Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Cut to :
SCENE 132 : INT. RUANG OWNER PENCUCIAN MOBIL — SIANG
CAST : NAJELINA DAN WISNU
Kini Najelina berada di dalam sebuah ruangan. Ia duduk di depan Wisnu, pemilik usaha pencucian mobil. Ia berniat ingin melamar pekerjaan di tempat tersebut. Tempat di mana sang kekasih juga mengais rezeki di tempat tersebut. Najelina melamar pekerjaan dengan membawa CV yang sudah diserahkan kepada Wisnu saat itu juga.
WISNU
Nama Najelina Annastasia, mahasiswa Universitas Dharmawamgsa ya? (Ucap Wisnu saat membaca CV Najelina)
NAJELINA
Iya, Pak. Bagaimana Pak? Apa saya diterima?
WISNU
Pasti diterima. Karena tempat ini sedang butuh karyawan banyak.
Najelina bernafas lega.
NAJELINA
Alhamdulillah.
WISNU
Hari ini bisa langsung kerja ya. Kamu saya tempatkan di bagian kasir. Nanti kamu diajarin sama Mbak Ratih, kasir senior yang sekarang sedang bekerja di bagian depan sana. Kamu nanti kerja berdua sama dia ya. (Seraya menata CV Najelina)
NAJELINA
Bagian kasir, Pak?
Wisnu mengangguk-angguk.
NAJELINA
Boleh nggak Pak, saya minta jadi pencuci mobil saja?
WISNU
Jadi pencuci mobil? Bukannya malah enak di bagian kasir aja? Baru kali ini loh, ada perempuan disuruh jadi kasir malah milih jadi pencuci mobil. Apa nggak takut basah?
NAJELINA
Nggak, Pak. Saya pengen ngerasain semua jenis pekerjaan di sini. Biar saya punya banyak pengalaman, hehehe.
WISNU
Bagus bagus. Saya suka semangat kamu. Ya sudah kalau begitu, kamu saya kasih pekerjaan di bagian mencuci mobil. Dimana kamu harus benar-benar telaten membersihkan semua bagian mobil ya. Kamu nggak usah bingung caranya. Nanti saya akan suruh karyawan saya untuk mengajari kamu, namanya Anggara. Dia karyawan senior di sini, nanti kamu bisa kenalan sama dia.
NAJELINA
Iya, Pak. Iya, siap!
Wisnu kemudian berdiri dan membuka etalase. Ia menyerahkan seragam baru untuk Najelina.
WISNU
Ini seragam baru buat kamu. Kamu bisa pakai di ruang ganti. Pastikan kamu selalu memakai seragam ini saat bekerja. (Seraya menyerahkan seragam itu kepada Najelina)
NAJELINA
Iya, Pak. Terima kasih banyak. (Menerima seragam)
WISNU
Iya sama-sama. Sekarang kamu bisa latihan kerja di depan.
NAJELINA
Baik, Pak. Siap! Saya pamit kerja dulu ya Pak. Assalamualaikum. (Seraya berdiri)
WISNU
Iya, wa'alaikumsalam.
Najelina sangat senang. Ia kemudian cepat-cepat melarikan diri keluar ruangan seraya memeluk seragamnya.
Cut to :
SCENE 133 : INT. DEPANRUANG GANTI — SIANGG
CAST : ANGGARA DAN KARYAWAN
Beberapa menit kemudian, Ang berdiri di depan ruang ganti baju cewek. Niatnya berdiri sambil sendekap dan garuk-garuk kening itu, adalah menunggu karyawan baru keluar dari kamar ganti agar nanti langsung dia ajak latihan cuci mobil. Ang saat itu terlihat sangat jenuh menunggu karena manusia yang ada di dalam ruangan itu tak kunjung keluar. Ang tidak tahu kalau yang saat ini ditunggunya itu adalah Najelina.
Ang melihat jam tangannya.
ANGGARA
Ngapain aja sih di ruang ganti. Lagi ganti baju apa lagi ganti STNK sih nih anak, lama banget di dalem. Mungkin karena cewek kali ya. Nggak cuma pake baju, tapi juga pake maskara. (Ang menghela nafas)
Satu karyawan lewat sambil mengambil sabun.
KARYAWAN
Jak. Ada mobil yang baru datang tuh. Bagian lo. Kita semua udah dapet pelanggan soalnya.
ANGGARA
Oh iya, iya. Gue ke depan.
Ang kemudian membalikkan badan dan berjalan keluar. Ang juga melirik kembali pintu ruang ganti namun belum juga dibuka. Ang lebih baik melayani pelanggannya saja dulu.
Cut to :
SCENE 134 : INT. DEPAN RUANG GANTI — SIANG
CAST : NAJELINA
Najelina keluar dari ruang ganti. Ia sudah berseragam rapi. Mengenakan seragam berwarna biru sama seperti Ang. Najelina juga memakai topi. Kali ini rambut panjangnya tidak terurai seperti biasanya. Ia mengikat rambutnya lalu dimasukkan ke lubang topi bagian belakang. Najelina lalu berjalan ke depan mencari keberadaan Ang.
Cut to :
SCENE 135 : INT. PENCUCIAN MOBIL — SIANG
CAST : ANGGARA DAN NAJELINA
Saat itu, Ang sedang mencuci mobil. Ia tampak serius menggosok mobil dengan spons yang berbusa. Lalu Najelina pelan-pelan mendekati Ang. Ia berdiri di belakangnya.
NAJELINA
Mau dibantuin nggak, Mas? (Ucap Najelina lirih di dekat telinga Ang)
Ang masih terus fokus mencuci. Ang mengira dia adalah pemilik mobil itu.
ANGGARA
Nggak, Mbak. Ini tugas saya. Mbak duduk aja, tunggu sampai selesai.
NAJELINA
Beneran? Nggak mau dibantuin?
Ang langsung berhenti seketika. Kayak kenal suaranya, batinnya. Ang lalu menoleh ke belakang dan ia pun kaget.
ANGGARA
Jeli?
Ang ternganga lalu memperhatikan Najelina dari atas sampai bawah.
NAJELINA
Nggak usah kaget. Mana spons buat gue! Tugas lo di sini itu ngajarin gue! Bukan bengong kek gini!
Najelina mengusap wajah Ang biar sadar.
ANGGARA
Gue nggak salah lihat nih. Lo mau kerja di sini?
NAJELINA
Emang kenapa? Nggak boleh? Mana ih sponsnya. Nggak enak nanti dilihat Pak Wisnu kalau gue nggak ngapa-ngapain.
Ang kemudian mengambil spons di dalam ember untuk Najelina. Ang masih tampak tanda tanya. Lalu Najelina menggosok-gosok mobil tersebut dengan spons yang berbusa.
ANGGARA
Jadi yang dibilang Pak Wisnu, ada karyawan baru cewek milih bagian cuci, itu elo?
NAJELINA
Iya Anggara Sayaang.
ANGGARA
Kenapa sih, lo kerja kek gini. Lo itu pantesnya kerja di kantoran. Gue nggak mau lo capek. Gue tau lo nggak bakal nyaman kerja kek gini.
NAJELINA
Anggara Sayang, yang namanya kerja itu harus capek. Plis jangan lebay deh.
ANGGARA
Tapi Jel, gue nggak tega lihat lo kerja kek gini. Mending lo fokus kuliah aja ya. Belajar yang rajin bentar lagi kan skripsi.
Najelina masih terus fokus menggosok.
NAJELINA
Selain belajar, gue juga pengen kerja cari uang kali.
ANGGARA
Serius lo kerja disini karena uang? Bukan karena tugas dari kampus?
NAJELINA
Bukan Anggara, gue kerja di sini itu emang karena uang. Selain karena uang, gue kerja di sini juga karena cinta. Cinta gue sedang berada di sini.
Ang menghela nafas.
ANGGARA
Gombal!
Lalu Ang kembali ikut membersihkan mobil bersama Najelina.
NAJELINA
Serius Anggara, gue kerja di sini itu karena uang. Gue pengen ngerasain dapet uang dari hasil keringat gue sendiri. Biar lebih berkesan gitu. Sekaligus, gue juga pengen selalu ada di dekat lo. Plis jangan larang gue kerja di sini ya. Kerja bareng lo bikin gue seneng dan nggak bakal terasa capek, hehehe.
ANGGARA
Iya, iya. Pinter banget sih ngegombalnya. Bikin gue terbang nih.
NAJELINA
Nggak apa-apa terbang. Nanti gue tangkep.
ANGGARA
Nggak mau lepas ya dari gue?
Najelina geleng-geleng kepala.
ANGGARA
Ya udah nanti gue iket pake tali. Terus lo makan sendiri ya.
NAJELINA
Anggara ih. Emang gue sapi apa?
ANGGARA
Nggak Sayang, bercanda. Kamu itu bukan sapi tapi satu. Satu di hatiku dan selamanya akan bersatu bersamaku.
NAJELINA
GOMBAAALLL!?
Lalu mereka kembali fokus membersihkan mobil. Ang menyemprotkan air ke badan mobil dengan selang. Dan tiba-tiba percikan air itu mengenai mata Najelina.
NAJELINA
Aduh!
Najelina seketika langsung mengucek kedua matanya. Dan Ang langsung menyerahkan selang air itu kepada temannya.
ANGGARA
Kenapa, Jel? (Ang panik)
NAJELINA
Kecipratan air, airnya kena sabun. Jadi perih mata gue Ang. Perih banget, Ang. (Seraya tangannya mengipasi matanya)
Mata Najelina memerah.
ANGGARA
Ya Allah Sayang. Maafin aku ya. Aku nggak sengaja. Ikut aku, aku obatin mata kamu ya.
Najelina merem sambil mengangguk-angguk. Ang lalu menggandeng bahu kekasihnya itu dan mengajaknya masuk ke ruang istirahat karyawan.