Scene 21 : EXT, Balkon Kafe – Sore, Malam
Cast. Nama, Mbak Uci, Indri, Bintang
Keesokkan harinya, Nama yang tengah menikmati cutinya itu, menyempatkan diri untuk bertemu dengan rekan kerja yang selama ini menjadi pembimbing dirinya hingga sukses seperti saat ini.
Nama
Hayyyyy... Apa kabar mbak?
Nama bercipika-cipiki sesaat menyambut salah seorang wanita yang datang menghampiri mejanya.
Mbak Uci
Namaaaa... Sehat dong, kamu gimana? Cieee banget nih yang bakalan naik jabatan pake minta cuti dulu segala hahaha...
Nama
Baru cuti hari pertama doang juga ih hahaha... Curiga pada kangen aku nih yah di cabang?
Mbak Uci
Ya begitulah, Anak-anak sekarang katanya gak bisa cuci mata lagi semenjak gak ada kamu
Nama
Ihhhhh Mbak Uciiiiiii....
(Nama mencubit tubuh Mbak Uci)
Mbak Uci
Iyah iyah udah ampun, iyah bener kita pada kangen Namaaa...
Nama
Nahhh gitu dong, okey kalau kayak gitu, sekarang Mbak boleh pesen apa aja, aku yang bayarin pokoknya!
Mbak Uci
Wuuuuuuuu... Sombong amat lu, mentang-mentang gajinya bakalan naik ngelebihin gua
Nama
Bukan gitu, ini semua kan berkat ilmu yang Mbak kasih ke aku, arghhh... jadi pengen nangiskan kalau udah kayak gini tuh
(Nama memeluk Mbak Uci)
Kemudian, mereka berdua memesan beberapa makanan dan minuman. Menikmati santapan dari menu terbaik kafe tersebut hingga hari pun berganti menjadi malam.
Mbak Uci
Kamu ada masalah apa sama si Bintang?
Nama
Dia ngadu ke mbak?
Nama menghentikan suapan makanannya. Meneguk air.
Mbak Uci
Enggak ngadu, cuman dia curhat aja, katanya kamu mutusin dia. Emang bener? Bukannya kalian mau nikah, gak sayang apa putus ditengah jalan?
Nama
Aku gak mood sih ngomongin dia, kalau bukan Mbak aku males jelasin semua ini
Mbak Uci
Yaudah, gua gak maksa kok. Kalau elu keberatan gak usah aja, jangan rusakin suasana bahagia kita ini
Nama
Enggak kok mbak gak masalah, jadi gini mbak...
Saat Nama dan Mbak Uci akan mulai dengan obrolan seriusnya. Tiba-tiba seorang wanita muda datang ke arah mejanya, ia langsung menampar wajah Nama.
Mbak Uci
Eh sialan lu siapa?
Mbak Uci berdiri dan mendorong wanita muda itu hingga ke tepi pembatas balkon
Indri
Mau berapa banyak korban lagi sih, hah?
(Matanya melotot ke arah Nama)
Nama
Korban?
(Nama bingung)
Indri
Lu gak inget sama sekali kan sama kakak gua? Dasar cewek murahan sialan lu!
Indri berusaha menampar kembali wajah Nama. Namun, saat itu tangannya seolah tertahan oleh suara yang berteriak kencang padanya.
Bintang (O.S)
CUKUPPPPPPPPPPP INDRIIIIIII...
Sontak Nama, Uci, dan Indri yang berseteru di balkon kafe itu, seketika terkejut sesaat melihat sosok Bintang datang ke sana.
Bintang
Aku udah berusaha bilang berapa kali sama kamu biar otak kamu ngerti, kakak kamu mati bukan karena atas dasar kemauan Nama. Tapi, dia mati atas dasar mental fakirnya terhadap perasaan!
Indri menangis histeris. Memeluk tubuh Bintang.
Indri
Tapi aku belum bisa nerimain kalau kakak aku meninggal kak!
Bintang
Sekarang, kamu harus nyerna baik-baik yah, Ndri! Dulu aku saksi nyatanya saat kejadian di sana soalnya. Aku inget betul bahkan, sampe hari ini juga aku inget kejadian nahas itu
DISSOLVE TO.
BEBERAPA TAHUN YANG LALU,
Scene 22 : EXT, Sebuah Kampus Seni - Sore
Cast. Bintang, Bumi, Mahasiswa lain
Beberapa mahasiswa berkumpul di area kampus. Salah seorang dari mereka terlihat berjingkrak-jingkrak amat bahagia saat mendapati pesan melalui hpnya.
Bintang
Lu kenapa tolol? Girang sendiri macam tai
Bumi
Si Nama mau dong gua ajakkin ketemu hahaha...
Bintang
Terus?
Bumi
Ya gua mau kesana sekarang lah tolol! Kesempatan emas nih
Bintang
Gila lu, lagi hujan gini lu mau pergi? Lu liat hujannya bro, ini sih lebih ke arah badai bukan deres lagi!
Bumi
Bodo, gua mau pergi pokoknya hahaha...
Bintang
Ya udah terserah, tapi kalau ada apa-apa...
Bumi
Apaan? Ya lu anterin gua ke rumah lah kalau gua emang mati dijalan hahaha
Bintang
GOBLOK! Lu ngomong jangan kayak gitu tolol
Bumi
Becanda Ntang, becanda... Gak usah marah-marah kali, gak tau temen lagi seneng lu yah!
Bintang
Ya abisnya lu ngomong gak pake otak dulu sih
Bumi
Udahlah bacot doang lu bisanya hahaha... Gua pinjem helm lu yah!
Bintang
Serius lu mau pergi? Nekat banget sumpah lo
Kemudian Bumi pun pergi dari kampus. Hujan semakin deras beserta dengan kilat petirnya.
Bintang
Bener-bener tuh bocah sialan, hujan gini beneran pergi dong
Mahasiswa lain
Udahlah Ntang, biarin aja. Orang kalau udah jatuh cinta jangankan hujan air kayak gini, hujan api pun bakalan pergi, kagak bisa ditahan-tahan hahaha...
Bintang
Diem lu anjing kampung!
Mahasiswa lain
Idihhh galak, ampun babang ampunnn hahaha...
Beberapa mahasiswa di sana menertawakan sikap dari kedua orang yang telah bersahabat sejak pertama masuk kuliah itu. Namun, Bintang terlihat sangat begitu mencemaskan Bumi.
JUMP CUT TO.
30 menit berlalu, hp Bintang berbunyi
Bintang
Hallo anak tolol, udah sampe lu?
Bumi (O.S)
Ntang, tolongin gua...
Bintang
Lu kenapa tolol?
Bumi (O.S)
Lu ke sini deh, gua share lock yah tempatnya (Suara Bumi terengah-engah)
Bintang
Anjing, kata gua juga apa
Bintang kemudian meraih tasnya. Bergegas menuju lokasi yang diberikan oleh Bumi.
Scene 23 : EXT, Pinggiran Kota – Sore menjelang Malam
Cast. Bintang
Setelah melewati jalanan demi jalanan. Hp Bintang menunjuk lokasi ditepi jalananan kota yang tampak sepi dan hanya ada sebuah warung yang sudah lama tidak buka. Di tempat itu, Bintang melihat motor Bumi tergeletak di pinggir jalan.
Bintang
Mi... Astagaaaaa...
Bintang memarkirkan motornya. Membetulkan motor sahabatnya yang tergeletak.
Bintang berteriak-teriak memanggil nama sahabatnya di jejalan itu. Kepalanya menengok ke setiap penjuru pinggiran kota, tidak ada tanda-tanda kehadiran Bumi.
Bintang
Mampus gua harus ngomong apa nih sama orang tua lu tolol, lu kenapa sih?
Bintang berteriak sambil menangis dengan histeris.
Setelahnya, Bintang melihat ke arah warung yang tutup. Dan, di sana ternyata ada hp Bumi menyala, beserta sebuah pesan yang masih terbuka.
Bintang
NAMA...
Bintang menarik nafas panjang. Setelahnya, ia mengantongi hp Bumi.
JUMP CUT TO.
3 hari berlalu, kabar seorang mahasiswa tewas tertabrak kereta terdengar oleh Bintang saat berada di kampusnya. Dan semenjak kejadian kehilangan sahabatnya itu sikapnya mulai berubah, dari orang yang riang dan berani, Bintang menjadi pemurung dan hanya satu fokus yang akan dituju olehnya, yaitu membalaskan dendam kepada seorang wanita bernama Nama.
Bintang (V.O)
Lu gak seharusnya mati konyol kayak gini gara-gara perempuan sialan ini, Miii... Lu gak seharusnya milih mati hanya karena ditolak cinta tolol!
Bintang menatap foto Bumi. Berteriak histeris saat berada di dalam kelas
CUT BACK TO.
Scene 24 : EXT, Balkon Kafe – Malam
Cast. Nama, Uci, Indri, Bintang
Suasana sangat memanas di balkon kafe itu. Semua orang beradu argumen.
Nama
Bintang gak usah bertele-tele ceritanya, maksud semua ini apa?
Bintang
Iyah Ma, aku bakalan jelasin semuanya kok. Kamu tenangin diri kamu yah
Indri
Kak, kakak juga setuju sama yang aku pengenin kan! Terus kenapa kakak sekarang malah nyuruh aku berhenti sih?
Bintang
CUKUP INDRI! Kamu gak tau kan kebenarannya, kamu malah ngambil tingkah seenaknya dan bikin hidup orang sengsara!
Indri
Maksud kakak apa?
Bintang
Emang aku gak tahu? Kamu nyuruh Langit buat deketin Nama kan? Biar Nama gagal jadian sama aku, iyah benerkan? Perasaan kamu dimana sih? Kamu bela-belain nyuruh orang yang sayang sama kamu untuk jadian sama orang lain!
Bintang nyolot pada wanita yang bersikeras merasa benar dengan kebodohannya.
Indri
Ya terserah aku lah, lagian orang yang hidupnya terlalu sayang sama orang lain tuh bisa dengan mudahnya dibodohin sama perasaannya sendiri, itu semua bukan salah aku! Kakak kok makin sini malah makin nyudutin aku?
Bintang
Okey, kamu udah dapet jawabannya sendirikan! Begitu juga dengan yang terjadi dengan kakak kamu yang tolol itu! Sahabat aku yang dibodohin sama perasaannya sendiri dan rela mati karenanya! PAHAM KAMU SAMPE SINI?
Tangan Bintang hampir menampar Indri.
Indri seketika menangis, menutup wajahnya dengan tangan.
Bintang
Nangis? Merasa bersalah sama Langit? Dan perlu kamu ketahui satu lagi, kita salah sasaran! Dia...
(Nunjuk ke arah Nama)
Namanya adalah Purnama, bukan Punama. Bukan cewek yang kamu maksud selama ini!
Indri
Jaaa... Jadiii...
Bintang
Iyah, selama ini kamu dibodohin sama perasaan sayang. Perasaan sayang yang berlebihan terhadap kakak kamu, hingga membutakan kenyataan
Bintang kemudian mendekap tubuh wanita yang pingsan dihadapannya.
Bintang
Nama, Mbak, maafin dia yah. Atas nama dia, aku minta maaf yang sebesar-besarnya
Bintang menggendong Indri yang pingsan di dekapnya. Pergi meninggalkan kafe tersebut.
Mbak Uci
Gak tau malu, manusia sialan! Pergi lu sana!
Nama terlihat murung, berjalan mendekati pembatas balkon kafe, ia terlihat menatap jalanan yang ramai dipadati kendaraan yang berlalu lalang.
Langit (O.S)
Suatu waktu kamu bakal paham! Kenapa langit terkadang terang benderang pada siang hari, dan begitu gelap pada malam harinya.
Nama menengadahkan pandangannya ke langit, suara dalam kepalanya terus-terusan terngiang.
Mbak Uci
Ma... Are you okay?
Mbak Uci mendekat perlahan kearah Nama. Tak berbicara apapun lagi setelahnya, ia hanya meminjamkan pundaknya pada Nama yang kemudian menangis.