pernah punya niatan seperti itu. Pa, tolong jangan pandang Anggara seburuk itu. Anggara tidak bersalah, Pa. Anggara selama ini berjuang sendiri Pa buat biaya kuliah dia. Tolong Pa, izinkan Anggara kuliah lagi.

Tirta memalingkan muka lalu mendecak kesal. 

TIRTA

Bisa nggak, kamu nggak bahas masalah nggak penting itu. Papa capek, Papa habis pulang kerja, Papa nggak mau membahas itu lagi. Daripada kamu pusing-pusing mikirin masalah nggak penting itu, lebih baik kamu mikirin pernikahan kamu yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Papa nggak sabar pengen punya cucu dari kamu.

Tirta lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

NAJELINA

Tapi Pa---

TIRTA

Tidak ada tapi-tapian!

Tirta lalu masuk ke dalam kamarnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar