Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
JUDUL ADEGAN : Cinta yang Diam-diam Terpendam
PENULIS : Rana Kurniawan
WAKTU : Beberapa minggu kemudian
TEMPAT : Pondok Pesantren
---
[EXT – HALAMAN PESANTREN – PAGI HARI]
Suasana pondok tampak berbeda.
Para santri semakin ramai — wajah-wajah baru berdatangan.
RANA duduk di teras bambu, memperhatikan halaman yang mulai penuh.
RANA (narasi, suara hati)
Kabar tentang Leli semakin menyebar ke segala penjuru kampung.
Orang-orang datang, katanya mau mengaji.
Tapi aku tahu... tujuan mereka bukan itu.
---
[CUT TO – MONTAGE]
Beberapa pemuda datang dengan peci rapi, membawa kitab,
namun sesekali melirik ke arah rumah USTADZ KOSIM.
Dua duda paruh baya berbisik-bisik sambil tersenyum
saat melihat LELI lewat.
LELI berjalan melewati halaman pondok dengan senyum lembut,
membawa ember air.
Semua mata menatapnya.
RANA (narasi)
Leli... gadis yang sederhana,
tapi entah kenapa... selalu bikin hati siapa pun jadi tenang saat memandangnya.
Dia memang cantik.
Bahkan setelah Ika... cuma dia yang bisa bikin pondok ini tiba-tiba ramai.
---
[INT – KAMAR SANTRI – MALAM]
RANA duduk di atas kasur tipis, menatap kertas kosong di depannya.
Suara jangkrik terdengar dari luar jendela.
RANA (lirih)
Semua orang ngirim surat buat dia...
tapi aku udah gak sanggup lagi.
Ia mulai menulis pelan.
---
ISI SURAT (dibacakan pelan)
> Leli, aku tahu sekarang kamu jadi perhatian semua orang.
> Aku gak bisa bersaing dengan mereka semua.
> Tapi setiap malam, aku cuma bisa nulis dan nyimpen surat ini...
> buat kamu, yang gak pernah baca.
---
RANA melipat surat itu dengan hati-hati.
Ia meniupnya pelan, seolah menitipkan perasaan di udara.
Kemudian membuka laci lemari kecil di pojok kamar —
penuh dengan surat-surat yang tak pernah dikirim.
Ia menatap tumpukan surat itu lama, matanya berkaca-kaca.
RANA (suara hati, lirih)
Setiap surat ini... saksi dari perasaan yang cuma aku tahu sendiri.
---
[EXT – HALAMAN PESANTREN – SORE]
RANA berjalan sendirian,
melihat LELI berbincang dengan santri lain.
Ia tersenyum tipis,
tapi matanya menyimpan rasa kehilangan.
RANA (narasi)
Hari-hari terus berjalan...
dan aku makin sadar,
mungkin cinta ini cuma bisa hidup...
di dalam surat yang tak pernah sampai.
FADE OUT.