Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MUSKIL (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
2. Mengawali Akhir

INT. RUMAH RAYYA — SORE

RAYYA (17), Ayah Rayya (46), Ibu Rayya (44) , Chata (voice)


FADE IN

Rayya (17) tertunduk dengan tatapan mata yang kosong. Jari jemari Rayya mengetuk-ngetuk pelan meja di depannya. Disamping jari-jemari itu terdapat sebuah ponsel.

Rayya menengok kemudian menatap jam di dinding kamarnya. Rayya menengok kembali ke posisinya semula.

Rayya mengambil ponsel.

Rayya menghubungi kontak Jheru.

Beberapa kali Rayya mencoba menghubungi Jheru, tapi tidak ada jawaban.

Raut muka Rayya semakin gelisah. Rayya melangkah kesana kemari di dalam kamar. Lalu dia berhenti ketika berada tepat di sisi dinding biru.

Nampak sebuah photo dalam bingkai di atas meja. Rayya menatap wajah tiga anak kecil yang tersenyum ceria. Rayya kecil, Jheru Kecil dan Chata Kecil.

Kemudian Rayya mencoba menghubungi Chata (17).

RAYYA
Cha, kamu tau Jheru dimana?
CHATA (O.S)
Gak tau Ray. Kenapa?
RAYYA
Seharian gak ada kabar, kalo dia ngehubungin kamu, tolong kabarin aku ya.
CHATA (O.S)
Ok. Ray, aku coba cari dia juga.
RAYYA
Ok, Thanks Cha.


Rayya menutup teleponnya.

Rayya kembali menunggu Akan. Pikiran Rayya semakin berkecamuk. Beberapa kali ia melangkah kesana kemari di depan dinding biru itu.

Semakin gelisah, Rayya bersiap untuk pergi mencari Jheru.

RAYYA
Kemana Jheru?


Rayya bergegas untuk mencari Jheru. Segera ia keluar dari kamarnya. Rayya bergerak sangat terburu-buru. Pikirannya penuh kekhawatiran pada kondisi Jheru saat ini.

Orangtua Rayya kebingungan melihat anaknya terburu-buru keluar dari kamar.

AYAH RAYYA
Mau kemana sayang?
RAYYA
Ma, Pa, Rayya mau ke rumah Jheru dulu ya.

Ayah dan Ibu Rayya saling berpandangan sejenak.

Rayya menghampiri ibu dan ayahnya, dan langsung memeluk ibunya dengan erat, sangat erat. Rayya pun melakukan hal yang sama pada ayahnya. Rayya memeluknya erat, sangat erat.

IBU RAYYA
Kamu hati-hati ya, gak usah buru-buru begitu.


Rayya mengangguk, Ibu Rayya mengelus kepala Rayya.

Rayya beranjak pergi menuju parkiran rumah, masuk ke dalam BMW Putih, lalu menuju rumah Jheru.

CUT TO

EXT/INT.EXT. MOBIL RAYYA — NIGHT

Cast: RAYYA

Matahari terbenam.

Sepanjang perjalanan, Rayya terus mencoba menelepon Jheru. Tapi tetap saja tidak berhasil.

CUT TO


EXT. DEPAN RUMAH JHERU — NIGHT

CAST : RAYYA

FADE IN

Tampilan sebuah rumah berwarna biru dengan jalanan perumahan yang nampak di depannya.

Tak jauh dari rumah itu, terparkir sebuah mobil van hitam di pinggir jalan.

BMW putih melaju melewati mobil Van hitam, lalu BMW putih itu berhenti tepat di depan pagar rumah biru.

Setibanya di depan rumah itu, Rayya turun dari BMW putih, menengok sebentar ke arah mobil Van hitam.

Lalu Rayya berjalan ke arah pagar, mengecek kunci pagar rumah itu. Pagar itu tidak terkunci. Rayya membuka pagar rumah itu, lalu masuk. Ketika Rayya menutup pagar kembali, lagi-lagi pandangan Rayya tertuju ke arah mobil Van hitam di seberang jalan.

Rayya berbalik dan berjalan mendekati pintu rumah. Rayya mengetuk pintu rumah itu perlahan. Sekali, tidak ada jawaban. Dua kali, Rayya mengetuknya sedikit lebih bertenaga. Masih belum juga ada jawaban. Rayya masih menunggu. Beberapa saat kemudian ia mencoba mengetuk sekali lagi. Rayya semakin gelisah.

Tak berapa lama seseorang dari dalam rumah membuka pintu itu.

Seorang wanita anggun bermata sayu menyunggingkan senyum tipis ke arah Rayya.

RAYYA
Selamat malam Tante, Jheru dirumah gak ya?
BU RANI (41)
Selamat malam sayang. Jheru keluar rumah dari pagi. Mungkin sebentar lagi pulang. Kamu tunggu aja dulu.


Rayya melihat Raut wajah Ibu Jheru nampak sangat lelah. Rayya memperhatikannya sekali lagi.

Raut wajah itu menggambarkan kesedihan. Kesedihan yang sangat dalam.

Bu Rani mencoba tersenyum sambil mempersilahkan Rayya masuk.

BU RANI
Masuk sayang.


RAYYA
Mmm iya tante.


CUT TO


INT. RUMAH JHERU — NIGHT

Cast: RAYYA, Bu Rani (41), Pak Yuma (44),

FADE IN

Rayya melangkah memasuki rumah itu. Mengikuti langkah Bu Rani.

RAYYA
Akan tadi gak bilang pergi kemana, Tante?
BU RANI
Gak, dia gak bilang. Tante gak tau dia kemana.


Bu Rani melangkah pelan. Ayunan kakinya sangat lemah.

Sampai mereka di dekat sebuah sofa ruang keluarga.

Bu Rani mengarahkan tangan kanannya ke arah sofa, tanda mempersilahkan Rayya untuk duduk.

Rayya duduk di sofa panjang yang ditunjuk oleh Bu Rani.

Bu Rani duduk di sofa yang sama, di sebelah Rayya.

Bu Rani menunduk perlahan.

Rayya meletakkan tasnya di atas meja sembari terus memperhatikan Bu Rani.

RAYYA
Om lagi keluar juga Tante?
Bu Rani
(Pelan) Ada tuh di kamar. Tidur mungkin.


Sesaat kemudian Bu Rani meneteskan air mata.

Rayya cukup terkejut tapi berusaha untuk tenang. Rayya mengambil tissue dan memberinya pada Bu Rani.

Rayya mengubah posisi duduknya lebih dekat dengan Bu Rani.

Rayya memeluk Bu Rani yang masih menangis.

Rayya mengelus-elus pelan pundak Bu Rani.

Bu Rani belum berbicara untuk beberapa saat.

Rayya masih mengelus pelan pundak Bu Rani, dan kembali mengambil tissue lalu memberikannya pada Bu Rani.

Bu Rani mengusap pelan air matanya, sambil berusaha berbicara.

BU RANI
Suatu saat, Tante berharap Jheru menjadi pria yang sangat menjaga pasangannya, menghormati dan menyayangi pasangannya dengan sepenuh hati. Tante berharap itu adalah Rayya. Hanya Rayya dan selalu Rayya.

Rayya mulai meneteskan air mata

RAYYA
Rayya belum bisa berjanji. Tapi Rayya selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Akan. Selalu ada untuk Jheru, bagaimanapun keadaannya.

BU RANI

Kalau nanti kamu memang berjodoh dengan Jheru, atau dengan siapapun, jika dia menyakitimu, dan kamu tidak tahan dengan itu. Jangan takut untuk pergi Nak. Jika memaksa bersama justru menghancurkan banyak hal, lebih baik akhiri. Jangan takut. Kebahagiaan kita adalah yang utama.


Tiba-tiba terdengar ledakan sangat keras dari bagian luar rumah.

(FX) Ledakan keras

DUAR!

Mereka berdua sangat terkejut. Ledakan itu terasa sangat keras.

Pak Yuma (44) keluar dari kamarnya.

Bu Rani dan Rayya segera menghapus air mata mereka.

Pak Yuma
(Panik) Suara apa itu?

Pak Yuma berjalan cepat ke arah jendela depan. Ia buka sedikit tirai untuk melihat ada apa di luar sana.

Kaca jendela di depan wajah Yuma tiba-tiba pecah. Yuma tersungkur. Sebuah peluru mendarat tepat di keningnya.

Bu Rani dan Rayya sontak histeris.

Ledakan keras kembali terjadi. Kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya. Ledakan terdengar dari arah belakang. Ledakan ini membuat bagian-bagian bangunan mulai runtuh. Reruntuhan menimpa mereka satu demi satu. Menghantam dengan sangat keras.

Bu Rani dan Rayya panik ketakutan. Merek berdua bergerak terpisah berusaha mencari perlindungan.

Bu Rani mengucapkan sesuatu pada Rayya dari kejauhan. Suaranya tertutup oleh kebisingan sekitar.

Sebuah besi besar jatuh tepat di kepala Bu Rani. Bu Rani pun tewas seketika.

Api-api mulai berkobar. Api menyebar ke seluruh rumah itu.

FADE OUT


INT. RUANG PENGAWASAN — NIGHT

Cast: Mr.X

Tangan kanan seorang pria memegang sebuah gelas. Tangan kanan pria itu menggerak-gerakkan gelas, sehingga air di dalam gelas itu berputar-putar.

Tangan kirinya memegang cerutu.

Tangan itu bergerak pelan membawa cerutu ke arah mulut,

Mulut menghisap cerutu.

(Tampak belakang) pria itu meniupkan asap cerutu ke langit langit.

Setelah itu, tangan kanan pria ini mengambil ponsel disamping tangannya, kemudian menelpon seseorang.

Mr.X
Sudah selesai...

(Tampak belakang ) Pria ini masih berbicara di telepon (no sound)

(Tampak samping belakang) pria ini menutup telpon.

Mulut menghisap cerutu.

(Tampak belakang) meniupkan asap cerutu ke langit langit.

CUT TO


EXT. DEPAN RUMAH JHERU — NIGHT

Cast: Jheru, Chata

FADE IN

Dari balik kemudi, Chata menatap percikan-percikan cahaya dari kejauhan. Segera dia kemudikan mobilnya melaju mendekat ke arah cahaya itu. Diliriknya jam di dashboard mobil. Ditarik dan dihembuskannya nafas perlahan. Chata mengarahkan kemudinya mendekat ke arah cahaya itu.

CUT TO

Tepat di depan kobaran besar itu, Jheru berlutut, kepalanya menunduk serendah-rendahnya.

Chata bergegas turun dari mobil. Berlari secepatnya untuk memeluk Jheru. Chata sangat terburu-buru dalam kepanikan.

Sirine-sirine mengaung silih berganti. Mobil-mobil pemadam mulai berdatangan.

CHATA

Jheru, sudah. Ayo kita pergi dari sini!

Kobaran cahaya itu semakin membara. Para petugas berusaha memadamkan api besar yang berkobar.

Chata berusaha sekuatnya menarik Jheru menjauhi tempat itu. Tapi Jheru terus saja diam. Menatap kosong ke arah kobaran api. Chata memeluknya erat, sangat erat.

Kobaran itu melahap habis rumah besar di hadapan mereka, dengan kedua orangtua Jheru di dalamnya.

Chata berbisik pelan di dekat telinga Jheru.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar