Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 17. EXT/ DI TEPI PANTAI/ MALAM HARI
Pemain Sam dan Mario
Mario dan Sam masih bertahan di dalam air. Sebenarnya Mario sudah sangat kedinginan, tapi demi gengsi dia mencoba tidak menyerah.
MARIO
(Menahan gigikan tubuhnya yang makin hebat dan bertanya)
Kaauuu yaaakin tiidak maauuu mennyerah, Saaam?
SAM
Kenapa dengan suaramu? Kau kedinginan?
MARIO
(Menahan gigikan tubuhnya dan berusaha bicara tanpa gemetar)
Kedinginan? Aku? Tiidak. Aku malah berpikir kau bisa masuk angin jika terlalu lama berendam.
SAM
(Melirik pada Mario yang susah payah menyembunyikan gigikan tubuhnya)
Aku merasa jauh lebih nyaman. Kau benar, air laut memang bisa menjernihkan otakku.
Menatap Mario yang makin menggigil.
Kau yakin tidak akan kenapa-kenapa? Aku baru membaca berita bahwa hipotermia bisa merengut nyawa seseorang. Jangan memaksakan diri kalau kau tidak mampu lagi. Aku tidak mau berakhir dengan kegagalan pada pernikahan dan penguburan jasadmu.
MARIO
Apa?! Sialan kau!
Mario mencoba menggerakkan tubuhnya. Namun gagal. Tubuhnya telah kaku kedinginan.
Bawa aku keluar dari sini.
Sam segera berenang menuju Mario dan menarik tubuh sahabatnya itu ke tepi pantai. Mario nampak sangat kedinginan.
Setelah membawa Mario ke pantai, bergegas Sam meraih jasnya yang teronggok di tepi pantai dan menyelimuti Mario yang terkapar.
SAM
Aku akan mencari kayu api untuk membuat api unggun.
Bergegas Sam berlari-lari kecil di sekitar pantai sambil memunguti ranting yang bisa dibakar sebagai kayu bakar. Mario meringkuk tiduran sambil mengamati Sam dengan tubuh menggigil.
Setelah mendapat kayu yang dirasa cukup Sam bergegas kembali ke sisi pantai dimana Mario berada.
MARIO
(Mario bicara dengan suara pelan sekali)
Sam, aku punya pakaian kering di dalam koperku di dalam mobil.
SAM
Apa? Ada pakaian ganti di mobilmu?
MARIO
Aku baru tiba dari bandara ketika mendengar kabarmu.
SAM
Ayo ke mobilmu.
Sam menggendong Mario di punggungnya.
Kau makan apa sih? Kau berat sekali. Kau bilang kau mulai mengikuti diet.
MARIO
Beratku sudah turun lima kilo tau.
SAM
Kalau begitu kau keberatan dosa.
Tepat saat Sam mengatakan hal itu Mario memukul kepala belakangnya hingga membuat Sam memekik protes.
SAM
Sakit, gila! Gue jatuhin, lu terpaksa merangkak sendiri ke dalam mobil.
Mario terpaksa tidak bicara. Mereka tiba di sisi mobil Mario dan Sam segera memasukkan Mario ke jok belakang lalu membuka bagasi dan mengambil koper yang ada di dalam bagasi. Dan melemparkan beberapa potong pakaian dan handuk ke dalam jok mobil agar Mario bisa berganti pakaian.
Sam juga ikutan berganti pakaian di dalam mobilnya. Setelah keduanya berganti pakaian keduanya kembali duduk di pantai. Sam mengidupkan api unggun.
MARIO
Seharusnya kau mengalah padaku. Aku sudah memberimu resep penghilang rasa galau yang paling mujarab sedunia.
SAM
Enak saja. Bukannya tadi kau yang menantangmu?
MARIO
Tapi aku sudah mencarimu hingga kesini.
SAM
Apa aku menyuruhmu?
MARIO
Dasar tidak tahu terima kasih.
SAM
Terima kasih karena mau menemaniku di saat seperti ini.
MARIO
Aku hanya bergurau.
SAM
Bagaimana keadaan di luar?
MARIO
Kau jadi selebritis. Pernikahanmu jadi topik di seluruh stasiun televisi bahkan menjadi berita di liputan malam.
SAM
Mungkin mereka ada di rumahku sekarang dan Mama....
MARIO
Tidak usah mengkwatirkan Tante. Dia baik-baik saja dan malah mengkwatirkanmu. Tapi aku sudah memberitahunya bahwa kau ada bersamaku dan akan menginap di apartemenku beberapa hari ini untuk menghindari wartawan.
SAM
Apa apartemenmu?!
MARIO
Walau berantakan itu apartemen ternyaman untuk tempat persembunyian kecuali kau punya solusi lain. Ayo, balik udah subuh tau. Gue ngantuk.
Sam bangkit dan melangkah mengikuti Mario lalu masuk ke dalam mobil mereka masing-masing.
CUT TO
SCENE 18. EXT/INT/ DI DALAM MOBIL/ DI JALANAN/ MALAM HARI
Pemain: Agnes, Sandy, Franca dan Deni
Mobil yang membawa Agnes, Franca dan Sandy melaju meninggalkan Hans Club. Agnes dan Sandy saling membisu sementara Franca ada diantara keduanya.
DENI
Tau nggak? Tadi Om Ridwan mencari kamu, Nes.
SANDY
Dia sudah lama tidak datang ke club kan?
DENI
Itu karena Pak Hans melarangnya.
SANDY
Serius?
DENI
Setelah Om Ridwan meminangmu menjadi biduan di Light Bar, Nes Pak Hans bahkan tidak mengizinkannya masuk ke dalam club, tapi dia memintaku memberikan ini untukmu.
Deni menyodorkan sebuah kartu nama pada Agnes yang menerimanya dengan enggan. Agnes membaca sejenak kartu itu lalu memasukkan kartu itu ke dalam tasnya.
SANDY
(Melirik wajah sahabatnya itu dengan gundah)
Nes, kamu tidak apa-apakan? Apa yang dikatakan Pak Hans soal tadi? Apa dia marah padamu?
Agnes menoleh dan setetes air mata yang buru-buru dia hapus tertangkap mata Sandy.
Kamu kenapa?
Agnes terisak sesaat tanpas suara kemudian menghapus air matanya dan mencoba tersenyum.
AGNES
Sudah lama aku ingin mengerluarkan air mata ini. Apa aku cengeng, Sand?
SANDY
(Menggeleng)
Nggak kamu nggak cengeng, kamu wanita paling tegar yang pernah kukenal.Bagaimana dengan keadaan Sisil?
AGNES
Dokter bilang dia harus segera dioperasi atau dia akan buta untuk selamanya.
SANDY
Apa?
DENI
Maaf, siapa itu Sisil?
AGNES
Adikku. Kemarin malam dia baru saja mengalami kecelakaan.
DENI
Ya, ampun. Apa separah itu?
Agnes mengangguk.
SANDY
Lalu?
AGNES
Kau tahu berapa yang dibutuhkan Sisil agar dia tidak buta? Tujuh puluh juta.
CROWDIED SANDY DAN DENI
Apa?
SANDY
Tujuh puluh juta? Itu banyak sekali, Nes dari mana kita bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Aku hanya punya tabungan lima juta.
DENI
Dan gue cuma bisa bantu lu tiga jutaan. Itu isi tabungan gue. Lu berdua taukan gue harus membiayai keluarga gue di kampung. Besok gue kasih ke lu,Nes.
AGNES
(Terisak)
Thanks, Den-Sand, tapi nggak perlu.
SANDY
Maksud kamu? Trus dari mana kamu bisa mendapatkan uang perobatan Sisil?
AGNES
Jadi wanita simpanan.
SANDY
Apa?! Kau gila?! Kau bilang apa?! Kau mau jadi isteri simpanan siapa? Om Bagus Mas Tommy, Bang Boy atau Pak Hans?
Sandy melirik Agnes.
Kau tahu siapa Hans-kan?! Dia itu bukan manusia, dia itu pengisap darah! Dia itu lebih kejam dari binatang!
AGNES
Apa aku punya pilihan? Aku tidak punya apa-apa untuk biaya perobatan Sisil. Kau sendiri tahu itukan?
SANDY
Tapi bukan begitu caranya, Nes. Tidak dengan menjadi simpanan seorang Hans. Pasti ada cara lain.
AGNES
Apa?
SANDY
Aku juga tidak tahu.
(Mendesah berat)
Hidup memang nggak pernah memberi pilihan yang lebih baik buat orang-orang seperti kita ini.
(Sandy membuang pandangan keluar jendela mobil).
Dahulu aku ingin sekali membuka butik, punya garmen sendiri. Impian itu membuatku pergi ke Jakarta, tapi aku malah berakhir tertipu lalu terjebak di club Hans dengan segepok hutang yang entah kapan bisa dilunasi.
DENI
Nasib kita sama. Tapi aku mungkin bisa melunasinya lima enam tahun lagi.
SANDY
Hans brengsek. Pria itu jahat sekali. Kau satu-satunya yang masuk ke club tanpa ikatan di lehermu, Nes. Jadi jangan biarkan Hans menjeratmu.
(Agnes mendesah. Sandy masih menatap keluar jendela mobil).
Dahulu kau ingin jadi apa, Nes? Apa impian masa kecilmu?
AGNES
Impianku...
DISOLVE TO
SCENE 19. INT/ KAMAR TIDUR/MALAM
Pemain: Agnes, Franca, Sisil, Ibu
Malam itu Agnes, Franca dan Sisil sedang berbaring di tempat tidur mereka sambil mendengarkan ibu mendongeng kisah Cinderella pada mereka. Sisil telah tertidur lelap sedari tadi.
IBU
Simsalabim. Peri baik hati pun merubah Cinderella menjadi putri yang cantik jelita.
CUT TO
SCENE 20. EXT/INT / DI JALANAN/DALAM MOBIL /MALAM HARI
AGNES
Aku ingin menjadi peri baik hati dalam kisah Cinderella, tapi terkadang aku juga berharap menjadi Cinderella dan bertemu pangeran baik hati lalu hidup bahagia selamanya. Tapi tidak ada yang berjalan sesuai impian.
Keduanya mendesah menatap keluar jendela mobil saat lampu merah menyala. Sebuah poster raksasa terpampang di pinggir jalan. Nadya nampak cantik dengan gaun putihnya yang mewah layaknya seorang putri dan sebotol parfum ada di tangannya.
CROWDIED VOICE OVER AGNES & SANDY
Wanita sempurna. Betapa beruntungnya menjadi dirinya.
FADE OUT/FADE IN
SCENE 21. INT/ RUMAH KONTRAKAN AGNES/ PAGI
Pemain: Agnes, Franca
Di dapur Agnese sedang sibuk memasak mie instan ketika Franca muncul di dapur.
AGNES
Kau sudah bangun?
Franca tidak menjawab dan langsung melongos masuk ke kamar mandi. Agnes mendatangi pintu kamar mandi itu dan menggedornya.
Kenapa kau bisa semabuk itu kemarin? Beritahu padaku darimana kau belajar minum minuman keras seperti itu? Apa Roy yang mengajarimu?! Franca, kau dengar tidak ucapanku?! Kau tahu apa akibatnya jika kemarin malam aku tidak melihatmu...
FRANCA
(Membuka pintu kamar mnadi dengan kasar)
Jadi sekarang kau mau apa dariku? Rasa terima kasih? Baiklah aku berterima kasih padamu. Kau puas?
Franca melangkah dari hadapan Agnes. Agnes mengikutinya.
AGNES
Kau pikir aku butuh rasa terima kasih darimu? Tidak. Sama sekali tidak. Aku cuma ingin kau camkan ini dalam hatimu: Roy bukan pria baik....
Langkah Franca terhenti seketika dan mereka berhadapan. Agnes tak perduli rona marah di wajah Franca.
Pria baik tidak akan mengajakmu pulang sampai larut malam. Pria baik tidak akan mengajakmu ke tempat hiburan malam, pria baik tidak akan membiarkanmu minum bahkan hingga mabuk, pria baik tidak akan menghancurkan pendidikanmu. Pria baik...
FRANCA
(Memotong ucapan Agnes dengan amarah)
Kalau dia bukan pria baik-baik karena hobbynya keluar masuk diskotik dan minum-minum lalu kau pikir dirimu itu apa?! Kau pikir dirimu lebih baik darinya?!
AGNES
(Marah)
Aku lakukan semua ini demimu dan Sisilia!
FRANCA
(Marah)
Apa kau pernah meminta persetujuanku?! Aku tidak pernah memintamu melakukan itu demiku!
AGNES
Apa kau pikir aku senang melakukannya? Kau bisa beritahu aku dimana aku bisa bekerja selain di sana?
FRANCA
Kenapa kau bertanya padaku? Langgananmu pasti banyak yang punya perusahaan dan aku yakin hanya dengan sedikit senyum dan kata manis kau bisa menaklukkan laki-laki yang kau anggap lebih baik dari Roy itu.
Franca meninggalkan rumah.
AGNES
Franca kau mau kemana?!
Franca tak menggubris ucapan Agnes dia menghilang di balik pintu. Agnes menyandarkan tubuhnya fi balik pintu. Menekuk kakinya dan memeluk kedua kakinya erat-erat. Lalu bayangan masa kecil muncul di benaknya.
DISOLVE TO
SCENE 22. INT/ RUMAH/ MALAM HARI
Pemain: Ayah, Ibu, Agnes kecil
Agnes terbangun dari tidurnya dan baru saja akan ke kamar mandi ketika dia melihat ayah mengintip dari balik jendela ruang depan yang sengaja gordennya ayah sibak sedikit. Ibu membuka pintu lalu terlihat kaget menemukan ayah.
AYAH
Kenapa baru pulang selarut ini? Apa ibu tidak kasihan pada anak-anak?
IBU
Aku bekerja. Ini juga buat anak-anak.
AYAH
Banyak ibu lain yang bekerja tapi tidak pulang selarut ini. Lagi pula buat apa Pak Suryo terus menerus menghantar Ibu?
IBU
Dia hanya kasihan padaku. Memberikan uang lembur lebih juga demi anak-anak. Dan orang baik itu tidak selayaknya Ayah curigai.
AYAH
Tapi dia laki-laki, bu.
IBU
Ibu bukan wanita murahan, Yah. Ayah tidak pantas terus menerus mencurigai ibu! Kalau mau cemburu sedari dulu ibu seharusnya tidak percaya pada Ayah. Ayah berbulan-bulan di lautan, dari satu pulau ke pulau lain, dari satu daerah ke daerah lain, dari satu negara ke negara lain dan bertemu wanita lain... Bertahun-tahun itu yang Ayah lakukan...
AYAH
Tapi ayah tidak eperti yang ibu pikirkan!
IBU
Tapi kau juga laki-laki. Dan aku cuma bisa percaya bahwa kau tidak melakukan perbuatan mesum di luar sana bersama wanita lain.
Ayah menampar ibu. Agnes mengintip semua itu.
AYAH
Hormati aku, Bu. Aku suamimu.
IBU
Suami?! Apa kau ingat janji yang kau ucapkan saat meminangku dulu? Bukan kehidupan semacam ini yang kau janjikan! Tiap hari hidup pas-pasan bahkan sekarang harus gali lubang tutup lubang karena sekarang kau cuma seorang pengangguran!
AYAH
Cukup, Bu!
IBU
Cukup?! Aku juga merasa telah cukup menjadi isterimu! Sekarang lebih baik kita bercerai! Aku tidak tahan lagi dengan kemiskinan ini!
AYAH
Jangan bicara seperti itu, Bu. Ingat anak-anak. Aku tahu aku salah. Aku minta maaf.
Ibu menepiskan sentuhan ayah lalu melangkah ke dalam kamar. Mengunci diri. Dan ayah terlihat kaget melihat Agnes kecil berdiri dengan tangis di ambang pintu kamarnya yang terkuak.
AYAH
Agnes kenapa tidak tidur?
AGNES KECIL
Apa ayah dan ibu akan bercerai?
AYAH
(Tertawa lembut)
Tentu saja tidak. Suatu saat ketika Agnes sudah besar, Agnes akan tahu pertengkaran ayah dan ibu biasa terjadi seperti Agnes dan Franca yang sering bertengkar. Apa Agnes tidak sayang dengan Franca setelah bertengkar?
AGNES
Agnes sayang Franca.
AYAH
Ibu dan ayah juga akan tetap saling menyayangi walau bertengkar. Sekarang Agnes tidur, ya.
Ayah menggedong Agnes ke dalam kamar, menyelimuti tubuhnya dan memandangi mereka bertiga lekat-lekat.Hingga saat pagi tiba, Agnes melihat ayah sudah mengegret koper dan memanggil tas di pundaknya. Agnes berlari mengejar ayah sementara ibu menahan Franca dan Sisil di dalam rumah.
AGNES
Ayah jangan pergi.
AYAH
(Memeluk Agnes kecil dan membelai rambutnya)
Ayah cuma pergi sebentar. Ayah janji akan pulang dengan segudang hadiah buat kalian dan ibu. Ayah akan bawakan baju-baju bagus seperti yang kita lihat tempo hari di mall.
AGNES KECIL
(Terisak)
Aku janji tidak akan minta baju baru lagi asal ayah tetap di sini.
AYAH
(Memeluknya sambil terisak menatap Sisil dan Faranca yang berteriak-teriak memanggil ayah dari balik jendela)
Ayah tahu, tapi ayah ingin membelikannya buat kalian. Ayah akan segera pulang dan bawa banyak uang lalu ayah janji tidak akan pernah pergi lagi. Agnes percaya sama ayahkan?
Agnes kecil terdiam.
Apa ayah pernah bohong?
Agnes kecil menggeleng.
Jadi Agnes percaya ayahkan?
Agnes kecil mengangguk. Ayah membuang pandang pada kedua adiknya.
Tolong jaga ibu, Franca dan Sisil selama ayah pergi. Agnes bisakan?
Agnes kecil menganguk.
AGNES KECIL
Tapi ayah harus cepat pulang, ya.
Ayah mengangguk.
Janji?
Ayah mengangguk lalu mengkaitkan jari pada jemari kelingking Agnes kecil.
AYAH
Ayah janji.
AGNES KECIL
Agnes akan tunggu ayah di sini. Ayah harus cepat pulang. Ayah nggak boleh bohong.
CUT TO
SCENE 23. INT/ RUMAH KONTRAKAN AGNES/ PAGI
Pemain: Agnes dan Roy
Suara ringtone ponsel terdengar dari dalam kamar. Agnes buru-buru menghapus air matanya dan melangkah ke dalam kamar. Diraihnya hape keluaran terbaru dari tas mungil Franca. Layar menunjukkan siapa yang menghubungi Franca.
AGNES
Roy, beraninya kau masih mengubungi adikku lagi setelah apa yang kau lakukan semalam padanya!
ROY
Agnes? Itu kau?
Tawa Roy terdengar. Dia tengah bergolek di atas ranjangnya yang besar.
Kau tahu kalau bukan aku yang menghubunginya, seratus persen aku yakin dia yang akan menghubungiku.
AGNES
Aku sudah bilang padamu jangan ganggu Franca!
ROY
Kalau begitu kau harus memenuhi persyaratan yang kuajukan padamu. Jadilah kekasihku.
AGNES
Baiklah. Aku menyerah padamu.
ROY
Apa? Aku kurang dengar.
AGNES
Ayo, kita bertemu.
ROY
Kau tidak main-mainkan? Karena jika kau main-main...Franca lah yang akan membayarnya.
AGNES
Tentu saja tidak. Tapi aku ingin kau menemuiku. Pukul sepuluh, Roy.
ROY
(Tertawa senang sambil melompat dari tidurannya.)
Aku akan datang.
Telpon dimatikan.
VO ROY
Aku tahu suatu saat kau akan menyerah.
CUT TO
SCENE 24. EXT/ DI LUAR RUMAH/ PAGI
Pemain: Franca, Pelayanan Restoran
Franca mengintip kepergian Agnes lalu buru-buru masuk ke dalam rumah.
FRANCA
Ya, ampun perutku lapar sekali. Dia mau kemana, ya? Peduli amat, yang penting makan.
Franca bergegas ke dapur ketika dia mendengar suara ponsel yang berdering. Bergegas ke dalam kamar, Franca menemukan ponsel Agnes dan mengangkatnya.
FRANCA
Hallo.
INTERCUT
PELAYAN RESTORAN
Di sini restoran Sanur. Apa saya bicara dengan Ibu Agnes? Mas Roy sudah menunggu Anda. Dia minta saya menghubungi Anda karena ponselnya tertinggal.
VO FRANCA
Apa? ROy dan Agnes?
DISOLVE TO
Franca mengintip kepergian Agnes dari balik pohon yang ada di depan rumah.
FRANCA
Kalau boleh tau letak restorannya dimana, ya? Saya ke sasar. Baik.
Franca menutup pembicaraan, meraih ponselnya dan jacketnya lalu melangkah pergi.
CUT TO