Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KANTOR PODSPO TV — PAGI
Cast: RIANA, KARTIKA, ADE, JIMMY,RESTA,DAUD
FADE IN
Riana menapaki pelan lantai kantor pagi ini. Suasana sekeliling terasa berbeda sejak kemarin. Tubuh-tubuh lunglai berpindah kesana kemari. Semua wajah nampak tidak bersemangat.
Aura optimisme telah hilang. Menyisakan raga-raga menjalankan rutinitas tanpa jiwa. Tersendat dalam pikiran-pikiran melayang. Bergerak hampa layaknya mesin-mesin di pabrik tua.
Suasana kantor benar-benar hening. Jauh berbeda dibanding kemarin. Bahkan sejak pagi tidak ada seorangpun yang mengajak Riana bicara.
Riana hanya bisa diam tanpa tahu apa yang harus dilakukan.
ADE
Ade terdengar memanggil Riana dari depan ruang MCR.
RIANA
Riana bergegas menghampiri Ade.
Raut wajah Ade nampak sangat serius kali ini.
ADE
RIANA
Riana terkejut mendengar perintah itu.
ADE
Ade meyakinkan Riana.
RIANA
ADE
RIANA
ADE
Ade melihat jam tangannya.
Riana melirik jam tangannya. Waktu saat ini menunjukkan pukul 10 pagi. Riana mulai menghitung berapa lama waktu yang tersisa sampai pukul 12. Hanya 2 jam, tidak mungkin.
ADE
RIANA
Tanya Riana polos.
ADE
Ade sembari masuk kembali ke ruangannya.
Riana masih belum tahu apa yang harus dilakukan. Dia mengingat Kartika. Riana harus menemui Kartika. Tanya semuanya ke Kartika.
Riana bergegas mencari Kartika ke seluruh kantor. Ia menyisir ruangan demi ruangan, lantai demi lantai. Ah itu dia. Nampak Kartika sedang bengong di coffeeshop Podspo.
RIANA
KARTIKA
RIANA
KARTIKA
Kartika masih belum mengerti.
RIANA
KARTIKA
Kartika mulai panik.
RIANA
Teriak Riana semakin panik.
Kartika langsung melihat jam tangannya.
KARTIKA
Kartika segera menarik tangan Riana.
Kartika membawa Riana ke ruang make up. Memerintahkan tim untuk merias Riana. Dia sendiri pergi ke ruang pakaian untuk memeriksa beberapa pakaian wanita yang tersedia disana.
Menit demi menit berjalan. Jantung Riana berdegup kencang.
Seorang staff diutus Ade untuk membawakan teks berita hari ini pada Riana.
Riana mencoba membaca draft itu berulang-ulang.
Kartika membantu mengkoreksi jika terjadi kesalahan. Semua staff di ruangan itu membantu Riana semaksimal mungkin.
Selesai make up, Kartika meminta Riana mencoba beberapa pakaian yang ia siapkan.
Ok, secara visual Riana sudah siap, sangat siap. Semua yang melihat Riana terpana pada penampilannya. Cantik sekali.
CUT TO
JIMMY dan ADE berdiri berdekatan di sebuah ruangan.
Jimmy berbicara pelan pada Ade.
JIMMY
ADE
JIMMY
Jimmy seolah pesimis.
ADE
JIMMY
ADE
Ade sangat yakin.
Jimmy nampak berpikir sejenak.
ADE
Ade memberi perintah kepada seluruh staff yang sedang bekerja di ruangan itu.
Seluruh staff terkejut mendengar perintah Ade. Bagaimana mungkin mereka diminta untuk beristirahat, sementara sebentar lagi waktu on air.
JIMMY
Seluruh staff saling melihat satu sama lain, kemudian berdiri perlahan meninggalkan komputer mereka masing-masing.
Jimmy dan Ade menyingkirkan kursi-kursi dari depan meja komputer. Kemudian mereka berdiri masing-masing menghadap dua komputer.
Mereka akan melakukannya lagi. Berdua mengontrol siaran dari ruangan ini.
Ade memasang airpod ke telinganya, airpod yang sama juga digunakan Jimmy saat ini.
Lalu Ade bicara pada seseorang.
ADE
Ade seperti memohon izin pada seseorang.
Seorang pria yang sedang duduk di tempat lain dalam sebuah ruangan besar juga menggunakan airpod yang sama.
DAUD
Daud, pria di ruangan itu.
ADE
Jimmy dan Ade saling berpandangan menunggu jawaban Daud.
DAUD
Sambut Daud dari ruangannya. Lalu Daud menghisap cerutu dan menghembuskannya pelan. Dia gerakkan gelas di tangan kanan perlahan.
ADE
RESTA
Satu orang lagi menggunakan airpod yang sama.
Ade tersenyum mendengar suara tadi.
JIMMY
Seorang pria dengan setelan jas lengkap keluar dari lift. Berjalan tegap menuju studio. Semua karyawan tertunduk menatap langkah pria itu. Resta, sang pemimpin produksi akan turun tangan untuk on air siang ini.
DAUD
Resta, Jimmy dan Ade tersenyum lebar mendengar ucapan Daud.
Riana memasuki studio dengan raut wajah ragu. Floor Director memerintahkan Riana untuk duduk di kursi news reader. Mereka akan mengatur posisi kamera untuk Riana.
Wajah Riana nampak di layar. Jantungnya berdetak semakin cepat. Kakinya terasa lemas, sangat lemas.
ADE (Handie Talkie)
Suara Ade lewat handie talkie memuji tim make up dan Riana.
Resta memasuki studio. Seisi studio nampak terkejut melihat kedatangan Resta.
Resta memeriksa set kamera dan prompter.
RESTA
Resta meminta handie talkie dari floor director.
Floor director menyerahkannya dengan ragu.
Resta tersenyum padanya dan menepuk pelan pundak floor director beberapa kali.
RESTA
Ucapan Resta dibalut senyuman.
Kemudian Resta berjalan menghampiri Riana.
Sambil berjalan, Resta berbisik pada Ade dan Jimmy melalui airpod.
RESTA
ADE
Tiba di hadapan Riana, Resta meletakkan handie talkie di atas meja, di sebelah tangannya.
Resta menatap Riana sejenak.
Lalu Resta menyapa dengan sangat ramah.
RESTA
RIANA
Resta mengarahkan dengan singkat apa yang harus Riana lakukan.
RESTA
Cara Resta bicara diharapkan mampu menenangkan Riana.
Resta mengambil kembali handie talkie yang tadi ia letakkan, lalu berbalik, melangkah menuju kamera centre dan berdiri tepat di sebelah kamera itu.
ADE
Canda Ade lewat airpod.
RESTA
Resta sembari tersenyum.
Daud menimpali obrolan mereka.
DAUD
Jimmy dan Ade berusaha menahan tawa.
Ade memberikan instruksi melalui handie talkie.
ADE
RESTA
Resta menjawab melalui HT.
JIMMY
RESTA
Jimmy menoleh pada Ade
ADE
DAUD
The Founder of Podspo TV akan mengulang apa yang mereka lakukan pada Randu 11 tahun lalu.
ADE (handie Talkie)
Terdengar suara Ade dari HT.
Riana sangat gugup. Waktunya semakin dekat. Ini adalah pertaruhan bagi Riana. Karirnya yang baru dimulai kemarin, bisa saja berakhir hari ini.
ADE (handie Talkie)
Jantung Riana berdegup kencang. Diaturnya napas sebaik mungkin untuk tenang.
Ade menghitung waktu menuju on air. Lalu bicara menggunakan HT
ADE
Ade menengok ke arah Jimmy. Sebuah pesan nonverbal untuk menanyakan kesiapan.
Jimmy mengangguk tanda siap.
ADE (HT)
Resta di studio menatap Riana, tersenyum, lalu menampakkan ibu jarinya ke arah Riana. Lalu mendekatkan HT ke arah mulutnya
RESTA
ADE
Suara Ade menandakan bahwa waktu siaran akan segera dimulai.
Ade melanjutkan arahannya...
ADE
Seisi kantor hening tanpa suara apapun. Sunyi senyap dalam ketegangan.
Riana terpaku!
Ade mulai mengernyitkan dahi. Jimmy di sebelahnya mengetuk-ngetuk pelan meja menggunakan jari. Resta masih menunggu reaksi Riana.
Riana masih terdiam.
Bisik suara Ade terdengar di airpod mereka
ADE
Daud berhenti menggerakkan gelas di tangannya. Ia letakkan gelas itu di atas meja. Fokus mata Daud tertuju pada layar monitor besar di ruangan.
DAUD
Perintah Daud melalui airpod.
Jimmy dengan sigap merespon perintah itu. Dia switch tampilan layar menjadi blue screen. Lalu semua sound di mute oleh Ade.
Resta bergegas menghampiri Riana.
Riana terpaku, suaranya bergetar.
RIANA
Riana sangat tidak yakin mampu melakukannya.
Resta berdiam sejenak, nampak memikirkan solusi yang harus segera dilakukan.
JIMMY
Jimmy meminta Resta untuk membacakan berita hari ini.
Ade menoleh ke arah Jimmy setelah mendengar saran itu.
Sesaat kemudian Resta tersenyum, ia mulai bicara pada Riana.
RESTA
Riana masih sangat takut dan ragu.
RIANA
Resta
RIANA
Jawaban Riana terbata.
RESTA
Riana menarik napas dalam-dalam,menghembuskannya perlahan.
Resta membiarkan Riana melakukan itu beberapa kali.
RESTA
Riana masih mencoba menenangkan diri hingga beberapa saat.
RIANA
RESTA
Resta bicara melalui HT sambil kembali ke tempat awalnya berdiri.
ADE
Ade turut menyemangati Riana.
Jimmy masih nampak ragu.
Gesture Ade berusaha meyakinkan Jimmy bahwa Riana bisa melakukannya.
Ade melanjutkan arahan siaran.
ADE
RIANA
Riana membuka berita hari ini.
Jimmy dan Ade saling berpandangan dan mengernyitkan dahi.
Resta cukup terkejut dengan cara Riana melakukannya.
Daud tersenyum tipis.
Riana membuka berita hari ini dengan sangat apik.
ADE (HT)
Riana mulai membacakan headline pertama untuk berita hari ini. Rapi sekali.
ADE (HT)
Headline kedua pun dapat dibacakan dengan baik oleh Riana.
ADE (HT)
Satu demi satu berita hari ini dibacakan oleh Riana. Pembawaan suara dan gesturenya benar-benar nampak seperti telah terbiasa menjadi seorang news reader. Semua yang menyaksikan seperti terlupa bahwa ini adalah kali pertama bagi Riana.
Siaran selesai
RESTA
Seluruh staff di studio bertepuk tangan menyaksikan apa yang Resta dan Riana lakukan.
Resta meninggalkan studio dan kembali ke ruangannya.
Kartika segera datang memeluk Riana.
Riana lega akhirnya bisa menyelesaikan siaran pertamanya.
Di ruang MCR, Jimmy dan Ade mendengar tepuk tangan dan baru menyadari staff mereka sedari tadi tidak keluar dari ruangan. Mereka semua berdiri di belakang mengagumi yang dilakukan Jimmy dan Ade.
Apa yang Resta, Jimmy dan Ade tunjukkan hari ini ternyata mampu menghadirkan aura positif pada seluruh staff Podspo. Mereka nampak kembali bergairah menjalankan rutinitas.
Semua kembali bersemangat melaksanakan pekerjaan.
DAUD
Perintah Daud melalui airpod untuk Resta, Jimmy dan Ade.
CUT TO
Jimmy dan Ade melangkahkan kaki berbarengan menuju ruangan Daud. Resta sudah lebih dahulu tiba di sana, duduk di sofa bersama Daud. Jimmy dan Ade kemudian menyusul duduk di sofa. Mereka mengitari meja, hening menunggu Daud bersuara.
Daud membakar cerutu, perlahan menghisap pangkal daun tembakau itu, dihembuskannya asap berwangi khas, membumbung terhisap cerobong udara. Daud masih belum bersuara.
Resta membuka sebotol minuman lalu menuangkannya pada gelas-gelas di meja. Empat gelas sudah terisi. Resta mengangkat gelas ke Lima, tapi gerakan tangannya berhenti. Resta menatap satu-persatu orang-orang di sekelilingnya, Jimmy, Ade dan Daud, lalu dirinya sendiri.
Resta memperhatikan sejenak gelas itu sambil mengingat sesuatu.
Perlahan Resta meletakkan lagi gelas kosong itu di atas meja.
Beberapa saat kemudian Daud mulai nampak akan bicara.
DAUD
Mereka ber empat berdiam sejenak.
JIMMY
ADE
Ade, Jimmy dan Resta mengangguk.
Lalu mereka mengangkat gelas masing-masing.
RESTA
Untuk Podspo yang telah selesai!
Daud pun kemudian mengangkat gelasnya.
DAUD
Suara Daud terdengar lantang.
Ade, Jimmy, Resta
Mereka pun minum bersama sembari berbincang.
Disela obrolan mereka, telepon genggam Daud berdering.
Daud menjawab panggilan telepon.
Daud nampak menyimak dengan seksama ucapan di telepon itu.
DAUD
FADE OUT