Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Idola Indonesia
Suka
Favorit
Bagikan
8. #8. Ikatan Unik Persaudaraan

SCENE 41. EXT/ DEPAN GERBANG SEKOLAH. PAGI

Pemain: Andy, Roy dan beberapa siswi-siswi.

Andy bergegas menuju Roy yang nampak pecicilan dengan beberapa siswi sekolahnya yang berlarian masuk ke dalam sekolah. Namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah paku cukup besar tergeletak di jalan depan sekolah, tepat di ujung sepatunya.

Andy memungut paku itu lalu melirik pada sedan BMW yang terparkir sembarangan di depan sekolahnya. Andy melangkah menuju mobil itu lalu menggembosin ke empat ban mobil itu.

VOICE OVER ANDY

Itu pembalasan pertama karena lo berani macam-macam sama Franca.

(Andy melangkah menuju ke arah Roy yang ternyata masih mencoba menggoda beberapa siswi sekolah).

ROY

Mau jalan naik mobil aku?

(Roy menyentuh seorang siswi satu sekolah Franca yang tengah melintas bersama teman-temannya sambil menunjukkan mobil BMW nya,namun malah membuat para siswi menghindar dan kabur. Tepat saat itu Andy muncul di depan mereka).

SALAH SATU SISWI

Kak Andy.

(Para siswi itu bersembunyi di belakang punggung Andy).

ANDY

Ngapain lo gangguin teman-teman gue? Mau cari korban baru lo?

ROY

Waitt, gue nggak ngerasa ngenal lo dan nggak punya masalah dengan lo. Siapa lo?

ANDY

Nggak penting lo tahu siapa gue, tapi gue tahu jelas siapa lo.

(Menunjukkan vidio di ponsel Dewa).

Ini pasti kerjaan lo.

(Tawa Roy terlihat. Namun segera terbungkam saat Andy melayangkan tinjunya).

ROY

Brengsek. Apa-apaan ini?

ANDY

Itu buat apa yang sudah lo lakuin pada Franca.

(Roy mengusap bibirnya yang terasa sakit. Senyum melecehkan masih terlihat di sudut bibirnya).

ROY

Lo teman sekolahnya Franca? Teman sekelas? Dan lo suka Franca?

(Tertawa).

Lo bukan tipe Franca. Franca suka cowok dewasa yang kaya raya semacam gue. Lo udah lihat vidio itu kan? Bagaimana nakalnya dia sama gue?

ANDY

(Menarik kerah baju Roy dengan marah).

Itu karena kau membuatnya mabuk. Aku tidak akan membiarkan laki-laki pedofil sepertimu menjerat lebih banyak gadis-gadis SMA seperti Franca termasuk teman-teman sekolah gue yang lain.

(Roy menepis tangan Andy dan menghajarnya. Teriakan para siswi terdengar).

ROY

Berhenti berlagak jagoan. Lo itu cuma anak ingusan.

CUT TO

SCENE 42. EXT/ DEPAN GERBANG SEKOLAH. PAGI

Pemain: Agnes, Andy, Roy, siswi-siswi, Guru BP

Beberapa meter dari tempat itu, di saat yang sama dengan terjadinya perkelahian antara Roy dan Andy- Agnes turun dari sebuah taksi. Melangkah menuju ke gerbang sekolah.

Perkelahian antara Roy dan Andy masih terjadi. Andy terjungkal jatuh beberapa langkah dari Agnes yang segera menghentikan langkahnya. Andy terlihat meringis kesakitan.

ROY

Lo mau lagi?

Mata Agnes beradu pada mata Roy yang tengah tertawa pongah. Agnes menghampiri Andy dan membantu pemuda itu berdiri.

AGNES

Kamu tidak apa-apakan?

Andy menatap Agnes dari mata hingga ke ujung kaki. Pakaian Agnes terbuka tanpa lengan, gaun itu dengan tali yang diikatkan di belakang lehernya dan di atas lutut. Sepatunya highells yang cukup tinggi dengan tali yang melingkar manis di pergelangan kakinya. Sementara Agnes telah mengalihkan pandangannya pada Roy.

Kenapa kau ada di sini? Aku sudah memberitahukan agar kau jangan pernah lagi mengganggu Franca.

ROY

(Tertawa kecil. Sambil bersiul dia menghampiri Agnes).

Apa aku harus takut mendengar perkataanmu, Bon-bonku-Sayang?

(Jemari Roy bergerak hendak menyentuh lengan Agnes yang terbuka).

AGNES

(Agnes menepiskan tangan itu sebelum bisa menyentuhnya).

Jangan coba-coba bertindak kurang ajar padaku atau...

ROY

(Tertawa).

Atau apa?

AGNES

Atau kau akan merasakan ini...

(Dengan lututnya Agnes bergerak cepat menendang selangkangan Roy dan membuat Roy meringis kesakitan, membungkuk sambil memegangi selangkangannya).

ROY

Ohhh,Sit! Sialan kau!

(Tangan Roy bergerak menangkap lengan Agnes ketika dari kejauhan sang guru BP muncul dengan berlari-lari bersama dua orang siswi).

SALAH SATU SISWI

(Menunjuk Roy)

Pak, itu orangnya!

GURU BP

Kamu berhenti di situ. Saya laporkan kamu ke polisi!

(Teriakan itu membuat Roy menoleh pada dua siswi dan seorang guru yang berlari di menuju ke arahnya dan tepat saat itu Agnes menginjak kakinya dengan keras.Roy meringis kesakitan. Dan Agnes melepaskan satu kali tinjuan yang membentur keras rahang Roy dan membuatnya terjatuh dengan keras membanting aspal depan sekolah.

AGNES

Itu untuk Franca.

Roy menatap Agnes dan guru yang telah tiba di dekatnya.

GURU BP

(Berteriak sambil mengacungkan penggaris kayu yang cukup panjang).

Berani sekali kamu mengganggu murid-murid saya.

(Punggung Roy terkena pukulan penggaris kayu membuat Roy meringis dan berusaha menghindar.lalu memilih bangkit dan kabur menuju mobilnya. Buru-buru masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya. Guru BP mengejarnya sambil mengacungkan penggaris kayu).

Kalau sekali lagi saya lihat kamu kemari dan mencoba mengganggu siswa-siswi saya, kamu akan mendekam di penjara!

Sepeninggal mobil Roy, para siswi berteriak serentak.

CROWDIED SISWI-SISWI

Yeaahhh! Bapak keren deh!

Guru BP tersenyum-senyum. Agnes mendekati guru BP.

AGNES

Terima kasih, Pak.

(Guru BP menundukkan kepalanya sesaat. Malu-malu).

GURU BP

Bukan apa-apa. Saya hanya melaksanakan tugas saya.

(Para siswi melirik sang guru yang nampak grogi karena tatapannya dan Agnes bertemu sambil berbisik-bisik. Guru BP beralih menatap Andy walau diam-diam masih melirik Agnes).

Andy,kamu tidak apa-apa?

ANDY

Iya, Pak.

(Tawa cekikikan siswi-siswi terdengar membuat sang guru menatap siswi-siswi dengan kesal).

Kalian cepat masuk sana ke sekolah! Kalian itu sudah telat dan jangan pikir kalian bisa bebas dari hukuman! Termasuk kamu Andy. Dan tulis nama-nama yang telat lalu letakkan di meja saya.

CROWDIED SISWI-SISWI

Yah, Bapak.

GURU BP

Cepat!

(Para siswi berlarian saat sang guru mengacungkan penggaris panjangnya. Tinggal Agnes dan Pak guru).

AGNES

Maaf, Pak. Sebenarnya saya ke sini untuk bertemu Pak kepala sekolah.

PAK GURU BP

Ada keperluan apa, ya?

AGNES

Saya wali Franca Anastasya.

PAK GURU BP

Ohh..

(Jeda sebentar karena kaget dan gugup).

Iya... Silahkan saya akan antarkan Anda...Ibu...

AGNES

(Tersenyum sambil mengulurkan tangannya).

Nama saya Agnesia, Pak.

PAK GURU BP

(Melap telapak tangannya yang berkeringat lalu menyalami Agnes).

Nama saya Ilham...

(Bergumam memelan)

walaupun kamu yang melahirkan Ilham di benak saya saat ini.

AGNES

Apa, Pak? Bapak bilang apa?

(Pak guru BP menyengir kikuk sambil mengusap rambutnya).

GURU BP

Saya nggak bilang apa-apa kok. Ayo, ayo,saya antar kamu ke ruang kepala sekolah sebelum anak-anak berganti mata pelajaran.

VOICE OVER GURU BP

Saya cuma bilang kamu akan mencuri perhatian semuanya melebihi mata pelajaran.

CUT TO

SCENE 43. EXT. KORIDOR SEKOLAH. PAGI

Pemain: Agnes, Para siswa, Guru BP

Koridor sekolah nampak sunyi. Pak Ilham dan Agnes berjalan beriringan. Sesekali dengan ekor matanya Pak Ilham mencuri lihat pada Agnes sambil diam-diam mengelus dadanya. Agnes yang melihatnya bertanya.

AGNES

Ada yang sakit, Pak?

PAK GURU BP

Saya sehat bugar. Lihat.

(Pak Ilham bergerak menunjukkan otot lengannya tanpa emnyadari hal itu membuat penggaris yang di pegang nyaris menghantam Agnes. Agnes mengelak).

Maaf.

(Pak Ilham menarik penggaris panjangnya kembali dan Agnes kembali mengelak).

Ohh, maaf.

Agnes menganguk kembali. Pak Ilham menggaruk kepalanya dengan gelagapan hingga berjalan tercecer dari Agnes.

VOICE OVER GURU BP

Bego lo, Ham. Macam anak ABG baru jatuh cinta aja.

(Pak Ilham memandangi langkah Agnes beberapa saat hingga Agnes membalikkan badannya dan kebingungan melihat guru itu).

AGNES

Bapak?

PAK GURU BP

(Berteriak agak kencang sambil berlari menjejak langkah Agnes).

Saya datang.

(Beberapa siswa yang mendengar suara Pak Ilham melongok melalui jendela kelas dan melihat guru mereka tengah berlari. Namun tatapan mereka fokus pada Agnes).

SEORANG SISWA

Lihat siapa yang bersama Pak Ilham! Bidadari coy!

(Beberapa siswa yang tidak bisa melihat melalui jendela kemudian melongok ke pintu. Siulan beberapa murid nakal terdengar).

(Pak Ilham membalikkan badannya).

PAK GURU BP

(Mendumel)

Anak-anak nakal ini.

(Berteriak)

Masuk ke kelas kalian dan belajar atau kalian akan saya jemur di lapangan!

(Bukannya menurut para siswa masih terus melihati Agnes).

Mbak Agnes, Mbak terus saja. Tepat di koridor ini ada ruang kepala sekolah. Ada plakatnya kok di depan pintu. Saya urus anak-anak dulu sepertinya ada guru yang absen hari ini.

(Agnes menggangguk paham).

AGNES

Baik, Pak. Terima kasih. Selamat bekerja.

(Agnes melambaikan tangan pada Pak Ilham tapi malah mendapat lambaian dari seluruh siswa. Wajah Pak Ilham nampak makin kesal dan buru-buru setelah melambaikan tangan Pak Ilham pun berlari menuju ke murid-murid).

(Murid- murid segera berlari kembali ke dalam kelas).

(Agnes melangkah dan beberapa saat kemudian tiba di depan ruang kepala sekolah. Papan nama kepala sekolah terlihat di pintu ruangan).

CUT TO

SCENE 44. INT. RUANGAN KEPALA SEKOLAH.PAGI

Pemain: Agnes, Franca, Kepala sekolah, Ibu guru.

Agnes duduk di sebuah sofa panjang bersama Franca. Pak kepala sekolah berada di sofa kecil bersama seorang guru wanita.

Franca menatap Agnes dengan kesal dari ujung kaki ke ujung kepala. Bibirnya terangkat sebelah.

AGNES

(Menggelengkan kepala menatap Franca

Saya selaku kakak Franca mohon maaf sebesar-besarnya atas kenakalan adik saya ini, Pak-Bu.

PAK KEPALA SEKOLAH

Saya yakin Franca sebenarnya anak yang pintar. Nyatanya dia berada di kelas 3IPA1. Namun kenakalan yang dia lakukan dan seringnya dia membolos sekolah bisa membahayakan masa depannya sendiri bahkan kali ini dia membuat salah satu temannya harus masuk UKS karena bertengkar pagi tadi.

AGNES

Apa?!

(Kaget dan refleks menatap Franca dengan emosi).

Apa lagi yang kau lakukan sekarang?

(Agnes berujar pada Franca tanpa suara hanya mulutnya yang terlihat bergerak. Franca milih cuek).

PAK KEPALA SEKOLAH

Saya berharap ada kerja sama yang baik antara sekolah dan keluarga dalam mengatasi masalah ini.

(Pak kepala sekolah menatap Agnes dari ujung kaki ke ujung rambut lalu beralih pada Franca).

Franca, saya paham kamu punya masalah di rumah, tapi cobalah bertekun dalam pendidikanmu.

FRANCA

Jadi apa jika sekarang saya bertekun belajar saya akan mendapatkan uang lima puluh juta dari Bapak?

PAK KEPALA SEKOLAH

Maksud kamu?

AGNES

Franca!

FRANCA

Tidak kan, Pak? Jadi belajar tidak membantu menyelesaikan masalah hidup saya.

(Franca berdiri).

Jadi pertemuan ini sudah selesaikan, Pak? Bapak sudah ketemu wali saya kan? Jadi sekarang saya tinggal menjalankan hukuman seperti biasanya kan?

AGNES

(Berdiri)

Franca!

(Memandang Bapak kepala sekolah dan ibu guru)

Bapak Ibu, maaf....

FRANCA

(Memotong)

Selamat pagi, Pak- Ibu.

(Franca melangkah pergi).

AGNES

Franca!

(Menatap bapak kepala sekolah dan ibu guru)

Maafkan adik saya, Pak-Bu. Saya mohon kebaikan hati Bapak untuk sudi tetap mengizinkan Franca sekolah di sini. Saya mohon.

(Agnes mulai terisak).

Saya tidak tahu lagi akan menyekolahkan dia dimana jika Bapak mengusirnya dari sekolah ini. Saya tidak mau Franca berakhir seperti saya, menjadi penyanyi club malam.

( Wajah Pak Kepala sekolah dan ibu guru terlihat kaget. Agnes menjatuhkan diri berlutut di depan kepala sekolah dan ibu guru yang seketika kembali kaget).

Saya mohon izinkan Franca tetap bersekolah di sini. Tolong selamatkan dia.

(Bapak kepala sekolah dan ibu guru saling berpandangan dan mendesah pelan. Lalu ibu guru mendekati Agnes dan mengusap pundak Agnes yang terbuka).

IBU GURU

Kamu jangan begini. Ayo berdiri.

AGNES

Saya akan berlutut di sini sampai Bapak dan Ibu mengizinkan Franca tetap sekolah disini.

(Meraih tangan ibu guru dan memegangnya erat).

Saya mohon biarkan Franca tetap bersekolah di sini. Saya akan mendidiknya lebih keras. Dia tidak akan bolos lagi. Saya janji.

INSERT

Franca menguping kejadian itu dari balik pintu ruang kepala sekolah yang sedikit tak dia tutup rapat.

VOICE OVER FRANCA

Berhenti memohon, Agnes. Aku bilang berhenti! Aku benci jika kau melakukan hal ini.

(Air mata Franca jatuh. Namun buru-buru dia seka. Dia baru akan menguak pintu ruangan kepala sekolah ketika suara kepala sekolah terdengar).

KEPALA SEKOLAH

Baiklah, kami akan mempertahankan Franca. Lagi pula dia sudah kelas tiga agak sulit memindahkannya di pertengahan tahun ajaran seperti ini. Kita berharap saja kesempatan ini akan membuat hati Franca tersentuh dan anak itu berubah menjadi lebih baik lagi.

INSERT

Franca melangkah meninggalkan depan ruang kepala sekolah dengan wajah menunduk.

Agnes mencium telapak tangan ibu guru dan pak kepala sekolah.

AGNES

Terima kasih, Pak-Bu. Terima kasih. Benar-benar terima kasih. Saya tidak akan pernah melupakan kebaikan Anda.

Kalau begitu saya permisi dulu.

KEPALA SEKOLAH

Ohh, silahkan.

(Agnes melangkah keluar dari dalam ruangan kepala sekolah).

CUT TO.

SCENE 45. EXT/ HALAMAN SEKOLAH/ PAGI

Pemain: Agnes, Franca

Franca nampak berdiri di halaman sekolah yang luas dalam posisi bersiap. Cahaya matahari pagi mengenai tubuhnya. Agnes menghampiri adiknya itu.

AGNES

Aku akan pulang. Baik-baiklah di sekolah. Tadi aku sudah memohon pada Pak kepala sekolah dan Beliau berniat memberimu kesempatan untuk tetap bisa belajar di sini. Berterima kasih lah pada Beliau dan berhentilah membuat masalah baru.

Franca menoleh dengan melotot menatap Agnes.

Jadilah murid yang baik. Belajarlah dengan giat dan soal perobatan Sisil...Bukankah aku sudah katakan itu bukan tanggung jawabmu? Berhenti memikirkannya. Pikirkan saja tentang hidupmu, masa depanmu

FRANCA

Kau mulai lagi.Berhentilah mengguruiku! Kelakuanmu tidak lebih baik dariku!

AGNES

Aku tidak mengguruimu. Aku hanya menasehatimu... Karena aku kakakmu.

FRANCA

Jadi karena kau kakak kau berpikir kehidupanmu lebih baik dariku?!

(Franca mendecih kesal).

Lihat dirimu.

(Franca menatap Agnes dari ujung kaki ke ujung kepala).

Bagaimana bisa kau datang dengan pakaian seperti itu ke sekolahku?!

AGNES

Aku dari club ketika kepala sekolahmu menelponku dan itu terdengar sangat urgen. Kau mendapat peringatan ketiga kalinya saat aku bahkan tidak pernah tahu kapan peringatan pertama keluar.

(Agnes meninggikan suaranya dengan tertahan dia bahkan mencondongkan wajahnya ke wajah Franca hingga terlihat seperti berbisik-bisik).

Kau bahkan memukul temanmu hingga terkapar di UKS. Apa kau sinting?!

FRANCA

(Masih dengan intonasi kesal)

Kau menghakimiku bahkan sebelum kau tahu kenapa aku bertengkar pagi ini di sekolah! Kau bahkan tidak menanyakan alasannya!

AGNES

Jadi apa kau punya alasan bagus kali ini?! Alasan apa yang membuatmu punya hak untuk memukul orang lain?!

FRANCA

Kau!

(Franca memekik sambil mengepalkan tangannya keras-keras).

Dia menyebutmu kupu-kupu malam! Mereka mendapatkan vidiomu dari seseorang di pintu gerbang sekolahku!

Agnes tersentak.

Jadi menurutmu aku harus bagaimana?!

AGNES

Maaf.

(Menyentuh lengan Franca. Franca menepiskan sentuhan itu dengan keras hingga Agnes terhuyung dan membentur tubuh Andy).

FRANCA

Pergi dari sini.

AGNES

Fran...

FRANCA

Aku bilang pergi dari sini! Apa kau ingin teman-temanku keluar dari kelas dan menemukanmu dengan pakaianmu yang seperti itu?!

AGNES

Maaf, aku tidak bermaksud menyulitkan hidupmu.

FRANCA

Tapi kau jelas selalu menyukitkanku. Sekarang pergilah!

AGNES

Haruskah kita selalu berakhir dengan pertengkaran padahal kita bersudara?

(Agnes menatap wajah Franca yang membuang pandangannya ke arah lain).

ANDY

(Menjulurkan jaket denim yang ada di tangannya pada Agnes).

Kakak bisa kenakan ini. Tidak akan ada yang berpikir pakaian kakakmu terlalu terbuka setelah dia mengenakan jaket, jadi dia bisa lebih lama di sini...

AGNES

(Memandang jaket yang dijulurkan Andy padanya lalu memandang wajah Andy. Dan menerima pemberian itu).

Terima kasih. Aku akan mengembalikannya melalui Franca besok.

(Franca masih membuang pandangannya).

Tapi aku akan pulang.

(Mengalihkan pandangannya pada Franca).

Fran, aku pulang.

(Franca hanya diam).

Daah.

(Franca tak juga melambaikan tangan. Andy melambaikan tangannya membalas lambaian Agnes yang sebenarnya tak tertuju padanya).

ANDY

Hati-hati, Kak.

(Agnes mengangguk sambil tersenyum, dengan ekor matanya Franca melirik kepergian Agnes).

CUT TO

.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar