Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MUSKIL (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
21. Anggun Bernama Rayya

EXT.INT BEBERAPA TEMPAT — ALL DAY

CAST: RANDU, RAYYA

FADE IN

Randu masih terus mengagumi Rayya di setiap pertemuan mereka. Sebuah hal yang sangat bertolak belakang dengan apa yang biasanya terjadi selama ini. Sikap dingin Randu pada setiap wanita, seolah sirna di hadapan Rayya.

VO

"Oh Tuhan, malaikat seperti ini kenapa Kau biarkan begitu dekat di hadapanku. Tidakkah kau menyayanginya, Tuhan?. Berada sangat dekat denganku seperti ini bagai menurunkan jauh kharisma kuat dirinya. Teganya Kau Tuhan. Atau justru Kau menyayangiku. Memberikan anugerah begitu indah dengan bisa menatapnya dan berada sangat dekat dengannya dalam waktu yang terlalu sering"

MONTAGE

A. (Randu dan Rayya duduk beedua berbagi cerita)

Randu terus menjalani hari-harinya bersama Rayya. Begitu banyak keceriaan terbagi. Kadang beberapa ucapan Rayya membingungkan Randu, tapi semua tertutup oleh pesona Rayya. Randu tidak menyadari makna yang Rayya ucapkan. Semua cerita tentang masa-masa indah, segala kiasan tentang masa lalu yang hilang, dan semua kisah tentang harapan.

Rayya berharap suatu saat nanti Randu akan mengerti. Cukuplah kali ini Rayya hanya mengucapkannya. Semoga nanti Randu memahaminya.

B. Taman, lalu lalang orang dan lampu-lampu kota, Randu dan Rayya berjalan berdua sembari berbincang.

RAYYA

Kamu semangat ya. Selalu kenang aku, ini untuk kita berdua nanti.

Kalimat itu Rayya sampaikan dengan sorot mata penuh harapan besar pada masa depan.

RANDU

Aku akan menjaganya bahkan jika dunia sudah tidak utuh.

Randu mengucapkannya di bawah temaram bintang malam ini.

END MONTAGE

CUT TO

INT. KAMAR RANDU — MORNING

Cast: Randu, Rayya

FADE IN

Randu baru membuka mata dan masih berbaring di tempat tidurnya. Rayya berbaring memeluk Randu. Kepala Rayya bersandar pada lengan atas Randu.

Randu melirik ke arah jam dinding.

Lalu Randu memperhatikan Rayya dengan seksama.

Randu mengangkat pelan kepala Rayya, mengganti posisi lengannya dengan sebuah bantal.

Perlahan Randu bangkit dari tempat tidurnya. Randu mengarahkan wajah ke detector suhu tubuh. Lalu menempelkan alat pengukur tekanan darah di tangannya. Beberapa saat kemudian melepaskannya.

Randu duduk di sudut tempat tidur. Telpon Randu berdering, Randu mengangkat telepon itu.

RANDU

Pagi. 6.12, 34,7° , 78, 125/90

Randu menutup telponnya

Randu bangkit dari duduknya. Randu meminum segelas air.

Beberapa saat kemudian Rayya terbangun.

RANDU

Selamat pagi.

Randu mengambil wadah air yang berbeda dari yang biasa dia gunakan. Randu menuangkan air dari wadah itu ke dalam gelas, lalu memberikannya pada Rayya.

RAYYA

Selamat Pagi.

Rayya menerima gelas itu, lalu meminumnya perlahan.

Kemudian Rayya memperhatikan sekelilingnya.

RAYYA

Kamu gak bosen bentukan kamar kayak gini terus?

RANDU

Bosen sih, tapi males mau ngerubah.

RAYYA

Kita ubah yok, aku yang aturin, gakpapa?

Randu mengiyakan permohonan Rayya. Lalu mereka menata ulang kamar Randu. Rayya yang menentukan semua tata letak ruangan itu. Lukisan, tempat tidur, tata letak buku-buku, meja kerja, tempat minum, gelas. Semuanya.

Mereka juga merubah warna dinding kamar itu. Lagi-lagi sesuai permintaan Rayya. Di salah satu dinding, berbeda dengan sisi-sisi yang lain, Rayya meminta warna biru untuk sisi dinding itu. Sebuah paduan yang tidak biasa.

Rayya menunjuk photo Randu dan Chata.

RAYYA

Ini boleh aku buang gak sih?

RANDU

Jangan doong.

RAYYA

Nggak kok, aku ubah dikit tapi ya. Ini kita geser kesini.

Rayya memindahkan posisi photo Randu dan Chata ke atas sebuah meja di tengah dinding biru. Kemudian Rayya mengambil sebuah kuas... 

RAYYA

Kamu sama Chata boleh ada disitu. Tapi aku ada disini.

Rayya menggoreskan kuas di dinding itu, tepat di atas photo Randu dan Chata.

Rayya tidak menuliskan namanya, Ia menuliskan "CINTA".

Randu yang sebenarnya tidak mengerti maksud Rayya, hanya mampu tersenyum bahagia. Kemudian Randu memeluk Rayya dengan erat, sangat erat.

CUT TO

INT. RESTAURANT — NIGHT

Cast: RANDU,BHAGI, RAYYA

FADE IN

Randu pergi untuk makan malam bersama Rayya. Ketika Ia masuk ke sebuah Restoran, Ia melihat seseorang yang Ia kenal duduk sendiri di sudut ruangan. Pria yang tampak terkejut pada kehadiran Randu, melambaikan tangan kepadanya. Randu meminta Rayya untuk duduk lebih dulu, kemudian Dia meminta Rayya untuk menunggunya.

Lalu Randu menghampiri pria yang melambaikan tangan padanya tadi.

Di tengah keramaian, Bhagi nampak sedih melihat kehadiran Randu.

BHAGI

Aku sedang berusaha mengikhlaskan Rand. Hingga aku melihatmu barusan, sejujurnya perih itu kembali. Melihatmu bagiku seperti melihat Chata. Lengkap dengan semua penyesalan di kepalaku.

RANDU

Aku gak tahu harus ngomong apa.

BHAGI

Ini salahku. Aku yang gak bisa bersikap.

RANDU

Apapun rencanamu...

BHAGI

Ya, garis hidup yang akhirnya menentukan. Dulu kupikir itu omong kosong. Kali ini aku benar-benar merasakannya. Gak papa Rand. Aku berusaha ikhlas.

Bhagi mencoba tersenyum menunjukkan raut ketegaran.

Randu menepuk-nepuk pelan pundak Bhagi. Lalu pamit untuk kembali ke tempat duduknya.

BHAGI

Sekarang kamu kalau pergi-pergi jadi sendirian aja ya, sorry ya Rand. Aku masih gak sanggup juga Rand. Pergi sama kamu pasti ingat dia.

Randu pikir, mungkin tadi Bhagi tidak melihatnya datang bersama seorang perempuan.

FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar