Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MUSKIL (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
14. TERLUPA

INT. PUB - MALAM

CAST: RANDU, BHAGI, RIANA, JIMMY

FADE IN

Randu mengangkat telepon.

Pagi. 5.30, 35,7° , 160/80


Randu Menutup telpon.

Randu sedang duduk di apartemennya, dengan memegang gelas berisi teh tanpa gula di tangan kanannya dan rokok di tangan kirinya. Randu menatap kosong.

Telpon Randu berdering, Bhagi menelpon untuk mengajak pergi malam nanti.

BHAGI (O.S)

Nanti malam kita pergi ya!

Bhagi bilang mereka harus banyak bersenang-senang untuk membuang kejenuhan. Randu menerima saja ajakannya, karena beberapa bulan ini memang lumayan jenuh tanpa kegiatan.

BHAGI

Minum gak masalah kan?

RANDU

Gak masalah. Biasanya aku minum sendirian di kamar.

BHAGI

Oke nanti kujemput ya!

CUT TO

INT. PUB BHAGI — MALAM

Cast: RANDU, BHAGI, RIANA, JIMMY

Malamnya, Bhagi datang menjemput Randu lalu membawanya pergi ke sebuah Pub yang cukup jauh dari tempat tinggal Randu. Padahal tempat itu lebih dekat dengan tempat tinggal Bhagi.

Setibanya di tempat itu, Randu yang selalu tidak nyaman ditengah keramaian mencoba memfokuskan langkahnya mengikuti langkah Bhagi.

BHAGI

Aku meeting dulu di dalam. Gak lama kok.

RANDU

Aku disini aja ya.

BHAGI

Serius disini aja?

RANDU

Gak masalah Gi, kamu urus kerjaanmu aja dulu.

BHAGI

Ok, enjoy ya. Gak lebih dari satu jam kok.

RANDU

Siap, nyantai aja, semoga lancar ya.

Bhagi kemudian bicara pada seseorang di balik Bar yang nampak sudah akrab dengan Bhagi.

BHAGI

Bro, kasih apapun yang dia mau. On me!

JIMMY

Siap, Mas Bhagi!

Bhagi kemudian pergi ke ruang private tempat ini.

JIMMY

Mau minum apa Mas?

Pria itu nampak ramah pada Randu.

Randu yang sebelumnya teralihkan oleh hiruk-pikuk sekeliling kemudian mengarahkan wajahnya ke pria itu.

JIMMY

Randuuu!

Butuh sepersekian detik bagi Randu untuk bisa merespon sambutan tak terduga itu.

RANDU

Bang Jimmy!. Disini sekarang?

JIMMY

Life Changes Bro. Lakuin apapun yang bisa dilakuin.

RANDU

Keren Bang, all the best for you!

JIMMY

Eh mau minum apa?

RANDU

Your signature, apa aja lah yang kamu suguhin.

JIMMY

Ok. Tunggu sebentar ya. Silahkan menikmati musik dan para gadis!

RANDU

Sering kesini tu anak?

JIMMY

Mas Bhagi? 30% saham Ran. Diantara pemilik lain, dia paling jarang datang sih.

Jimmy sembari meracik minuman untuk Randu.

Randu hanya mengangguk mendengar jawaban Jimmy.

JIMMY

Kamu bukan pacarnya kan?

Pertanyaan Jimmy tidak terdengar oleh Randu karena kebisingan sekitar.

RANDU

Apa? Gimana?

JIMMY

Gak papa mas. Silahkan Mas Minumannya!

Jimmy mengalihkan bahasan dengan sedikit canda, seperti tidak nyaman melanjutkan pertanyaannya. Lalu Jimmy menyuguhkan segelas minuman untuk Randu.

Randu hanya mengangguk kecil, kemudian memperhatikan sekeliling dan menikmati dentuman musik, menikmati keramaian di sekitar.

Perlahan Randu rasakan sekelilingnya menjadi hening, dia melihat gerakan-gerakan orang-orang menari itu semakin melambat. Musik yang sebelumnya dirasa terlalu kencang, terdengar semakin pelan. Kemudian sunyi, benar-benar sunyi. Randu merasa sepi dikeramaian.

RIANA (OS)

Seakan Randuadhum.

Samar Randu mendengar seperti suara seorang perempuan menyebut namanya. Tapi tidak Randu hiraukan karena Ia pikir hanya lintasan di kepalanya saja, seperti biasa.

RIANA

Udah lama banget aku gak liat kamu.

Suara itu terdengar semakin jelas. Randu mengalihkan pandangannya, entah sejak kapan seorang wanita duduk disampingnya. Lalu Randu menghadapkan wajahnya ke arah wanita itu dengan raut sedikit bingung.

RIANA

Di TV itu...

Randu tidak mengeluarkan sepatah katapun, raut mukanya juga masih nampak bingung, Ia masih mencoba mencerna.

RIANA

Anggap saja seorang penggemar.

Randu masih belum mengucapkan apapun.

RIANA

Kupikir orang seperti kamu saat malam begini hanya akan berada di kamar dengan tumpukan buku dan ketikan jurnal.

RANDU

Apa kamu terbiasa menilai seseorang hanya dari tampilannya?

Randu seraya tersenyum.

RIANA

Nooo. Bukannya kamu yang mencitrakan diri seperti itu?...
Kenapa gelasnya masih penuh?

Kemudian Riana mengangkat gelasnya ke arah Randu.

Astaga, Randu baru menyadari, gelasnya sedari tadi belum tersentuh. Langsung saja Randu mengangkat gelasnya menyambut gelas wanita itu.

RIANA

Untuk merayakan pertemuanku dengan Seakan!

Teriak Riana itu bersemangat.

RANDU

Randu. Orang terdekat memanggilku Randu.

RIANA

Oh, apa kamu baru saja mempersilahkan aku untuk lebih dekat?

Kalimat Ini diucapkan dalam balutan senyum manis.

Randu hanya tersenyum simpul tanpa jawaban.

RANDU

Aku belum pernah dengan sengaja mencitrakan diri. Mungkin ini akan jadi kali pertama, di depan kamu.

RIANA

Sembunyikan saja semua yang menurutmu negatif, beri aku yang terbaik!

RANDU

Apa penggemarku ini punya nama?

Wanita itu sedikit terkejut mendengar pertanyaan Randu. Oh mungkin Randu sudah terlalu banyak minum.

RIANA

Riana. Orang terdekat memanggilku Riana.

Riana menjawab Randu sembari menyodorkan kedua tangannya memberikan sebuah pelukan.

MONTAGE

Mereka berdua larut dalam obrolan yang membuat pikiran Randu kembali ke tempat ini, tidak hilang seperti tadi saat sendiri. Walaupun dengan beberapa hal di pikiran Randu yang terlupakan.

RANDU (VO)

Sekali lagi gelasku teris Seteguk lagi aku lupa dimensi. Terpesona cantikmu di sudut sana.
Tenang menarik hasratku menuju kamu. Walaupun aku masih lupa namamu. Kuangkat gelas untuk kita berdua. Senyummu setipis penglihatanku malam itu. Masih maukah kamu memelukku esok hari?Saat nampak jelas semua dimensi.
Dan aku terlihat dan terasa seperti aku.

CUT TO

Bhagi telah selesai dengan pertemuannya.

Dia mencari Randu dan menemukannya sedang berbincang dengan seorang wanita.

BHAGI

Aku daritadi udah kepikiran loh. Ni anak sendirian lama banget gimana ya. Ternyata dia lagi asik!

RANDU

Kan udah kubilang nyantai aja. Eh kenalin ini...

Kalimat Randu menggantung, ia sebenarnya lupa nama perempuan yang sedari tadi berbincang dengannya.

RIANA

Riana.

BHAGI

Bhagi.

Mereka pun bersama menikmati malam yang tersisa.

CUT TO

BHAGI

Kayaknya aku udah gak sanggup nyetir. Kamu anterin aku balik, nanti bawa aja mobilku. Anter Riana pulang. Oke?

Randu tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya pasrah pada tawaran itu. Randu pun mengantar Bhagi pulang, ditemani Riana.

CUT TO

Randu mengantar Riana pulang. Merangkulnya masuk ke apartement Riana. Riana yang setengah sadar memeluk erat tubuh Randu, hingga Ia tidak bisa pergi dari apartment Riana.

Randu menginap di kamar Riana malam itu.

FADE OUT

EXT. HALAMAN RUMAH BHAGI — PAGI

Cast: RANDU,CHATA, BHAGI


FADE IN

Randu pergi kerumah Bhagi untuk mengembalikan mobil Bhagi.

Tiba di parkiran rumah Bhagi, Randu memperhatikan sebuah mobil yang sangat dia kenali. Mobil Chata. Ah Randu lupa. Ini hari Sabtu.

Randu menuju pintu rumah Bhagi. Sebelum ia mengetuk, pintu itu terbuka. Chata nampak terburu buru keluar dari rumah itu dengan wajah seperti sedang marah, atau kecewa.

Chata melempar kunci mobilnya kepada Randu.

CHATA

Ayo balik! Buruan!

Chata melangkah cepat menuju mobilnya

CHATA

Buka!

Perintah Chata lagi.

Kemudian Chata segera masuk ke mobil. Bhagi yang mengejar di belakang Chata ditahan oleh Randu.

RANDU

Biar aku aja.

Randu bicara pada Bhagi sembari menyerahkan kunci mobil Bhagi.

Chata berteriak dari dalam mobil agar Randu bergegas.

CHATA

Buruan!

Randu yang masih belum tahu permasalahan diantara Chata dan Bhagi mencoba mengontrol emosinya agar tidak langsung marah pada Bhagi.

RANDU

Aku belum tau apa apa. Tapi kalau sampai kamu macam-macam, kuhabisin kamu!

Dengan tenang Randu mengucapkan kalimat itu pada Bhagi.

Randu masih selalu menyisakan ketenangan di setiap menghadapi situasi apapun.

Randu kemudian segera masuk ke mobil Chata. Di dalam mobil, Chata mencoba mengatur napasnya sebaik mungkin.

Randu mengusap-usap kepala Chata.

CUT TO


INT. KAMAR RUMAH CHATA — SIANG

Cast: RANDU, CHATA

FADE IN

Randu yang sudah berada di kamar Chata, memegang sebatang rokok di tangan kirinya. Randu menatap Chata yang berdiam di sudut ruangan.

Chata terus berdiam di sudut ruangan itu. Tanpa memberitahu apapun pada Randu.

Randu mencoba mendekati Chata dengan tenang.

RANDU

Gak papa kasihtau aja. Aku gak akan macam-macam.

CHATA

Gak Ran, aku yang menuntut terlalu banyak.

Randu tersenyum tipis.

RANDU

No, Chata, kebutuhanmu memang segitu, berarti pasangan yang layak memang harus memberimu sebesar itu. Kalau dia gak bisa... Jangan menurunkan kebahagiaanmu atas nama keberlangsungan. Kalau seseorang harus berjuang, biarkan dia berjuang. Karena kamu memang layak buat diperjuangkan Ta!


CHATA

Terus kapan aku dapatin orang yang tepat?

RANDU

Sejak kapan bahagia diperlombakan dalam kecepatan? Biarkan dia datang dengan sendirinya. Biarkan dia datang dengan nyaman. Buat apa menggadai kebahagiaanmu demi ketakukan melepaskan?

Randu mematikan rokoknya di asbak..

CHATA

Bukankah perpisahan itu buruk?

RANDU

Bukankah memaksa untuk bersatu itu lebih buruk? Karena bersama seharusnya gak pernah dalam keterpaksaan.

CHATA

Aku gak pernah nyaman sendirian.

RANDU

Sendiri dalam kekosongan kayaknya lebih baik dibanding berdua dalam kehancuran. Lagian, kamu kayak gak nganggap aku ada.

Chata segera bangkit dari duduknya. Ia meraih tubuh Randu, memeluknya erat, sangat erat.

CUT TO

Sore itu Chata akan kembali ke Kota tempatnya bekerja.

RANDU

Kamu yakin gakpapa pergi sendirian? Aku ikut ya?

CHATA

Aku bukan cewek lemah Randu, kamu tau kan?

RANDU

Kamu emang cewek kuat Ta tapi gak soal cinta.

Randu sedikit menggelengkan kepalanya.

CHATA

Udah, aku bisa pergi sendiri.


Randu dengan berat hati membiarkan sahabatnya pergi seorang diri.

RANDU

Ta, tadinya aku mau tanya sesuatu, tapi aku lupa.

CHATA

Tanya apa?

Randu berdiam, tatapannya kosong.

Beberapa saat kemudian Chata menegur Randu. Dia sudah terlalu lama menunggu Randu terdiam.

RANDU

Nanti aja deh Ta. Kabarin aku kalau sudah sampai. Kalau nanti kamu butuh aku disana, kasihtau aku ya!

Randu masih berat melepaskan keberangkatan Chata kali ini.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar