Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 1. EXT. TAMAN KOTA (MALAM HARI)
(menggambarkan para remaja yang sedang bermain sosial media. Terlihat mereka sedang membicarakan, stalking, meng-like dan memuja-muja foto-foto di akun sosial media Dr. Nolan)
Cut To
SCENE 2. INT. RUANGAN DR. NOLAN (TENGAH MALAM)
(Nolan sedang duduk di kursinya membelakangi kamera sambil melihat-lihat sosial medianya dan melihat notifikasi tag video lalu menontonnya)
Nolan : hmhm (tertawa kecil lalu meng-like video tersebut)
(Tiba-tiba seorang perawat mengetok pintu dan masuk ke ruangan)
Perawat : Dokter Nolan, waktunya keliling untuk cek pasien
Nolan : (memutar kursinya sambil tersenyum) Ayo..
CAMERA : ZOOM IN ke wajah Nolan
Cut To
SCENE 2. INT. KAMAR AYUNDA (PAGI HARI)
(terdengar suara alarm berbunyi)
Ayunda : (meraih HP nya dan mematikan alarm lalu bangun sambil melihat handphonenya dan melihat ada notifikasi di sosial medianya) hmm? Ada notif. Tumben pagi-pagi gini dapat notif.
(terlihat Ayunda mendapatkan like dari akun Dr. Nolan)
Ayunda : (kaget dan berteriak) haa??!! Aaaaaaaa!!!!
(Evita yang masih tertidur di sebelah pun terbangun mendengar teriakkan Ayunda)
Evita : (bingung) hah?! Ngapa ? Ngapa ? ada apa?
Ayunda : (terharu) Pitaaaa… aku dapat like dari Dr. Nolan pitaa… video yang aku tag ke dia semalam, dia like taa..
Evita : (marah) iisss kau ni bikin orang parno aja lah. Masih pagi dah bikin rusuh (sambil kembali tidur)
(Ayunda tidak memperdulikan adiknya dan terus melihat dan memeluk handphonenya sambil tersenyum kegirangan)
Ayunda : aku harus kasih tau ke Jihan dan Citra
Cut To
SCENE 3. INT. CAFÉ (SIANG HARI)
(Jihan dan Citra sedang duduk berdua di café sambil berbincang-bincang)
Citra : si Yunda ngapain sih tiba-tiba ngajak kita ngumpul? Kan baru kemarin kita ketemuan
Jihan : gak tau tuh, katanya ada hal penting banget
Citra : hal penting apaan sih? Awas aja deh kalo gak penting, aku santet tuh anak
Jihan : (tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya)
(kemudian Ayunda datang dan langsung menghampiri Jihan dan Citra dengan nafas terengah-engah)
Ayunda : guys, ada berita penting guys, berita besaarrrrr
(Jihan dan Citra langsung duduk tegap dan penasaran)
Jihan : emang ada apaan sih, Yun?
Ayunda : jadi tadi pagi itu, aku cek handphone, pas aku liat, ternyataaa
Citra : (antusias) ya? ya?
Ayunda : (sambil tersenyum kegirangan) video ku di like sama Dr. Nolaan guysssss. Aaaaaaaa!! Senangnyaa akuuuu!!!
(Jihan dan Citra langsung lemas sambil memasang wajah kesal)
Jihan : astaghfirullahaladzim.. Ya Allah sabarkan lah hati hambamu ini Ya Allah (sambil mengelus-elus dada)
Citra : kau tunggu nanti malam yaa, aku santet kauu nanti malam
Ayunda : setelah sekian lama, akhirnya aku di notice sama diaa. Omaygatt, jangan-jangannn… ini pertanda, kalau kami memang ditakdirkan untuk bersama
(Jihan dan Citra terdiam sambil menatap Ayunda)
Ayunda : kok kalian diam aja sih? Bener kan ? kasih respond dong
Citra : halu kau tu udah level akut loh Yun. Kemaren kau halunya sama pangeran Brunei , sekarang sama dokter yang dari mana itu ?
Jihan : Palembang
Citra : ha iya itu. Nanti besoknya ganti lagi, nanti ganti lagi. Gitu-gitu aja terus
Jihan : (mengangguk-anggukkan kepala sambil menyilangkan tangan)
Ayunda : tapi kali ini beneran kok guys. Rasanya kek ada yang berbeda aja gitu
Jihan : beda gimana ?
Ayunda : (dengan wajah serius ) hmm.. aku gak tau cara jelasinnya sih, tapi rasanya ada percikkan yang berbeda dengan cowok-cowok haluku yang sebelumnya, disini (sambil menempatkan tangannya di dada)
Citra : (berbisik ke Jihan) kemaren dia bilang kek gitu juga tentang cowok halunya yang sebelum-sebelumnya
Jihan : (tertawa kecil)
Cut To
SCENE 4. INT. KAMAR AYUNDA (MALAM HARI)
(Ayunda sedang duduk di meja belajar sambil menatap laptop dan berdo’a)
Ayunda : semoga aku diterima…
(tiba-tiba Evita membuka pintu dan masuk)
Evita : oi Nong, mama manggil suruh makan tuh
Ayunda : Oh iya bentar
(Evita keluar dan Ayunda langsung menutup laptopnya lalu menyusul keluar kamar)
CAMERA : Dari arah pintu ke arah buku berjudul “About Palembang” diatas meja belajar
Cut To
SCENE 5. INT. RUANG MAKAN (MALAM HARI)
( Ayunda, Evita dan Mama mereka sedang makan malam bersama sambil berbincang-bincang)
Mama : jadi kapan keluar pengumuman diterima magangnya, Nda ?
Ayunda : Beberapa hari lagi, Ma
Mama : Tapi kenapa harus di Palembang sih ? kan Pekanbaru ada, saudara juga banyak disana, trus lebih dekat lagi
Ayunda : Yunda pengen belajar banyak disana karena disana banyak hal-hal unik dan peluangnya juga besar ma
(Evita diam-diam memperhatikan Ayunda)
Mama : yaudah, nanti kalau misalnya diterima, baik-baik disana ya
Ayunda : iya ma…
Cut To
SCENE 6. INT. DAPUR (MALAM HARI)
(Ayunda dan Evita sedang mencuci piring bersama)
Evita : jujur aja, kau mau ke Palembang pasti gara-gara Dr. Nolan itu kan? (sambil menyipitkan mata)
Ayunda : (cemas) enggak lah, mana ada
Evita : halahh gak usah bohong. Nilai kau bagus, kalo misalnya emang pengen belajar hal-hal baru harusnya ambil keluar negeri sekalian. Lagian kemaren pas kau masih bucin-bucinnya sama pangern Brunei, kau bilang pengen magang kesana. Sekarang bucin sama orang Palembang, langsung ganti pengen magang ke Palembang. Bukan tak tau aku..
(Ayunda pun terdiam lalu memegang tangan Evita)
Ayunda : Ta, plis jangan kasih tau mama. Kalau dia tau pasti nanti aku gak dikasih
Evita : why should I ?
Ayunda : kau kan adek aku (mengedipkan sebelah matanya)
(Evita terdiam dengan tatapan jijik lalu elepaskan genggaman tangan Ayunda)
Evita : whatever, yang penting disana kerja betul-betul
Ayunda : makasih taa (sambil memeluk Evita)
Evita : (kesal dan melepaskan pelukkan Ayunda) iihh gak usah peluk-peluk
Ayunda : (tetap berusaha memeluk dengan senang)
Cut To
SCENE 7. INT. APARTEMENT NOLAN (SIANG HARI)
(Nolan baru saja pulang dari Rumah Sakit dan terlihat lelah lalu ia langsung berbaring di sofa)
Nolan : fuhh… gilak hari ini capek banget
(kemudian ia mengecek handphone nya dan membaca pesan yang ditinggalkan mamanya)
Mama Nolan (VO) : Nolan, mama sudah atur dinner kamu sama anaknya Pak Rusdi jam 7 nanti malam. Pokoknya kamu harus datang!
(Nolan terlihat kesal kemudian meng-silent kan handphonenya lau menutup matanya dengan satu lengannya dan tidur)
Cut To
SCENE 8. EXT. TAMAN (SIANG HARI)
(Ayunda sedang berjalan sendirian di taman sambil meng-stalking akun sosial media Nolan)
Ayunda (VO) : hihihi ganteng banget calon imamku Ya Lord… Aaaa! (senyum-senyum sendiri)
(kemudian ia tidak sengaja mendengar percakapan dua orang perempuan yang sedang membicarakan Nolan)
Perempuan 1 : iihh gilak sih Dr. Nolan, udah ganteng, kaya, pintar lagi
Perempuan 2 : iya, siapa sih yang gak mau sama dia. Pasti dia jadi rebutan cewek-cewek
Perempuan 1 : bener banget. Eh tapi dia udah ada cewek gak sih? Perasaan dia gak pernah bicarain tentang pacar sama sekali deh
Perempuan 2 : pake ditanya lagi.. ya udah pasti ada lah, gk mungkin orang kek dia gak punya pacar
Perempuan 1 : emang kau tadi dari mana? Dia aja gak pernah cerita
Perempuan 2 : yaelah itu mah gak perlu dia cerita udah jelas kali… cewek Palembang cantik-cantik cuyy, blom lagi dia kerja di Rumah Sakit, pasti dia sering ketemu pasien sma perawat yang cantik-cantik. Gak mungkin gak ada yang bikin dia kepincut satupun. Hmmph
Perempuan 1 : iya juga sihh… tapi kan harusnya dia jadi pacar aku
Perempuan 2 : tolong bangun dari mimpimu ya nak
(Ayunda yang mendengar hal itu pun langsung terlihat lesu dan langsung menutup handphonenya)
Cut To
SCENE 9. EXT. TERAS RUMAH AYUNDA (SORE HARI)
(Evita sedang bermain gitar di teras rumah, tiba-tiba Ayunda datang dengan raut wajah lesu dan sedih)
Ayunda : Pita, cepat mainkan lagu Shawn Mendes Imagination (lesu)
Evita : Ogah
Ayunda : Cepatlah ! (marah) … aku lagi sedih nii (sedih)
(Evita yang mendengarnya langsung terlihat kaget serta speechless dan langsung memainkan gitarnya sesuai permintaan Ayunda karena dia tidak ingin berdebat. Kemudian Ayunda pun mulai bernyanyi sambil menangis)
Ayunda : In my dreams you're with me.. hiks hiks.. We'll be everything I want us to be… hiks hiks…
Evita (VO) : semoga ni anak diterima magang di Palembang deh, biar tenang hidup aku (dengan tatapan lesu)
Cut To
SCENE 10. INT. APARTEMENT NOLAN (MALAM HARI)
(Nolan baru saja terbangun dari tidurnya dan telihat waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 malam. Kemudian ia ingin mengambil handphonenya dengan ragu-ragu dan memutuskan untuk mengambilnya. Terlihat ia menerima 20 pesan dan 8 missed calls dari mamanya yang mana pesan-pesannya berisi suruhan mamanya agar Nolan datang ke dinner yang telah diatur jam 7 nanti. Nolan seolah mengabaikan pesan-pesan tersebut dan malah justru mengirim pesan ke sahabatnya, Rian)
*Nolan dan Rian saling bertukar pesan*
Nolan (VO) : Lo dimana ?
Rian (VO) : Rumah
Nolan (VO) : ntar lagi gue kesana
Rian (VO) : Please biarkan aku istirahat dengan tenang
Nolan (VO) : See ya
Rian (VO) : Serah
(kemudian Nolan bergegas bangun dan bersiap-siap pergi ke rumah Rian)
Cut To
SCENE 11. INT. APARTEMENT RIAN (MALAM HARI)
(Nolan sampai di depan pintu apartement Rian dan membunyikan belnya. Tak lama kemudian Rian datang dan membukakan pintu)
Nolan : nih gue bawain lu martabak
Rian : idih, emang gue apaan lo bawa-bawain martabak
(Nolan tertawa dan Rian mempersilahkannya masuk dan kemudia mereka duduk bersama di ruang tamu)
Rian : so… kenapa lagi lo ?
Nolan : biasa…
Rian : blind date lagi ?
Nolan : yeah … (sambil menghela nafas)
Rian : (geleng-geleng kepala) ini udah ke yang berapa kalinya ?
Nolan : kesembilan kalinya dalam dua minggu ini
Rian : wahh gilak ya mama lu. Gue kalo jadi lu bakalan stress berat
Nolan : auk ah.. pusing gue
Rian : tapi kenapa lu gak cobak datang sekali aja? Dari pada lu diteror terus kek gini dan siapa tau tuh cewek not bad
Nolan : gue gak ada niatan sama sekali Yan buat ngejalin hubungan. Kan lu tau bener alasannya apa
Rian : yaa tapi kan lu gak bisa kek gini terus, Lan. Maksud gue, kan gak semua cewek bisa lu samain dengan dia. Pasti ada juga yang baik diluar sana
Nolan : aku tau… tapi aku gak bisa. Enggak sekarang
Rian : (menghela nafas)
(Tak lama kemudian, terdengar suara handphone Nolan bordering. Ternyata mamanya menelponnya)
Rian : kenapa gak lu angkat ?
Nolan : … (mematikan handphonenya)
Rian : mama lu ?
Nolan : iya
Rian : Lo tau kan lo gak bisa kesini terus. Dia pasti tau lo ada disini
Nolan : … iya gue tau. Udah deh jangan bahas itu lagi. Makan aja martabak lu sono
Rian : Ck, dasar ni anak
Nolan : (senyum-senyum)
Cut To