Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MUSKIL (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
12. Terus Membangun Mimpi

INT. APARTMENT RANDU - PAGI - MALAM

CAST: RANDU

FADE IN

Randu duduk di sudut tempat tidurnya. Beberapa saat kemudian Randu mengangkat telepon.

RANDU

Pagi. 7.03, 35,2°, 9 , 140/80


Randu Menutup telpon.

MONTAGE

Randu duduk berdiam di sebuah kursi di tengah ruangan.

Randu berpikir mungkin mencoba beberapa jenis usaha akan sangat mudah dilakukan.

Randu mulai mendesign T-shirt.

Randu melihat tumpukan lukisannnya, mengambil dan memperhatikan salah satu lukisan itu. kemudian tersenyum kecil. Lalu Randu mengumpulkan dan membersihkan semua lukisan dan juga mengumpulkan banyak hasil photonya.

CUT TO

EXT. TROTOAR JALAN-TAMAN KOTA - SORE

CAST: RANDU, PEJALAN KAKI

FADE IN

MONTAGE

Randu menyusun hasil karyanya di pinggir jalan.

Nampak T-Shirt hasil design Randu, lukisan-lukisan dan beberapa cetakan photo yang digantung pada sebuah tali yang terikat pada 2 tongkat penyangga.

Randu mencoba menjual barang barang itu.

Di tangan Randu juga memegang brosure jasa photo yang ia bagikan pada para pejalan kaki.

Tapi tidak ada seorangpun yang membeli.

Randu juga mencoba menawarkan jasa dokumentasi lewat brosure yang dibagikannya.

Randu mulai menerima beberapa pesanan photo. Melakukan beberapa kali sessi photo. Namun hanya berjalan beberapa saat, dengan beberapa atau bahkan semuanya komplain pada hasil yang tidak sesuai keinginan mereka.

Nampak perdebatan antara Randu dan pelanggannya karena menurut Randu hasil kerjanya sangat bagus. Ini hanya tentang selera. Padahal selera orang-orang sebenarnya juga sangat bagus. Tapi Randu terlalu mengedepankan kemauannya. Tapi Randu lebih memilih tetap pada pendiriannya.

FADE OUT

Int. Apartment Randu - Pagi

Cast: RANDU, CHATA

FADE IN

Randu duduk di balkon apartemennya. Dengan sebatang rokok di tangan kirinya dan segelas teh tanpa gula di tangan kanannya. Matanya menerawang jauh ke arah depan. Kosong.

Tidak lama kemudian telepon Randu berdering.

RANDU

Pagi. 6.33, 35,4° , 160/80

CHATA

Wow Ok. Randu jam berapa ke rumah?

RANDU

Kenapa suara kamu berat banget?

CHATA

Nanti Chata cerita. Malam ini kamu nginap ya. Please!

RANDU

Oke.

FADE OUT

INT. RUMAH CHATA - MALAM

CAST: RANDU, AYAH CHATA, IBU CHATA, CHATA

FADE IN

Randu memasuki rumah Chata, saat melewati meja makan Randu disambut oleh orangtua Chata.

RANDU

Loh, Bapak sama Ibu lagi di Samarinda toh, maaf Randu gak tahu.

Randu menyapa kedua orangtua Chata sembari menyalami mereka.

AYAH CHATA

Iya, tapi cuma 2 hari. Gimana kabar kamu Ran?

RANDU

Sehat Pak.

AYAH CHATA

Kerjaan gimana?

IBU CHATA

Kata Chata Randu berhenti kerja Pa.

RANDU

Iya Pak, Bu, pengen ada perubahan aja.

AYAH CHATA

Gakpapa, udah lama juga kamu kerja disitu.

IBU CHATA

Belum kepengen nikah Nak?

RANDU

Wah, belum bu, nanti dulu lah.

IBU CHATA

Kalian berdua tu sama aja.. Gimana bisa dapet pasangan kalo Randu jalan sama Chata lagi, Chata jalan sama Randu lagi . Selalu pergi berduaan.

RANDU

Kalau Randu sih kayaknya belum ada yang mau Bu. Kalo Chata...

IBU CHATA

Dia lagi deket sama cowok ya? Siapa itu? Randu kenal? Anaknya gimana?

Ayah Chata juga nampak menantikan jawaban Randu.

RANDU

Mmm Randu belum kenal juga Bu, baru ketemu sekali. Belum paham juga.

IBU CHATA

Kamu cari tahu ya. Kita semua ingin yang terbaik untuk Chata.

RANDU

Randu usahakan ya Bu.
Chata pergi Bu? Kok gak bilang Randu ya? Tadi dia bilang dirumah.

IBU CHATA

Itu ada di kamar, daritadi gak keluar. Sana kamu susulin.

AYAH RANDU

Ran, sama seperti kamu, seperti juga yang Ibu bilang tadi. Bagaimanapun kita ingin yang terbaik kan untuk Chata.

RANDU

Ok Pak, permisi ya Pak, Bu.

Randu berjalan ke arah pintu kamar Chata, beeberapa saat kemudian suara ibu Chata kembali terdengar

IBU CHATA

Raaan.

RANDU

Iya Bu.

IBU CHATA

Jangan lupa ya. Cari tau!

RANDU

Siap Bu

Randu menjawab sembari mengangkat jempolnya.

Lalu Randu melanjutkan langkahnya menuju kamar Chata. Ibu dan Ayah Chata kembali ke kamar mereka.

Randu mengetuk pintu kamar Chata.

RANDU

Ta

Chata membuka pintu kamar dengan raut wajah berlipat tak beraturan.

RANDU

Kenapa kamu?

Chata berjalan kembali menuju tempat tidurnya sembari menjawab pertanyan Randu.

CHATA

Aku gak suka ya diatur. Hidupku, masa depanku, semua biar aku yang tentukan.

Randu yang mulai menebak situasi bersiap untuk menjadi pendengar yang baik malam ini. Chata mengomel panjang mengenai keinginan orangtuanya. Beberapa jam Randu hanya mendengarkan sembari mengiyakan dan mengangguk-angguk mendengar omelan Chata. Karena Randu dangat paham untuk urusan menentukan hidup Chata. Siapapun. JANGAN IKUT CAMPUR.

Obrolan malam itu bercampur amarah Chata, apa yang orangtuanya lakukan selama ini, hingga sedikit kesedihan setiap kali perdebatan dengan orangtuanya tentang bagaimana mereka mencampuri langkah-langkah yang ingin Chata ambil.

CUT TO

Pada pertengahan malam, Ibu Chata menuju kamar Chata untuk mengingatkan agar mereka segera tidur. Ibu Chata sangat paham, jika Randu dan Chata sedang bersama, biasanya mereka akan terjaga bahkan hingga pagi.

Tiba di depan pintu kamar Chata, ia menyadari kamar anaknya tidak terkunci, dibukanya perlahan pintu kamar itu.

Ibu Chata memasuki kamar Chata perlahan.

Ditatapnya anak perempuannya tertidur pulas.

Ibu Chata melangkah pelan mendekat ke tempat tidur, tersenyum menatap anaknya. Lalu menyelimuti Randu yang tertidur di sebelahnya.

IBU CHATA

Berbahagialah selalu kalian berdua.

FADE OUT

INT. Rumah CHATA - PAGI

CAST: RANDU, CHATA

FADE IN

Randu baru terbangun, menengok ke samping, melihat Chata masih tertidur.

Randu bangkit dari tempat tidur. Keluar dari kamar Chata menuju dapur. Randu butuh tehnya pagi ini. Randu keluar kamar Chata menuju dapur untuk mengambil air panas. Suasana rumah nampak sepi.

Saat Randu jalan kembali ke kamar Chata melewati ruang keluarga, Randu menyadari ada sesuatu yang baru. Randu melihat sebuah pemandangan yang belum pernah ada sebelumnya. Semalam saat datang juga masih tidak ada. Randu terkesima pada pemandangan baru itu. Sebuah bingkai photo dengan seorang gadis berpose di dalamnya.

Randu memperhatikan photo itu beberapa saat. Kemudian berjalan kembali menuju kamar Chata.

Chata baru saja terbangun saat Randu tiba di kamarnya.

RANDU

Selamat pagi!

CHATA

Kamu pasti gak bikinin aku kopi.

RANDU

Aku pikir kamu masih tidur. Daripada keburu dingin.

CHATA

Yaudah ntar aja deh, aku kayaknya mandi aja dulu.

RANDU

Itu di depan, photo kamu?

CHATA

Photo?

Chata yang menyadari sesuatu segera bangkit dari tempat tidurnya, dengan tergesa-gesa Chata pergi keluar kamar.

Randu sedikit heran, ia mengikuti di belakang Chata.

Melihat bingkai di dinding itu, Chata segera menurunkannya.

RANDU

Pasti bukan kamu sih, anak itu cantik banget.

Chata tidak menghiraukan Randu, ia segera masuk kembali ke kamarnya dan mencari tempat untuk menyimpan photo itu. Randu sedari tadi hanya mengikuti dan keheranan pada yang Chata lakukan.

RANDU

Lah kenapa disingkirin? Malu? Cantik tau.

Randu menirukan pose gadis kecil di photo itu.

Chata nampak geram dibuatnya, wajahnya datar melihat Randu mengikuti gaya gadis kecil di photo itu.

CHATA

Malu aku.

RANDU

Kita gak punya photo bareng waktu kecil?

Chata mencari tempat untuk menyingkirkan dan menyimpan photo itu. Chata tidak menjawab pertanyaan Randu.

CHATA

Eh gimana semua bisnis kamu?

RANDU

Gagal semua Ta. Tapi gak masalah sih. Sekarang bukan itu prioritasku.


CHATA

Cari makan yok, laper aku.

RANDU

Ayok!

CHATA

Aku mandi dulu, jadi nanti sekalian aku antar kamu ke Apartement, terus aku langsung balik ke Balikpapan.

Randu mengangguk mengiyakan. Lalu Chata menuju kamar mandi.

Randu memperhatikan sedikit ke arah photo tadi disimpan. Randu nampak berpikir sejenak.

Randu menikmati tehnya kembali, disusul dengan membakar sebatang rokok. Kemudian Randu menatap ke arah luar jendela kamar Chata. Kosong.

CUT TO

MONTAGE

Randu dan Chata pergi sembari memperbincangkan banyak hal. Rutinitas yang sudah jarang mereka lakukan setiap akhir pekan.

Mereka berbincang di mobil sambil berkeliling kota.

Berhenti mencari cemilan, duduk di taman memperhatikan orang-orang sembari bercanda khas, yang mungkin hanya dipahami mereka berdua.

CUT TO

Chata dan Randu duduk di sebuah bangku taman.

Chata memegang cemilan.

CHATA

Kamu belum kepikiran cari pasangan Ran?

RANDU

Hah? Apa?

CHATA

Mungkin ini waktu yang tepat. Untuk kamu nyari pasangan. Barangkali itu jalan supaya semuanya jadi lebih baik.

RANDU

Kamu yakin nganjurin ini?

CHATA

Apa salahnya nyoba?

Randu berdiri, mengambil rokok di kantongnya. Melangkah sedikit ke depan. Lalu duduk di lantai menghadap Chata.

RANDU

Bener juga sih. Apa saran kamu?

CHATA

Saran buat?

Randu membakar rokoknya.

RANDU
Pasangan yang tepat buat aku.

Chata sedang mengunyah cemilannya. Pembicaraan mereka terjeda.

CHATA

Terlalu banyak perempuan yang kamu sia-siakan.

RANDU

Itu bukan saran.

CHATA

Kalau kita ikuti pikiranmu, hmm kayaknya bakal sulit banget.

RANDU

Ya, dengan semua kondisiku.

CHATA

Aku sendiri gak yakin makhluk kayak di pikiranmu itu ada di dunia nyata.

RANDU

Ga ada yang mustahil.

CHATA

Iya sih, buktinya aku ada di dunia nyata, iya kan?

Randu dan Chata tertawa

CUT TO

Mereka berdua menuju apartment Randu.

Dalam mobil di perjalanan, pertanyaan-pertanyaan Chata masih terus berlanjut.

CHATA

Waktu di kantor gak ada yang menarik perhatian kamu emang?

RANDU

Gak ada.

CHATA

Anak baru? Anak magang? Itu presenter-presenter perempuan kayaknya banyak deh.

RANDU

Presenter baru...

Kalimat Randu menggantung.

Ekspresi Randu menggantung tanpa melanjutkan ucapannya lagi, tanpa jawaban.

Chata tidak merespon kalimat Randu kali ini dengan kata-kata. Dia hanya memainkan alisnya dengan senyum menggoda yang terasa aneh menurut Randu.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar