Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR RANDU - MALAM
CAST: RANDU, RANDU (AKAN), RAYYA
FADE IN
Randu meringkuk di samping sudut ranjang.
Di sudut ruangan, Randu seolah melihat seorang perempuan sedang membaca buku catatannya. Randu tidak bisa melihat wajah perempuan itu. Randu berusaha untuk bergerak, dia ingin mendekati perempuan itu. Randu berusaha keras bersuara memanggil wanita itu. Tapi suaranya tidak keluar. Tubuh Randu juga terasa kaku. Randu hanya bisa terdiam, tanpa bisa bicara dan bergerak.
RANDU (VO)
Perempuan di sudut ruangan itu tetap membelakangi Randu, kemudian berbicara pelan.
RAYYA
Di dekat perempuan itu, nampak 3 orang anak kecil bermain main, 1 laki-laki dan 2 perempuan. Diantara 2 gadis kecil itu, Randu tidak bisa melihat wajah salah satunya, satu lagi dapat terlihat karena disaat mereka sedang bermain, salah satu gadis kecil itu mengarahkan tubuhnya ke arah Randu, gadis kecil itu tersenyum.
Randu tiba-tiba terbangun setelah gadis kecil itu tersenyum sangat cantik padanya. Randu kemudian bangkit dari tempat tidurnya, mengambil sebuah gelas dan tehnya. Lalu ia duduk di bangku depan cermin.
Randu memikirkan mimpinya tadi, dia mencoba mengingat siapa perempuan cantik dan anak-anak kecil itu.
Tapi sosok itu bukan Chata, wajahnya berbeda dengan photo gadis kecil dirumah Chata saat itu.
Ekspresi wajah Randu berubah ceria.
AKAN
Ekspresi wajah Randu berubah sangat tenang.
Randu menggelengkan kepalanya.
RANDU
AKAN
AKAN mencoba menirukan cara bicara Randu.
AKAN
Akan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ekspresi wajah itu kembali berubah tenang.
Randu pun melanjutkan kalimat yang pernah ia katakan pada Akan.
RANDU
AKAN
RANDU
FADE OUT
INT. KAMAR RIANA — SORE
Cast: Riana
FADE IN
Riana duduk di sudut tempat tidurnya, berdiam tertunduk. Hening sekali hingga terdengar detak jarum jam di ruangan. Beberapa saat kemudian Riana berdiri perlahan, lalu melangkah menuju balkon kamar. Dia buka tirai dan pintu kaca besar yang memisahkan kamarnya dari udara luar. Dibiarkannya hembusan hangat sore menyapa masuk.
Riana keluar dari kamarnya dan berdiri di balkon, memperhatikan daun-daun diantara desir angin sore itu. Ditariknya napas panjang, lalu kembali menunduk perlahan. Riana berbalik melangkah lagi ke dalam kamar. Langkahnya pelan, lebih lambat dari detak jarum jam yang terdengar. Raut mukanya nampak gelisah, seperti memikirkan sebuah hal besar. Mungkin tentang pekerjaan.
Ternyata tidak, bukan itu, Riana sedang rindu. Rindu pada sosok lelaki yang mengagumkan. Sosok yang terus muncul di pikirannya sejak pertama kali bertemu.
DISSOLVE TO
FLASH BACK
Padahal saat itu, Si lelaki hanya berdiri sebentar di hadapannya, menyebut singkat nama Riana, lalu pergi begitu saja.
DISSOLVE
Riana menarik nafas panjang.
Pesona itu terus menghantui, magisnya masih tetap disini dan wangi yang tidak pernah pergi. Rindu memang tidak selalu menyenangkan.
FADE OUT