Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Idola Indonesia
Suka
Favorit
Bagikan
5. #5. Pria Yang Patah Hati

SCENE 25.INT/ KANTOR TELEVISI/PAGI

Pemain: Sam dan karyawan kantor

Seluruh karyawan dan staf kantor terkaget-kaget melihat kehadiran Sam di kantor. Para rekannya segera mengerubunginya.

REKAN 1

(Menepuk pundak Sam dan menyalaminya)

Kami turut prihatin atas kejadian kemarin, Pak Sam.

REKAN 2

Seharusnya Pak Sam tidak perlu datang secepat ini. Bapak masih punya cuti. Nikmati sedikit waktu untuk...

SAM

Terima kasih untuk perhatian kalian. Tapi siapa bilang aku punya waktu cuti? Aku diberi izin cuti karena menikah, kalau aku tidak menikah berarti aku tidak mendapat izin cutikan?

(Sam mencoba tertawa kecil. Para karyawan lain menatap pedih).

Aku ke ruanganku. Kita akan merampungkan tahap akhir proyek pencarian bakat yang telah kita bicarakan. Minggu ini pencarian kontestan akan dilakukan.

REKAN-REKAN KERJANYA

Maaf, Pak, tapi bukannya itu terburu-buru?

SAM

Tidak.Kita sudah dapat izin dari Direktur dan beberapa artis telah menyatakan persetujuan mereka menjadi juri sedari tiga bulan yang lalu. Sekarang aku butuh konsep ruangan, lighting panggung dan kostum segalanya. Rena, Faiz, Januari, Cece, Jos, Rama bawakan konsepnya. Aku sudah meminta kalian menyiapkannya sedari dua bulan yang lalu dan aku tidak mau ada kata kalian belum mengerjakannya.

(Sam melangkah ke ruangannya dan seluruh rekan kerjanya segera memutar kursi menghadap meja kerja mereka.Di salah satu kubik salah seorang karyawati bicara).

RENA

Gue berani taruhan, ini bakalan seperti dua tahun yang lalu waktu Pak Sam diputusin Mbak Nadya karena kepincut aktor Perancis.

Jos

Gue tebak juga gitu. Pak Sam akan berubah menjadi pria gila kerja dan berakhir dengan memaksa kita lembur bersamanya... Ya, Tuhan, kenapa sih pernikahan Pak Sam harus gagal?

Rekan kerja yang lain mendesah berat.

FAIZ

Habis deh rencana ngecengin gebetan baru gue.

Januari

Gue butuh libur sebelum menjadi gila.

CECE

Tapi waktu itu kita dapat bonus gede plus dinyatain jadi tim produce terbaik.

RENA

Tapi gue amit-amit balik ke masa itu.

CECE

Abis lu siput sih, ya.

RENA

(Kesal)

Apa? Gue nggak siput, gue cuma nerapin nasihat orang-orang yang udah sepuh. Pelan-pelan asal selamat tau.

RAMA

(Menimpali dari kubiknya)

Ngeles aja lo kayak bajay.

RENA

Repot banget hidup lo,ngurusin orang. Gue nggak ngomong sama lo.

RAMA

Kan gue dengar.

RENA

Gue nggak suruh lo dengar.

RAMA

Gue punya telinga tau.

RENA

Gue nggak tanya.

(Pertengkaran keduanya terdengar diantara rekan kerja lain yang mulai disibukan permintaan Sam. Lalu Sam keluar dari dalam ruangannya lagi. Cece yang melihat langsung memperingati Rena dan Rama yang masih bertengkar).

CECE

Diam, Woi. Tuh Pak Sam datang. Lo berdua tuh, ya kapan akurnya sih? Zaman kuda berak di celana kayaknya baru lo berdua akur.

CROWNDED RENA dan RAMA

Ehh, dodol Garut kapan kuda bisa eek di celana?! Nggak mungkin kalee...

CECE

Tuh lo berdua tau.

Cece melipat kedua telapak tangannya dengan memohon.

Tapi tolong berhenti berisik di depan muka gue atau gue laporin lo berdua sama Pak Sam.

Rena dan Rama seketika menutup mulut mereka.

SAM

Rena, masukkan iklan di televisi, radio, surat kabar cetak dan digital. Saya sudah kirim desain brosur dan vidionya di email kamu.

RENA

Tapi, Pak...

SAM

Kalau kamu tidak sanggup,minta bantuan Rama.

Rena melotot melirik pada Rama yang nyengir puas.

RAMA

Lo harus sopan kalau mau minta tolong sama gue. Panggil Mas Rama gitu...

RENA

Gue lebih tua dari lo, ya.

RAMA

Walupun Lo lebih tua kalau gue jadi suami lu tetap aja lo harus panggil gue Mas.

RENA

Lagian siapa yang niat jadiin lo suami? Gue? Mimpi Lo.

Rena mengalihkan pandangan pada Sam dan mengacungkan jempolnya dari balik meja kerjanya.

RENA

Sip, Bos! Saya bisa sendiri kok, Pak.

SAM

Berapa lama kamu bisa menayangkan semuanya?

RENA

Televisi, radio dan portal berita online- berita pencarian bakat ini akan naik tayang hari ini untuk brosur dan surat kabar butuh waktu sedikit lama. Tapi besok juga saya pastikan sudah tersebar ke publik.

(Sam mengangguk dan mengacungkan jempolnya lalu kembali menatap ke arah bawahannya).

SAM

Faiz, Januari, Cece, Jos aku butuh konsep lighting, panggung,busana, make up.Bawa ke ruangan saya segera! Dan kamu Rama, bantu Rena.

(Sam melangkah ke dalam ruangannya).

RENA

Tapi, Pak, saya tidak butuh batuannya!

RAMA

Tekyu, Pak Sam!

(Ketika karyawan yang lain beranjak sambil meraih hasil pekerjaan masing-masing dan melangkahkan kaki memasuki ruangan Sam,Rama tersenyum nyengir pada Rena).

RENA

Jangan ge-er deh lo. Bocah macam lo nggak pernah jadi kriteria gue.

RAMA

(Rama berujar dengan ekspresi nakal)

Siapa bilang gue bocah? Gue udah bisa bikin bocah loh.

(Mata Rena mendelik tajam menatap Rama yang bicara tak sopan dan masih cengengesan Refleks tangan Rena melempar alat tulis ditangannya pada cowok yang kubiknya ada di depan kubik Rena. Rama mengaduh sambil memegangi keningnya. Rena kembali duduk dengan santai di kursinya.

CUT TO

SCENE 26. INT/ RESTORAN/PAGI

Pemain: Pelayan Restoran, Agnes, Franca, ROy, Pelanggan lain

AGNES

(Tersenyum pada sang pelayan restoran dan memberikan sejumlah tips)

Terima kasih.

PELAYANAN RESTORAN

Baik, Mbak. Kalau ada perlu lagi, silahkan beritahu saya.

(Agnes mengangguk dan memandangi kepergian pelayan restoran itu. Beberapa menit kemudian Roy tiba dari arah belakang Agnes dan langsung merangkul tubuh Agnes dari belakang).

(Agnes melirik sebuket bunga yang muncul di hadapannya. Membalikkan badan dia menemukan Roy dengan wajah tak berdosa).

ROY

Sudah lama menungguku?

AGNES

(Meringis)

Hampir bosan. Aku bahkan berpikir kau tidak akan datang.

ROY

(Tertawa)

Bagaimana bisa aku tidak datang jika kau yang memintaku datang.

(Roy menyodorkan bunga yang dia bawa dan Agnes menerima bunga itu dengan senyum sambil memandangi buket bunga itu).

Kau suka bunganya?

AGNES

(Mengangguk)

Bunga yang bagus.

(Roy memilih menarik kursi lebih dekat pada Agnes lalu duduk di sisi Agnes).

Apa kau juga merayu Franca dengan bunga itu?

ROY

(Tertawa)

Tentu saja tidak. Franca lebih suka barang mewah daripada bunga.

(Agnes mengalihkan pandangannya pada Roy dan menatap tajam pria itu).

Aku bukan ingin menjelek-jelekkan Franca, toh sebentar lagi dia juga akan mnejadi adik iparku. Tapi begitulah Franca. Aku yakin kau tahu.

AGNES

Bisakah kau menghargainya sedikit? Paling tidak demi hubungan yang sudah kalian jalin bersama.

ROY

(Tertawa dan meraih jemari Agnes yang segera coba ditarik Agnes, tapi malah membuat Roy makin erat menggenggamnya.)

Kalau bukan karenamu aku tidak akan pernah mendekatinya. Aku hanya berusaha agar kau datang padaku.

(Franca baru saja memasuki restoran dan bisa melihat keduanya duduk memunggunginya dengan sangat dekat bahkan tanpa jarak).

VO FRANCA

Dasar murahan. Ternyata benar dia ingin merebut Roy dariku.

(Franca bergegas menuju ke meja keduanya).

AGNES

(Menarik tangannya dengan emosi)

Kau benar-benar tidak berhati. Franca begitu tulus mencintaimu dan kau begitu ringan mengatakan bahwa kau hanya memperalatnya agar aku datang padamu? Apa kau tidak punya sedikit pun rasa bersalah padanya?

ROY

(Tertawa)

Kau lucu sekali. Tak perlu semarah itu. Akui saja kecerdikanku kau memang datang padaku karena itukan? Bahkan kau menerima cintaku. Semua yang kulakukan hanya karena aku mencintaimu. Kau pernah dengar sebuah pepatah? Semua adil dalam cinta dan perang.

(Franca berdiri membeku di belakang keduanya. Air matanya menetes).

AGNES

(Menarik keras tangannya dan berdiri)

Caramu membuatku datang padamu sangat tepat. Franca bukanlah barang yang bisa seenaknya kau buang dan kau permainkan hanya karena kau mendahulukan biaya perobatan Sisil.

(Agnes merogoh tasnya. Mengeluarkan amplop coklat dan meletakkannya di atas meja).

Ini uangmu. Terima kasih untuk semuanya, tapi sekarang menjauhkan dari hidup kami.

ROY

(Berdiri dengan marah)

Kau pikir kau bisa mempermainkanku?! Kau akan tahu bagaimana Franca membayar semua kelacangan sikapmu ini dan itu semua adalah kesalahanmu! Salahmu jika Franca patah hati lalu mati gantung diri!

(Franca menghapus air matanya dan melangkah menuju ke hadapan keduanya).

FRANCA

Kau bilang apa?

(Roy dan Agnes terkejut melihat kehadiran Franca).

ROY

(Buru-buru menghampiri Franca)

Kau tahu bagaimana dia mencoba merayuku? Kau selalu bilang dia wanita murahan dan aku tidak percaya...

AGNES

Franca, jangan dengarkan dia! Aku kakakmu, aku tidak akan melakukan itu padamu!

(Agnes menghampiri Franca,mengguncang lengan adiknya itu. Franca membuang wajahnya).

ROY

Dia mengajakku untuk bertemu membicarakan hubungan kita, tapi ternyata dia hanya sedang merayuku.

FRANCA

Diam!

(Franca melotot menatap Roy).

Apa aku terlihat sebodoh itu di depanmu? Apa kau pikir semua wanita bisa kau permainkan seenakmu?

(Roy mundur ke belakang saat melihat Franca yang begitu emosi meringsek maju menghampirinya. Bersamaan dengan munculnya waiters yang membawa pesanan pelanggan).

Kau akan tahu siapa Franca. Aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu ini!

(Roy yang terus mundur menabrak waiter yang ada di belakangnya hingga bajunya basah kuyup dan Franca masih menambah dengan mengguyur kepala Roy dengan dua gelas minuman yang ada di meja pelanggan lain).

CUT TO

SCENE 27. INT/ RUMAH KONTRAKAN AGNES/ MALAM HARI

Pemain: Franca, Agnes, Hans

ESTABLISHED

Cahaya bulan.

Franca duduk menekuk kaki dan memeluk kedua lututnya sambil menatap jauh ke langit malam sambil menangis. Agnes menghampirinya.

Mendengar suara langkah kaki,Franca buru-buru menyeka air matanya.

AGNES

Fran, apa kau menangis?

FRANCA

(Tetap memandang bulan)

Buat apa? Buat laki-laki itu? Aku tidak akan menangis buat pecundang itu.

AGNES

(Duduk di sisi Franca)

Fran, dalam setiap kejadian. Ada hikmah yang bisa kau petik di sana. Seharusnya kau bersyukur karena bisa tahu siapa sebenarnya Roy sebelum....

FRANCA

(Memotong ucapan Agnes)

Aku tidak mau bicara tentang dia lagi.

(Agnes segera menghentikan ucapannya).

Kau tidak bekerja?

(Agnes melirik wajah Franca kembali, tapi Franca masih tak merubah arah tatapannya. Tak menoleh sedikit pun padanya).

AGNES

Pak Amin akan menjemputku jam sepuluh, kita masih punya dua jam lagi untuk memandangi bintang di langit seperti waktu dulu. Kau ingat?

(Franca diam).

Hari ini langit sangat cerah. Bintangnya banyak sekali.

(Franca tetap diam. Mereka membisu beberapa waktu).

FRANCA

Aku rasa aku lebih baik berhenti sekolah.

AGNES

(Kaget)

Apa?! Darimana kau dapatkan pikiran seperti itu?!

FRANCA

Kita butuh uang yang sangat banyak untuk perobatan Sisil, kurasa lebih baik aku berhenti sekolah...uang sekolah bisa dialokasikan untuk perobatan Sisil dan aku bisa mencari pekerjaan.

AGNES

Sebagai tamatan SMP?! Kau akan dapat pekerjaan apa?!

FRANCA

Aku bisa menjadi waiters di club...

AGNES

(Memotong dengan marah)

Tidak! Aku tidak akan pernah mengizinkanmu bekerja di sana.

FRANCA

Kenapa?! Kau bekerja di sana!

AGNES

Karena aku bekerja di sana, makanya aku tidak akan pernah mengizinkanmu mengalami nasib yang sama sepertiku.Lebih baik kau tetap sekolah. Jadilah murid teladan dan jangan berbuat aneh-aneh lagi. Persoalan ini aku yang akan menyelesaikannya.

FRANCA

(Beranjak berdiri dengan marah)

Apa maksudmu bicara begitu?! Kau ingin mengatakan bahwa pahlawan di kisah ini adalah kau?! Dan aku pecundangnya?!!

AGNES

Fran, maksudku bukan begitu.

FRANCA

Jadi apa maksudmu mengatakan aku jangan berbuat aneh-aneh lagi dan kau akan menyelesaikan masalah ini?! Dalam pandanganmu aku cuma si biang kerok kan?! Di pembuat masalah dan kau....Kau adalah malaikat yang menyelamatkan hidupku dan Sisil setelah Ayah dan Ibu tidak ada lagi, seperti itukan?!

AGNES

Fran,bukan itu maksudku, aku cuma ingin...

(Franca telah berlari, Agnes mengejar. Namun Franca telah menutup pintu kamar terlebih dahulu dengan suara yang keras dan menguncinya. Franca juga mnyetel radio dengan keras).

AGNES

Fran, kecilkan suara radionya! Malu sama tetangga!

(Franca tak peduli.Lalu dari luar rumah terdengar suara klakson. Agnes melirij arlojinya).

Fran, aku pergi! Jangan lupa makan malam dan kunci rumah!

(Franca tak menjawab. Dia mengintip kepergian Agnes bersama Hans dari jendela kamarnya setelah pria itu mengusir taksi langganan kakaknya itu).

FADE OUT/FADE IN

SCENE 28. INT/ KANTOR TELEVISI/ MALAM HARI

Pemain: Sam dan karyawan kantor.

MONTAGE

Suasana malam di luar kantor terlihat. Jam dinding menunjukkan pukul 12:00 wibb malam. Sam dan para karyawan nampak sibuk bekerja. Lalu jam berputar menunjukkan waktu pagi,siang dan malam untuk beberapa kali dengan menunjukkan kesibukan Sam dan rekan-rekan mulai dari menempelkan dan membagi brosur di jalan, rapat, Sam berbicara dengan penyanyi yang akan jadi juri perlombaan, dan kesibukan saat pen- set an panggung untuk acara penjurian, dimana Sam dan rekan-rekan bekerja sama mengangkat meja dan kursi spesial untuk para juri, pengaturan layar dan Kamara serta cahaya dan suara dan berkahir dengan tergolek lemahnya para rekan kerja Sam saat persiapan selesai. Sam berdiri memandang semua.

SAM

Terima kasih untuk semua kerja kerasnya.

(Rekan kerja Sam yang tengah bergolek bangkit. Ada yang duduk di lantai panggung ada yang berdiri).

Kalian hebat.

(Sam bertepuk tangan dan disambut tepuk tangan para rekannya).

Tapi ini belum selesai. Besok audisi menanti. Kita akan disibukkan ratusan orang yang akan mengadu nasibnya untuk menjadi penyanyi baru dan tugas kita membuat para penonton jatuh hati pada acara ini.

(Jeda sejenak Sam mengedarkan pandangan ke seluruh rekannya).

Aku yakin kalian semua lelah setelah...

(Sam melirik arlojinya. Memutar mata).

Satu bulan? Ternyata sudah satu bulan, ya?

(Rekan kerja Sam mengangguk).

Oke. Jadi sekarang kita akan pulang untuk beristirahat...

(Sam melirik arlojinya).

Walau ini baru pukul sepuluh pagi. Namun besok pagi tugas utama kita baru akan dimulai audisi para calon penyanyi baru. Oke. Selamat pagi semua.

CROWDIED REKAN KERJA SAM

Pagi, Pak.

FADE OUT/FADE IN

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar