Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Infinite Love
Suka
Favorit
Bagikan
18. The Tragedy

SCENE 107. INT. KAMAR MESS (MALAM HARI)

(Malamnya, Ayunda duduk di kamarnya sambil menangis. Ia tak percaya ternyata Nolan masih berhubungan dengan Irene, bahkan sampai berbohong kepadanya. Yang paling membuatnya sakit hati adalah ia melihat Irene memeluk Nolan, tetapi Nolan tidak segera melepaskan pelukkan Irene tersebut dan malah diam saja. Ayunda menangis sambil menggenggam kalung yang diberikan Nolan. Ia menangis di kamarnya sendirian tanpa ada yang menghiburnya.)

Cut To

 

SCENE 108. INT. KAMAR MESS (SIANG HARI)

(Ayunda sedang duduk menatap ponselnya dengan wajah sedih. Ia terlihat ragu memutuskan untuk menelpon Nolan atau tidak. Setelah sekian lama, akhirnya ia pun memutuskan untuk menelpon Nolan)

Nolan : Halo ?

Ayunda : Halo Nolan, maaf aku ngeganggu. Kamu lagi sibuk gak ?

Nolan : hmm enggak sih. Kenapa ?

Ayunda : ada yang pengen aku bicarakan sama kamu. kita bisa ketemuan gak ?

Nolan : oh boleh. Sekarang ?

Ayunda : (mengiyakan) hmm. Di taman aja ya

Nolan : oke, aku jemput kamu ya

Ayunda : gak usah. Kita ketemuan aja disana

Nolan : ooh oke

(Ayunda pun langsung mematikan telpon)

Cut To

 

SCENE 109. EXT. TAMAN (SIANG HARI)

(Ayunda sedang duduk di bangku taman menunggu Nolan. Ia membawa laporan yang dimintai tolong oleh Rian. Tak lama kemudian, Nolan pun datang)

Nolan : (memanggil) Ayunda

Ayunda : (menoleh ke arah Nolan)

Nolan : kamu nunggu lama ya

Ayunda : (menggeleng-gelengkan kepalanya)

Nolan : (duduk) kenapa kamu mendadak ajak ketemuan ? ada yang mau kamu omongin ?

(Tanpa berbicara, Ayunda memberikan laporan Rian kepada Nolan. Nolan menerimanya dengan wajah yang agak bingung)

Nolan : ini… kok ada di kamu ?

Ayunda : Rian minta tolong ke aku supaya kasih ke kamu. kemarin ini kebawa sama Nayla

Nolan : pantesan aku cari-cari gak ketemu. Dasar tu anak

Ayunda : …

(Ayunda hanya diam saja dengan terlihat lesu dan sedih. Nolan menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan Ayunda)

Nolan : kamu gak papa ? kamu sakit ?

Ayunda : (menggeleng-gelengkan kepala)

Nolan : trus kok kamu lain dari biasanya ? ada apa? Cerita sama aku

Ayunda : (menatap Nolan dengan wajah sedih)

Nolan : kenapa ? kenapa kamu natap aku kek gitu? Tolong cerita sama aku Ayunda. Ada yang bikin kamu sedih ? masalah kerjaan ?

Ayunda : Nolan, kamu…

Nolan : iya kenapa ?

Ayunda : kamu masih berhubungan dengan Irene kan?

Nolan : (kaget) !!!

Ayunda : kali ini tolong jawab aku dengan jujur Nolan, jangan berbohong lagi sama aku.

Nolan : ap-apa maksud kamu Ayunda

Ayunda : aku tau, malam itu kamu telat jemput aku karena kamu ketemu Irene kan ? tapi kamu bilang karena urusan pasien dan ketika aku datang untuk antarin kamu bekal, kamu juga lagi sama Irene, tetapi kamu gak pernah cerita sedikitpun sama aku. (menangis) aku berusaha untuk gak mikir macam-macam. Aku berusaha mikir kalo kamu pasti punya alasan kamu sendiri. Aku terus menunggu sampai kamu mau cerita ke aku, tapi sampe sekarang kamu gak pernah.

Nolan : aku sama Irene udah gak ada hubungan la-

Ayunda : (memotong pembicaraan Nolan) kemarin… aku datang ke apartement kamu. aku lihat Irene meluk kamu dari belakang, tapi aku gak lihat kamu ngelepasin pelukannya Nolan. Aku benar-benar berharap kamu segera ngelepasinnya, tapi aku enggak lihat itu Nolan. aku berusaha untuk percaya sama kamu, tapi sekarang aku gak tau apa aku masih bisa apa enggak.

(Kemudian keadaan menjadi hening sejenak)

Ayunda : Novel di kamar kamu… itu punya Irene kan?

Nolan : (kaget)

Ayunda : aku sempat membukanya sedikit dan aku lihat ada nama Irene disana.

Nolan : …

Ayunda : (tersenyum) kamu menyimpan novel itu dengan baik dan kamu marah ketika aku megang novel itu. Dengan itu saja aku udah tau kalo kamu masih punya perasaan dengannya. Itu pasti alasan kenapa kamu belum membuka sepenuhnya hati kamu untuk aku. Kamu masih sayang dengannya Nolan.

Nolan : enggak Ayunda

Ayunda : aku memang mengatakan kalo aku akan menunggu dan slalu maafin kamu, tapi aku gak mau kamu menjalin hubungan sama aku untuk sekedar menjadikan aku pelampiasan Nolan

Nolan : aku sama sekali gak pernah mikir untuk jadiin kamu pelampiasan

Ayunda : …

(tiba-tiba saja, Ayunda berdiri)

Ayunda : tentang hubungan kita… sepertinya kita harus pikirkan lagi

Nolan : apa ?

(Kemudian Ayunda berjalan menuju ke arah jalanan meninggalkan Nolan. Nolan pun akhirnya bangun dan mengejar Ayunda. Nolan menarik tangan Ayunda)

Nolan : aku minta maaf aku udah bohong sama kamu, aku gak pernah cerita tentang pertemuan aku dengan Irene ke kamu. Aku sadar aku salah. Tapi aku mohon jangan akhiri hubungan kita. Aku milih kamu karena ada alasan. Sekalipun aku gak pernah berfikir untuk menjadikan kamu pelampiasan. Dan untuk Irene, aku sama sekali gak pernah berniat untuk balik ke dia lagi dan aku udah gak punya perasaan apapun ke dia

Irene : kamu bohong Nolan

(Ayunda dan Nolan seketika kaget melihat Irene yang tiba-tiba muncul dan berdiri di tepi jalan)

Irene : kamu hanya gak mau mengakui perasaan kamu

Nolan : diam kamu ! gak puas kamu gangguin dan nyakitin aku selama ini ?! jangan maksa aku berbuat kasar ke kamu Irene

Irene : aku akan buktiin kalo masih cinta sama aku untuk terakhir kalinya

Nolan : apapun itu aku udah gak peduli

Irene : …

(Tiba-tiba Irene berjalan ke arah jalan raya. Perlahan ia mulai mendekati tengah jalan raya yang ramai. Dari kejauhan tampak sebuah mobil melaju ke arahnya. Ayunda dan Nolan kaget melihat Nayla yang berusaha melakukan percobaan bunuh diri. Seketika Nolan langsung melepaskan tangan Ayunda. Ia meninggalkan Ayunda dan segera berlari ke arah Irene. Nolan berusaha menyelamatkan Irene dengan mendorongnya. Akan tetapi, malah justru Nolan lah yang tertabrak menggantikan Irene. Nolan terpental sejauh beberapa meter dan langsung terkapar berdarah. Ayunda seketika kaget menyaksikan hal itu. Ia segera berlari menghampiri Nolan sambil menahan tangis diikuti dengan sekerumunan orang. Ayunda meletakkan kepala Nolan diatas pangkuannya dan berusaha membangunkannya, sementara beberapa orang disana berusaha menelpon ambulans)

Ayunda : (menangis) Nolan… bangun Nolan… ayo bangunn…

(Ayunda terus berusaha memanggil Nolan tanpa sadar bahwa mereka sudah dikerumuni banyak orang)

Cut To

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar