Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kubayar Pelangi dengan Hujanmu (Skrip)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Ia yang Dibenci

55. INT. RUMAH LAMA VIRA - AFTERNOON (THE NEXT DAY)

Vira terbangun atas ketukan di pintu rumah. Ia buka mata perlahan, lalu duduk sebentar di atas ranjang.

Ia lewati pintu bertuliskan "Vira" di atasnya. Lalu pada dinding samping pintu itu bersandar sapu serta pengki kecil juga sekumpulan debu yang belum sempat dibuang.

Vira membuka pintu depan. Wajah Kila dan Dafa muncul di hadapannya. Sontak Kila memeluk Vira.

CUT TO:

56. INT. RUMAH LAMA VIRA - AFTERNOON - MOMENTS LATER

Dua cangkir teh hangat dihidangkan Vira di atas meja.

DAFA

Kemarin-kemarin si Kila yang nggak masuk sekolah. Eh, sekarang elo, Vir.

KILA

(berkata lemah)

Kenapa nggak pulang, Vir? Gue telpon juga nggak diangkat. Kan gue khawatir.

Vira duduk canggung.

VIRA

Sorry. Hp-nya... gue silent. Lagi pengen sendiri dulu.

(beat)

Kil, boleh ngomong berdua?

Kila memberi kode pada Dafa.

DAFA

Kebetulan gue juga ada urusan sih di rumah.

(beat)

Ya udah kalo gitu... silakan kalian lanjutin obrolan, ya. Gue ijin pamit.

Selepas kepergian Dafa, Vira mulai bicara serius dengan Kila.

VIRA

Semaleman gue mikirin ini.

(beat)

Dan akhirnya gue putusin buat tinggal di sini lagi, selamanya.

Kening Kila berkerut tak senang.

KILA

Kenapa buru-buru banget? Lo lagi kesel sama gue? Kalo iya, udah, omongin aja sekarang. Jangan tiba-tiba bikin keputusan kayak gitu. Gue tau permasalahannya aja nggak.

VIRA

Bukan begitu, Kil. Tapi...

Ia memukul-mukuli kepalan tangan dengan pelan di atas pangkuan, sembari menggigiti bibir resah.

VIRA (CONT'D)

Gue rasa, sekarang udah waktunya gue kembali ke tempat ini. Lo sendiri tau, kan, kalo gue nggak pernah mau nyerahin rumah peninggalan Bunda ke siapa pun. Jadi, daripada bolak-balik terus, mendingan tinggal aja di sini sekalian.

(beat)

Sama sekali nggak ada rasa kesel buat lo, Kil. Apalagi marah. Gue harap lo mau menghargai keputusan ini.

Kila menundukkan wajah, merenung.

KILA

Gue baru aja kehilangan Mama. Dan sekarang, lo malah...

Vira beranjak ke samping Kila, memeluknya.

VIRA

Lo nggak kehilangan gue. Lo masih bisa ngunjungin gue di sini, kapan pun. Oke?

Kila balik memeluk Vira. Matanya berkaca-kaca.

57. INT. RUMAH TION - EVENING

Tion menyambut haru kedatangan Vira. Ia berikan pelukan hangat, tetapi Vira tidak membalas. Kila yang berdiri di belakang Vira tersenyum senang.

58. INT. RUMAH TION - KAMAR VIRA - NIGHT

Sambil terduduk di kursi belajar, Vira mengetikkan pesan untuk Tion: Pa, tengah malam nanti, aku mau bicara sama Papa. Penting. Tunggu Kila tidur dulu.

Pesan terkirim. Vira menunggu balasan dari Tion.

59. INT. RUMAH TION - RUANG TENGAH - MIDNIGHT

Vira duduk di sofa, menunduk, menggenggam gawainya.

Tion muncul dari lantai atas sambil sesekali menguap.

TION

(agak pelan)

Ngomongnya harus tengah malem gini, Vir? Penting banget ya?

Vira berdiri. Menatap lekat Tion.

VIRA

Aku tau masa lalu Papa.

(agak menahan suara di tenggorokan)

Papa adalah orang yang dulu pernah manggil aku dengan sebutan...

(beat)

Anak haram.

Tion mematung. Jam dinding yang berdetak mengisi keheningan di antara mereka. Jarum pendek pada jam itu bergeser sedikit ke kanan dari angka dua belas, kacanya merefleksikan mimik murka Tion dari samping.

DISSOLVE TO

SCENE #60

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar