Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KANTOR - PAGI
Cast: RANDU, ADE, RESTA, JIMMY, KARTIKA, RIANA DAN KARYAWAN TV
FADE IN
MONTAGE
Suasana ruang rapat besar. Resta duduk di posisi tengah depan. Resta memimpin rapat.
Resta memulai briefing dengan semangat. Membahas Seluruh kinerja team, mengevaluasi, dan mencari solusi untuk setiap kendala. Semua hal dibahas sangat mendetil.
Jika sebelumnya lebih fleksibel, kali ini kedisiplinan dan ketaatan karyawan menjadi hal utama untuk dikoreksi. Hanya satu orang yang tidak dikoreksi. Randu. Resta tidak pernah membahas sedikitpun tentang sikap maupun kinerja Randu.
RESTA
Resta menutup rapat dan mengumumkan bahwa pekan depan akan ada rapat besar perusahaan.
CUT TO
Randu duduk di kursi di hadapan meja kerjanya, dia hanya diam sambil memegang gelas di tangan kanannya.
Ade berjalan dengan membawa sebuah map, Ade menuju meja kerja Randu, Ade menghampiri Randu, lalu menyodorkan sebuah berkas.
ADE
RANDU
Ade merespon candaan Randu dengan nada sedikit meninggi. Bukan benar-benar marah, ini sudah menjadi candaan biasa bagi mereka.
ADE
Randu membuka map yang diberikan Ade, membaca sekilas isi map itu.
RANDU
Randu berdiri dari duduknya, bergerak menuju ruang make-up, setelah beberapa langkah, Randu kembali lagi menoleh pada Ade.
RANDU
ADE
Ade tersenyum lebar.
RANDU
Randu menggelengkan kepala.
ADE
Randu melihat jam tangannnya, waktu on air hanya sekitar 40 menit lagi, Randu menghela nafas dan sedikit menggelengkan kepalanya, kemudian Randu bergegas menuju ruang perlengkapan on air.
CUT TO
Int. RUANG MAKE UP - PAGI
CAST: RANDU, KARTIKA,RIANA
FADE IN
Randu tiba di depan ruang make up, Randu memasuki ruangan itu. Di tangannya, Randu masih memegang map.
RANDU
KARTIKA
RANDU
Kartika kemudian berdiri mendekat ke arah Randu.
Kartika menunjuk seorang perempuan di sudut ruangan.
KARTIKA
Randu melihat ke arah wanita yang ditunjuk oleh Kartika.
Kartika berbisik memulai ocehannya, walaupun pelan, tapi jaraknya yang dekat dengan telinga cukup membuat gaduh di kepala Randu.
KARTIKA
RANDU
Randu meletakkan berkas yang diberikan Ade tadi di sebuah meja. Lalu berjalan ke arah tempat Riana duduk.
RANDU
Randu mengucapkan nama itu lagi setelah tiba di hadapan perempuan yang ditunjuk Kartika tadi.
Riana berdiri setelah Randu mengucapkan namanya, dia berdiri di hadapan Randu dengan sedikit menunduk.
RIANA
Cara bicara Riana lembut sekali.
RANDU
Hanya itu yang Randu ucapkan, tidak ada tambahan lain. Kemudian Randu bergegas menuju ruang pakaian. Randu harus segera mengganti pakaiannya dengan setelan jas lengkap. Dia tinggalkan Riana begitu saja.
Kartika melihat Riana kebingungan, Kartika mendekati Riana. Mengajak Riana ke pintu ruangan dan berbisik menjabarkan banyak hal.
KARTIKA
Kartika berusaha menjelaskan agar Riana bisa memaklumi sikap lelaki itu.
Riana mengangguk mengerti.
KARTIKA
Sekali lagi Riana mengangguk-angguk mengerti.
KARTIKA
Riana menuruti saran Kartika. Ia bergegas melangkah. Kartika hanya memperhatikan langkah Riana sambil menunggu.
Tak lama Riana berhenti dan menoleh pada Kartika. Riana tersenyum tipis.
RIANA
KARTIKA
Kartika menunjuk arah berlawanan dari arah berjalan Riana tadi.
Riana cengengesan sambil melangkah menuju arah yang ditunjukkan Kartika.
RIANA
Sembari berjalan menuju ruang MCR, pikiran Riana terpaku pada sosok yang tadi menyapanya singkat. Riana mengetahui nama laki-laki itu dari Kartika. Nama yang kemudian selalu hinggap di pikiran Riana.
Randu.
Cut to
Riana tiba di depan sebuah ruangan, di pintu itu tertulis "Master Control Room". Sepertinya benar, ini ruangan yang dimaksud oleh Kartika.
Ade dan Jimmy berdiri bersebelahan mengawasi staff mereka masing-masing.
Riana mengetuk pintu ruangan itu.
RIANA
Setelah mendengar suara Riana, Ade dan Jimmy tidak menengok ke arah pintu, tapi justru saling menengok satu sama lain.
Riana lalu membuka pintu itu perlahan. Riana melihat ke arah Jimmy dan Ade.
RIANA
ADE
Riana gugup ditanya seperti itu oleh Ade. Riana menjawab dengan terbata.
RIANA
Ade dan Jimmy saling melihat. Kemudian Ade menghembuskan napas singkat. Jimmy merespon sikap Ade dengan menadahkan kedua tangannya dan mengangkat alis.
JIMMY
Riana kemudian duduk di bagian belakang ruang MCR. Saat ini sedang persiapan live berita. Randu yang menjadi news reader untuk berita hari ini. Semua sudah nampak siap.
MONTAGE
Ade mengangkat handie talkie, memulai instruksinya dan mengkordinir jalannya on air. Riana memperhatikan semua arahan Ade dan proses kerja disana, pada awalnya.
Lalu kemudian tatapannya terpaku ketika melihat wajah Randu di layar.
Riana hanya memperhatikan wajah di layar, juga sebuah nama yang tertulis disitu.
Seakan Randuadhum.
Sepanjang siaran itu Riana hanya memperhatikan Randu.
Cut To
Riana terpaku.
ADE (O.S)
Setelah wajah Randu hilang dari layar, barulah Riana tersadar dari lamunannya.
Ternyata siaran sudah selesai.
RIANA
Ade menggelengkan kepalanya sejenak.
ADE
RIANA
Riana bergegas berdiri dan melaksanakan arahan Ade.
RIANA
Riana sedikit menundukkan kepalanya dan meletakkan tangan kanannya di dada. Kemudian Riana pergi untuk menemui Kharna sesuai arahan Ade.
Ade dan Jimmy kembali saling menatap.
Setelah Riana keluar dari ruangan itu, Ade bicara pada Jimmy.
ADE
JIMMY
ADE
JIMMY
Ade dan Jimmy keheranan.
CUT TO
Randu kembali ke ruangan kerjanya. Randu duduk, matanya menatap kosong.
Beberapa saat kemudian Mas Resta masuk ke ruangan dengan langkah pelan dan wajah tegang. Ia sejenak memperhatikan Randu yang nampak berdiam, termenung di mejanya.
Resta perlahan mendekat ke meja Randu. Memegang pundak Randu dan sedikit mengusapnya.
RESTA
RANDU
Randu tiba-tiba tersenyum santai sembari membalas memegang pundak Resta, lalu menepuknya pelan beberapa kali.
Resta hanya mampu tersenyum di dalam kebingungan, dan menyadari perubahan raut wajah Randu.
CUT TO
Riana menghampiri Kharna yang sedang sibuk mengemas peralan untuk meliput sebuah event.
RIANA
Kharna memperhatikan Riana sejenak. Lalu Kharna menyambut dengan ramah.
KHARNA
Riana merasa sikap Kharna berbeda sekali dengan sikap Randu.
KHARNA
Kharna mempersilahkan Riana masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan, Kharna menjelaskan banyak hal tentang kantor. Dari struktur, hingga divisi masing-masing.
RIANA
Kharna tersenyum mendengar pertanyaan Riana.
KHARNA
CUT TO
Randu berjalan menuju sebuah ruangan besar di sudut kantor. Setibanya disana, Randu ketuk pintu ruangan itu perlahan sembari mengucapkan namanya.
RANDU
Haikal membuka pintu itu. Setelah Randu masuk, Haikal menutup pintu lalu kembali menduduki kursi di depan meja Direktur.
Randu sedikit memperhatikan raut tidak nyaman di wajah Haikal.
Randu menyapa seseorang di belakang meja.
RANDU
DAUD
Daud menjawab Randu sembari menunjuk sofa tamu.
Randu mendekat dan duduk di sofa tamu. Memperhatikan ruangan itu lalu tersenyum lebar. Dengan posisi duduknya yang tanpa sekat dari mereka berdua, cukup jelas terdengar perdebatan antara Haikal dan Mas Daud.
CUT TO
Setibanya di tempat acara, Kharna meminta Riana untuk duduk dan menjaga barang-barang. Kharna juga meminta Riana mencatat point-point penting yang disampaikan oleh para pemberi sambutan. Lalu Kharna berkeliling merekam berlangsungnya acara.
Setelah beberapa lama, Kharna kembali dengan dua kotak makanan di tangannya. Kemudian menyerahkan satu nasi kotak pada Riana.
KHARNA
Memang benar, sedari pagi Riana belum makan.
Kharna memperhatikan wajah pucat Riana.
RIANA
KHARNA
Kharna mulai menyetting tripod di sebelahnya.
Kharna menyetting tripod agar kameranya bisa merekam dengan baik dari kejauhan.
KHARNA
Setelah itu, Kharna membuka tutup botol air mineral, lalu menyodorkannya pada Riana.
KHARNA
Kharna tersenyum.
Riana terdiam sejenak sebelum menerima air mineral itu.
Lalu mereka memulai makan sambil berbincang.
KHARNA
RIANA
KHARNA
RIANA
KHARNA
RIANA
Riana nampak penasaran.
KHARNA
MONTAGE
Kharna dan Riana sama-sama memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka juga saling mempertanyakan banyak hal.
RIANA
Kharna menjelaskan semua teori tentang bumi bulat dan semua teori tentang bumi datar.
Riana juga mengemukakan perspektifnya.
KHARNA
CUT TO
Daud duduk di kursi besarnya. Di hadapannya Haikal nampak kecewa.
DAUD
HAIKAL
Haikal kemudian pergi terburu-buru meninggalkan ruangan.
Daud berjalan perlahan menuju jendela kaca besar di salah satu bagian ruangannya. Berdiri disana menatap ke arah luar dengan secangkir kopi di tangannya. Randu bangkit dari tempat duduk, melangkah perlahan, berdiri di samping Daud.
DAUD
Daud menawarkan sembari menunjuk cangkir kosong dan mesin kopi otomatis di sudut lain ruangan.
Randu menolak dengan halus.
RANDU
DAUD
RANDU
DAUD
Wajah Daud sangat serius.
RANDU
Daud meletakkan cangkir kopi, kemudian meletakkan tangan kanannya di pundak Randu lalu menepuk-nepuknya pelan.
DAUD
Randu berdiam sejenak, lalu menjawab dengan yakin.
RANDU
Daud kembali menatap jauh keluar jendela.
DISSOLVE TO
FLASH BACK
DAUD (V.O)
Aku ingat HRD membawakanku seorang anak kecil dengan seragam sekolahnya. Cara berpakaian yang berantakan dengan tali sepatu berbeda warna kanan dan kirinya. Dia mungkin belum paham bagaimana pentingnya memikat dengan penampilan atau memang dia paham tapi tidak peduli. Anak itu memegang sebuah map berisi surat di tangannya.
RANDU (17)
DAUD (V.O)
Anak itu terlihat seperti berandalan, tapi sopan, sedikit menunduk setiap kali tidak bicara. Memohon maaf setiap kali merasa melakukan kesalahan, padahal di mataku dia hampir tidak pernah melakukan kesalahan. Aku melihat sesuatu yang sedikit ganjil dari anak itu. Semua hal pada dirinya seperti tidak sinkron. Seiring perjalanan, anak itu menakjubkanku dengan segala yang dia lakukan. Melakukan semua hal yang membuat semua orang termotivasi. Menyelamatkan di setiap saat terpenting. Membuat semua orang bersemangat untuk membangun perusahaan ini bersama-sama. Gila, aku dapatkan ini dari seseorang yang belum genap berumur 20 tahun. Bahkan dia sudah mulai memupuk ini semua dari umur 17 tahun. Seakan Randuadhum.
DISSOLVE
Daud menghela napas panjang.
Daud membuka sebuah dokumen di atas meja tamunya.
DAUD
Daud mengeluarkan isi map itu. Sebuah kertas berisi surat pengunduran diri.
Daud menunggu jawaban Randu. Randu masih berdiam.
RANDU
DAUD
Daud kembali menatap ke arah luar jendela.
DAUD
Randu kembali menghadapkan badannya ke arah Randu.
RANDU
Randu kemudian menyalami Daud.
DAUD
CUT TO
Liputan event telah selesai, Kharna dan Riana kembali ke kantor.
Riana mulai bersemangat.
Setibanya di kantor, Riana teringat pesan Ade untuk menemui Randu sore ini.
RIANA
KHARNA
RIANA
KHARNA
Riana mengangguk-angguk kecil lalu segera berjalan menuju ruangan Randu.
Ah, Riana kembali gugup seperti pagi tadi. Jantungnya terasa berdetak lebih cepat.
Riana berusaha mengatur napas sebaik mungkin. Riana memperlambat langkah kaki.
Dari posisinya sekarang, Riana dapat melihat Randu. Nampak Randu sedang merapikan barang-barang di mejanya.
Randu merapikan mejanya, mengemas beberapa barang yang ingin dia bawa, dan meninggalkan sebagian yang lain. Barang terakhir yang ia kemas untuk dibawa pulang adalah sebuah bingkai photo yang selama ini ada di atas meja itu. Photonya bersama Chata.
RIANA
RANDU
Kemudian Randu melanjutkan kalimatnya tanpa peduli apa yang sebenarnya ingin dikatakan Riana.
RANDU
Randu dengan senyuman khasnya.
Sebelum Riana sempat melanjutkan pembicaraan, karyawan lain berangsur menghampiri meja Randu.
Riana yang sebenarnya mendatangi Randu untuk meminta bimbingan, terkejut menyadari bahwa saat ini adalah hari terakhir Randu bekerja di Podspo.
Randu berhenti.
Riana hanya terdiam menatap Randu yang sedang dikerubungi orang-orang. Semua mengucapkan kata perpisahan. Beberapa dari mereka bahkan nampak terisak. Sebagian bergantian memeluk erat tubuh Randu.
Randu sedikit menundukkan kepala dan meletakkan tangan kanannya di dada.
Randu mengangkat barang-barangnya dan berjalan meninggalkan ruangan.
Riana hanya mampu menatap langkah Randu meninggalkannya dan karyawan lain.
Randu membawa barang-barangnya keluar kantor menuju parkiran mobil. Pergi dari Podspo.
Karyawan kembali ke meja mereka masing-masing.
Riana masih terpaku di meja Randu.
Riana akan menggunakan meja ini.
Beberapa barang milik Randu masih tertata rapi di atas meja. Riana menarik napas dalam-dalam. Ah aroma ini...
Randu.
FADE OUT