Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 74. INT. RUMAH KOST SANDY. PAGI
Pemain: Agnes, Franca, Pembawa berita televisi, Dokter,Andy,Sisil.
Ruang tamu rumah kost Sandy. Suara televisi terdengar menyiarkan berita pagi.
AGNES
Andy, terima kasih karena sudah menjaga Franca semalam, ya dan sudah mengantar Franca.
INSERT
PEMBAWA BERITA
Sebuah kebakaran besar terjadi di sebuah club malam yang cukup ternama di Ibukota. Kebakaran yang diperkirakan terjadi sekitaran jam dua belas malam itu membuat petugas pemadam kebakaran cukup kewalahan melakukan pemadaman.
(Agnes menghentikan ucapannya, dia berlaih menatap layar televisi dan tertegun. Franca yang melihatnya ikutan menonton acara televisi. Andy menatap kedua kakak beradik itu bergantian).
PEMBAWA BERITA TV
Dari informasi beberapa pengguna jalan sebelum kejadian, diperkirakan sempat terjadi perkelahian cukup hebat di dalam club yang mengakibatkan para pengunjung berlarian keluar. Beberapa saksi mata mendengar suara tembakan. Sampai berita diturunkan polisi masih menginvestigasi kejadian sebenarnya. Polisi juga menghimbau bagi anggota masyarakat yang mengetahui kejadian sebenarnya atau berada di club saat kejadian untuk datang ke kantor polisi atau menghubungi polisi di hotline yang tertera di layar televisi Anda saat ini.
(Agnes terhuyung sesaat. Tangannya terkepal. Matanya dan mata Franca bersua. Mata Franca terlihat penuh amarah padanya. Agnes mengalihkan pandangan pada Andy. Melemparkan senyum pada Andy).
AGNES
Sepertinya hari ini Franca belum bisa kesekolah dulu. Kakak akan buatkan surat izin untuknya, kamu maukan memberikannya pada guru kalian?
(Andy mengangguk).
Bagaimana jika sambil menunggu Kakak menulis surat izin buat Franca, kalian sarapan dulu bersama Sisil? Dia ada di meja makan sekarang. Kakak tadi masak nasi goreng untuk sarapan kita. Maukan?
(Andy dan Franca bicara bersamaan).
ANDY
Mau. Mau, Kak.
FRANCA
Nggak usah. Lo udah telat ke sekolah. Sana.
(Franca mendorong tubuh Andy ke depan pintu).
ANDY
Lah, Fran surat izin lo aja belum ditulis...
FRANCA
(Berteriak pada Agnes yang bergegas mengambil kertas dan pulpen di kamar).
Cepetan deh nulis suratnya!
ANDY
Ihhh, lo nggak sopan sama kakak sendiri. Lo tau nggak? Kakak lo ngehajar cowok di depan sekolah kemarin karena berani mengelecehin lo. Dia sayang sama lo.
FRANCA
(Membuang wajahnya).
Lo nggak tau apa pun tentang dia.
ANDY
Gue emang nggak tau banyak tentang hidup lo dan kakak lo. Tapi gue tau satu hal, Fran, nggak ada perempuan mana pun yang mau kerja seperti Kakak lo kalau nggak terpaksa.
FRANCA
(Marah dengan suara tertahan).
Lo nggak tau kalau di zaman sekarang banyak perempuan yang mau bekerja seperti dia untuk mengejar kesenangan dan hidup enak.
ANDY
Lo mungkin benar, tapi perempuan itu pasti bukan kakak lo. Gue nggak lihat kalau kakak lo punya hidup yang enak. Dia menderita. Dari gue lihat dia di depan sekolah sampai sekarang gue tahu dia menderita.
(Franca diam. Agnes keluar dari dalam kamar dan menyodorkan surat pada Andy).
AGNES
Nggak jadi sarapan?
ANDY
Nggak, Kak. Udah mau telat. Kapan-kapan aja,ya,Kak.
AGNES
Oke deh. Kamu boleh datang kapan pun kamu mau kemari. Apalagi kalau kamu mau belajar bareng sama Franca. Ohh..soal jaket...tunggu bentar....
(Agnes buru-buru hendak berlalu,namun tertahan kata-kata Andy).
ANDY
Biar Franca aja yang bawa,Kak. Aku udah telat. Kalau gitu aku ke sekolah dulu, Kak.
(Agnes mengangguk sambil tersenyum).
Fran, gue pergi.
(Franca hanya mengangguk seenaknya).
AGNES
Maaf, nggak bisa ngantar keluar.
ANDY
Nggak apa-apa, Kak.
(Andy tersenyum lalu membuka pintu dan segera menutupnya. Andy pergi dengan mobilnya).
(Franca melangkah pergi dari ruang depan).
AGNES
Fran, kamu nggak apa-apa kan?
FRANCA
(Bicara tanpa menghentikan langkahnya).
Gue hidup. Itu udah lebih dari cukupkan buat lo?
AGNES
(Memburu langkah Franca)
Gue minta maaf, Fran.
FRANCA
(Berhenti dan menatap Agnes tajam).
Berhenti mengatakan maaf karena kau akan terus mengulangnya. Kenapa kau selalu menempatkan kami semua dalam bahaya?!
AGNES
Aku tidak bermaksud seperti itu, Fran. Aku hanya keluar dari Hans Club dan tidak menyangka dia akan segila ini. Kau tidak apa-apakan?
(Franca menepiskan sentuhan Agnes)
FRANCA
Jangan sok perhatian! Kau hampir membuat kami semua mati tau!
(Sisil melangkah dengan tangan menggapai ke kanan dan ke kiri).
SISIL
Kak Fran, apa kau sudah pulang? Kau bertengkar lagi dengan Kak Agnes?
(Franca dan Agnes tersentak menatap kehadiran Sisil. Lalu Sisil tersandung. Agnes dan Franca berlari cepat menangkapnya. Keduanya memegangi Sisil erat-erat).
FRANCA
Hati-hati dong, Sil.
(Sisil tertawa kelu).
SISIL
Namanya juga OBB, Kak.
AGNES
Apa itu OBB, Si?
SISIL
Orang Buta Baru.
(Sisil tertawa. Agnes dan Franca menggigit bibir pedih).
Kakak bertengkar lagi, ya?
CROWDIED FRANCA & AGNES
Nggak kok.
FRANCA
Hanya masalah kecil. Soal cowok. Waktu Sisil besar nanti Sisil juga bakal paham. Kak Agnes marah waktu Kakak diantar pulang sama teman sekolah kakak yang cowok.
SISIL
Tuh teman atau demen?
FRANCA
Teman tau.
SISIL
Masak?
FRANCA
Ihhh, Sisil genit deh.
SISIL
Kak Franca punya cowok...
FRANCA
Ihhh, Sisil! Kakak bilang itu cuma teman! Sisil genit deh.
(Menggelitik Sisil hingga Sisil kegelian. Agnes menatap semuanya dengan senyum).
VO DOKTER
Matanya harus segera dioperasi atau dia akan mengalami kebutaan untuk selamanya.
(Senyuman Agnes hilang berganti kesedihan sementara Franca dan Sisil masih tertawa-tawa).
CUT TO
SCENE 75. INT. RUMAH KOST SANDY. PAGI
Pemain: Agnes, Franca, Sisil.
Sisil dan Franca duduk berdua di kamar tidur.
FRANCA
Apa semuanya terasa gelap dan pekat, Si?
SISIL
(Menggeleng)
Tidak gelap sepenuhnya seperti di kisah-kisah yang pernah kubaca, kadang aku masih bisa merasakan ada cahaya dari balik mataku. Mungkin sebuah cahaya yang sangat silau bisa menembus mataku.
FRANCA
(Franca menepuk punggung Sisil).
Beritahu kakak jika kau merasa keadaanmu makin buruk atau ada sesuatu yang kau cemaskan.
(Sisil mengangguk).
Si.
SISIL
Hmmm...
FRANCA
Kakak minta maaf.
(Langkah Agnes yang hendak memasuki kamar terhenti).
Kak Agnes benar. Seharusnya aku menurutinya, belajar di rumah seperti keinginannya dan bukannya mengajakmu ke tempat itu. Seandainya waktu bisa diulang sekali saja, aku akan minta untuk tidak pernah mengajakmu ke sana atau jika Tuhan menyuruhku memilih siapa yang harus menggantikanmu mengalami hal itu, aku akan menggantikannya untukmu, Si.
(Franca terisak).
SISIL
Kak Fran, jangan nangis. Sisil baik-baik saja asal Kak Franca, Kak Agnes dan Kak Sandy di samping Sisil. Lihat Sisil nggak nangiskan karena semua ini? Sisil nggak apa-apa,Kak.
(Sisil menggapai wajah Franca, namun malah meraba udara. Franca meraih tangan adiknya itu dan meletakkannya di wajahnya. Air matanya makin berlinang saat Sisil menghapus air matanya).
Kakak, kok makin nangis?
FRANCA
(Buru-buru menghapus air matanya).
Nggak, Kakak nggak nangis lagi.
(Jeda sejenak. Franca menghapus ingusnya).
Kemarin Kakak menang balapan.
SISIL
Kak Fran, Kakak tau itu bahayakan?
FRANCA
Kakak dapat lima juta,Si sama taruhan anak-anak yang lebih percaya Roy lebih bisa menang dari Kakak. Kakak akan simpan uang ini untuk perobatan kamu.
SISIL
Aku nggak suka Kakak ikut balapan! Kakak tau itu berbahayakan?! Kalau kakak kenapa-kenapa siapa yang jaga Kakak Agnes dan aku?!
FRANCA
Kakak akan baik-baik saja, Si. Kakak pasti akan jaga kalian berdua terus, tapi Kakak harus menebus kesalahan kakak sama kamu. Kakak nggak sanggup melihat kamu menderita seperti ini.
(Franca terisak kembali dan di luar kamar Agnes juga menangis).
CUT TO
SCENE 76. INT. STUDIO TELEVISI. PAGI
Pemain: Sam, para juri, kontestan, tim pencari bakat.
(Seorang pria menyanyikan sebuah lagu lalu berganti dengan seorang konstentan wanita. Seusai kontestan wanita, Sam mendekati meja juri).
SAM
Kontestan yang tadi juga nggak lulus, Mas- Mbak?
JURI 2- MBAK YUNI
Warna suaranya bukan yang kita cari dan pita suaranya agak tebal. Dia akan kesulitan pada nada-nada tinggi. Kita sedikit straight memilih kontestan dari babak awal karena kita harap mutu mereka tidak kalah dengan kontestan di ajang tarik suara lainnya.
JURI 1- SANDRO
Lo udah kasih kepercayaan sama kita, Sam dan kita pasti cari yang terbaik.
(Sam mengangguk sambil tersenyum dan mengacungkan jempol).
SAM
Thanks, Mbak-Mas.
(Dari balik pintu studio, Januari melongok. Matanya dan Sam bertatapan. Sam beralih menatap para juri).
Jadi bisa kita mulai lagi atau Mbak dan Mas-Mas butuh waktu istirahat?
JURI 2- MBAK YUNI
Lanjut, Sam! Hari terakhir jugakan? Kita harus menemukan bakat paling spektakuler.
CROWDIED JURI 1 & 3
Siapa takut?!
(Semua tertawa. Sam menganggukkan kepalanya kepada Januari yang segera membawa masuk seorang kontestan wanita).
CUT TO
SCENE 77. INT. RUMAH KOST SANDY. PAGI
Pemain: Agnes, Franca, Sandy
(Agnes membuka pintu rumah. Sandy muncul dengan tangan yang penuh dengan bahan makanan. Agnes membantu membawa belanjaannya ke dapur).
(Ketika membereskan barang belanjaan bersama Sandy, Agnes menemukan sebuah surat kabar).
AGNES
Lo beli surat kabar, Sand?
SANDY
(Sibuk membersihkan sayuran).
Gue mau cari lowongan kerjaan. Mungkin ada toko atau club' baru...enggak ah, nggak bisa kerja di club lagi. Yakin seratus persen Hans bakal mencari kesemua club yang ada.
(Agnes membuka surat kabar dan memandangi berita yang ada. Matanya terpaku pada berita di halaman depan).
Ada berita tentang Midnight Club di halaman depan.
AGNES
Di televisi juga ada.
SANDY
(Menghentikan kesibukannya dan mendekti Agnes).
Dia membakar Midnight Club. Orang itu benar-benar gila. Polisi sedang menyelidiki kasus itu, kau akan datang ke kepolisiankan?
INSERT
(Langkah Franca terhenti. Dia menguping pembicaraan Agnes dan Sandy).
(Agnes membuka lembaran surat kabar).
AGNES
Itu bukan prioritas utamaku sekarang. Aku harus mencari biaya perobatan Sisil atau Sisil akan buta selamanya.
(Agnes menatap iklan besar di lembaran surat kabar).
(Kamera menampilkan formulir berjudul: JADILAH IDOLA INDONESIA).
SANDY
Jangan bilang kau mau mengikuti ajang itu?
AGNES
Ini kesempatan bagus untukku mendapat biaya perobatan Sisil, Sand.
SANDY
Tapi, Nes...
AGNES
Lihat hadiahnya, Sand. Mobil dan uang itu lebih dari cukup untuk membuat Sisil kembali melihat.
SANDY
Tapi Hans masih mencarimu. Kau sendiri tahu siapa Hans, jika kau tampil di televisi dia akan lebih mudah menemukanmu! Apa kau tidak lihat apa yang dia lakukan pada Ridwan dan Midnight Club?! Kau mau cari mati?!
AGNES
(Terduduk lemah di kursi makan. Surat kabar yang dia pegang jatuh ke lantai dapur).
Jadi bagaimana dengan nasib Sisil? Dia pantas untuk bahagiakan, Sand.
(Sandy mengusap lembut punggung Agnes. Air mata berlinang di pipi Agnes).
Kami sudah kehilangan ayah dan ibu dan apa Sisil juga harus kehilangan pengelihatannya?! Ini tidak adil! Kenapa dunia tidak bersikap adil pada kami?!
(Sandy memeluk Agnes. Agnes menghapus air matanya. Matanya terpaku pada lembar IDOLA INDONESIA).
Aku sudah memutuskan. Aku akan mengikuti ajang pencarian bakat itu.
SANDY
Nes...
AGNES
Aku tidak bisa menyelamatkan diriku dan membiarkan Sisil menjadi buta dan Franca hidup dengan rasa bersalah, Sand. Aku tidak bisa.
INSERT
Franca menyandarkan tubuhnya di dinding. Dia menggigit bibirnya. Air mata jatuh di pipi Franca.
CUT TO
SCENE 78. INT. RUMAH KOST SANDY. MALAM
Pemain: Agnes, Franca, Sandy
(Agnes keluar dari kamar mandi dan berdiri di depan cermin yang ada di sisi kamar mandi, memandangi penampilannya dengan celana jeans dan atasan jenis bertumpuk berlengan tiga perempat).
SANDY
(Menyodorkan sebuah topi).
Pake topi dan kaca mata hitam ini. Jadi orang di luar sana tidak akan mudah mengenalmu, termasuk Hans dan anak buahnya.
(Agnes menurut dan mengenakan barang yang diberikan Sandy).
AGNES
(Memutar tubuhnya untuk meminta pendapat Sandy. Sandy mengamatinya serius).
Bagaimana? Apa ada yang aneh?
(Agnes memperhatikan seluruh penampilannya).
SANDY
Menggeleng sambil tersenyum.
Nggak ada yang aneh. Malah gue yakin seluruh orang di sana akan terpesona melihat wajahmu yang cantik.
(Sandy menyanyikan gabungan kata dari terpesona hingga cantik membuat Agnes tertawa lebar karenanya. Keduanya tertawa bersama beberapa saat lalu kembali menguasai diri. Tepat di saat itu mata Sandy jatuh ke kaki Agnes).
SANDY
Sepatumu...Dimana sepatumu?
AGNES
(Menjilat bibirnya).
Sepatu terbaikku hilang saat anak buah Hans mengejarku malam itu.
SANDY
Sudah. Tidak apa-apa. Tunggu sebentar di sini.
(Sandy beranjak pergi lalu sebentar kemudian kembali dengan beberapa pasang sepatu).
Coba ini.
(Agnes mencoba satu persatu sepatu itu. Ketika mencoba sepatu wedges, Sandy menjulurkan jempolnya dan membuat senyuman Agnes terlihat).
Kau sempurna. Ayo, mau kuantar?
(Agnes menggeleng. Mereka melangkah menuju ruang depan).
AGNES
Bagaimana dengan Sisil dan Franca kalau kau pergi denganku? Siapa yang bisa kuandalkan menjaga mereka?
SANDY
(Mengangguk-angguk)
Aku tahu.
AGNES
(Memeluk Sandy di depan pintu rumah).
Tolong jaga mereka untukku, Sand.
(Sandy mengangguk).
Terima kasih untuk semuanya.
SANDY
(Melepaskan pelukan Agnes dan bicara dengan menirukan suara seorang nenek-nenek).
Cepat pergi jangan sampai sihiranku hilang darimu.
(Agnes tertawa dan kembali memeluk Sandy).
AGNES
Terima kasih, Sand.
(Agnes melepaskan pelukannya lalu melangkah pergi keluar rumah ditemani Sandy. Sebuah taksi online telah menunggunya. Sandy dan Agnes saling melambaikan tangan. Taksi melaju. Sandy kembali ke dalam rumah dan menemukan Franca yang tengah membalikkan badannya kembali ke kamar tidur. Sandy hanya tersenyum).
VO FRANCA
(Masuk kamar dan mengintip kepergian Agnes dari jendela kamar).
Tuhan, aku mohon jaga Agnes diluar sana dan menangkan dia.
CUT TO