Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 88. EXT/ INT. LUAR/ DALAM RUMAH. MALAM
Pemain: Agnes, Sam, Sisilia,Franca, Sandy
Mobil yang dikendarai Sam berhenti di depan rumah kosan Sandy.
SAM
Jadi itu rumahmu?
AGNES
(Mengangguk).
Terima kasih. Hati-hati di jalan.
SAM
(Tak menjawab. Matanya manatap Franca yang berdiri dengan gelisah di depan rumah).
Turunlah. Sepertinya adikmu mencemaskanmu.
Agnes menatap Sam dan segera melongok keluar mobil. Agnes buru-buru turun dari dalam mobil. Franca yang melihat kepulangan Agnes berlari menghampirinya dengan derai air mata.
AGNES
(Panik dan bingung)
Ada apa, Fran?
FRANCA
Sisil. Sisil merasa kesakitan. Dia mengucek-ngucek matanya dengan keras sedari tadi.
Agnes berlari masuk ke dalam rumah diantara suara Franca yang mengikutinya.
Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi Sisil harus dibawa ke rumah sakit.
Namun kemudian berlari kembali ke luar rumah. Dia menatap ke seluruh jalanan mencari-cari.
FRANCA
Apa yang kau cari? Ada apa denganmu?! Sisil kesakitan.
INSERT
Sam yang telah melaju pergi teringat kegelisahan Franca.Sam memutar laju mobilnya kembali ke rumah Agnes.
Agnes baru akan kembali ke dalam rumah ketika dia melihat kembali mobil Sam dan langsung berlari mendapatinya.
AGNES
Aku mohon sekali lagi, kau harus menolongku.
SAM
Ada apa?
AGNES
Adikku butuh ke rumah sakit sekarang juga.
Sam buru-buru turun dari dalam mobil dan bersama Agnes dan Franca berlari ke dalam rumah.
CUT TO
SCENE 89. INT. RUMAH SAKIT. MALAM
Pemain: Agnes, Sam, Sisilia, Franca, Sandy, Perawat.
Sam berlari menggendong tubuh Sisil sementara Agnes, Franca dan Sandy berlari-lari di belakangnya. Mereka tiba di ruang gawat darurat dan disambut perawat yang segera mempersilahkan Sisil dibaringkan di sebuah ranjang.
SAM
Tolong dia sesegara mungkin.
AGNES
Adik saya pasien Dokter Roland Emmerich, dia mengalami kecelakaan yang merusak matanya. Tolong sus, tolong selamatkan dia.
(Agnes mengguncang lengan sang perawat).
PERAWAT
Bapak dan Ibu silahkan menunggu dulu di luar. Kita akan telpon dokter Emmerich. Sebelumnya kita pasang infus dulu, ya.
Agnes mengangguk lalu melangkah bersama Sam keluar dari IGD. Franca dan Sandy buru-buru menghampirinya. Sam mengambil jarak beberapa langkah dari mereka.
FRANCA
Apa kata dokter?
AGNES
Dokter bilang Sisil harus dioperasi sekarang juga. Sisil kesakitan karena saraf-saraf matanya yang rusak makin parah, jika dibiarkan saraf itu akan membusuk dan Sisil tidak akan pernah bisa melihat lagi. Sementara kita....
Franca beranjak ke bangku tunggu dengan tangis. Dia meraih tas ransel di sana dengan tangan gemetar dan mengambil uang yang ada di dalam tas itu. Lalu kembali kepada Agnes. Tangannya meraih telapak tangan Agnes dan meletakkan uang yang ada di tangannya pada Agnes.
FRANCA
Minta mereka mengoperasinya. Aku akan mencari uang tambahan bagaimana pun caranya. Tapi minta mereka menolong Sisil sekarang juga.
AGNES
Franca...
Agnes mendekap Franca. Franca masih menangis.
FRANCA
Lakukan sesuatu, aku tidak bisa melihat Sisil buta. Seharusnya aku menuruti ucapanmu dulu. Seharusnya aku tidak pernah membawanya bersamaku. Jika dia belajar seperti keinginanmu hari itu, Sisil tidak akan pernah buta.
AGNES
Fran, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.
FRANCA
Ini salahku. Seharusnya kau lebih keras padaku sedari dulu sehingga aku tidak memaksa mengajak Sisil pada pergaulanku yang tidak berguna. Seharusnya kau memukulku jika aku tak menurutimu. Sesese... seharusnya....
AGNES
Fran, cukup.
Agnes mendekap tubuh Franca lebih erat lagi. Agnes ikut menangis. Sandy akhirnya mendekap keduanya.
Sam melihat semua kejadian itu dari tempatnya berdiri.
CUT TO
SCENE 90. INT. RUMAH SAKIT. MALAM
Pemain: Agnes, Sam, Franca, Sandy, Perawat, Dokter.
Agnes, Franca, Sandy dan Sam duduk di ruang tunggu. Franca dan Sandy bahkan telah tertidur dalam posisi duduk. Kepala Franca bersandar di bahu Sandy.
AGNES
Terima kasih. Kau boleh pulang. Beristirahatlah karena besok kau akan sangat sibuk.
Sam menarik nafas. Mengedarkan pandangannya pada Franca dan Sandy yang tertidur. Lalu berakhir menatap wajah Agnes kembali.
SAM
Aku rasa aku akan tetap di sini malam ini. Kalian hanya tiga orang wanita yang sedang sangat terpukul. Mungkin kalian akan butuh bantuanku nanti.
AGNES
(Berkaca-kaca).
Terima kasih. Benar-benar terima kasih.
PERAWAT
(Muncul di depan pintu IGD).
Keluarga Sisilia.
Agnes melompat bangkit begitu juga Sam.
Dokter ingin bicara.
Agnes menatap dokter setengah baya yang berada di hadapannya itu.
DOKTER
Sisil sudah tidur. Kami memberinya obat penenang. Saya sudah pernah mengatakan bahwa Sisil harus dioperasi secepatnyakan? Saya kwatir bahwa saraf-saraf matanya yang mengalami kerusakan kini mulai mengalami pembusukan. Sangat sulit menunggu waktu lagi. Operasi adalah satu-satunya hal yang harus dilakukan. Untuk mengangkat rasa sakitnya dan mencoba mengembalikan pengelihatannya. Usia mudanya mungkin akan membantu pemulihan saraf matanya. Namun jika terus ditunda, dia tidak akan pernah punya harapan untuk melihat lagi.
Agnes menahan air matanya. Sam meliriknya.
Jeda sebentar.
Jika Anda setuju pada operasi, tanda tangani surat persetujuannya dan tolong selesaikan biayanya di administrasi. Termasuk biaya yang kemarin.
Agnes mengangguk. Dokter dan perawat beranjak pergi.
SAM
Kau baik-baik saja?
Agnes menatap Sam. Dia telah menangis.
AGNES
Mereka pikir kenapa aku menunda-nunda perobatan adikku? Aku tidak punya uang sepeser pun.
SAM
Pergi tanda tangani surat persetujuannya.
AGNES
Apa ada bedanya aku menandatanganinya atau tidak jika aku tidak bisa membayar uang operasinya? Atau...
(Agnes menatap Sam. Mengguncang lengannya. Dia masih menangis).
Kau mau membantuku sekali ini lagikan? Pinjamkan aku uang untuk perobatan Sisil. Aku berjanji akan membayarnya saat aku menang. Kau percaya padakukan? Aku akan menang. Apa pun yang terjadi aku akan menang.
Sam mengangguk.
SAM
Aku percaya padamu. Sekarang pergi tanda tangani suratnya dan aku akan pergi membayar biaya perobatannya.
(Agnes menyeka air matanya. Menatap Sam tak percaya).
AGNES
Kau akan melakukannya?
(Sam mengangguk kembali).
Kau benar-benar akan membayarnya?
SAM
Aku akan membayarnya sekarang juga. Pergilah tanda tangani surat persetujuannya.
(Sam menepuk lengan Agnes lalu melangkah. Agnes juga melangkah menuju ruang IGD. Senyum bahagia terpancar di wajahnya Namun baru di depan pintu IGD. Langkah Agnes terhenti dan dia berbalik).
AGNES
Pak Sam!
(Sam berbalik. Agnes berlari menubruknya dan memeluknya. Tubuh Sam membeku).
Terima kasih. Terima kasih banyak. Anda pasti seorang malaikat.
CUT TO
SCENE 91. INT. RUMAH SAKIT. PAGI
Pemain: Agnes, Sam, Franca, Sandy, Sisil, Perawat
ESTABLISHED
Langit dari jarak jauh. Cahaya matahari pagi mulai terik. Lorong-lorong rumah sakit. Ruang tunggu dimana Sandy, Franca, Sam dan Agnes nampak tertidur saling menyandarkan kepala di bahu yang lainnya.
Franca dan Sandy membuka mata mereka satu persatu. Lalu menatap Agnes dan Sam yang masih tertidur. Agnes bersandar di bahu Sam.
Seorang perawat muncul dari lorong rumah sakit menghampiri mereka.
PERAWAT
Keluarga Sisilia?
FRANCA
Iya.
PERAWAT
Operasi Sisil akan kita lakukan pukul sembilan nanti.
(Franca dan Sandy saling berpandangan lalu mengangguk-angguk dengan bersemangat).
Semoga operasinya berhasil dan Sisil bisa melihat lagi, ya.
SANDY
Terima kasih, Sus.
Perawat berlalu dan Franca segera mengguncang tubuh Agnes membuat Agnes dan Sam menggeliat kecil. Agnes terkejut saat menyadari mereka tidur saling berdekatan. Lalu melirik jas hitam Sam yang menutup bagian depan tubuhnya.
INSERT
Sam menghampiri Agnes yang telah duduk di kursi tunggu. Lalu menyodorkan selembar kertas kwitansi. Agnes meraih kertas itu dan menatapnya.
AGNES
Terima kasih.
SAM
(Tersenyum).
Selama dua hari kita bertemu kau sudah mengucapkan kata itu beribu kali.
Sam duduk di sisi Agnes. Agnes menguap. Sam melirik arloji di pergelangan tangannya.
Sudah subuh. Tidurlah. Sisil sudah aman di ruangan tunggu untuk operasi.
Sam melipat tangannya di dada dan menutup matanya. Agnes menatap wajah itu lekat-lekat sambil menggosok-gosokkan telapak tangannya pada punggung tangannya. Lalu mulai memejamkan matanya. Tanpa sadar Agnes menjatuhkan kepalanya di pundak Sam. Sam terbangun mendorong kepala itu menjauhi pundaknya,namun kepala Agnes kembali jatuh di pundaknya. Sam menahan kepala itu. Agnes tidur dengan menegakkan kepalanya dan melipat tangannya. Sesekali tangan Agnes mengusap-usap lengan tangannya kedinginan. Perlahan Dan membuka jas nya dan menyelimuti tubuh Agnes. Lalu Sam kembali memejamkan matanya.
BACK TO
SCENE 92. INT. RUMAH SAKIT. PAGI
Pemain: Agnes, Sam, Franca, Sandy, Sisil, Perawat.
Agnes menatap Franca dengan setengah linglung. Sementara Sam meraih jasnya kembali.
AGNES
Apa?
FRANCA
Rumah sakit akan mengoperasi mata Sisil satu jam lagi. Pukul sembilan.
Agnes tersenyum bahagia. Dia dan Franca saling berpelukan. Sam refleks melirik arloji di pergelangan tangannya. Lalu menghampiri Agnes.
SAM
Aku harus pergi ke stasiun televisi. Pencarian bakat akan dimulai sebentar lagi. Kau ikut denganku atau...
Franca meremas jemari Agnes dan menggeleng.
FRANCA
Sisil akan menjalani operasi pertamanya hari ini, kau tidak seharusnya meninggalkannya sendirian menghadapi hal itu. Kita harus menghangatnya menjalani ini.
SAM
Aku akan pergi duluan. Segeralah menyusul, aku akan mengatur agar kau bisa dapat giliran bertanding belakangan dan mewakilimu mencabut nomor urut.
Sam baru akan beranjak. Agnes meraih jemarinya.
AGNES
Tinggalah bersamaku. Setelah aku mengantar Sisil ke ruang operasi, kita pergi ke stasiun televisi. Aku mohon.
Agnes melipat tangannya di depan dada. Sam terlihat enggan.
Aku mohon. Sekali ini saja.
FRANCA
(Ikutan memohon dengan dua tangan merapat di dada).
Ya, sekali ini saja, Kak....??? Aku mohon biarkan kakakku di sini sebentar lagi saja.
SAM
Baiklah.
Franca melompat kegirangan.
AGNES
Terima kasih. Aku. Berhutang banyak sekali padamu.
Menatap Franca dan berkata:
Kau tahu siapa yang memberikan uang operasi Sisil?
Mata Agnes menatap Sam.
FRANCA
(Mengulurkan tangannya pada Sam).
Terima kasih....
Sam menyambut uluran tangannya dan mengangguk.
Aku harus tahu siapa namamu kan?
Sam tersenyum.
SAM
Tidak juga. Tapi kalau kau berniat tahu...namaku Sam. Samuel Seda.
AGNES
(Terkejut).
Apa?! Namamu... Samuel Seda?
SAM
(Mengangguk dan menatap Agnes bingung).
Kenapa? Ada apa?
Agnes menggeleng.
VO AGNES
Tak masalah kau tidak mengingatnya, tapi aku senang kini takdir mempertemukan kita kembali.
Lalu perawat datang kembali.
PERAWAT
Para dokter telah menunggu di ruang operasi. Operasi Sisil akan kita lakukan. Sekarang kami akan membawa Sisil ke ruang operasi. Kalau Anda mau, Anda bisa menunggu di depan ruang operasi nantinya. Menurut dokter operasi ini mungkin akan berlangsung tiga sampai empat jam.
Agnes mengangguk. Si perawat berlalu. Franca meraih ranselnya, Sandy meraih tasnya dan mereka berjalan mengikuti tempat tidur yang di atasnya Sisil berada. Tempat tidur itu didorong keluar kamar oleh para perawat.
CUT TO
SCENE 93. INT. STUDIO TELEVISI. PAGI
Pemain: Agnes, Sam, Januari Cece, Jos, Rama, Rena, Faiz, Para Juri, Pembawa acara
Agnes berlari-lari memasuki studio televisi dengan nafas ngos-ngosan.
FAIZ
Agnes! Kamu itu nggak lelah apa? Selalu menjadi orang yang terakhir? Aku nyaris aja mencoret nama kamu kalau nggak karena Pak Sam juga belum datang. You are so a lucky girl.
RENA
Kamu ikut saya ke backstage. Tim stylish akan merombak penampilan kamu biar lebih wow di tangkapan kamera.
Agnes melangkah sementara Sam muncul di dalam studio.
JOS
Tumben Pak Sam telat.
SAM
(Menepuk tangannya sambil meraih mikrophon).
Semua harap berkumpul. Kita akan melakukan briffeing sebentar.
Januari Cece, Jos, Rama, Rena, Faiz dan ketiga juri segera berkumpul.
CUT TO
SCENE 94. INT. STUDIO TELEVISI. PAGI
Pemain: Agnes, Sam, Januari Cece, Jos, Rama, Rena, Faiz, Para kontestan, Para Juri, Pembawa acara.
Sam, Januari Cece, Jos, Rama, Rena, Faiz, Para Juri dan para kontestan telah mengambil tempat duduk di posisi masing-masing.
PEMBAWA ACARA
Indonesia, inilah kontestan yang akan menjadi Idola Indonesian sesion pertama. Sesuai aturan sistem pertama adalah sistem gugur. Dari lima puluh kontestan yang ada akan dibagi menjadi dua grup yang sama banyaknya dan mereka akan diadu. Dimulai dengan mengambil nama dari grup lawan. Pilihan juri akan menentukan nasib para kontestan. Kita akan bergantian meminta kedua grup mencabut nama dari toples ini.
Kontestan pertama memasukkan tangan pada sebuah toples kaca dan mengambil sebuah nama lalu memamerkan nama itu pada penonton.
Weni memilih Tary.
Keduanya terlihat berdiri dan saling acungkan jempol ke bawah buat sang lawan.
Carissa kamu dapat tantangan dari Jowen.
Keduanya memberi isyarat pemenggalan kepala dengan tangan keduanya.
Agnes kamu akan bertemu musuh besar di tahap awal- seorang biduan pria Julio yang sudah malang melintang dari satu panggung resepsi ke panggung resepsi lainnya.
Agnes dan Julio saling melambaikan tangan.
Ini karena mereka pria dan wanita atau apa? Karena saya melihat mereka bertindak terlalu manis sebagai seorang lawan.
Suara teriakan para penonton terdengar. Sam hanya tersenyum dari kejauhan saat Agnes mengalihkan pandangan menatapnya.
CUT TO