Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Belajar Bersama ArRa
Suka
Favorit
Bagikan
5. 5. INT. RUANG KELAS - PAGI (JULI 2007)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUANG KELAS - PAGI (JULI 2007)

Keesokan harinya, Randi datang ke sekolah lebih awal karena hari itu adalah jatah dia melakukan piket kelas. Biasanya di hari piket seperti ini Randi adalah yang paling pertama datang, tapi ternyata sudah ada seorang murid yang tiba lebih dulu. Aryo sedang menyapu lantai di bawah meja guru ketika Randi masuk ke dalam kelas. Ternyata hari ini juga merupakan jatah piketnya.

ARYO

(menoleh ke arah pintu, memastikan siapa yang datang)

Oh, hai.

RANDI

Hai.

Randi menghampiri tempat duduknya dan meletakkan tasnya. Ia kemudian berjalan menuju papan tulis dan menghapus coret-coretan sisa pelajaran kemarin. Randi lalu teringat dia belum berkenalan dengan Aryo. Setelah papan tulis itu bersih, Randi menghampirinya.

RANDI

(mengulurkan tangan untuk berjabat tangan)

Hei, kita belum kenalan kemarin. Gue Randi.

ARYO

(menjabat tangan Randi)

Gue Aryo.

RANDI

Ternyata lu bisa juga dateng ke sekolah pagi.

ARYO

Ah, ya. Harus mulai dibiasain.

RANDI

Mungkin udah ada yang tanya ini ke lu. Kenapa baru mulai masuk kemarin? Lu sakit?

ARYO

Enggak, gue nggak sakit kok. Ada urusan administrasi yang perlu diselesaikan, jadi gue baru bisa masuk kemarin. Telat satu jam pula.

Aryo tertawa ringan, namun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai urusan administrasi yang ia sebutkan. Randi mengernyitkan dahinya, bingung. Urusan administrasi apa yang butuh waktu sampai seminggu? Meskipun begitu, Randi tidak melanjutkan pertanyaannya.

RANDI

Ngomong-ngomong, kita udah ada satu PR Matematika buat dikumpulin besok. Lu udah ada buku cetaknya?

Aryo menggeleng.

RANDI (CONT'D)

Kalo lu mau, gw bisa kopiin halaman soalnya nanti.

ARYO

Mau! Makasih yah.

Melihat raut wajah Aryo yang menjadi cerah dan bersemangat setelah mendengar tawaran kecilnya, Randi terdiam. Beberapa saat kemudian dia tersenyum simpul kepada teman barunya itu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar