Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Infinite Love
Suka
Favorit
Bagikan
19. The Sacrifice

SCENE 110. INT. RUMAH SAKIT (SIANG HARI)

(Nolan dilarikan ke IGD oleh beberapa petugas dan perawat serta didampingi oleh Ayunda disampingnya. Ayunda terus memegang tangan Nolan sembari memanggil namanya. Ketika sampai, dokter segera melakukan pengecekan terhadap Nolan)

Dokter : kondisi Dr. Nolan saat ini sangat kritis. Kita harus segera melakukan operasi.

Ayunda : (kaget) operasi ?!

Dokter : benar. Dr. Nolan harus segera dioperasi. Jika tidak, Dr. Nolan akan berada dalam bahaya

Ayunda : (menangis)

(Kemudian Dokter tersebut memberi perintah kepada seorang perawat)

Dokter : segera siapkan ruang operasi

Perawat : baik dok

Ayunda : Nolan… buka matamu..

Cut To

 

SCENE 111. INT./INT. DI DEPAN RUANG OPERASI (SIANG HARI DAN SORE HARI)

(Ayunda dan beberapa perawat mengantarkan Nolan ke ruang operasi. Ketika sudah sampai di depan ruang operasi, Ayunda segera dihentikan oleh salah seorang perawat)

Ayunda : maaf mbak, anda hanya boleh mengantar sampai disini. Anda tidak boleh masuk

Ayunda : …

(Perawat itu pun lalu masuk dan Ayunda terdiam di depan pintu ruang operasi sambil menangis)

 

*Montage

(Beberapa jam telah berlalu dan Nolan masih berada di ruang operasi. Ayunda duduk di bangku di depan ruang operasi dengan wajah khawatir sambil terus berdo’a. Tak lama kemudian, Nayla dan Rian datang)

Nayla : (memanggil) Ayunda !!

(Ayunda pun menoleh ke arah Nayla dan Rian. Nayla dan Rian segera berlari menghampiri Ayunda. Ayunda berdiri dan memeluk Nayla)

Ayunda : (menangis) Naylaaa… Nolann belum ada kabar sejak tadi…. Udah berjam-jam dia dioperasi tapi masih belum selesai. Gimana kalau terjadi apa-apa sama Nolan, Nay…

Nayla : Yun yang tenang dulu ya… Nolan pasti gak papa kok

(Tak lama kemudian, giliran Mama Nolan yang datang. Ia berlari menuju ke tempat Ayunda, Nayla dan Rian)

Mama Nolan : tante langsung ambil penerbangan untuk pulang ke Palembang. Gimana keadaan Nolan sekarang Ayunda ? apa dia udah siuman ?

Ayunda : (menggelengkan kepala sambil menangis)

Rian : Nolan… mulai diopersi sejak siang tadi dan masih belum keluar tante

Mama Nolan : (kaget) apa ?! ini udah hampir malam dan masih belum selesai? Gimana kalo Nolan kenapa-napa…

(Tiba-tiba saja Mama Nolan pingsan. Ayunda, Nayla dan Rian terkejut melihatnya)

Ayunda & Nayla : Tante !!

Rian : biar aku aja yang urus tante, kalian disini aja

Nayla : tolong ya Rian

Rian : (mengangguk)

(Rian meggendong Mama Nolan dan pergi membawanya ke tempat ia bisa beristirahat)

Cut To

 

SCENE 112. INT. DI DEPAN RUANG OPERASI (MALAM HARI)

(Malam sudah tiba dan operasi masih belum kunjung selesai. Ayunda masih menunggu ditemani Nayla dan Rian. Nayla menatap Ayunda dengan tatapan khawatir)

Nayla : Yun… kamu harus istirahat. Kamu belum makan sejak tadi. Liat tuh muka kamu pucet banget, badan kamu lemes. Kalo kek gini terus kamu bisa pingsan

Rian : Nayla benar Ayunda… paling tidak kamu harus makan

Ayunda : aku gak mau… aku gak bisa. Aku ngerasa bersalah. Nolan lagi berjuang disana dan aku gak bisa ngelakuin apa-apa

Nayla : Nolan pasti juga gak mau kamu nyiksa diri kek gini Yun… ayolah setidaknya kamu makan sedikit

Ayunda : (menggeleng-gelengkan kepala)

(Nayla dan Rian terlihat khawatir terhadap Ayunda. Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruang operasi)

Rian : Dr. Putra, gimana keadaan Nolan dok ?

Dr. Putra : jadi begini Dr. Rian, operasi berhasil dilakukan dan Dr. Nolan sudah melewati masa kritisnya, tetapi Dr. Nolan kehilangan banyak sekali darah karena ia terbentur sangat keras sehingga menyebabkan pendarahan bagian dalam. Kita harus segera melakukan tranfusi darah. Akan tetapi, Dr. Nolan berolongan darah AB- yang sangat langka dan saat ini persediaan di rumah sakit ataupun PMI sudah habis.

Ayunda : saya AB- !

Rian : kamu gak bisa mentransfusi darah kamu Ayunda. Kondisi kamu sedang tidak baik, kalo kamu paksain, justru akan berdampak ke kamu nanti

Ayunda : aku gak peduli… setidaknya cuman ini yang bisa aku lakuin buat nyelamatin Nolan

Rian : tapi kamu gak bisa Ayunda

Ayunda : aku mohon !! tolong izinin aku… kita udah gak punya banyak waktu lagi.

(Rian, Nayla dan Dr. Putra terlihat ragu dan khawatir. Mereka sempat terdiam sejenak untuk berfikir. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengizinkan dengan berat hati)

Dr. Putra : baiklah jika memang itu permintaan mbak. Silahkan ikut saya

(Dr. Putra pergi dengan diikuti oleh Ayunda, Nayla dan Rian dibelakangnya)

Cut To

 

SCENE 113. INT. RUANG TRANSFUSI DARAH (MALAM HARI)

(Ayunda berbaring diatas kasur sambil mendonorkan darahnya. Terlihat tepat disebelahnya ada Nolan yang sedang terbaring tidak sadarkan diri. Ayunda menatap ke arah Nolan dengan tersenyum sambil menangis. Ia merasa senang akhirnya ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan Nolan.)

Cut To

SCENE 114. INT. RUANG RAWAT INAP (PAGI HARI)

(Nolan telah dipindahkan di ruang rawat inap. Ia terbaring diatas kasur, masih belum siuman. Ternyata di ruangan yang sama, Ayunda juga terbaring diatas kasur disebelah Nolan. Nayla dan Rian juga berada disana untuk menemani mereka. Rian dan Nayla duduk di sofa yang disediakan di dalam kamar tersebut)

Nayla : ya ampun Ayunda… udah tau kondisinya lagi kek gitu tapi dia tetep maksain diri. Kann akhirnya jadi dia juga harus dirawat. Untung dia gak kenapa-napa, cuman butuh istirahat. Ya kan ?

Rian : …

Nayla : kok kamu diam aja babe ?

Rian : (tersadar) oh, aku cuman takjub aja

Nayla : ??

Rian : setelah semua yang Nolan lakuin ke Ayunda, dia masih aja peduli sama Nolan bahkan sampe membahayakan dirinya sendiri. Aku benar-benar ngerasa kalo Ayunda itu sangat… keras kepala

Nayla : (tertawa kecil) iya kamu bener banget. Dia keras kepala banget

(Nayla dan Rian tertawa kecil membicarakan kedua sahabat mereka.)

Cut To

 

SCENE 115. INT./INT. RUANG RAWAT INAP (SIANG HARI)

(Siang harinya, hanya ada Ayunda dan Nolan saja di kamar. Mereka masih belum bangun. Tak lama kemudian, Ayunda membuka matanya perlahan. Ia terlihat masih lemas dan pucat. Ia mulai melihat-lihat sekelilingnya dan sadar ternyata ia berada di ruang inap. Ketika ia menoleh ke arah kanan, ia melihat Nolan sedang terbaring masih belum sadarkan diri. Ayunda pun bangun dan berusaha untuk beranjak dari tempat tidurnya. Awalnya ia terlihat bergetar ketika berjalan, tapi lama-kelamaan ia mulai terbiasa. Ayunda berjalan mendekati Nolan dan menatapnya dengan tatapan bahagia. Perlahan air mata mulai membasahi pipinya. Ia memegang tangan Nolan. Perlahan ia mendekati Nolan dan mencium keningnya)

 

*Montage

Nayla : aku seneng banget kamu udah sadar Yun. Kamu gak papa kan? Ada yang sakit ? pusing ? mual ?

Ayunda : (tersenyum) enggak… aku enggak papa kok

Nayla : (menangis) kenapa sih kamu keras kepala banget. Kalo sampe kamu juga sakit gimana…

Ayunda : (kaget) ma-maaf Nay…

Nayla : (menangis)

Rian : (merangkul Nayla) Nayla khawatir banget sama kamu Ayunda. Dia sampe dimarahin sama atasannya karena sering gak masuk. Soalnya dia mau ngejagain kamu

Ayunda : emangnya aku udah berapa hari gak sadarkan diri ?

Rian : udah 3 hari

Ayunda : oh…

Nayla : aku udah ngasi kabar ke kantor dan aku juga udah ngebarin keluarga kamu di Tanjungpinang. Mama kamu khawatir banget bahkan kemarin adek kamu juga mau nyusul kamu kesini. Tapi pas Rian jelasin kalo kamu cuman perlu istirahat, jadinya dibatalin.

Rian : sebaiknya kamu telpon orang tuamu nanti. Mama kamu pasti lega denger kamu udah baik-baik aja sekarang

Ayunda : (mengangguk)

(Ayunda menoleh ke arah Nolan. Nayla dan Rian melihat Ayunda yang sedang menatap Nolan)

Nayla : Nolan masih belum sadar ya…

Rian : cederanya cukup parah. Bakal butuh waktu sampe dia siuman. Kita berdo’a aja semoga Nolan bisa cepat sadar

(Ayunda terus menatap Nolan)

Cut To

 

SCENE 116. EXT. TAMAN RUMAH SAKIT (SORE HARI)

(Ayunda sedang duduk di bangku taman rumah sakit. Ia terlihat sedang menelpon seseorang)

Ayunda : iya Ma… udah gak papa kok, cuman perlu istirahat aja. Iya iya… hmm… iya Mama juga ya… dah…

(Ayunda pun mematikan telponnya. Kemudian ia men-scroll ponselnya dan menatapnya lama. Ternyata ia sedang menatap kontak Bu Direktur. Ia awalnya terlihat ragu, tapi tak lama kemudia ia memutuskan untuk menelponnya)

Ayunda : Halo Bu Direktur …

Cut To

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar