Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Infinite Love
Suka
Favorit
Bagikan
9. Future Mother-In-Law

SCENE 55. EXT. DI DEPAN MESS (MALAM HARI)

(Ayunda baru saja pulang dari perusahaan. Ketika ia sampai halaman depan mess, terlihat dari kejauhan Nolan yang sedang menunggu di depan gedung mess di dalam mobil. Nolan melihat Ayunda dan memanggilnya. Ayunda pun segera menghampirinya)

Nolan : Ayo naik

Ayunda : emangnya kita mau kemana?

Nolan : (jutek) yaa apalagi… tuh liat mobil yang dibelakang udah ngikutin aku terus dari kemarin

Ayunda (VO) : (menoleh ke arah mobil di belakang sejenak) tapi aku baru pulang

Nolan : nunggu apa lagi ? Ayo masuk

(Ayunda pun masuk ke dalam mobil dengan wajah terpaksa. Setelah itu, mereka langsung pergi)

Cut To

 

SCENE 56. INT./EXT. DI CAFÉ DAN TAMAN KOTA (MALAM HARI)

(Ayunda dan Nolan memulai lagi aksi mereka untuk berpura-pura bertingkah sebgai sepasang kekasih. Mereka makan berdua di sebuah café dengan wajah yang senang dan ceria. Setelah selesai makan, mereka berjalan-jalan bersama di taman kota dengan posisi tangan mereka yang saling menggenggam satu sama lain. Mereka terlihat mesra dan saling bersenda gurau.)

Cut To

 

SCENE 57. EXT. DI DEPAN MESS (MALAM HARI)

(Ayunda dan Nolan sampai di depan mess untuk mengantar Ayunda. Ketika baru saja sampai, tiba-tiba ada panggilan di ponsel Nolan. Nolan pun langsung mengangkatnya sementara Ayunda hanya diam saja sambil melihatnya)

Nolan : Halo ? … iya, nanti kukabari lagi

(kemudian Nolan menutup telepon tersebut. Melihat Nolan yang sudah selesai menelpon, Ayunda pun berinisiatif untuk keluar dari mobil)

Ayunda : kalo gitu aku masuk duluan ya

Nolan : (menahan Ayunda pergi dengan memegang lengannya) yang tadi itu… Mama aku. Dia mau ketemu sama kamu

Ayunda : …

(Mendengar hal itu Ayunda langsung syok dan terdiam di tempat)

Cut To

 

SCENE 57. INT. KAMAR MESS (MALAM HARI)

(Ayunda memasuki ke kamar dengan terlihat bengong karena masih syok. Ketika ia masuk, terlihat Nayla yang sedang duduk di atas kasurnya dengan ekspresi yang kurang lebih sama seperti Ayunda. Kemudian mereka saling berbicara dengan wajah yang tetap tidak berubah)

Nayla : udah pulang ?

Ayunda : iya

Nayla : kok lama banget

Ayunda : jalan tadi

Nayla : oh okey

(kemudian mereka melanjutkan kegiatan mereka dengan ekspresi wajah yang sama)

Cut To

 

SCENE 58. INT. PERUSAHAAN (SIANG HARI)

(Ayunda dan Nayla masih terlihat dengan ekspresi wajah yang sama ketika di kantor. Nayla mulai menceritakan ceritanya ke Ayunda)

Nayla : Yun, aku gak tau aku mikir apa kemarin sampe aku bisa nulis “kencan sama aku atau kamu mati aja” ke Dr. Rian. Rasanya aku mo pingsan pas dia nunjukkin aku itu kemarin

Ayunda : ooh iyaa

(Mendengar respon Ayunda yang seperti itu, Nayla pun merasa heran)

Nayla : kamu kenapa?

Ayunda : Mamanya Dr. Nolan mau ketemu aku

Nayla : (kaget) WHATTT ??!!!! wait wait wait. Ja- jadi kamu bakalan diintrogasi dong sama dia

Ayunda : (mengangguk)

Nayla : ta- tapi kan kamu dan Dr. Nolan cuman puura-pura

Ayunda : (frustasi) Aaahhhh!!! Aku gatau harus gimana hu.. huu.. huu..(sambil mengacak-acak kepalanya)

Cut To

 

SCENE 59. EXT./INT. DI DEPAN RUMAH MAMA NOLAN DAN DI DALAM RUMAH MAMA NOLAN (MALAM HARI)

(Ayunda dan Nolan sampai di depan rumah Mama Nolan. Ayunda terlihat sangat gugup. Melihat Ayunda yang gugup, Nolan berusaha menenangkannya)

Nolan : relax… jangan gugup. Semua jawaban pertanyaan yang kemungkinan mama aku tanyakan udah kita persiapkan dengan matang, kamu hanya perlu menjawab dengan baik. Kamu pasti bisa

Ayunda : (mengangguk)

Nolan : Tarik nafas dalam-dalam

Ayunda : fuuhhhh…

Nolan : Yuk kita masuk ?

Ayunda : (menarik nafas sekali lagi), okey

(kemudian mereka berdua pun masuk ke dalam rumah)

 

*Montage

(Ayunda, Nolan dan Mama Nolan duduk di ruang tamu. Ayunda duduk di sebelah Nolan dengan menghadap Mama Nolan. Ayunda terlihat cukup tenang dan percaya diri kali ini.)

Mama Nolan : jadi, boleh tante tau nama kamu siapa? tante cuman tau kamu pacar Nolan, tapi tante gak tau nama kamu karena Nolan sampe sekarang gak mau kasih tau (cemberut)

Ayunda : perkenalkan tante saya Ayunda. Maaf saya baru bisa ketemu tante sekarang karena saya sedang masa magang sekarang.

Mama Nolan : iya tante bisa ngerti kok. Anak jaman sekarang pada sibuk banget yaa

Ayunda : (tertawa kecil)

Mama Nolan : kalo boleh tau, kamu asal dari mana ya?

Ayunda : saya dari Tanjungpinang tante

Mama Nolan : Tanjungpinang ?

Ayunda : provinsi Kepulauan Riau te

Mama Nolan : ooh iya iyaa. Trus kamu kok bisa ada di Palembang sekarang gimana ?

Ayunda : saya apply magang di perusahaan di Palembang tante

Mama Nolan : ooh gituu. Terus… kamu udah berapa lama pacaran sama Nolan? Kalian ketemunya gimana ?

Ayunda : (menoleh ke arah Nolan sejenak) kami sudah berpacaran selama kurang lebih 1 bulan. Kita pertama kali ketemu di rumah sakit. Saat itu Nolan yang jadi dokter penanggung jawab dan somehow kami jadi sering chattan dan makin dekat hingga pacaran sampe sekarang (dengan wajah terlihat malu)

Mama Nolan : (tersenyum) jadi kapan rencananya kalian akan menikah ?

Nolan : Ma, kami masih belum berfikir sampai kesitu. Lagian kami juga masih muda

Mama Nolan : tapi kan lebih cepat lebih baik …

Nolan : Mama

Mama Nolan : iya iya… (menoleh ke arah Ayunda) sebenarnya tante gak seharusnya menanyai ini ke kalian, tapi kalian benar-benar saling cinta kan?

Nolan : (kaget dan gugup)

Ayunda : benar tante, saya cinta sama Nolan sejak pertama ketemu. Saya merasa kangen tiap kali kita gak bersama. Saya ngerasa hari-hari saya makin berwarna sejak saya bersama Nolan

Mama Nolan : ahh kamu ini bikin tante jadi ingat pas masa-masa masih pacaran sama mendiang Papa Nolan dulu deh. Trus kamu gimana Nolan ?

Nolan : (kaget) hah? Apa ?

Mama Nolan : kamu belum menjawab pertanyaan Mama. Ayunda udah, sekarang giliran kamu. Kalian saling mencintai kan?

Nolan : (gugup) umm aku…

(Nolan terlihat sangat gugup. Ayunda menoleh ke arah Nolan. Melihat keadaan Nolan yang seperti itu, tiba-tiba Ayunda memegang tangan Nolan)

Ayunda : (tersenyum) Nolan bukan orang yang menunjukkan rasa sayangnya secara langsung atau terang-terangan dan tante pasti juga tau itu

Mama Nolan : (mengangguk)

Ayunda : tapi… walaupun dia gak mengatakannya, saya tau, saya sangat tau kalau Nolan sangat cinta sama saya hanya saja dia menunjukkannya dengan cara-cara yang tidak terduga. Jadi tante gak perlu khawatir, kami pasti akan saling menyayangi dan menjaga satu sama lain (tersenyum)

(Nolan hanya bisa menatap Ayunda tanpa berkata apapun dengan posisi tangan Ayunda masih menggenggam tangan Nolan)

Cut To

 

SCENE 60. EXT./EXT. DI JALAN DAN DI DEPAN MESS (MALAM HARI)

(Ayunda dan Nolan sedang dijalan pulang. Mereka tidak berbicara sama sekali dan suasananya terlihat suram.)

 

*Montage

(Tak lama kemudian mereka telah sampai di depan mess Ayunda. Mereka masih tidak bisacara sama sekali. Ayunda merasa enggan untuk berbicara melihat Nolan yang masih terlihat seperti syok.)

Ayunda : aku masuk dulu

(Nolan tidak menanggapi Ayunda dan Ayunda pergi keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam mess. Sebelum masuk ia menoleh kebelakang seperti untuk memastikan keadaan Nolan. Akan tetapi, Nolan masih terlihat sama seperti sebelumnya. Merasa tak bisa berbuat apa-apa, Ayunda pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Setelah Ayunda masuk, Nolan masih terlihat dengan wajah yang sama dan kemudian ia seperti menghela nafasnya dan kemudian pergi meninggalkan mess)

Cut To

 

SCENE 61. INT. KAMAR MESS (MALAM HARI)

(Ayunda sedang berbaring diatas kasur dengan seperti memikirkan sesuatu. Ia memikirkan apa yang terjadi dengan Nolan tadi dan ia merasa penasaran dan tidak tenang)

Ayunda (VO) : Nolan tadi kenapa ya ? kok dia sampe keliatan syok gitu ya ? emang sih pertanyaan tadi ga kami perkirakan, tapi kok dia sampe segitunya ? apa mungkin dia cinta sama cewek lain? Kalau pun iya, kenapa ia sampe keliatan panik gitu ?

Cut To

 

SCENE 62. INT. APARTEMENT NOLAN (MALAM HARI)

(Nolan baru saja sampai di rumahnya dengan terlihat lemas. Setelah ia masuk, ia langsung menuju ke kamar. Dikamarnya, terdapat sebuah lemari kaca. Ia pun pergi menuju lemari tersebut dan menatap sebuah novel romantic yang dipajang di lemari tersebut. Tak lama kemudian ia membuka lemari dan mengambil novel tersebut. Ia memegang erat novel tersebut dan menatapnya dengan wajah sedih)

Cut To

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar