Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 01. INT. Club malam
Pemain: Agnes, para pelanggan club' malam, Hans
Hiruk pikuk teriakan para pelanggan terdengar menggema di club saat Agnes menyanyikan lagu dan meliukkan tubuhnya di atas stage yang ada. Suasana club penuh histeria.
Kilatan lampu bling-bling membuat suasana makin meriah. Dari pojok club' seorang pria memandangi bagaimana para pelanggan menjadi sedikit liar dan mencoba menyentuh Agnes.Untungnya gadis itu selalu bisa menolak dengan lembut dan manja hingga tak ada pelanggan yang tersinggung.
Agnes selesai bernyanyi dan turun dari stage.
PELANGGAN 1
(Mengejar Agnes dalam kondisi mabuk dan bergelayutan di lengan Agnes bahkan nyaris menyosor mencium Agnes, Agnes menahan laju liar pria itu dengan telapak tangannya)
Menikahlah denganku. Aku akan membuat hidupmu bahagia. Aku janji kamu tidak akan kekurangan apa pun.
AGNES
(Tertawa lembut)
Om udah mabuk tau. Om kan udah punya isteri. Emang isteri Om mau dikemanain?
PELANGGAN 1
Kalau kamu mau, saya akan ceraikan isteri saya.
AGNES
(Kaget, membuang wajah sesaat untuk menyembunyikan rasa kesal dan jijik pada pria itu lalu kemudian tertawa kecil pada pria berpakaian necis dengan jas mahal itu)
Bon-bon kan nggak mau jadi pelakor, Om. Kan Om udah tau itu.
PELANGGAN 2
Kalau begitu kamu jadi isteri saya saja.
(Kedua pria itu menjadikan Agnes objek tarik menarik).
PELANGGAN 1
Lepaskan tanganmu dari Bon- bon, dia milikku.
PELANGGAN 2
Dia milikku
Keduanya terlibat pertengkaran dan saling pukul membuat gaduh club hingga akhirnya Hans menggerakkan tangannya memanggil para satpam dan penjaga club menyelamatkan Agnes dan menarik keluar kedua pelanggan itu.
HANS
(Mendekati Agnes yang tengah berjalan)
Kau selalu spektakuler.
AGNES
(Hanya tersenyum)
HANS
(Meraih tangan Agnes)
Apa kamu sudah memikirkan permintaanku sekarang?
AGNES
Maaf, Hans aku tidak bisa. Bukankah sudah kukatakan? Aku tidak akan pernah menikahi pria beristri. Maaf.
HANS
Baiklah, tidak masalah. Aku akan menunggumu, aku akan selalu menunggumu sampai kau menerima cintaku karena aku mencintaimu. Ingat saja kalau kau butuh sesuatu beritahu aku.
AGNES
Terima kasih, Hans. Itu sangat berarti bagiku.
HANS
Baiklah, bersiaplah untuk perform mu berikutnya.
AGNES
(Mengangguk lalu beranjak dari hadapan Hans)
VOICE OVER /VO HANS
(Hans mengamati langkah Agnes menjauh, tersenyum kecil sambil melirik ponsel yang ada di genggamannya.)
Bon-bon, Bon-bonku yang lugu. Kau pikir aku akan membiarkanmu terus menolakku? Sebentar lagi kau juga akan memohon bantuan di kakiku dan bersedia menjadi simpanan ku.
CUT TO
SCENE 02. EXT. JAlANAN KOTA
Pemain: Franca, Roy, Sisil dan anak geng balap liar.
Suara riuh teriakan terdengar menyambut motor-motor yang mencapai garis finish. Tiba-tiba sebuah mobil dalam kondisi kencang yang melintas di jalan itu dan mencoba menghindari sebuah motor yang ikut dalam balap liar yang tengah melaju kencang menubruk beberapa orang di tepi lintasan balap. Semua orang berlarian menyelamatkan diri. Seorang gadis terbanting jatuh di atas bumper depan mobil itu sebelum kemudian melotot jatuh dan terkapar di jalanan sebelum mobil itu berhenti.
Franca yang tengah berpacaran dengan Roy berlari ke sosok itu. Serpihan kaca bersebaran dan sebagian menancap di kelopak mata Sisil.
FRANCA
(Berteriak histeris sambil mendekap tubuh Sisil)
Sisil! Tidak!
Suara mobil polisi terdengar dikejauhan membuat kocar-kacir para pembalap liar yang segera memacu kencang kenderaan mereka.
FADE OUT/FADE IN
ESTABLISHED
Gedung rumah sakit dan nama rumah sakit.
SCENE 03. EXT. KORIDOR RUMAH SAKIT. Pagi.
Pemain: Agnes
Agnes berlari-lari tergesa di depan rumah sakit. Kecemasan terlihat jelas di wajahnya. Plakat-plakat nama tergantung di tiap lorong rumah sakit yang dia lalui.
SCENE 04. EXT. DEPAN ICU. Pagi.
Pemain: Agnes, Franca, Roy
Agnes berhenti di depan ruangan ICU, dia melihat Franca dan Roy yang sedang berpelukan. Buru-buru dia menarik Franca dari pelukan Roy.
AGNES
Apa-apa kau ini?!
FRANCA
(Kaget sesaat lalu menatap Agnes dengan sinis sambil menepiskan tangan Agnes dari lengannya)
Oh, kau? Baru datang? Aku kira kau tidak akan datang-datang.
AGNES
Tidak menghiraukan ucapan sang adik, tapi menghujamkan pandangan pada wajah Roy- pria yang berusia jauh di atas Franca itu bahkan usianya masih lebih muda dari Roy yang telah dua puluh tujuh tahun. Roy yang dipandangi hanya cuek.
FRANCA
Jangan menatap Roy seperti itu!
AGNES
(Tak menggubris ucapan Franca, malah berbicara pada Roy)
Dengar kalau kau mau main-main cari orang lain. Aku tidak akan pernah membiarkanmu mempermainkan Franca.
FRANCA
(Marah)
Siapa yang mempermainkan siapa? Aku rasa kau salah sangka tau! Dan coba jaga sikapmu pada Roy! Roy kesini hanya karena dia merasa bertanggung jawab pada keadaan Sisil! Kau tahu berapa uang yang kita butuhkan untuk memasukkan Sisil kemari?! Kau pikir tanpa bayaran mereka mau menerimanya di sini?!
AGNES
(Marah juga)
Jadi kau pikir aku harus berterima kasih atas kemurahan hatinya?! Coba jelaskan padaku apa yang terjadi pada Sisil hingga dia bisa begini?! Kau melanggar perintahkukan?! Kau membawanya pada kencan bodohmu dengan makhluk itu kan?!
FRANCA
(Masih marah)
Aku hanya kasihan padanya, dia terus terusan di rumah, belajar dan belajar untuk menyenangkanmu!
AGNES
(Menarik sudut bibirnya sinis)
Lalu sekarang, apa ini menyenangkanmu?!
FRANCA
(Wajah Franca memerah marah)
Jangan menyalahkanku!
AGNES
Jadi apa aku harus memujimu?!
ROY
(Berbisik pada Franca untuk mengajak Franca pergi, tapi Franca tak mau dan malah menepiskan tangan Roy.)
Ayo, jangan dengarkan dia. Kita pergi saja dari sini.
FRANCA
(Menantang Agnes dengan emosi)
Kau tahu?! Kau juga tidak lebih baik dariku! Aku menelponnya dari semalaman, kenapa kau baru datang sekarang?! Kau sibuk dengan para lelaki hidung belang di club itukan?! Kau itu menjijikkan!
AGNES
(Menampar pipi Franca.Franca memegangi pipinya dengan tatapan marah pada kakaknya itu dan Agnes balas menatap dengan tajam)
Kau jijik padaku?! Orang menjijikkan inilah yang memberimu makan dan kehidupan sekarang ini, entah kau suka atau tidak itulah keadaannya!
Franca berlari dari hadapan Agnes. Roy tak mengejarnya, malah menatap Agnes yang tertegun diam sambil mengepalkan tangannya yang tadi menampar Franca dengan keras, menahan air mata penyesalannya.
ROY
(Mendekati Agnes dan berbisik di telinga Agnes. Posisi mereka begitu dekat).
Adikmu sendiri menganggapmu menjijikkan karena bekerja di club itu, kalau dulu kau menerima tawaranku...kau tidak perlu berada di sana hingga saat ini. Aku belum beristri, kau seharusnya tidak mmebuat banyak alasankan? Kau tahu bersamaku kau tidak perlu...
AGNES
(Memandang Roy dengan amarah)
Diam! Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu padaku disaat kau bersama Franca? Kau bilang kau menyukaiku, tapi kau malah berhubungan dengan adikku. Kau pikir aku tidak tahu siapa dirimu dan semua maksudmu?
(Jeda sejenak. Agnes tersenyum sinis pada Roy. Roy terlihat ingin bicara,tapi Agnes mendahuluinya).
Apa kau sadar kenapa aku tidak mau menerimamu? Karena aku tahu kau sama seperti pria diluar sana... brengsek. Dan aku bukan wanita bodoh yang akan jatuh dalam perangkap pria sepertimu.
ROY
(Tersenyum sinis lalu perlahan tertawa mengejek).
Kau masih tetap sombong, tapi kita akan lihat apakah kesombongan itu akan mampu bertahan.
(Tangan Roy bergerak mmebelai rambut Agnes. Namun tangan Agnes segera menepiskannya. Membuat wajah Roy makin emosi).
Kau benar aku punya maksud untuk semua kebaikan ini. Toh semua orang juga begitukan? Dan Franca akan melakukan apa saja untukku sebelum hutang ini terlunasi. Termasuk jika aku ingin dia ada di...
(Berbisik)
Atas ranjang ku.
AGNES
(Melayangkan tangan hendak menampar Roy, tapi dengan mudah ditahan Roy)
Kau... Kalau kau berani melakukan sesuatu yang buruk kepada Franca, aku akan membuatmu menyesal!
ROY
(Tersenyum licik dengan tetap menahan keras pegangannya pada pergelangan tangan Agnes. Sementara Agnes terlihat masih terus berusaha melepaskan pegangan itu.)
Sebenarnya kau tahu cara mudah untuk menolong Franca. Kau tahu sekali aku lebih menyukaimu dari pada Franca. Pikirkanlah.
(Roy melepas tangan itu dengan keras sebelum berlalu. Agnes terhuyung dengan air mata berlinang lalu jatuh berjongkok di depan ruang ICU).
VO AGNES
Aku lelah sekali, Tuhan. Aku ingin semua kisah sedih ini berakhir. Satu kebahagiaan saja untuk kami, tidak banyakkan, Tuhan? Aku mohon berikan aku uang untuk perobatan Sisil dan menjauhkan pria itu dari Franca.
CUT TO