Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 37. INT/EXT. KORIDOR SEKOLAH/ KELAS. PAGI
Andy, seorang siswa SMA yang tampan dan pintar melangkah dengan seragam sekolah yang rapi dan bersih, melintasi teman-teman satu sekolahnya yang terlihat berlari-lari ke satu arah. Beberapa siswi yang melihatnya, berhenti berlari dan menyapanya hangat. Sebagian minggir dan memberi jalan baginya sambil menatapnya diam-diam.
CROWDIED SISWI-SISWI
Pagi, Kak Andy!
ANDY
(Tersenyum ramah sambil terus melangkah).
Pagi.
CROWDIED SISWI-SISWI
Hahh! Kak Andy tersenyum padaku.
Padaku tau.
Andy melangkah terus.Di ambang pintu kelas XII IPA langkahnya terhenti saat melihat kerumunan teman-teman sekelasnya dan kelas lain yang sedang menyoraki sesuatu yang tertutup kerubungan.
SISWI-SISWI
(Berbisik-bisik sambil menonton video yang ada di ponsel salah satu siswi).
Memang nggak tahu malu, ya. Gue nggak nyangka di sekolah ini ada keluarga kupu-kupu malam.
ANDY
Siapa itu?
DEWA
(Yang sedang menonton vidio di ponselnya menatap Andy).
Franca dan Rania.
(Menarik Andy mendekat dan berbisik).
Lo ingat kejadian tempo hari waktu kita lihat Franca dengan pria dewasa di dalam mobil? Itu bukan kakak nya, tapi cowoknya atau om-om kecengannya...
ANDY
Apa?
(Andy merampas ponsel yang tengah ditonton Dewa. Di Vidio itu juga ada rekaman Franca yang terlihat mabuk dan di papah oleh si penyanyi club yang di awal vidio bertengkar dengan seorang wanita dan dinyatakan pelakor).
ANDY
Dari mana lo dapat vidio ini?
Kamera berpindah ke perkelahian Franca dan Rania.
FRANCA
(Mencengkram leher Rania dengan wajah dan pakaian acak-acakan sehabis berkelahi).
Darimana lo dapat vidio ini?
RANIA & DEWA
Kata anak-anak sih dari cowok dengan BMW di gerbang depan sekolah.
RANIA
Apa lo nggak ketemu cowok itu?
Franca menarik tangannya.
VOICE OVER FRANCA
Brengsek lo, Roy. Gue habisin lo sekarang.
(Andy yang baru menontonnya sebentar segera mengembalikan ponsel pada Dewa dan dia bergerak hendak menguak kerumunan itu,namun ditahan oleh Dewa. Tepat saat itu Franca keluar dari kerumunan dengan wajah penuh amarah).
FRANCA
(Seluruh siswa-siswi membuat jarak. Sementara kedua teman Rania menghampiri Rania dengan histeris karena Rania terkapar di lantai. Salah satu teman Rania berlari keluar kelas).
Siapa dari lo-lo yang berani ngatain gue adek kupu-kupu malam lagi gue buat bonyok lo! Apa hak lo ngusir gue dari sekolah ini?! Gue bayar uang sekolah yang sama seperti lo-lo semua! Dan lo-lo semua nggak tahu apa pun tentang hidup gue dan nggak punya hak menghakimi gue ataupun kakak gue!
(Franca baru akan berlari keluar kelas ketika seorang guru BP muncul di dalam kelas dengan salah seorang teman Rania).
PAK GURU BP
Franca! Kamu lagi kamu lagi!
(Guru BP memeriksa kesehatan Rania sesaat dan Franca mengambil kesempatan untuk berlari).
Andy, bantu bawa Rania ke UKS dan kamu...Franca! Berhenti kamu! Jangan lari!
(Guru BP segera berlari mengejar Franca. Kejar-kejaran berlangsung beberapa saat hingga akhirnya Guru BP berhasil menjewer telinga Franca).
Kamu baru saja masuk setelah membolos dan malah masih membuat masalah?! Kamu itu mau jadi apa?! Ayo ikut saya ke ruang kepsek sekarang juga.
(Franca menatap jauh ke gerbang sekolah dengan wajah kesal).
CUT TO
SCENE 38: INT/EXT. DALAM MOBIL/DI JALAN RAYA. PAGI
Pemain: Agnes, Hans
Mobil melaju pelan di jalan raya, Agnes nampak resah.
VOICE OVER AGNES
Tuhan, aku mohon lakukan sesuatu agar Hans tidak membawaku ke hotel.
(Hans melirik Agnes dan meraih jemari tangan Agnes. Menggenggam tangan itu dan menciumnya. Agnes tersenyum kikuk).
HANS
Kau tahu betapa lama aku menunggu saat-saat untuk bisa berduaan hanya denganmu?
(Agnes tersenyum. Tepat saat itu ponselnya berbunyi).
AGNES
Sebentar, Hans. Ada telpon, mungkin itu dari rumah sakit.
(Agnes menarik tangannya dan merogoh saku dalam tasnya untuk mengambil ponsel. Sementara wajah Hans terlihat kesal. Agnes menatap layar ponselnya sebentar. Bernafas lega karena bukan dari rumah sakit, tapi dari Franca. Agnes menerima telpon itu dan berbicara dengan setengah berbisik).
Ada apa? Kau sekolahkan hari ini? Awas saja jika kau coba-coba membolos lagi hari ini.
KEPALA SEKOLAH
Maaf, apa Anda wali Franca Natasha?
AGNES
(Gugup dan kaget)
Iya, benar...tapi Anda...??
KEPALA SEKOLAH
Saya kepala sekolah.
AGNES
Pak Kepala sekolah?
(Agnes melihat kembali nomor telpon yang ada di layar ponselnya. Jelas ponsel Franca).
Apa Franca melakukan kesalahan lagi?
KEPALA SEKOLAH
Saya senang bisa berbicara langsung dengan wali Franca. Saya harap hari ini Anda ada waktu untuk ke sekolah dan tidak mengabaikan panggilan keempat ini.
AGNES
Apa? Panggilan ke empat? Franca tidak pernah mengatakan kalau dia dapat...
(Agnes terdiam sesaat. Memejamkan matanya sambil menarik nafas kesal).
VOICE OVER AGNES
Anak itu... Awas dia.
KEPALA SEKOLAH
(Masih terus bicara)
Saya ingin kita membicarakan tentang perkembangan Franca, termasuk tentang masa depannya. Dan mohon maaf, jika kali ini Anda mengabaikan panggilan ini kembali, dengan sangat menyesal kami harus mengeluarkan surat pindah bagi Franca.
AGNES
Jangan, Pak. Baik,Pak saya akan datang sekarang juga.
(Agnes menutup ponselnya).
HANS
Kau bahkan tidak bertanya padaku dan mengambil keputusan sendiri? Lupakan adikmu itu. Jangan pergi ke sekolahnya, kau punya janji kencan denganku.
AGNES
Tapi, Hans...aku mohon untuk kali ini saja bagaimana jika kita undur kencan kita.
HANS
Apa?! Mengundurnya lagi?!
(Pekik Hans sambil menarik tangannya dari setir mobil. Agnes membuang wajahnya sambil mengangkat sebelah tangannya bersiap menahan pukulan yang mungkin dilemparkan Hans. Wajah Agnes tegang dan cemas, namun sambil memalingkan wajah Agnes memberanikan bicara pelan).
AGNES
Aku tidak mengundurnya,Hans. Aku hanya mohon pengertianmu. Ini panggilan terakhir yang harus kudatangi atau Franca akan dikeluarkan oleh sekolah.
(Melihat itu Hans menahan diri dan mengepalkan tangannya).
AGNES
Kalau kau mau kau boleh ikut denganku untuk memastikan bahwa aku tidak berdusta padamu.
HANS
(Hans meraih wajah Agnes, memaksa wajah itu menatap wajahnya.Jemarinya memegang keras dagu Agnes seakan memastikan Agnes tahu bahwa dia tidak bisa dipermainkan. Mata mereka saling bertatapan).
Jangan takut padaku. Aku benci saat melihatmu ketakutan. Kau tahu bagaimana aku mencintaimu dan aku tidak akan pernah melukaimu. Asal kau tahu batasanmu dan menurutiku. Tapi kau tahu juga aku bisa begitu menakutkan bagi para musuhku dan orang-orang yang menghianatiku. Jadi jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku.
(Agnes menelan ludahnya dengan keras).
VOICE OVER AGNES
Hah? Ini yang kau sebut dengan cinta, Hans? Apa kau tahu, manusia-manusia sepertimu membuat cinta kehilangan artinya dan terlihat menakutkan.
AGNES
(Mengganti raut wajahnya Agnes mnatap wajah itu kembali dengan senyuman semenggoda mungkin).
Kau tahu jelas aku akan berjalan dalam batasanmu, Hans. Bukankah selama ini aku selalu menjadi Bon-bonmu yang mentaati aturanmu?
HANS
(Tersenyum sambil membelai pipi Agnes lalu menarik wajah Agnes mendekat dan hendak menciumnya tepat ketika sebuah mobil melaju dari arah berlawanan).
AGNES
(Mendorong tubuh Hans)
Hans!
Hans yang melihat sebuah mobil dengan ekor matanya, memutar setir dan membantingnya menghindari tabrakan. Sementara suara ponsel terdengar terus berbunyi. Agnes memejamkan matanya. Mobil membentur trotoar jalan dan berhenti. Hans terkekeh melihat ketakutan Agnes.
Agnes yang merasakan laju mobil terhenti, pelan-pelan membuka matanya dan melihat wajah mengesalkan Hans yang tanpa rasa bersalah. Malah menertawainya.
AGNES
Kau keterlaluan,Hans.
HANS
(Tertawa terbahak-bahak).
Kau lucu saat ketakutan.
AGNES
(Berucap ketus)
Aku senang kalau itu bisa membuatmu bahagia.
HANS
(Masih terkekeh sesaat).
Jangan marah.
AGNES
(Cemberut dan membuang pandangannya keluar jendela).
Kau nyaris membuat kita berdua mati.
HANS
Sorry. Sorry,my Bon-bon. Jangan marah.
(Agnes tetap cemberut).
Baiklah, kita ke sekolah adikmu sekarang juga.
AGNES
(Tersenyum)
Benar?
(Hans mengangguk sambil menggerakkan tangannya hendak menyentuh paha Agnes. Namun saat mengetahui niat itu, Agnes segera meraih jemari itu dan menggenggamnya lalu memasang wajah tersenyum lebar).
Terima kasih, Hans. Ini sangat berarti bagiku.
HANS
Hanya itu? Tanpa ciuman terima kasih?
Agnes terdiam sesaat lalu perlahan mengecup pipi kiri Hans. Baru akan menarik diri, Hans meraih wajah Agnes dan hendak mencium bibirnya ketika suara ponselnya berdering.
AGNES
(Mencoba menghindar, Agnes mengingatkan).
Hans, ada telpon. Mungkin penting.
HANS
Tak ada yang lebih penting darimu.
AGNES
Kalau aku tidak salah dengar, ponselmu sudah berbunyi sedari tadi.
HANS
(Memandang Agnes serius sebelum meraih ponsel di sakunya dan menerima panggilan itu. Saat menerima panggilan itu wajahnya berubah mengerikan).
Biarkan aku bicara dengannya.
INTERCUT
(Seorang pria yang nampak babak belur pada posisi bersimpuh di ruangan club dan di sisinya dengan empat orang pria berbadan besar berdiri mengawasinya. Salah satu pria itu memegangi ponsel ke depan wajah pria yang telah babak belur itu).
Aku sudah pernah mengingatkanmukan? Sebenarnya yang perlu kau kwatirkan bukan kematianmu, tapi hukuman yang akan kau terima bila menghianatiku. Itu akan lebih mengerikan dari kematian dan beraninya kau tetap mencuri dariku.
Aku akan segera datang dan memberimu pelajaran. Sekarang kalian yang ada di sana, tahan dia.
BODYGUARD HANS
Beres, Boss.
(Hans menutup telpon dan beralih menatap Agnes. Tangannya mencengkram kuat ponsel di genggamannya).
Maaf, aku rasa kali ini kau harus pergi ke sekolah adikmu sendirian. Aku punya sedikit urusan dengan tikus kecil di club. Tapi nanti malam, aku janjikan kita akan bersenang-senang tanpa gangguan apa pun.
(Agnes hanya mengangguk dan segera turun dari atas mobil Hans yang segera meluncur pergi saat ia menginjakkan kedua kakinya di aspal jalanan. Menatap kepergian Hans, Agnes bernafas lega sekaligus limbung karena ketakutan).
CUT TO
SCENE 39. INT. RUANG UKS. PAGI
Pemain: Rania, Andy,dua sahabat Rania
Andy merebahkan tubuh Rania ke atas ranjang UKS. Sembunyi-sembunyi Rania mengintip keberadaan Andy.
ANDY
Lo berdua bisa jaga Rania kan gue harus pergi.
(Andy berlari keluar UKS. Rania buru-buru bangun dari tidurnya dan memanggil Andy).
RANIA
Andy! Tolongin gue dada gue sesak!
(Andy telah menghilang. Rania menatap kedua sahabatnya dengan kesal).
Ihhh, lo berdua kok bego sih?!
SAHABAT RANIA 1
Kok lo ngatain kita sih?
RANIA
Gara-gara lo berdua Andy jadi pergi dan harapan gue untuk berduaan sama Andy hilang. Harusnya lo berdua nggak perlu ikutan ke sini.
SAHABAT RANIA 2
Lo ngeselin, ya, Ran kalau tau lo bukannya berterima kasih sama kita atas perhatian kita, lebih baik kita nggak perlu bantuin lo sampai manggil Pak Ilham.
Yuk, pergi aja.
(Sahabat Rania melangkah pergi tanpa peduli panggilan Rania).
RANIA
Wi, Da! Masak lo berdua ninggalin gue?!
CUT TO
SCENE 40. EXT/ HALAMAN DEPAN SEKOLAH. PAGI
Pemain: Andy, Dewa, Roy
Andy berlari kecil menuju gerbnag sekolah ketika Dewa yang melihatnya berteriak memanggil.
DEWA
Andy!
Andy menoleh.
Lo mau kemana udah masuk nih!
ANDY
Ada yang mau gue urus sebentar!
(Andy berlari cepat menuju ke gerbang sekolah. Namun kemudian kembali lagi kepada Dewa).
ANDY
Mana ponsel lo?
(Dewa segera merogoh sakunya dan Andy segera merampasnya).
Nanti gue kembalikan.
(Andy berlari).
DEWA
Mau lo apain ponsel gue?!
(Andy tak menjawab dan terus berlari. Dia bisa melihat sebuah mobil BMW terparkir di depan pintu masuk sekolah. Dan dari kejauhan Andy bisa melihat seorang lelaki nampak melambai genit pada beberapa siswi sekolahnya yang berlarian masuk ke dalam sekolah karena bel telah berbunyi. Andy kenal wajah itu).
DISOLVE TO
SCENE 40. EXT/ JALAN DEPAN CLUB/ MALAM
Pemain: Andy, Dewa, Franca, Roy
Andy memacu laju motornya dengan Dewa diboncengannya. Laju motornya terhenti di sebuah lampu merah, tepat di sisi sebuah sedan BMW. Dewa melirik pada mobil mewah itu, mengagumi mobil itu. Ketika kaca jendela mobil diturunkan. Franca membuang sampah bungkus lolipop ke jalanan.
Dan pria di belakang setir itu melepaskan safety belt yang dia kenakan lalu mendekatkan tubuhnya pada tubuh Franca. Dewa menepuk pundak Andy.
DEWA
Itu Franca kan? Sompret kita disuruh nganterin surat peringatan ke rumah dia ehhh dia enak-enak di sini.
ANDY
Otak lo ngeres. Bisa aja tuh kakaknya kan.
DEWA
Kakak gimana? Lihat tuh...
(Keduanya menatap bagaimana Franca kemudian mendorong jidat pria itu menjauhinya dan meraih lolipop yang ada di dalam mulutnya dan menyorongkan permen itu ke mulut lelaki itu. Tepat saat itu lampu merah berubah hijau dan mobil itu melaju).
Kakak jumpa gede tuh.
(Andy membisu. Tak juga melajukan kendaraannya. Suara klakson kenderaan lain di belakang mereka terdengar. Dewa menepuk kembali pundak Andy).
Jalan, Dy. Dah hijau tuh.
(Andy melajukan motornya sekencang yang di bisa untuk mengejar BMW itu bahkan dia tidak berbelok di perempatan yang seharusnya dia lakukan untuk mencapai rumah Dewa).
Lahh...lahh... Kok lo nggak belok kanan? Rumah gue kelewatan! Emang lo mau kemana sih?!
(Dewa berteriak-teriak dari belakang punggung Andy sambil menepuk-nepuk bahu Andy.)
ANDY
Gue turunin lo di depan. Pesan aja taksi.
DEWA
Emang lo mau kemana?!
(Menatap mobil BMW yang ada di hadapan mereka).
Jangan bilang lo mau ngejar Franca! Lo sendiri yang bilang cowok itu mungkin kakaknya, jadi kenapa lo yang malah kepo?!
ANDY
Gue ketua kelas dan gue wajib melindungi...
DEWA
Setan lo masih juga jaim sama gue.Bilang aja lo suka Franca. Kalau lo jaim gini lo nggak akan pernah bisa mendekati Franca. Cewek macam dia sih sukanya sama cowok agresif kayak cowok di mobil tadi. Tapi saran gue cari cewek normal aja!
ANDY
Lo turun nggak?
DEWA
Nanggung jauh. Gue ikut lo aja. Sahabat wajib saling bantukan? Mana tahu lo nanti butuh bantuan gue menghadapi cowok di mobil itu.
ANDY
Gue nggak suka berantam.
DEWA
Gue juga bilang kalau terpaksa. Kalau dia ngapa-ngapain Franca...
ANDY
Gue habisin dia.
(Dewa terkekeh. sebelum tawanya selesai dia melihat mobil BMW yang dinaiki Franca berbelok menuju ke sebuah club malam).
Lihat-lihat lahh...mereka masuk kemana tuh.
(Andy menghentikan laju motornya tepat di depan Hans Club dan discotik lalu Andy buru-buru mengejar Franca yang terlihat ada di depan pintu masuk club yang di jaga oleh tiga orang penjaga club dengan tubuh besar dan kekar).
ANDY
Franca!
(Franca tak mendengar panggilan itu. Andy tiba saat Franca dan lelaki dalam mobil BMW itu telah masuk ke dalam club. Ketika dia ingin masuk, penjaga club menahan langkahnya).
BODYGUARD Hans
KTP.
ANDY
Haa? Teman gue ada di dalam.
(Bodyguard itu memasang wajah sangar. Andy buru-buru mengambil kartu tanda penduduk di dompetnya dan menyodorkannya pada pria itu, tepat saat itu Dewa juga telah tiba di sisi Andy).
BODYGUARD HANS
(Menatap Dewa)
KTP lo.
DEWA
(Kebingungan dan berbisik pada Andy)
Ehh, buat apa KTP?
ANDY
Kasih aja.
(Bodyguard Hans menyodorkan KTP Andy yang segera diterima Andy dengan senang. Andy baru akan bergerak, ketika tangan kekar itu menahannya).
BODYGUARD HANS
Mau kemana lo?
(Andy memberi isyarat menunjuk ke dalam club).
Lo baru tujuh belas tahun satu bulan yang lalu dan itu artinya lo masih kecil. Anak kecil tidak boleh berada di sini. Tunggu empat atau lima tahun lagi lalu kembalilah kesini.
(Dewa yang sudah memegang KTP nya segera menurunkan benda itu lagi).
ANDY
Kalau lo bilang anak di bawah umur tidak boleh masuk, kenapa teman gue ada di dalam? Gue harus masuk.
(Andy memaksa dan malah berakhir dengan perkelahian yang memaksa dia dan Dewa diusir dari depan club).
BODYGUARD HANS
Kalau kalian masih terlihat disini.
(Bodyguard itu membuat isyarat di lehernya dan membuat Dewa buru-buru menyeret Andy).
DEWA
Lo udah dengar kan kata orang itu, ayo, cepeten cabut.
(Andy masih berdiri di sisi sepeda motornya,matanya memandang pintu club).
CUT TO