Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
JUDUL ADEGAN : Cemburu Pertama
PENULIS : Rana Kurniawan
WAKTU : Siang – Sore Hari
TEMPAT : Lahan Pesantren & Masjid
---
[EXT – LAHAN PESANTREN – SIANG]
RANA sedang mencangkul bersama para santri putra.
Peluh menetes di keningnya, tapi matanya tak lepas dari LELI
yang sedang membantu IKA dan TINI di tepi lahan.
RANA berhenti mencangkul, pandangannya penuh perasaan yang tak terucap.
---
[EXT – LAHAN PESANTREN – LANJUTAN]
NAWI berjalan ke arah LELI.
Mereka tampak akrab — saling tersenyum dan berbicara pelan.
Dari kejauhan, RANA memperhatikan, wajahnya mulai tegang.
RANA (dalam hati)
Sialan... baru juga datang, udah berani deketin Leli.
RANA berhenti mencangkul, lalu menancapkan cangkul ke tanah.
Ia duduk, menunduk dalam diam.
LELI
(memanggil lembut)
Rana, sini... mau kubikinin kopi gak?
RANA menoleh cepat. Wajahnya dingin.
RANA
Gak usah... nanti bikin sendiri aja.
Suasana hening.
LELI menatap RANA sejenak, tersenyum kaku, lalu kembali duduk bersama IKA dan TINI.
---
[EXT – LAHAN PESANTREN – BEBERAPA SAAT KEMUDIAN]
RANA membuat kopi sendiri.
Tangannya gemetar halus, wajahnya tetap datar.
Di dekatnya, AJUM — santri senior — mengamati sambil tersenyum menggoda.
AJUM
Tadi mau dibikinin sang pujaan, eh malah nolak.
Sok kuat, tapi matanya keliatan cemburu tuh.
RANA hanya diam.
Ia terus mengaduk kopi pelan, matanya kosong menatap gelas.
---
[EXT – SISI LAHAN – TAK LAMA KEMUDIAN]
NAWI menatap LELI dari jauh, lalu menghampiri AJUM yang sedang lewat.
NAWI
Emang si Leli itu pacarnya si Rana, ya?
AJUM
(ngeledek)
Hehe... pengennya sih gitu. Tapi belum kesampaian.
NAWI tertawa kecil.
RANA yang tak jauh dari situ mendengar samar-samar.
Ia menunduk makin dalam — mencoba menahan perasaannya.
---
[INT – MASJID PESANTREN – SIANG HARI]
Jarum jam menunjuk pukul 11:30.
USTADZ KOSIM datang dan berdiri di depan para santri.
USTADZ KOSIM
Cukup dulu. Bersihkan badan, kita sholat berjamaah.
Para santri berhenti bekerja dan bergegas menuju masjid.
---
[EXT – HALAMAN PESANTREN – SORE HARI]
Setelah kegiatan sore, LELI datang membawa piring, gelas, dan termos.
Saat hendak pergi, NAWI menghampirinya lagi.
Mereka berbincang ringan — tawa kecil terdengar.
Dari jauh, RANA melihat semuanya.
Kali ini, ia tak bicara apa pun.
Wajahnya menahan kecewa, matanya memerah.
RANA (dalam hati, lirih)
Aku yang tiap hari di sini...
belum pernah bisa buat dia tertawa begitu.
Kamera menyorot wajah RANA yang murung.
Suara azan Ashar sayup-sayup terdengar dari kejauhan.
FADE OUT.