Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Idola Indonesia
Suka
Favorit
Bagikan
6. #6 Masalah

SCENE 29. INT/ HANS NIGHT CLUB-RUANG PRIBADI HANS/ MALAM

Pemain: Agnes dan Hans

Agnes mencoba menahan serbuan Hans dan segera berdiri dari sofa membuat wajah Hans berubah geram.

HANS

Apa kau menolakku lagi, Bon-bon? Apa lagi alasanmu sekarang setelah tamu bulananmu datang?

(Hans menghampiri Agnes. Tangannya bergerak menyentuh pundak Agnes dari belakang tubuh Agnes sambil berbisik)

Kau milikku. Kau yang menyerahkan dirimu untuk menjadi kekasihku. Dan kau harusnya tetap ingat bahwa akulah yang membayar biaya perobatan Sisil. Dimana rasa terima kasihmu?

AGNES

(Memejamkan matanya sesaat sementara satu tangannya mengepal di sisi tubuhnya lalu dia membuka kembali matanya. Dia terkekeh kecil sambil meraih tangan Hans, meremas jemari pria itu dengan lembut. Sementara punggung tangannya yang lain membelai pipi Hans lalu berbisik manja).

Pemarah. Siapa yang menolakmu? Kau sendiri yang bilang kau tidak suka gadis murahan. Aku hanya sedikit memaksamu bekerja keras mendapatkanku.

HANS

(Menatap Agnes dengan cemberut lalu menarik tubuh Agnes lebih rapat ke pelukannya lalu mencoba menciuminya).

AGNES

(Mencoba menghindari ciuman-ciuman Hans).

Pak Hans....maksudku Hans jangan...

(Mata Hans menatap tajam ke Agnes).

nakal... Nanti ada yang dengar.

HANS

(Tersenyum mesum)

Melihatmu selugu ini membuatku makin menginginkanmu, Bon-bonku. Jangan salahkan aku, salahkan dirimua karena kau sudah berani membuatku seperti ini. Aku tidak sabar membawamu ke sebuah tempat romantis dimana hanya ada kita. Dan kita akan menghabiskan malam ini bersama. Apa lebih baik aku mengatakan kepada para pelanggan untuk tidak menunggumu malam ini?

(Agnes berdebar ketakutan mendengar kalimat itu. Memejamkan matanya, dia mulai berdoa.)

VOICE OVER AGNES

Dear, Tuhan aku mohon jangan biarkan hal itu terjadi. Selamatkan aku dari pria ini.

BRUK. Suara pintu yang dibuka dengan kasar terdengar mengagetkan Hans dan Agnes. Di hadapan mereka muncul Sandy dengan wajah tegang.

Hans buru-buru melepaskan pelukannya pada Agnes dan beralih menatap kesal pada Sandy.

HANS

Kau! Beraninya kau masuk dengan sangat tak sopan ke ruangan ini dan mengganggu kami!

SANDY

(Sandy nampak gugup dan takut menatap wajah Hans dan Agnes bergantian. Agnes mencoba merapikan pakaian dan rambutnya).

Maaf, Pak, tapi penyanyi baru itu belum datang dan para pelanggan sedikit kesal. Mereka meminta Bon-bon menghibur mereka. Saya takut mereka bakal makin tidak sabaran dan berakhir malah membuat keonaran seperti dua bulan yang lalu ketika Bon-bon telat muncul di hadapan mereka.

HANS

(Memandang Sandy tajam penuh curiga).

SANDY

Kalau Bapak tidak percaya, Bapak bisa lihat ke depan. Saya takut mereka bahkan sudah menghancurkan sesuatu dan menimbulkan perkelahian.

(Hans bergerak cepat keluar ruangannya, nyaris mendorong Sandy yang ada di ambang pintu. Dia menghilang menuju discotik, meninggalkan Agnes dan Sandy. Sepeninggal Hans,Sandy buru-buru mendekati Agnes).

Dasar bajingan. Nggak pernah mau rugi.

(Sandy bergumam kesal.Lalu beralih menatap Agnes).

Kamu nggak apa-apakan,Nes?

AGNES

(Menggeleng)

Thanks, Sand kalau kamu nggak datang tepat waktu...

SANDY

Gue juga bilang apa? Hans itu bajingan. Untungnya gue sempat lihat lo masuk ke sini terus dengan bantuan Deni, kita manfaatin kesempatan ketidak datangan penyanyi baru itu dengan meneriakkan nama kamu dan akhirnya para pelanggan ikutan meneriakkan namamu. Tapi, kamu sadarkan,Nes? Hans nggak akan berhenti malam ini. Dan sialnya,gue nggak yakin kalau malam-malam selanjutnya gue bisa nolong lo,Nes.

(Sandy memegang erat jemari Agnes lal umencak-mencak).

Sial, aku selalu ngerasa dari awal kamu salah mengambil keputusan, tapi...sialnya walaupun mengetahui hal itu,aku juga nggak bisa nunjukin pilihan lain sama kamu.

AGNES

(Bicara dengan mata berkaca-kaca).

Jangan menyalahkan dirimu sendiri,Sand. Aku tahu resiko dari pilihan yang kuambil. Aku akan mencoba menjaga diriku sendiri.

SANDY

(Memeluk tubuh Agnes).

Apa pun yang bakal terjadi,aku mau kamu selalu tahu bahwa aku akan selalu menjadi sahabatmu.

AGNES

Thanks, Sand. Gue beruntung banget punya sahabat seperti kamu.

SANDY

(Setelah berpelukan beberapa saat, dia menarik diri).

Ya, sudah. Sekarang kita harus segera ke depan atau Hans akan datang kembali kemari. Dan kalau dia mendapati kita di sini, itu akan jadi bencana.

Agnes dan Sandy melangkah keluar dari ruangan pribadi Hans.

CUT TO

SCENE 30: INT/ CLUB MALAM/ MALAM HARI

Pemain: Agnes, Penari, Hans, Pengunjung club

Club nampak ramai. Para pengunjung bergoyang dan bersorak diantara suara Agnes dengan lagu bertempo beat dan di iringi para penari.

Beberapa pelanggan pria yang nekat tak hanya mau berada di bawah stage, mereka memilih naik ke atas panggung dan ikut berdisco bersama Agnes.

Keadaan tenang itu lenyap saat seorang wanita muncul di atas stage dan menarik seorang pria yang terlihat mabuk dengan emosi.

ISTERI PELANGGAN

Ayo, pulang kau punya anak dan isteri. Kau tidak seharusnya di sini.

(Lagu selesai. Agnes bergegas turun dari panggung. Namun si lelaki yang di minta pulang oleh isterinya itu malah berjalan mengikuti Agnes. Di isteri juga mengikutinya).

PELANGGAN 3

(Berjalan sempoyongan mengikuti Agnes).

Bon-bonku, menikahlah denganku.

(Meraih lengan Agnes dan membuat Agnes berputar menatapnya)

Menikahlah denganku, Bon-bon. Aku akan memberikanmu semua yang kau inginkan. Aku akan membuatmu bahagia seumur hidup. Lihat ini....aku membawakanmu akta kepemilikan rumah di jalan Menteng untukmu. Kau tahu harganya berapa? 10 M.

ISTERI PELANGGAN

(Membuka mulutnya lebar-lebar dengan geram atas tindakan si suami lalu bergegas menuju ke arah si suami dan menarik akta yang ada di tangan suaminya).

Apa?! Papa memberikan rumah kita untuk perempuan nakal ini?! Papa nggak akan bisa melakukan itu! Aku nggak akan rela dunia dan akhirat!

PELANGGAN 3

(Merampas kembali akta yang ada di tangan isterinya).

Ini milikku! Ini warisan kedua orang tuaku dan aku punya hak memutlak untuk memberikannya kepada siapa pun yang kumau.

AGNES

(Agnes menurunkan tangan pria itu dari lengannya dengan lembut).

Mas Boy, maaf aku tidak bisa. Kau selalu tahu aku tidak akan pernah menikah dengan pria beristri.

ISTERI PELANGGAN

(Tersenyum sinis penuh ejekan).

Dasar bermuka dua! Kau bertingkah seolah-olah kau adalah seorang wanita baik-baik, padahal tujuanmu di sini hanyalah untuk menggoda pria-pria kaya dan menguras kantong mereka. Menjijikkan.

(Melayangkan tangan ke pipi Agnes.)

AGNES

(Memegangi pipinya dengan emosi).

Kau bisa tanya pada suamimu apa aku pernah meminta uang darinya?! Karena aku bisa memastikan tak selembar uang suamimu pun yang pindah secara pribadi ke kantongku. Ohhh, ya...mungkin kata-kata wanita baik-baik telah dimonopoli oleh wanita kaya raya, rumahan dan bersuami sepertimu. Terserah jika kau menganggap aku bukan wanita baik-baik. Tapi aku masih punya integritas dan karena integritas itu aku tidak akan menyentuh pria beristri. Ya,aku menolak suamimu dan semua pria beristri yang ada di club ini bukan karena dirimu atau karena wanita manapun di dunia ini, tapi karena diriku sendiri. Jadi kau juga tidak perlu berterimakasih.

ISTERI PELANGGAN

(Makin tertawa keras mengejek).

Terima kasih? Kau bermimpi jika aku akan berterimakasih padamu. Dan apa tadi itu???Integritas? Wanita sepertimu bicara soal integritas? Hah? Jangan sok bicara integritas di hadapanku! Kau hanya pelakor!

(Wanita itu segera menjambak rambut Agnes dengan keras membuat Agnes berteriak keras. Sang suami segera berusaha melepaskan cengkraman tangan isterinya dari Agnes dan berakhir dengan menampar pipi isterinya. Wanita itu memegangi pipinya dengan amarah. Sementara dari kejauhan Hans dan para penjaga keamanan club' datang menghampiri mereka).

PELANGGAN 3

Jangan ganggu Bon-bon atau kau akan menyesali hidupmu saat aku menceraikanmu nanti tanpa sepeserpun harta gono gini.

ISTERI PELANGGAN

(Mengepalkan tangannya).

Kau.

PELANGGAN 3

(Menghampiri Agnes).

Kamu tidak apa-apa, Bon-bon?

AGNES

(Menepiskan sentuhan pria itu).

Urus isteri lo dan mulai saat ini jauhi gue. Gue nggak mau disebut pelakor.

PELANGGAN 3

(Mencengkram kuat pergelengan tangan Agnes yang hendak berlalu. Agnes meronta).

Beraninya kau bersikap sesombong itu padaku. Aku akan memberikan segalanya padamu, tapi beraninya kau menolakku?!

AGNES

Lepaskan aku!

(Pelanggan itu masih mencengkram keras pergelangan tangan Agnes).

Lepaskan aku!

HANS

Lepaskan dia!

(Memegang pergelangan tangan Agnes yang lain).

PELANGGAN 3

Bagaimana jika aku tidak mau. Kau tahu pelanggan adalah raja.

HANS

(Tertawa)

Aku akan menganggap pelangganku raja jika mereka mentaati peraturan di club ku dan salah satu peraturanku adalah jangan pernah menyentuh biduanku.

PELANGGAN 3

Jangan bilang kau ingin menyimpannya untukmu sendiri.

(Tersenyum mengejek)

HANS

It's not your businis. Keluar dari sini!

(Menatap para penjaga club yang telah berdiri di sekitar mereka).

Tarik kedua orang ini keluar dari sini dan pastikan mereka tidak pernah memasuki club ini lagi!

PARA PENJAGA CLUB

Siap,boss!

Tiga pria tinggi besar yang menjadi penjaga club langsung menarik pelanggan itu.

ISTERI PELANGGAN

Jangan sentuh gue! Gue bisa jalan sendiri keluar. Agnes menerawangkan pandangannya ke penjuru club dan tanpa sengaja melihat Roy yang duduk manis di meja bar dengan tangan mengacungkan sebuah ponsel yang segera diturunkan dan beralih mengangkat segelas minuman padanya. Wajah Agnes terlihat kaget.

FADE OUT/FADE IN

SCENE 32: INT/ KORIDOR SEKOLAH- RUANGAN KELAS/ PAGI

Pemain: Franca, Wiwit and the gank, teman-teman sekelas, Pak Yanuar.

Franca melangkah santai di koridor sekolah menuju ke kelasnya. Beberapa siswa dan siswi yang telah lebih dahulu datang ke sekolah berbisik-bisik tak jelas saat melihatnya sambil membiarkan sebuah ponsel berpindah tangan dari satu siswa ke siswi lainnya.

SISWA 1

Tuh orangnya.

SISWA 2

Serius? Beda banget sama....

(Tertawa pelan dan temannya menyikut ketika Franca menatap mereka).

Hati-hati omongan lo. Tuh cewek setengah cowok tau.

SISWA 1

Yaelah. Model gitu aja lo takut.

SISWI 1&2

(Tiba di belakang Franca lalu berkumpul bersama siswa siswi yang berdiri di koridor sekolah).

Ehhh, lihat apaan sih?

(Langsung ikutan menatap layar ponsel).

Franca terus menuju ke ruangan kelasnya dengan santai.

SISWI 3 (RANIA)

Gue juga bilang apa coba? Adeknya berandalan sekolah. Kakaknya pelakor.

(Franca masuk ke dalam kelas yang telah dihuni tujuh siswa siswi lain. Rania dan dua temannya menatap Franca sinis).

Pantas saja seragamnya seperti itu, rupanya dia juga ingin mengikuti jejak kakaknya. Gue tahu sih ada pepatah like mother like daughter, but now gue rasa itu harus diganti like old sister like young sister.

(Franca tak menggubris suara keras itu. Meletakkan tasnya di atas meja. Duduk di kursinya lalu membenamkan wajahnya di atas tas siap tidur).

RANIA

Lihat,ya, ampun gue rasa anak itu sudah kehilangan urat malu.

(Kedua temannya tertawa beberapa siswa di kelas hanya tersenyum. Lalu Rania bangkit dari duduknya).

TEMAN RANIA 1

Lo mau ngapain?

RANIA

Gue nggak suka sekelas dengan adik kupu-kupu malam. Emang lo semua mau?

TEMAN RANIA 2

Maksudnya lo mau... Lo bisa dipanggil ke kantor BP tau.

Rania tak perduli. Dia menurunkan tangan temannya dari lengannya, berdiri dari duduknya dan kemudian melangkah mendatangi meja Franca. Menggebrak meja).

Ngapain lo datang lagi sekolah?

(Franca diam).

DISOLVE TO

SCENE 33. INT/ RUMAH KONTRAKAN AGNES/ MALAM HARI

Pemain: Franca, Agnes, Hans

ESTABLISHED

Cahaya bulan.

Franca duduk menekuk kaki dan memeluk kedua lututnya sambil menatap jauh ke langit malam sambil menangis. Agnes menghampiri.

FRANCA

Kita butuh uang yang sangat banyak untuk perobatan Sisil, kurasa lebih baik aku berhenti sekolah...uang sekolah bisa dialokasikan untuk perobatan Sisil dan aku bisa mencari pekerjaan.

AGNES

Sebagai tamatan SMP?! Kau akan dapat pekerjaan apa?!

FRANCA

Aku bisa menjadi waiters di club...

AGNES

(Memotong dengan marah)

Tidak! Aku tidak akan pernah mengizinkanmu bekerja di sana.

FRANCA

Kenapa?! Kau bekerja di sana!

AGNES

Karena aku bekerja di sana, makanya aku tidak akan pernah mengizinkanmu mengalami nasib yang sama sepertiku.Lebih baik kau tetap sekolah. Jadilah murid teladan dan jangan berbuat aneh-aneh lagi. Persoalan ini aku yang akan menyelesaikannya.

FRANCA

(Beranjak berdiri dengan marah)

Apa maksudmu bicara begitu?! Kau ingin mengatakan bahwa pahlawan di kisah ini adalah kau?! Dan aku pecundangnya?!!

CUT TO

SCENE 34. INT/RUANG KELAS/ PAGI

Franca masih membenamkan wajahnya di atas tasnya yang terletak di atas meja. Rania masih ada di sisinya.

RANIA

Kalau lo cuma mau jadi pelakor atau wanita si kupu-kupu malam seperti kakak lo itu,lo nggak perlu deh sekolah disini. Malu gue satu almamater sama manusia kayak lo.

(Rania beranjak pergi tepat ketika Franca mengangkat kepalanya).

FRANCA

Lo bilang apa tadi?

RANIA

(Berbalik dan menatap Franca sinis).

Ternyata selain moral lo yang udah rusak, telinga lo juga bermasalah, ya?

FRANCA

Maksud lo? Bicara yang jelas di muka gue!

RANIA

Gue minta lo keluar dari sekolah ini karena gue nggak mau satu almamater sama adek seorang kupu-kupu malam!

FRANCA

(Marah. Mengepalkan tangannya sambil menghampiri Rania).

Siapa yang lo bilang kupu-kupu malam?!

RANIA

Siapa juga sudah tahu kalau lo itu adik seorang kupu-kupu malam!

(Memamerkan vidio di ponselnya yang menayangkan Agnes yang tengah bernyanyi lalu keributan yang terjadi di club kemarin malam saat seorang wanita muncul dan menuduh Agnes pelakor. Franca merampas ponsel itu dan membantingnya ke lantai kelas).

RANIA

Ponsel gue! Lo nghancurin ponsel gue!

(Menyerang Franca).

FRANCA

Itu bakalan buat lo ingat bahwa lo nggak bisa main-main sama gue!

RANIA

Heiii!!!!

(Perkelahian antara Franca dan Rania terjadi. Teman-teman sekelas mereka mengerubungi kedua siswi itu. Bahkan beberapa teman memberitahukan hal itu pada siswa-siswi yang berdiri di koridor sekolah dan membawa mereka menonton perkelahian itu).

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar