Cuplikan Chapter ini
Malam itu di Pondok Indah JakartaLampu kamar sudah dipadamkan tirai ditarik dan suara dari luar hanya samar-samar detak waktu di dalam rumah yang terasa terlalu besar bagi perempuan yang merasa terlalu kecilAlya berdiri di depan cermin besar di sudut kamar Tubuhnya dibalut piyama tipis rambutnya lepas dan wajahnya kosong Tak ada air mata tapi jelas ia telah menangis sepanjang hari Di bawah matanya garis letih membekas Tapi luka paling dalam bukan di wajah Melainkan di dada