Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MUSKIL (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
25. Pesan Untuk Lingkaran

EXT. Rooftop - Night

CAST: RANDU, CHATA, JHERU

FADE IN

Randu (28) dan Chata (28) duduk berhadapan.

Chata menunggu Randu memulai bicara.

Randu awalnya berdiam,kemudian mengatur napas, menegakkan duduknya, lalu tersenyum.

RANDU

Apa kamu pernah ada di situasi ketika sedang beraktifitas, tapi disaat bersamaan terpikir "Aku ngapain disini"?

CHATA

Merasa kayak ngelihatin diri sendiri?

RANDU

Ya... Aku bukan cuma pernah, tapi selalu.

Chata mengernyitkan dahi tanpa jawaban.

Randu menghela napas panjang.

RANDU

Disaat tertentu, aku sering teringat masa lalu. Waktu aku harus ada di situasi yang gak aku mau. Aku gak pernah ngerti kenapa itu harus terjadi.

DISSOLVE TO

INT. RUMAH MASA KECIL RANDU — NIGHT

CAST: RANDU, PAK YUMA (VOICE), BU RANI (VOICE)

DISSOLVE

FLASH BACK

(Bayangan-bayangan kelam masa kecil Randu). Teriakan-teriakan pertengkaran menyeruak di sekelilingnya. Suara-suara isakan yang semakin lama semakin jelas, semakin lama semakin keras.

V.O Pertengkaran

Randu kecil menangis di sudut ruangan.

DISSOLVE

EXT. ROOFTOP — NIGHT

Cast: Randu, Chata

FADE IN

Tangisan dari bayangan masa lalu Randu berlanjut dengan isakan tangis Randu.

Randu duduk di depan Chata menggerak gerakkan badannya ke arah depan dan belakang, sangat gelisah. Air mata Randu terus mengalir.

Chata yang duduk di depan randu sangat terkejut. Berdiam menatap Randu.

JHERU

Rencana-rencana besarku, semua hal yang sudah kupersiapkan, impian yang seharusnya mudah kudapatkan. Karena mereka, semuanya hilang, semua gagal.

Tubuh Randu sebagian bergetar, suaranya sengau, kembali menangis sejadi-jadinya. Randu gusar, gelisah, penuh kesedihan dan amarah.

Perbedaaan ekspresi yang signifikan antara Randu dan Jheru.

Chata menyimak kata demi kata yang diucapkan Randu, ekspresinya nampak meikirkan sesuatu.

Randu mengucapkan kalimat-kaliat dengan tenang.

RANDU

Aku masih sekecil itu untuk menghadapi dunia. Lepas di dunia luar dengan keterbatasan yang aku punya. Disaat aku masih butuh banget bimbingan, arahan, nasehat. Aku bimbing diri sendiri buat melangkah. Aku jaga diriku sendiri. Menasehati diri sendiri untuk setiap kesalahan yang kulakukan.

Chata masih menyimak omongan Randu.

Jheru (Randu) berubah marah sambil menangis.

Jheru

Aku sekecil itu melindungi diri, dari apapun. Aku benar-benar sendirian.

Randu kembali tenang

RANDU

Karena mereka, saat itu aku bisa benar-benar hancur, kenakalan atau bahkan kejahatan dapat dengan mudah kulakukan

Chata masih menyimak ucapan-ucapan Randu.

Randu mengatur sebaik mungkin nafas yang terganggu lompatan emosi.

Jheru

Setiap malam, aku juga selalu takut. Apapun bisa terjadi diluar kendali. Bahkan mungkin aja aku mati. Atau memang aku udah mati...

CHATA

Dibalik semua kebijaksanaan dan ketenanganmu. Ternyata aku harus nyaksiin ini dari seorang Randu. Kalian...

Chata tersenyum tipis.

Randu menangis lalu tertawa.

RANDU

Melihat aku, mereka menganggapku rusak. mereka harap aku menjadi sebaik yang mereka mau. Nggak, aku gak mau mereka paksa menjalani cara hidup sesuai kemauan mereka. Aku gak sanggup. Aku gak bisa sesempurna yang mereka mau.

Akan melanjutkan kalimatnya penuh emosional.

JHERU

Mereka berteriak agar aku berhenti, karena mereka memandang ketidakpastian. Terlalu keras kalimat-kalimat mereka buatku.

Randu berdiam menatap kosong.

JHERU

Mereka bilang 'Ini untukmu! Demi kamu!' Pfft persetan! Mereka pikir aku peduli? Sama sekali gak. Aku tahu langkahku. Tujuanku jelas. Mimpiku terarah.

Sikap tubuh Randu berubah menjadi tenang

RANDU

Aku mengontrol persiapanku sendiri. Sekarang mereka yang mau menentukan aku harus bagaimana? Terimakasih. Tapi gak akan kulakukan.

Chata tersenyum tulus.

CHATA

Dendam yang kamu simpan akan mengakar, merusak sistem kerja otakmu. Apakah memaki dan menyumpah mampu mengembalikan keadaan? Sementara tenang melindungi kamu dari kesakitan.

Randu berdiam sejenak. Tatapannya kosong

RANDU

Mengejar kembali, meraih lagi. Untuk apa? Kemana tujuanku? Apa alasanku terus mengejar? Apa yang kuharapkan? Aku sendiri gak tahu apa yang kuinginkan.

Randu tersenyum tipis, menutup pelan kedua matanya.

JHERU

Kalau Tuhan itu ada, kenapa Dia tega beri ini semua ke aku?

Chata memberi Randu beberapa heli tissue

CHATA

Gak usah memaksakan. Kadang kita harus terima kalau kenyataan gak selalu sesuai harapan. Baik menurutmu belum tentu baik untukmu.

Randu mengusap pipinya dengan sehelai tissue yang Chata kasih.

JHERU

Dulu aku mendambakan kedamaian. Tidur tenang seperti kebanyakan orang disaat malam, tanpa terganggu teriakan dan makian.

Randu berhenti sejenak, pelan membuang pandangan menatap malam. Menengok langit dan bintang-bintangnya. Menatap suasana malam.

JHERU

Dulu aku selalu pergi ditengah malam. Pergi jauh sendirian encari tenang, Aku gak peduli rampok, hantu,setan, bahkan aku gak peduli Tuhan.

Ekspresi wajah randu berubah lebih tenang

RANDU

Sekarang mungkin aku bisa berdamai. Dengan tebusan setimpal. Aku bisa jauh sendiri ditengah malam. Tanpa pergi.

Suara sengau tangisan Akan kembali memecah keheningan sekitar. Disaat yang sama ekspresi Randu muncul juga di muka pria itu, memperhatikan Chata yang terlihat kebingungan.

CHATA

Kamu gak sepantas itu jatuh dan terpuruk. Kamu gak butuh kuat, hanya perlu ikhlas. Biarkan semesta bekerja.

Randu berdiam, tapannya kosong, pelan dia perhatiin muka Chata.

RANDU

Ta, terimakasih udah mau dengerin

CHATA

Untuk semua yang sudah kamu lakukan buatku... Kapanpun Randu.Aku akan selalu disini.

Chata mengusap punggung tangan Randu. Kemudian Chata berdiri perlahan ke samping Randu untuk memeluk pundaknya.

Randu kembali menatap ke arah malam, mengatur napas yang tersengal, dengan wajahnya yang masih dalam balutan air mata.

Wajah Randu tampak sedih, lalu tersenyum, kembali sedih, kemudian tertawa, lalu kembali terdiam menatap kosong ke arah malam.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar