Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Idola Indonesia
Suka
Favorit
Bagikan
9. #9. Sebuah Kesalahan

SCENE 46. INT. KANTOR TELEVISI. SIANG

Pemain: Sam, rekan-rekan kerja, para juri, kontestan lomba menyanyi.

Sam menatap deretan para calon penyanyi baru yang berbaris rapi di pintu selatan stasiun televisi. Sam mendekati salah satu rekan kerjanya yang nampak berdiri membagikan nomor peserta. Sam menepuk bahu rekan kerjanya sebelum berlalu memasuki studio satu. Dan berdiri di deretan kursi-kursi penonton di studio

Seorang peserta mulai menyanyikan lagu yang dia pilih di depan juri dengan suara fals.

KONTESTAN

I know you were

You were gonna come to me

And here you are

But you better choose carefully

Cause I'm capable of anything

Of anything and everything

Make me your aphrodite

Make me your one and only...

JURI 1

Maaf, ya. Kalau saya nggak dulu deh buat kamu.

JURI 2

Saya juga tidak.

CUT TO

SCENE 47. EXT. HALAMAN SEKOLAH. PAGI

Pemain: Franca, Andy.

FRANCA

(Franca menatap dongkol pada Andy yang masih berada di halaman sekolah sepeninggal Agnes)

Pergi sana. Aku tidak akan pernah memberitahumu satu hal pun tentang Agnes.

ANDY

(Tersenyum geli menatap sikap jutek Franca).

Oya? Tuh kamu sudah memberitahukan satu hal tentangnya.

(Jeda sebentar. Lalu pura-pura bergumam saat Franca mempelototinya dengan jengkel).

Jadi namanya Agnes, ya? Nama yang bagus.

(Franca tak menjawab. Membuang wajahnya dan memilih menatap lurus ke depan. Andy memilih mendekati Franca dan menatap Franca lebih dekat).

Jangan bilang kamu cemburu ssma kakak kamu sendiri?

FRANCA

Berhenti ngurusin urusan orang lain. Pergi sana! Balik ke kelas.

ANDY

Ihhh, perempuan aneh, ya. Sama kakak sendiri cemburu.

FRANCA

Nggak lucu tau. Balik lo sana, Bawel!

ANDY

Nggak ah. Aku maunya nemenin kamu di sini.

(Andy memilih berdiri di sisi Franca. Franca meliriknya).

FRANCA

Suka-suka lo deh, nanti kalau Pak Ilham datang paling lo ditarik balik ke kelas.

ANDY

Nggak bakal. Kan gue dihukum sama Pak Munchen karena nggak ngerjain tugas kimia, terus telat masuk kelas lagi. Demi lo.

FRANCA

Apa?

ANDY

(Tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya saat Franca mempelototinya).

Iya, demi...

FRANCA

Lo nggak ngerjain tugas kimia?! Fix. Lo bohong. Kalau Pak Munchen tahu lo bohong.... Habis lo.

ANDY

Nggak gue nggak bohong.

FRANCA

Pembohong.

VOICE OVER ANDY

Iya, gue bohong tapi gue lakuin ini buat punya waktu berduaan sama lu. Kapan sih lo ngerti,Fran?

DISOLVE TO

SCENE 48. EXT/ INT. KORIDOR SEKOLAH/ RUANG KELAS. SIANG

Pemain: Franca, Andy

Andy melangkah melintasi koridor sekolah yang penuh dengan teman-teman yang tengah bercengkrama bahkan berlari berkejaran.

Dia memasuki ruang kelas. Baru akan menuju ke kursinya, langkahnya terhenti melihat Franca yang tengah tertidur pulas di mejanya.

Langkah Andy terhenti. Di sisi meja Franca memandangi wajah Franca lekat-lekat untuk beberapa saat. Lalu memilih duduk di deretan kursi yang ada di sisi Franca dan meletakkan kepalanya di atas meja seperti yang dilakukan Franca dan memandangi Franca yang tengah tertidur. Lalu dia menyadari cahaya matahari menimpa wajah Franca. Andy beranjak ke depan Franca, membentangkan buku di tangannya menutupi cahaya matahari. Tiba-tiba Franca terbangun.

FRANCA

Ngapain lo?!

ANDY

Gue nggak mau ngapa-ngapain lo. Sweer. Gue cuma nutupin cahaya matahari buat lo.

Franca menatapnya, menarik sudut bibirnya jutek lalu berdiri sambil mendorong kursi dengan kakinya dan melangkah pergi.

CUT TO

SCENE 49. EXT. HALAMAN SEKOLAH. PAGI

Pemain: Andy,Franca

Andy dan Franca masih berdiri di halaman sekolah yang mulai panas.

ANDY

Sorry, waktu itu gue beneran nggak bermaksud mengganggu tidur lo. Gue cuma...

FRANCA

Gue tau.

Andy tersenyum.

Thank udah nemenin gue kali ini.

Andy tersenyum. Franca balas tersenyum. Andy menatap langit yang agak mendung.

ANDY

Lo tau kenapa langit tiba-tiba mendung?

FRANCA

Jelas karena mau hujan.

ANDY

Nggak, tapi karena matahari minder waktu lihat senyuman lo.

FRANCA

Lo mau ngadalin gue?

ANDY

Nggak. Gue nggak kadal lagi.

FRANCA

Buaya lo.

ANDY

Gue nggak punya buntut. Gue beneran lo cantik kalau tersenyum.

(Franca memepet bibirnya).

Melet-melet gitu juga lo cantik.

FRANCA

(Pura-pura jutek).

Berhenti menggoda gue.

ANDY

Gue nggak nggoda lo. Gue sedang ngerayu wanita paling cantik di dunia ini.

FRANCA

Lo itu, ya!

(Franca mengangkat tangannya hendak membekap mulut Andy yang kemudian mencoba menghindar sambil tetap menggoda Franca. Franca mengejarnya, tapi lalu Franca malah tersandung. Andy menangkapnya. Mereka berakhir dengan saling berpelukan.

PAK GURU BP

Heii!! Heiii!!

(Pak Ilham menepok punggung Andy dengan penggaris panjangnya dan membuat keduanya berpisah).

Kalian ini dihukum bukannya menyesal malah berpacaran!

FRANCA

Kita nggak pacaran, Pak.

PAK GURU BP

Dasar pembohong!

ANDY

Kita cuma sedang pe-de ka-te,Pak. Bapak seperti nggak pernah muda aja.

(Pak Ilham memukulkan penggaris panjangnya ke kaki Andy yang segera meringis. Franca meliriknya).

PAK GURU BP

Franca, kamu masuk ke kelas dan belajar yang baik.

FRANCA

Saya benaran boleh masuk, Pak.

(Pak Ilham mengangguk. Franca melangkah dengan senyum lebar.)

ANDY

Saya juga boleh masukkan, Pak.

PAK GURU BP

Kamu tetap di sini.

ANDY

Yaah, Bapak.

(Pak Ilham memilih pergi mengikuti Franca.)

Fran! Jangan tinggalin gue dong! Gue mau dihukum demi lo tau!

(Franca menoleh, senyum di bibirnya terukir dan Andy melonjak kegirangan. Pak Ilham hanya menggeleng-geleng menatap Andy. Pak Ilham menemani Franca kembali ke kelasnya. Tepat di depan kelas Franca Pak Ilham akhirnya menanyakan apa yang tersimpan sedari tadi di hatinya).

PAK GURU BP

Ngomong-ngomong bapak mau nanya sesuatu pada kamu.

FRANCA

Apaan, Pak?

PAK GURU BP

Kalau saya boleh tahu, apa makanan kesukaan kakak kamu?

FRANCA

Ngapain Bapak nanya itu?

PAK GURU BP

(Tertawa cengengesan)

Kamu nggak keberatan kan kalau saya jadi Abang ipar kamu?

CUT TO

SCENE 50. INT. RUANG ICU RUMAH SAKIT. PAGI

Pemain: Agnes, Sisil, Perawat.

Agnes berdiri di sisi pembaringan Sisil masih dengan pakaian yang di gunakan dari sekolah Franca.

AGNES

(Memegang pelan jemari adiknya itu dengan derai air mata).

Sisil, ini kakak. Apa kabarmu, Dik. Tolong jangan diam. Bangunlah, Si..Kakak mohon bangunlah.

(Sisil menggerakkan jemarinya. Tapi Agnes tak menyadari hal itu karena sedang menangisi adiknya itu).

SISIL

Kakak, kau dimana?!

AGNES

(Kaget dan bahagia)

Sisil. Kamu sudah sadar? Ya, ampun, Si,Kakak senang sekali kamu akhirnya sadar.

(Agnes mendekap adiknya itu.. menciumi wajah Sisilia dengan senyum sumringah. Tapi Sisil nampak bingung, cemas dan takut).

SISIL

(Histeris dan ketakutan, mencoba meraih wajah Agnes dengan meraba-raba).

Kenapa aku tidak bisa melihatmu Kak?! Ada apa dengan mataku, Kakak? Apa aku buta? Aku buta. Aku buta!

(Memegangi matanya. Namun segera ditahan Agnes).

AGNES

Jangan pegang matamu, Si.

SISIL

Aku buta....aku buta...aku tidak mau jadi buta, Kakak. Kakak Agnes tolong aku. Aku tidak mau buta.

(Franca meraba tempat tidur yang dia tempati. Menyentuh selang-selang infus di tangan dan selang oksigen hidungnya dengan gemetar termasuk wayar-wayar EKG, dll yang menempel di balik baju rumah sakit yang dia kenakan).

Tempat apa ini?! Aku mau keluar dari sini dan melihat seperti dulu.

(Sisil mencoba mencabut semua selang-selang infus di tangannya dan selang-selang yang ada di tubuhnya. Agnes mencoba menahannya).

AGNES

Jangan, Si. Jangan. Kamu ada di rumah sakit sekarang. Kau mengalami kecelakaan di arena balapan malam itu dan koma. Kakak senang sekarang kamu sudah sadar.

SISIL

Tapi aku buta! Aku nggak mau buta, Kak!

(Sisil mendorong tubuh Agnes dan berusaha turun dari ranjang rumah sakit setelah menarik selang infus di tangan dan selang-selang lain di sekujur tubuhnya).

AGNES

(Mengejar Sisil yang telah turun dari atas ranjang. Memeluknya sambil berusaha menenangkannya).

Suster!

SISIL

Kak Franca! Kakak dimana?! Sisil nggak mau buta, Kakak! Bawa Sisil dari sini, Kak!

(Para perawat berlarian ke arah mereka dan beberapa segera membantu memegangi Sisil yang lain segera berlari mengambil obat dan segera menyuntikkan obat penenang kepada Sisil yang segera nampak lemah).

Jangan tinggalkan Sisil, Kak Agnes. Sisil takut. Sisil mau melihat Kakak lagi.

AGNES

Sisil, jangan takut. Kakak janji kamu akan bisa melihat lagi. Kakak akan mengusahakan segala cara agar kamu bisa melihat lagi. Kakak janji.

(Agnes mengkaitkan jari kelingkingnya dan Sisil sebelum seorang perawat laki-laki menggendong tubuh Sisil kembali ke tempat tidur).

PERAWAT

Syukurlah Sisil sudah sadar. Dia bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. Mbak sudah bisa mengurus kepindahannya ke ruangan inap sekalian menebus obat Sisil yang sudah habis karena di rumah sakit stoknya sedang habis. Ini obat penenang yang sangat dibutuhkan Sisil karena sejujurnya sebelum operasi dilakukan dia akan terus merasakan sakit yang luar biasa akibat kerusakan jaringan saraf matanya.

(Agnes mengepalkan tangannya, menggigit bibirnya menahan air matanya, mengangguk, menerima resep yang dijulurkan padanya sambil menatapi perawat yang kembali memasukkan selang infus ke tangan Sisil).

CUT TO

SCENE 51. INT. DISCOTIK HANS CLUB. MALAM

Pemain: Agnes, Pegawai Hans Club, Hans.

Agnes melangkah di koridor yang menuju toilet. Dia melintasi dua pegawai wanita Hans Club yang tengah berbincang sambil berbisik-bisik .

WAITERS HANS CLUB 1

Pak Hans membunuh isteri dan anaknya. Itu yang membuat Doni memilih bunuh diri.

WAITERS HANS CLUB 2

Dasar bren...

Waiter 1 segera membekap mulut waiters 2 saat menatap kehadiran Agnes. Lalu menyapa Agnes.

WAITERS 1

Hai, Bon-bon.

AGNES

Hai.

WAITERS 1

Aku ingin memberitahumu bahwa Pak Hans menunggumu di ruangannya.

Agnes menganguk dan melambaikan tangan membalas lambaian wanita itu.

Oya, Bon-bon. Suaramu bagus sekali. Aku suka.

AGNES

Terima kasih.

Agnes memilih masuk ke dalam toilet. Menyandarkan diri di sana.

VOICE WAITER 1

Berhati-hatilah berbicara di sini. Kau harus mengekang mulutmu atau antek-antek Pak Hans akan mendengarmu dan melaporkanmu.

VOICE WAITER 2

Apa Bon-bon termasuk kaki tangan Pak Hans?

VOICE WAITER 1

Aku rasa tidak, tapi dia punya hubungan yang akrab dengan Pak Hans, jadi mungkin harus berhati-hati jika bicara dengannya.

VOICE WAITER 2

Aku rasa, walaupun dia mengatakan tidak tertarik pada pria beristri- dia itu simpanan Pak Hans.

VOICE OVER 1

Husssh. Lebih baik kita bekerja sekarang.

Suara telapak sepatu dua waiters itu terdengar menjauh lalu hilang.

VOICE OVER HANS

Pergilah hibur semua orang setelah itu kembalilah padaku: aku ingin kau menghiburku.

(Agnes menghapus lehernya. Saat bayangan bagaimana Hans menciumi lehernya tadi sebelum performanya muncul di benaknya).

VOICE OVER HANS

Kau adalah milikku. Camkan itu di hatimu, Bon-bonku.

(Air mata berderai di pipi Agnes. Dia menggigit bibirnya agar seorang pun tak mendengar tangisannya.

Setelah menangis beberapa saat. Agnes keluar dari bilik toilet. Agnes memandangi dirinya di cermin yang ada di toilet. Menghapus air matanya. Dan mulai membuka tasnya, mencakar isi tas itu dengan gemetar. Mengeluarkan bedak, lipstik dan sebuah plastik biru.

Agnes memandang lekat-lekat plastik itu).

VOICE OVER PERAWAT

Syukurlah Sisil sudah sadar. Dia bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. Mbak sudah bisa mengurus kepindahannya ke ruangan inap sekalian menebus obat yang sudah habis di apotek luar rumah sakit karena di rumah sakit stoknya sedang habis.

(Lalu perlahan Agnes membuka sepatu tingginya dan menggetok isi plastik biru itu).

CUT TO

SCENE 52. INT. DISCOTIK HANS CLUB. MALAM

Pemain: Agnes, Bartender, Hans.

AGNES

(Agnes meletakkan tubuhnya di meja bar dan bicara pada bartender).

Berikan aku gin untuk Pak Hans.

(Bartender segera memberikan minuman yang diminta Agnes dengan sebuah nampan kecil).

BARTENDER

Kau ingin seorang waiters membantumu mengantarkannya?

AGNES

(Menggeleng)

Biar aku yang membawanya sendiri. Tapi sebelumnya bisakah kau mengambil sesuatu yang menyegarkan buatku? Segelas coktail mungkin?

BARTENDER

Ohh, oke. Aku akan buatkan coktail spesial yang baru saja aku racik untukmu. Kau pasti suka.

Agnes menganguk sambil melemparkan senyum sebelum si bartender membalikkan badan.

Saat sang bartender mulai sibuk, Agnes melirik ke kiri dan ke kanan. Bar sepi karena pertunjukan poll dance sedang berlangsung. Setelah memastikan tidak ada siapa pun di meja bar yang tengah memperhatikannya buru-buru Agnes memasukkan obat penenang yang telah dia haluskan ke dalam minuman Hans termasuk ke dalam botol minuman lalu yang di gelas diaduknya dengan jarinya.

VO AGNES

Maaf, Si. Kakak gunakan obat kamu. Besok akan Kakak ganti. Ya,Tuhan semoga apa yang kulakukan ini benar.

AGNES

Tom, aku rasa aku berubah pikiran. Aku tidak jadi memesan, aku harus segera menemui Pak Hans.

BARTENDER

Kau yakin? Sebentar lagi coktail ini akan selesai.

AGNES

(Agnes mengangguk).

Maaf, besok npasti akan kucoba.

BARTENDER

Kau berjanji?

(Agnes mengagguk. Lalu perlahan melangkah meninggalkan bagian depan club malam. Melintasi para pelanggan yang kemudian menggodanya yang dia balas dengan senyuman. Agnes menuju ke ruangan pribadi Hans. Mengetuk pintu).

HANS

Ya, masuk.

Agnes menguak pintu dan melangkah masuk dan Hans yang melihatnya langsung beranjak dari kursinya.

AGNES

(Tersenyum)

Maaf agak lama. Tapi aku bawakan minuman kesukaanmu sebagai permintaan maafku.

(Agnes menyodorkan gelas yang dia bawa pada Hans).

HANS

Lupakan minuman itu. Ini tentang kau dan aku.

(Hans menarik pinggang Agnes ke pelukannya hingga minuman di tangan Agnes tertumpah. Agnes meletakkan telapak tangannya ke dada Hans. Membuat jarak).

AGNES

Kau menolak pemberianku. Kalau begitu biar aku yang menghabiskannya.

(Agnes menurunkan tangan Hans dari pinggangnya. Beranjak meraih botol gin yang dia letakkan di atas meja kerja Hans. Baru meraihnya, Hans sudah merampas botol itu dan menegaknya dengan cepat.

Agnes menatap hal itu dengan melotot).

HANS

Oke, gin sudah habis sekarang kita pergi.

(Hans menarik tangan Agnes dengan keras keluar ruangan itu).

VO AGNES

Ayo, bereaksilah. Aku mohon, Tuhan biarkan obat itu bereaksi.

(Agnes dan Hans melangkah melewati lorong ruangan Hans yang ada di belakang club' malam).

VO HANS

Sial kenapa kepalaku rasanya pusing sekali?

(Berkali-kali Hans menggelengkan kepalanya sambil memejamkan mata dan membukanya lagi. Dia tetap berusaha melangkah. Namun sia-sia. Hans akhirnya terjerembab jatuh saat melintasi pintu belakang club mengagetkan penjaga pintu belakang club).

BODYGUARD HANS

Pak Hans!

Para bodyguard itu berlari menghampiri tubuh Hans. Agnes buru-buru menjatuhkan diri di sisi Hans.

AGNES

Hans, Hans! Apa yang terjadi padamu?

(Senyum sinis tersungging diam-diam di wajah Agnes).

FADE OUT/ FADE IN

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar