Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
JUDUL ADEGAN : Surat yang Tak Pernah Dikirim
PENULIS : Rana Kurniawan
WAKTU : Siang hingga malam hari
TEMPAT : Rumah Ustadz Kosim & Kamar santri
---
[INT – RUMAH USTADZ KOSIM – SIANG]
MAMAN dan ANDI berdiri kaku di depan UMI LILIS yang memegang dua surat di tangannya.
Wajah mereka merah padam.
UMI LILIS (bercanda)
Suratnya jatuh di depan pintu, Umi baca dikit... romantis banget, ya!
Terus Umi kasih aja ke Leli. Eh, kok Rana gak kirim surat juga?
RANA langsung tersipu dan menunduk dalam-dalam.
RANA (pelan)
Enggak, Mi... saya... belum siap aja.
Semua yang lain tertawa keras.
Rana ikut tersenyum malu.
---
[INT – KAMAR SANTRI – MALAM HARI]
Tiga hari kemudian.
Balasan surat akhirnya datang lewat IKA.
Semua santri laki-laki berkumpul, suasana tegang dan penasaran.
AJUM
Ayo buka, Maman dulu!
MAMAN membuka suratnya perlahan.
Tulisan tangan LELI terbaca jelas.
VOICE OVER (suara LELI lembut)
> Maaf, Maman. Leli belum bisa menerima perasaan kamu.
> Semoga kita tetap jadi saudara yang baik di pondok ini.
Suasana langsung riuh.
ANDI (berusaha tenang)
Sekarang giliranku, deh...
Ia membuka surat kedua.
Isinya hampir sama — penolakan lembut yang sama sopannya.
RANA (tersenyum lega, dalam hati)
Tinggal aku, Ajum, dan Suamad...
SUAMAD (santai)
Udah, sekarang giliran kita yang nulis.
Malam itu, AJUM dan SUAMAD menulis surat mereka dengan serius —
penuh gombalan khas masing-masing.
RANA hanya duduk diam, menatap mereka dengan tatapan kosong.
Kertas di depannya tetap putih.
---
[INT – KAMAR SANTRI – SORE HARI BERIKUTNYA]
IKA datang lagi, membawa dua surat balasan.
AJUM dan SUAMAD langsung berebut membukanya.
VOICE OVER (suara LELI lembut)
> Maaf, Ajum...
> Maaf, Suamad...
> Leli belum bisa menerima perasaan kalian.
> Tapi terima kasih sudah jujur.
Semua terdiam.
Hanya suara jangkrik terdengar dari luar jendela.
RANA memandangi mereka satu per satu, lalu menunduk.
RANA (pelan tapi tegas)
Aku nyerah.
Kalian aja ditolak, apalagi aku...
AJUM (tersenyum bijak)
Jangan gitu, Ran.
Kadang yang gak nyatain justru yang paling diingat.
Rana menatap AJUM, lalu tersenyum kecil.
Namun di matanya, ada secercah harapan yang belum padam.
KAMERA perlahan menyorot wajah RANA yang termenung,
dikelilingi cahaya lampu minyak yang redup.
FADE OUT.