Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Scene 36 : EXT, Sebuah Bukit - Sore
Cast. Nama, Langit ‘Kecil’, Mbak Uci, Sosok misterius
Sore itu sebuah mobil tiba di ujung jalan Villa yang berada di bukit sana. Hujan deras disertai kabut mulai turun memenuhi daerah tersebut.
Langit ‘kecil’ mengacungkan jempolnya.
Nama kemudian turun dari mobilnya. Berlari kecil menuju sebuah villa yang terdapat beberapa orang tengah membawa barang-barang yang berada di dalam villa tersebut untuk dimasukkan ke dalam truck besar.
Mbak Uci terlihat mengomando orang-orang yang ada di sana.
INSERT.
Seorang wanita cantik yang mengenakan sweater berwarna biru, berjalan menuju ke arah villa saat hujan deras, badannya pun basah kuyup. Raut wajahnya tampak kebingungan.
Terkejut sesaat melihat seorang wanita yang menaiki anak tangga villa itu.
Nama sontak berlari menuju wanita paruh baya yang sedang duduk di atas kursi roda sambil mengomandoi orang-orang yang lalu lalang memindahkan barang dari dalam villa menuju ke luar. Nama bersimpuh di kedua kaki wanita tersebut.
Mbak Uci membelai rambut panjang wanita yang kini menenggelamkan kepalanya di antara kedua pahanya.
Nama
Mbak uci tertawa sambil mengusap air matanya yang mulai menetes.
Mbak Uci menatap setiap penjuru villa tersebut.
Mbak Uci pun berusaha membangunkan wanita yang berada di antara bahunya itu. Kemudian ia menyuruh seseorang membawakan minuman hangat dan mempersilahkan wanita cantik yang sedari tadi menangis untuk duduk di kursi yang berada di sampingnya.
(Mbak Uci mengerutkan wajahnya)
Nama memegang tangan Mbak Uci. Wajahnya tampak yakin
Mbak uci seketika menertawai tingkah wanita yang terlihat polos itu.
Nama heran melihat wanita paruh baya tengah tertawa diselangi batuk kecil.
Kemudian tidak lama dari itu, seorang anak kecil berlari menghampiri Nama.
Mbak Uci mencubit pipi seorang anak laki-laki yang tampak manja pada Nama.
(Salam tangan ke Mbak Uci)
Tersenyum pada anak kecil di dekatnya. Mata Mbak Uci melotot, seolah memberi kode kepada Nama. Nama tertunduk malu.
Nama mengusap rambut anaknya yang basah itu.
Nama melirik setiap penjuru dari tempat itu.
Langit ‘kecil’ menunjuk ke arah lampu taman villa yang tertutup oleh kabut.
(Mbak Uci mengalihkan pembicaraan)
(Langit ‘kecil’ bersikap penasaran)
Mbak Uci pun memajukan kursi rodanya. Membuka dus besar yang ada di sampingnya.
Nama sore itu hanya termenung menatap lampu taman yang ditunjuk oleh anaknya tadi. Nama menangis kecil.
DISSOLVE TO.
Nama sedang membaca potongan koran usang. Kemudian, korannya itu ia gulungkan dan dilemparkan ke Langit yang tengah menggambarkan lukisan sederhana untuk sebuah langit malam dan langit siang di bagian atas kanvasnya yang kemudian dicoret oleh tanda silang berwarna merah. Dan di bagian bawah kanvasnya, terdapat lukisan yang gambarnya lebih kecil dengan gambar yang sama. Namun, tidak ada coretan seperti yang berada di bagian atas kanvas tersebut.
BACK CUT TO.
Mbak Uci dan Langit ‘kecil’ tampaknya sibuk melihat masing-masing koleksi lukisan yang tersimpan di dalam dus besar. Nama masih melamun di antara hujan deras yang melanda villa tersebut dan Nama dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang villa serta memberikan sesuatu padanya dan kemudian pergi.
Nama memegang amplop putih. Berusaha mengejar seseorang yang berlari cepat menuju tempat yang lebih gelap di depan villa tersebut.
Nama yang semula telah berlari hingga tengah halaman pun mengurungkan niatnya untuk mengejar seseorang sesaat mendengar dua orang memanggil- manggilnya dengan keras. Nama duduk kembali di kursinya.
(Nama menunjuk ke arah hutan gelap)
Nama, Mbak Uci pun kemudian duduk berdampingan. Posisi Langit duduk dipangkuan Nama. Mereka membaca surat itu bersamaan.
INSERT.
Menangis kencang. Burung-burung di atas pepohonan beterbangan, daun-daun berjatuhan.
TAMAT