Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
Scene 32 : EXT, Pemakaman Sentosa - Pagi
Cast. Mbak Uci, Nama, Bintang, Bumi
Mbak Uci yang tampak berpakaian serba hitam menelpon Nama. Matanya lebam karena terus terusan menangis.
Nada bicaranya terbata-bata. Menangis terisak-isak.
INTERCUT TELEPON UCI DAN NAMA
Nama kaget, bangun dari tempat tidurnya seketika.
Mbak Uci semakin menangis menjadi-jadi.
Sikap Nama terlihat terpukul. Matanya menatap kosong. Air matanya menetes.
Nama tetap bersikeras tak percaya.
Mbak Uci menutup telponnya.
Nama menangis terisak-isak, masih belum bisa percaya dengan apa yang terjadi. Nama bersiap-siap diri. Nama mengenakan pakaian serba hitam menuju ke pemakaman Sentosa.
CONT’D
Nama tiba dilokasi pemakaman. Ia datang ditemani dengan seorang laki-laki yang tampak mengenakan serba hitam beserta kacamatanya. Nama saat itu langsung memeluk tubuh Mbak Uci sesaat tiba di lokasi, tangisnya pecah. Suasana sangat menyedihkan.
Mbak Uci berbicara pada Nama namun tatapannya mengarah ke batu nisan bertuliskan Langit Purnama.
Nama sontak menjerit sesaat melihat nama panjang dari batu nisan itu. Ia bersimpuh didekat makam itu, mencium batu nisan seraya mengusapnya.
Nama berbicara diikuti tangisnya. Nama menjerit hingga tak lama dari itu ia terjatuh pingsan.
Seluruh orang dipemakaman dihebohkan dengan seorang wanita cantik yang pingsan itu. Pergi meninggalkan makam dan fokus mengurus beberapa wanita yang ikut pula pingsan. Begitupun dengan laki-laki yang pergi menemaninya, ia terlihat khawatir dengan wanita itu. Namun, selepas menggendong Nama, Bintang tampak tak asing oleh seseorang yang datang terakhir ke pemakaman. Dari arah kejauhan, Bintang melihat laki-laki dengan gaya nyeleneh tampak menangis dihadapan makam.
Bintang menitipkan Nama pada orang-orang yang berkerumun di sana. Bintang berjalan perlahan ke arah makam dan mengejutkan orang yang menangis di depan makam itu.
Bintang sangat terkejut sesaat menepuk bahu laki-laki yang sedang berjongkok dan menoleh ke arahnya. Telunjuk menunjuk ke arah wajah laki-laki itu.
Bumi
Ntang...
Saking kagetnya, Bintang memundurkan tubuhnya hingga terjatuh.
Bumi menolehkan pandangannya ke arah makam Langit lagi.
Bumi tertawa kecil. Menyirami makam dengan air dan berlanjut menaburi bunga. Kemudian, Bumi berdiri dan menghampiri laki-laki yang masih menunjukkan rasa takutnya.
Bumi menunjuk ke arah Nama yang masih tak sadarkan diri.
Bumi menepuk celananya yang tampak kotor dipenuhi oleh tanah. Bumi kemudian berangsur pergi meninggalkan tempat itu.
Bintang berbicara pada makam yang dihiasi oleh bunga-bunga.
Terlihat sebuah makam bertuliskan Langit Purnama. Suasana di tempat itu sangat memukul hati semua orang. Isak tangis, ketidakpercayaan, semua tertuju pada makam dengan nama tersebut. Orang-orang dipemakaman itu kemudian satu persatu mulai pergi.