Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kubayar Pelangi dengan Hujanmu (Skrip)
Suka
Favorit
Bagikan
10. Pergolakan Batin

68. JALAN DESA - DAY

MONTAGES

Vira melangkah sambil melihat-lihat pertokoan. Ada beberapa yang membuka lowongan pekerjaan. Satu per satu Vira coba demi mendapatkan rezeki.

Ia akhirnya diterima jadi kasir di sebuah supermarket. Sesekali ia masih bantu-bantu di warung Bu Ratna agar dapat tambahan uang.

69. EXT. KORIDOR SEKOLAH - DAY (THE NEXT DAY)

Vira hendak menghampiri Kila di kelasnya, tapi kemudian ia berhenti sebelum berbelok. Ia bersembunyi di balik dinding, mengintip Kila dan Dafa yang sedang duduk di pembatas koridor sambil bermain Scrabble pada satu gawai milik Kila.

DAFA

Goujon? Apaan tuh? Emangnya ada di Bahasa Inggris?

Kila meringis gemas.

KILA

Ada dong. Itu istilah buat potongan kecil ikan atau daging apa pun yang digoreng. Biasanya sih dilapisin remah roti.

Dafa mengangguk-angguk paham.

DAFA

Kayak gimana itu bentukannya, ya? Jadi pengen.

Kila tertawa. Vira tak jadi menghampiri, lantas balik ke kelasnya.

70. INT. KANTIN SEKOLAH - DAY (THE NEXT DAY)

Di antara Vira, Dafa, dan Sesil, Kila memberi pengumuman.

KILA

Lusa nih, guys. Kosongin waktu, ya! Kalian wajib jadi supporter gue.

Dafa yang sedang meminum jus jeruknya agak terkejut.

DAFA

Oh, lusa, ya?

(beat)

Aduh, sorry banget, Kil. Lusa itu gue ada tanding basket sama SMA sebelah. Wajib ini. Bisa-bisa diamuk massa kalo nggak ikut.

Kila manyun, sedikit kecewa.

KILA

Oke, nggak pa-pa, nggak pa-pa.

(ke Vira)

Yang penting lo dateng, ya, Vir. Pastiin dateng pokoknya!

Vira acungkan jempol sambil tetap menyeruput es kelapa. Kila membalikkan tubuh agar bisa melihat Sesil yang sedari tadi hanya diam, asyik dengan nasi padangnya.

KILA

Lo juga dateng, ya, Sil.

Ia rangkul Sesil lalu menepuk-nepuk pelan bahunya.

KILA (CONT'D)

Gue undang lo sebagai tamu VIP.

Kila nyengir. Sesil diam menatapnya, lantas mengangguk senang.

71. EXT. KORIDOR SEKOLAH - AFTERNOON (THE NEXT DAY)

Dafa menggerakkan bola basket di lengannya, berlatih kemampuan. Ia lakukan itu sambil berjalan dari lapangan ke koridor.

Dari kejauhan, beberapa temannya ada yang masih duduk di tengah lapangan, beristirahat sambil mengibas-ngibas kaos. Ada juga yang minum dengan lahap sampai tumpah.

Dafa sedikit tersandung. Bolanya jatuh dari tangan, menggelinding masuk ke gudang yang terbuka.

72. GUDANG SEKOLAH - AFTERNOON

Dafa masuk ke gudang, mengejar bolanya. Saat meraih bola itu, ia dengar suara bergemeratak dari arah belakang. Ia berpikir sebentar. Lalu melangkah pelan-pelan ke sana sambil membawa bolanya.

DAFA

Vira?

Buku yang Vira genggam terjatuh. Ia balikkan tubuh dan menatap garang pada Dafa.

VIRA

Hih, ngagetin gue aja!

DAFA

Lo yang bikin gue kaget.

(beat)

Ngapain coba sore-sore gini di gudang? Sendirian, lagi. Kayak pembunuh yang mau nyembunyiin korbannya.

VIRA

Emang gitu, kok. Nih korbannya muncul depan mata.

Dafa mencibir.

DAFA

Coba aja kalo bisa.

Ia lemparkan bola ke Vira dan ditangkap dengan baik.

VIRA

Gue lagi bantuin penjaga perpus buat beresin file-file yang udah nggak kepake lagi.

Dafa mengambil buku yang tadi dijatuhkan Vira. Sebuah buku Bahasa Inggris kurikulum lama yang sudah menguning.

DAFA

Gue boleh bantuin juga?

VIRA

Emangnya lo bisa?

Dafa mendengus. Tanpa menunggu persetujuan Vira, ia sigap menunjukkan kemampuannya dalam merapikan berkas-berkas tersebut.

Vira membiarkan. Ia bergerak ke bagian depan. Ia geser kursi ke dekat rak paling tinggi, lalu menaikinya. Ada debu yang masuk ke mata saat ia hendak mengambil sesuatu dari sana. Ia pun hilang keseimbangan, dan jatuh. Lutut mengenai sisi rak yang tajam.

Dafa tergopoh menghampiri. Ia luruskan kaki Vira, memijat bagian yang terkilir, dan mengelap darah yang keluar dari lutut Vira dengan sapu tangan yang sebelumnya ia kantongi di saku celana.

Kila kebetulan sedang berjalan melewati gudang. Ia berhenti karena mendengar suara Dafa dan Vira. Ia pun menengok, tepat pada saat wajah Dafa begitu dekat dengan Vira.

Kila menatap marah. Ia buang muka dengan mata berkaca-kaca ketika Dafa terpeleset dan menindihi tubuh Vira, lantas kembali melanjutkan langkah.

73. INT. AULA UNIVERSITAS PANDAWA - DAY

Kila berdiri di pinggir aula, menggenggam tangan dengan gelisah. Sesil memegangi pundaknya, bantu menenangkan.

SESIL

Nggak usah pikirin yang lain.

(beat)

Ini kesempatan kamu buat unjuk gigi di antara orang-orang hebat di sini. Jadi kamu harus fokus. Oke.

Sesil berikan senyum terhangatnya. Kila ikut tersenyum, mulai tenang.

KILA

Makasih. Gue bersyukur banget lo ada di sini.

Ia genggam tangan Sesil.

Panitia memberikan tanda agar peserta segera menduduki kursi yang disediakan. Kila bergegas. Sesil pun beranjak ke kursi penonton.

Ada sekitar dua puluh pasang kursi yang disediakan untuk peserta di ronde pertama. Beberapa menit berlalu. Kila nampak bermain dengan amat tenang.

Selagi menunggu lawannya menyusun kata, ia sempatkan diri melirik ke kursi penonton. Pandangannya bergerak cepat dari sudut ke sudut, tapi ia hanya menemukan Sesil di sana, yang balas menatapnya dengan kepalan tangan terangkat demi memberi semangat.

74. EXT. HALAMAN SEKOLAH - DAY (THE NEXT DAY)

Vira terseok-seok sambil berusaha berjalan cepat demi menghampiri Kila yang kebetulan hendak melangkah ke arah yang berlawanan.

VIRA

Kila! Denger-denger, lo juara tiga di turnamen Scrabble kemarin, ya? Wah... bangga banget nih gue!

Vira menggebu-gebu saat mengatakannya. Tapi wajah Kila datar. Lantas ia berjalan melewati Vira yang kebingungan.

Vira mengejarnya, masih sedikit terpincang.

VIRA

Lo marah gara-gara kemarin gue nggak dateng?

(beat)

Iya. Lagi-lagi gue ngaku salah. Tapi sumpah, kemarin itu gue nggak bisa jalan seharian gara-gara keseleo. Gue mau ngabarin lo, tapi di rumah nggak ada sinyal sama sekali.

Kila berhenti. Ia putar tubuh demi menghadap Vira, menatap tajam.

KILA

Lo sama Dafa, kan?

(beat)

Lo suka sama dia, makanya lo lebih milih buat dateng ke pertandingannya Dafa.

Vira terhenyak. Bola matanya membulat.

VIRA

Kenapa... lo ngomong gitu...?

Seorang siswa datang memotong percakapan mereka.

SISWA 1

Vir, lo pacaran sama Dafa, ya?

Sontak Vira dan Kila menoleh.

SISWA 1 (CONT'D)

Gila sih, kemarin itu kalian bener-bener romantis parah. Pake digendong-gendong segala. Udah gitu gendong di bagian depan, lagi.

Ia terkikik geli.

SISWA 1 (CONT'D)

Drama korea mah lewat!

(beat)

Eh iya, lagi jadi bahan omongan anak-anak juga. Soalnya ada yang motoin, terus diupload ke sosmed.

Wajah Kila makin tertekuk. Ia putar tubuh lagi, berjalan makin cepat.

VIRA

Kil, gue nggak bohong! Kemarin gue betul-betul nggak bisa jalan dan kejadiannya nggak kayak yang lo pikirin. Ini serius!

Vira berusaha mengejar lagi sambil terseok, tapi ia hampir jatuh. Siswa tadi pun menolongnya.

75. INT. LORONG MENUJU PERPUS SEKOLAH - MOMENTS LATER

Kila terisak di pelukan Sesil. Sesil menepuk-nepuk pelan punggung Kila. Matanya turut berkaca-kaca, ia juga ingin menangis.

Sedikit sinar matahari yang semula mengenai wajah Sesil, kini tertutupi oleh bayangan seseorang. Dafa berdiri persis di hadapannya.

DAFA

Bisa ngomong sebentar?

Kila melepaskan pelukannya dari Sesil, menengok. Sementara Dafa melirik Sesil.

DAFA (CONT'D)

Tolong tinggalin kami berdua, ya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar