Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MUSKIL (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
23. Menikmati Amarah dan Kesedihan

INT. DAUN ALANG — SORE

CAST: RANDU

FADE IN

Daun Alang tampak meredup. Matahari menyapa untuk pergi. Menyisakan segaris cahaya senja. Randu mencoba menatap garis matahari itu. Tapi silau cahayanya justru menyilaukan pandangan Randu.

Sudah cukup lama Randu duduk sendiri.

RANDU

Kamu gak disini, tapi senyummu dari tadi gak pergi...

Tanpa terasa matahari telah terbenam. Sedari tadi Randu tidak mendapati raut muka yang dia rindukan.

Raut-raut wajah tidak ramah menatap ke arah Randu.

Randu bangkit dari duduknya. Beranjak pergi dengan beban pertanyaan di dalam pikiran. "Kemana Rayya?"

CUT TO

EXT. ROOFTOP — NIGHT

Cast: RANDU, CHATA

FADE IN

Lagi- lagi pertemuan rutin Randu dan Chata harus tetap dilakukan.

Randu berteriak di depan wajah Chata.

RANDU

Puas kamu Ta!Ini kan yang kamu mau!

CHATA hanya berdiam, sambil pelan mengangkat gelas dan meminum kopinya.

RANDU

Kenapa Ta!? Kenapa!?

Chata masih berdiam.

RANDU

Jawab Ta!

Randu terus memberondong Chata dengan teriakan-teriakan.

RAYYA

Saat kamu kehilangan. Apakah memaki dan menyumpah mampu mengembalikan keadaan? Sementara tenang melindungi kamu dari kesakitan.

Chata mencoba menjawab Randu dengan tenang.

CUT TO

INT. KAMAR RANDU — NIGHT

Cast: RANDU

FADE IN

Randu menuangkan minuman dari botol ke dalam gelas. Lalu meminumnya hingga habis.

Randu menuangkan minuman lagi dari botol itu ke dalam gelas. Lalu kembali meminumnya hingga habis.

Segelas lagi untuk melupakan amarah hari ini. Semoga saat membuka mata sore nanti, kesabaran Randu kembali. Segelas lagi untuk membuang sedih hari ini. Semoga saat membuka mata sore nanti, senang Randu kembali.

Kali ini tangan Randu sudah tidak berdaya mengangkat gelas.

Ia letakkan kembali gelas itu.

Randu berteriak, menangis dan tertawa, terus seperti itu untuk beberapa lama.

Randu menyalakan lagi cahaya di ujung pemantik. Dihembuskan lagi harapan membumbung ke langit. Di ruang ini, tidak mampu dibedakan siang dan pagi. Senja atau dini hari. Randu terlalu nyaman di dalamnya.

Randu menghadap cermin di kamarnya. Dia memperhatikan wajahnya yang sangat kusut. Lalu Randu tertunduk.

ADHUM

Angkat kepalamu! Di depan itu cerah. Untuk apa kamu terlalu banyak menengok kesenangan semu!

 FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar