Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Cut to :
SCENE 83 : EXT/INT. DEPAN RUMAH NAJELINA — MALAM
CAST ; NAJELINA, ANGGARA, FARIZ, TIRTA, SAFIRA DAN AFAN.
Sesampainya di depan gerbang, Najelina menghentikan mobilnya. Lalu Ang mendekati kaca mobil Najelina yang dibuka itu.
ANGGARA
Terima kasih ya, Jel. Lo udah main ke rumah gue tadi. Gue seneng banget. Sampai ketemu besok di kampus. Aku sayang kamu.
NAJELINA
Iya, aku juga sayang kamu. (Seraya melambaikan tangan dan cium jauh)
Ang kemudian kembali pulang.
Satpam yang siap siaga di samping gerbang, kemudian membuka gerbang dan mempersilahkan Najelina masuk ke dalam.
Mobil itu, ia masukkan ke dalam garasi yang terbuka. Najelina kemudian berjalan menuju terasnya. Karena sedang berbunga-bunga, Najelina selalu tersenyum manis meskipun tidak ada seorang pun di sampingnyNajelina kemudian membuka pintu rumahnya pelan-pelan.
Safira, Tirta, Fariz dan Afan duduk di sofa tamu. Mereka habis berbincang-bincang. Lalu mereka melihat Najelina pulang.
SAFIRA
Akhirnya, anak perempuan Mama yang cantik sudah pulang.
Najelina yang awalnya tersenyum lebar, tiba-tiba senyumnya menurun saat melihat Afan duduk bersama keluarganya. Najelina menduga, pasti ada maksud dan tujuan seorang lelaki itu duduk diantara mereka. Karena, ia teringat bahwa lelaki itu pernah mendekatinya namun tidak pernah ia respon. Najelina juga tidak terlalu ingat nama lelaki itu. Yang dia ingat, lelaki itu adalah patner kerja kakaknya.
Najelina kemudian mendekat dan mencium tangan orangtuanya.
FARIZ
Kenalin, Naj. Ini Afan. Teman sekaligus patner kerja Kakak.
Afan kemudian berdiri dan menjulurkan tangannya ke Najelina.
AFAN
Kenalin, aku Afan.
Najelina kemudian menjabat tangan Afan.
NAJELINA
Najelina.
SAFIRA
Duduk dulu, Nak. Di sini.
Najelina kemudian duduk di samping Safira.
TIRTA
Begini Naj, Papa sama Mama berniat menjodohkan kamu dengan Afan teman Kakak kamu. Papa sama Mama ingin kamu segera menikah. Dan Afan adalah calon suami yang baik untuk kamu.
NAJELINA
Apa? Menikah?
Safira mengelus rambut Najelina.
SAFIRA
Iya, Sayang. Biar kamu nggak kesepian. Biar anak Mama yang cantik ini ada yang jagain. Tau nggak sih, Afan ini sudah lama jatuh cinta sama kamu loh, Sayang.
FARIZ
Afan ini temen Kakak yang sangat baik loh. Dia akan bahagiain kamu dan nurutin semua kemauan kamu.
NAJELINA
Nggak. Najelina nggak mau dijodohin, Ma.
SAFIRA
Sayang, nggak apa-apa. Kenapa nggak mau? Afan baik kok. Katanya kamu pengen punya suami yang baik. Yang selalu jagain kamu? Dan semua tipe yang kamu inginkan ada di diri Afan. Kakak kamu kenal banget sama Afan. Jadinya Kakak kamu nggak mungkin cariin pasangan untuk kamu sembarangan. Percaya deh sama Mama.
Najelina geleng-geleng kepala.
AFAN
Nggak apa-apa Tante, jangan dipaksa. Mungkin karena Najelina belum kenal dengan saya. Lebih baik Afan dan Najelina pendekatan dulu, kita saling mengenal satu sama lain. Nanti kalau kita sudah saling mencintai dan Najelina siap menikah, saya akan menikahinya Tante, Om. Untuk saat ini jangan dipaksa dulu, kasihan Najelina. Afan siap kok menunggu sampai Najelina bisa cinta sama Afan. Meskipun butuh waktu lama.
SAFIRA
Denger kan Sayang? Afan orangnya baik. Dia sabar menanti cinta kamu. Nggak apa-apa nikahnya besok-besok aja kalau kamu udah siap. Tapi, sekarang mau kan kenalan lebih dekat dengan Afan? Nanti Afan akan ajak kamu jalan-jalan kemana saja yang kamu mau. Mau kan Sayang, jalan sama Afan?
NAJELINA
Najelina nggak mau dijodhkan sama siapa-siapa. Najelina udah punya pacar, Ma. Najelina sangat cinta sama pacar Najelina. Najelina cuma mau menikah sama dia aja.
SAFIRA
Pacar? Siapa pacar kamu, Sayang? Mama nggak pernah tau?
FARIZ
Pacar? Pacaran sama kertas yang diselipin di gerbang? Haha, itu cuma rayuan gombal nggak jelas, Naj. Nggak usah terbawa perasaan. Mending sama Afan aja dia lebih bisa bikin kata-kata romantis yang bikin kamu seneng.
NAJELINA
Nggak peduli! Aku tetep nggak mau dijodohin! Dan aku udah punya seseorang yang bisa bikin aku bahagia! Aku nggak mau dijodohin, titik! (Seraya berdiri dan berjalan menuju tangga. Ia tak ingin mendengarkan lebih banyak lagi ucapan dari kakaknya)
TIRTA
Najelina, jangan pergi dulu. Afan lebih bisa bahagiain kamu. Kamu jangan kecewain Kakak kamu, yang sudah cariin pasangan yang baik buat kamu.
Najelina kemudian menghentikan langkahnya.
NAJELINA
Kakak ngapain sibuk cariin pasangan buat aku? Pa, Ma lebih baik, Papa sama Mama cariin pasangan buat Kak Fariz biar dia cepet nikah!
Lalu Najelina menaiki tangga lagi.
FARIZ
Kakak udah punya pasangan, Najelina. Jangan mengalihkan pembicaraan!
NAJELINA
Haha, Kakak marah? Udah punya pasangan tapi dicariin pasangan baru? Kakak marah? Haha, itu tandanya Kakak ngerti perasaan aku sekarang. Jadi, nggak usah salahin aku kalau aku menolak perjodohan ini.
Najelina kembali menaiki tangga.
Oke, baik. Kakak ngertiin perasaan kamu. Kalau gitu, Kakak kasih perjanjian sama kamu. Kalau cowok yang kamu cintai itu bisa bahagiain kamu, oke Kakak nggak akan jodohin kamu lagi. Tapi, kalau cowok itu nggak bisa bahagiain kamu, kamu harus putus dan nikah sama Afan.
NAJELINA
Nggak masalah. Karena selama ini aku sudah bahagia sama dia. Sudah pasti dia bisa bikin aku bahagia sekarang dan selamanya.
FARIZ
Oke, deal ya perjanjian itu.
NAJELINA
Oke deal.
SAFIRA
Kalau boleh Mama tau, siapa nama pacar kamu, Sayang? (Seraya mendongak ke atas melihat Najelina yang sudah berada di anak tangga paling atas)
NAJELINA
ANGGARA!
TIRTA
Anggara? Anak kuliahan juga?
NAJELINA
Iya, satu kampus sama Najelina. (Seraya terus berjalan menuju kamarnya)
FARIZ
Maaf ya, Fan. Gue udah ngecewai lo. (Menepuk bahu Afan)
AFAN
Nggak apa-apa, Riz. Cinta memang nggak bisa dipaksakan.
Cut to :
SCENE 84 : EXT. LAPANGAN KAMPUS — SIANG
CAST : FARIZ, ANGGARA DAN 3 MAHASISWA.
Keesokan harinya, tepatnya pada pukul satu siang, Fariz datang ke kampus Najelina. Niatnya datang ke kampus adiknya untuk mencari mahasiswa bernama Anggara. Fariz sangat penasaran dengan cowok yang sudah bisa bikin adiknya jatuh cinta itu.
Saat mobil Fariz masuk ke dalam gerbang, Anggara keluar gerbang dengan menaiki motornya. Mereka berdua tidak sengaja berpapasan.
Fariz kemudian turun dari dalam mobil yang ia parkir di tepi lapangan. Seperti bos pada umumnya, ia keluar dari dalam mobil seraya memakai kacamata hitam. Fariz berjalan menghampiri segerombolan mahasiswa yang berjalan menuju parkiran karena saat itu waktunya mahasiswa pulang.
FARIZ
Mas, mau tanya, mahasiswa yang bernama Anggara sekarang ada di mana?
COWOK 1
Anggara? Oh, Ang? Saya tadi lihat dia udah pulang, Mas.
FARIZ
Udah pulang?
COWOK 2
Iya, Mas. Ang udah pulang baru tadi saya lihat.
FARIZ
Ada yang tau rumahnya Anggara di mana?
COWOK 3
Jauh, Mas. Lupa juga alamat rumahnya.
COWOK 1
Iya, Mas. Rumahnya jauh.
FARIZ
Oh, ya udah kalau gitu. Terima kasih.
3 COWOK
Iya, sama-sama, Mas.
Tiga mahasiswa cowok itu lalu kembali berjalan ke parkiran.
Cut to :
SCENE 85 : EXT. TERAS KELAS — SIANG
CAST : NAJELINA, ALVI DAN SANDRA.
Alvi, Sandra dan Najelina berjalan di teras kelas menuju parkiran. Dan Sandra berhenti saat melihat Fariz berdiri di samping mobilnya.
SANDRA
Eh, Naj. Bentar deh. Itu kan Kakak elo?
Nahelina dan Alvi pun memperjelas pandangannya ke arah tempat yang ditunjuk Sandra.
ALVI
Iya, Naj. Itu kan Kakak lo. Ngapain ke kampus?
Iya, itu Kak Fariz. Ngapain ke sini?
Lagi nyariin lo kali Naj. Siapa tau ada kepentingan.
NAJELINA
Kepentingan apa coba?
ALVI
Tau ah, samperin gih. Pasti lagi nyariin lo, Naj.
NAJELINA
Ya udah kalau gitu, gue ke sana dulu ya.
Alvi dan Sandra mengangguk-angguk.
Najelina kemudian menghampiri Fariz.
Cut to :
SCENE 86 : EXT. LAPANGAN KAMPUS — SIANG
CAST : FARIZ DAN NAJELINA
Najelina mendekati Fariz yang hendak membuka pintu mobil.
NAJELINA
Kakak ngapain ke sini?
FARIZ
Mau ketemu Anggara, pacar kamu.
NAJELINA
Anggara udah pulang. Ngapain Kakak mau nemuin Anggara?
FARIZ
Ya, pengen kenal aja. Pengen ngobrol sama calon adik ipar.
NAJELINA
Oh ya? Kakak beneran pengen kenalan sama Anggara? (Senang)
FARIZ
Of couse. Kakak pengen kenal lebih dekat dengan calon adik ipar.
NAJELINA
Boleh, boleh. Kapan bisa ketemuan?
Fariz kemudian mengeluarkan kartu undangan birthday party dan bolpoin dari dalam saku celananya. Lalu ia menuliskan nama Anggara di bagian nama penerima kartu birthday party tersebut.
CLOSE UP : Menulis nama Anggara di kartu undangan.
Fariz memberikan undangan itu ke Najelina.
FARIZ :
Ini undangan birthday party Kakak yang akan diadakan besok lusa di Cafe Sabrina. Kakak undang Anggara untuk datang ke party Kakak. Kakak pengen kenalan sama dia di acara Kakak.
NAJELINA
Oke. Thanks ya Kak, udah mau undang Anggara ke acara Kakak.
FARIZ
Iya, Kakak pulang dulu.
Najelina angguk-angguk senang. Fariz masuk ke dalam mobil kemudian pergi.
NAJELINA
Yes! Kakak mau kenalan sama Anggara. (Sambil mengangkat tinggi kartu yang dipegangnya)
Cut to :
SCENE 87 : EXT. TAMAN — PAGI
CAST : NAJELINA DAN ANGGARA
Keesokan harinya, Najelina duduk berdua di taman dengan Ang.
NAJELINA
Ang, kamu dapet undangan nih dari Kakak.
Najelina memberikan kartu undangan itu kepada Ang.
ANGGARA
Undangan? Undangan apa, Jel?
Ang kemudian membuka kartu undangan tersebut.
NAJELINA
Itu undangan acara bithday party Kakak besok yang diadakan di Cafe Sabrina. Kakak ngundang kamu untuk datang. Kakak pengen kenal sama kamu, Ang. (Seraya bersandar di bahu Ang)
ANGGARA
Kamu udah cerita tentang hubungan kita?
Najelina mengangguk-angguk.
Dan Kakak setuju sama hubungan kita. Buktinya aja dia undang kamu ke acara ulang tahunnya. Biasanya, kalau ulang tahun, Kakak cuma undang orang-orang terdekatnya saja. Dan kamu diundang, berarti kamu udah dianggap sebagai orang terdekatnya.
Tapi, aku masih takut ketemu keluarga kamu, Naj. Takut ditanya macem-macem.
Nggak lah. Nggak mungkin ditanya macem-macem. Kalaupun ditanya macem-macem, pasti mereka bakal nerima kamu soalnya mereka tahu kalau anaknya ini, bahagia sama kamu. Dateng yaaa, plis. Biar bagaimana pun kamu kan besok-besok bakal masuk di keluargaku. Jadi, dimulai dari sekarang biar kenal. Keluargaku baik kok.
ANGGARA
Ya udah deh. Aku dateng. Jam 9 malem ya?
Najelina mengangguk-angguk di bahu Anggara.
Kamu jangan takut ya. Ini Kakak aku sendiri yang undang loh. Dia ngomong sendiri pengen kenal dekat sama kamu. Tau nggak sih, aku seneng banget. Besok kalau kamu udah kenal sama keluargaku, pasti kita disuruh menikah.
ANGGARA
Oh ya? Tapi, kamunya mau nggak nikah sama aku?
NAJELINA
Mau lah.
ANGGARA
Mau aja, apa mau banget?
NAJELINA
Mau bangeetttt. Puas lo!
Najelina mencubit pipi Ang gemas lalu berlari.
ANGGARA
Eh, resek lo ya. Sakit nih pipi gue. (Sambil pegang pipi)
NAJELINA
Biarin! (di kejauhan)
ANGGARA
Besok dateng ke Cafe Sabrina barengan ya. Aku jemput! (Teriak)
NAJELINA
Siap bos! (Tangan hormat)
Ang tersenyum lebar.