Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TERNAMA NAMA
Suka
Favorit
Bagikan
14. Rumah Langit


FADE IN.

Scene 14 : INT, Rumah Langit, Ruang makan, Taman Belakang – Pagi, Malam

Cast. Mbak Uci, Langit, Mas Angga, Rani

Sebuah rumah minimalis di pinggir jalan dengan beberapa kendaraan parkir di depannya dan ramai lalu lalang orang beserta para pedagang kaki lima.

Mbak Uci
Mau sampai kapan kamu kayak gini?
Langit
Apaan lagi sih mbak, masih pagi juga udah ngurusin hidup orang. Kamu bukannya harus udah pergikan, ngapain masih di sini sih!
Mbak Uci
Mulut kamu kalau ngomong yah, berasa sebuah waktu tuh enggak akan berjalan ke depan! Kamu sadar gak sih, temen-temen kamu sekarang udah pada jalanin hubungan yang serius! Kamu enggak ada gitu, rasa ingin juga!

Langit menyeduh secangkir kopi panas. Pandangannya hanya fokus di antara kocekan senduk di dalam gelas. Mbak Uci merapikan rambutnya, terus menyerca adik semata wayangnya.

Mas Angga
Udahlah Bun, kasian adik kamu terus-terusan di cerca masalah beginian tiap-tiap kita nginep di sini!
Mbak Uci
Bukan gitu mas, tapi aku ketitipan amanah sama almarhum kedua orang tua aku! Mereka semasa hidup gak pernah sama sekali liat anak bungsunya ini sekali aja bawa cewek ke rumah! Kamu normal gak sih sebenernya?
Mas Angga
Husss kamu kalau ngomong!

Langit duduk di kursi, memerhatikan dua orang yang sedang bercengkrama. Sesekali ia tersenyum melihat kakak perempuannya di marahi oleh suaminya.

Langit
Mbak pengen aku bawa cewek ke rumah? Entar deh kalau mbak libur aku bawa!
Mbak Uci
Eh aku tahu kamu yah sekarang! Boleh aja semalem aku ketipu sama omongan kamu, tapi sekarang aku gak akan ketipu lagi!
Mas Angga
Udah-udah kamu yah malah keterusan gini!
Mbak Uci
Masssss... udah deh gak usah bela dia terus! Mas tahu sendiri kan, alasan kita nginep di sini kenapa! Tipu daya muslihat apa lagi yang mau dia pake? Buang-buang waktu aku aja


DISSOLVE TO.

Kemarin malam di ruang makan, terlihat beberapa orang tengah sibuk menyiapkan makanan. Menyusun lilin kecil di atas meja. Suasana seromantis mungkin dibuatlah sana. Seorang anak kecilpun terlibat siap siaga untuk memutarkan musik.

Rani
Bun gimana? Puter sekarang musiknya?
Mbak Uci
Bentar jangan dulu! Om kamunya juga belum ngabarin apa-apa sama bunda
Mas Angga
Mungkin lagi dijalan


JUMP CUT TO.

Satu setengah jam kemudian, suara motor Langit mulai terdengar. Seluruh orang siap dengan tugasnya masing-masing untuk menyambut. Langit membuka pintu, suasana sangat hening.

Rani
Om mana om?
Langit
Apa sayang yang mana?
Rani
Pacarnya lah om

Rani celingak-celinguk. Menggarukkan kepalanya kebingungan.

Langit
Gak jadi katanya
Mbak Uci
Langittttttttttttttttttt!!!!!!!
Langit
Malem mbak, mas. Wihhh... Makan-makan nih kita?
Mbak Uci
 Mana?
Langit
Mana apasih? Ini sekeluarga kompakkan banget pertanyaannya
Mbak Uci
Mana pacar kamu? Atau cewek kamu? Atau siapalah kamu nyebutnya! Mana, dimana dia sekarang?
Langit
Gak jadi kesini mbak
Mbak Uci
Kenapa? Ini aku udah masak banyak loh, jangan ngada-ngada deh kamu
Langit
Ya gak jadi, dia katanya kebelet berak (Wajah polos)

Rani dan ayahnya menutup mulutnya menahan tawa. Wajah Mbak Uci tampak matang sempurna, marah.

Mbak Uci
Aku udah masak sebanyak ini, kamu dengan entengnya jawab gitu Lang, stress aku sama kamu

Mbak Uci duduk di kursi. Kedua tangannya menjambak kecil rambutnya, wajahnya tampak putus asa.

Langit
Salah sendiri sih kalau itu

Mbak Uci kesal mendengar jawaban adiknya, melempar sepotong tahu ke arah laki-laki yang berjalan menuju kamarnya.

Langit
Happppppp...

Langit menangkap sepotong makanan yang dilempar.

Mbak Uci
Kamu yah demi apa ngeselinnya!

Mbak Uci mengambil sapu, berusaha mengejar Langit.

Rani dan Ayahnya
Hahahahahaha...

Langit kemudian masuk ke dalam kamarnya. Menghindar dari amukan kakak perempuannya itu.


CUT BACK TO.

Mbak Uci beserta suaminya bersiap pergi. Langit berjalan menuju halaman belakang rumahnya.

Langit
Pokoknya nanti libur kamu, aku bawa cewek deh!
Mbak Uci
Terserahhhh... Bye, aku pergi ngantor dulu!
Mas Angga
Langit, kita berangkat dulu yah!
Langit
Okey mas! Si Rani mana?

Langit baru sadar, Kepalanya celingak-celinguk ke setiap penjuru rumahnya.

Mas Angga
Dia udah pergi dari tadi pagi, katanya kalau barengan kita selalu telat hehehe
Langit
Oooohhh... oke deh, hati-hati yah kalian!

Langit duduk di kursi yang berada di taman belakang rumahnya. Membuka buku gambar berukuran besar.

(Suara telpon berbunyi)

Langit
Halloo... Ya gimana?

Langit seketika termenung sejenak, menyimak dengan seksama pembicaraan seseorang yang menelponnya yang berangsur selama beberapa menit.

Langit
Aku baru aja mau lukis lagi. Tapi thanks infonya, ya... walaupun kabar kayak gitu, setidaknya jadi punya ide!

Langit menutup telponnya. Menghela nafas panjang, mengambil peralatan lukis. Melukis dikertas gambar.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar