Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TERNAMA NAMA
Suka
Favorit
Bagikan
23. Rumah Nama

Scene 28 : EXT, Rumah Nama - Pagi

Cast. Nama, Langit

Keesokkan harinya, Nama tampak bersiap untuk olah raga. Saat mengunci pintu rumahnya dan membalikkan badan, sontak Nama terkejut sesaat melihat sosok laki-laki yang mengenakkan kemeja flanel berwarna merah. Cuaca hari itu tampak mendung.

Langit
Hay...
Nama
Kamu?

(Kunci rumahnya spontan terjatuh dan tergesa diambilnya)

Langit memberikan sebuah kanvas berlukiskan langit malam pada sebelah kiri, dan langit malam dibagian kanannya, serta ditengah-tengahnya tampak menyembul tulisan “TERNAMA NAMA”.

Nama
Tumben ukurannya besar gini? Biasanya kan pake kertas kecil

Langit tersenyum, merapikan rambutnya yang berjatuhan dan berniat pergi tanpa menjawab pertanyaan wanita dihadapannya.

Nama
Kebiasaan kamu emang kayak gini, buat apaan sih? Sengaja pergi biar dicari gitu, hah?

(Nama menarik lengan Langit. Kesal)

Langit
Lihat baik-baik lukisan itu!

Nama kemudian melihat lukisan kembali dengan seksama. Dalam lukisan antara langit siang dan langit malamnya, ternyata tampak pula gambar sebuah hati yang robek serta di dalamnya bermuat tulisan ‘MAAF NAMA’.

Nama
Buat apa kata maaf ini?

Langit diam, tak menjawab sama sekali. Pandangannya tak lepas dari wanita dihadapannya. Raut wajahnya seperti sedang merasa pasrah.

Nama
Untuk satu tahun ini nyuruh aku pacaran sama Bintang dan bikin aku menderita dengan semua kebohongannya, HAH? JAWAB GOBLOK! Punya mulut kan lo?

Langit kemudian mengangkat sebelah kakinya. Setelahnya, kedua tangan ia mulai menarik masing-masing kupingnya seperti seorang siswa yang disanksi oleh gurunya

Nama
Ngapain lagi kayak gitu sekarang?

Nama menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.

Langit
Iyah kan lagi di setrap...

Langit berusaha menyeimbangkan satu kakinya untuk tetap berdiri.

Nama
Udah turunin, kamu tinggal jawab kenapa sih susahnya?
Langit
Sore nanti aku tunggu kamu ditaman kemarin
Nama
Ngulang lagi kejadian di masa lalu?
Langit
Kita bisa saja bertemu dengan orang yang sama, di tempat yang sama, tapi tidak dengan perasaan yang sama!
Nama
Bisa ngomong sepanjang itu ternyata?

(Nama mengerutkan dahinya)

Langit
Jangan sampe telat!

Langit kemudian menurunkan sebelah kaki yang diangkatnya. Menempelkan kepalanya dengan kepala Nama.

Langit
Nanti kamu bakalan ngerti apa yang ada di dalam sini

Langit menunjuk bagian kanan kepalanya dengan telunjuk. Tersenyum lebar

Nama
Kamu orang asing yang seenaknya merlakuin aku kayak gini!

Nama merasa direndahkan, matanya berkaca-kaca.

Langit
Asing? Kok bisa yah orang asing beradu kepala kayak gini dan masing-masingnya ngerasa nyaman-nyaman ajakan?

Nama diam seribu bahasa. Perasaan marah dan kesalnya terhadap Langit seketika menghilang begitu saja. Sikapnya mulai kembali tenang.

Nama
Kayak gini gitu rasanya terbodohi sama perasaan sendiri tuh?

Setelahnya, Gemercik hujan mulai terlihat di pekarangan rumah itu. Sementara, Langit dan Nama pun terbawa suasana hingga berciuman. Pagi itu, beberapa tumbuhan hijau terlihat begitu segar saat terguyur air hujan.

PLAKKK... (Nama menampar Langit dengan kencang)

Langit
Endingnya sweet banget sih hahaha...

Langit mengelus bibir dan kemudian memegang pipinya yang ditampar. Cengengesan.

Nama sedikit tersenyum. Raut wajahnya malu.

Langit
Hujan tuh! Gak usahlah lari-lari segala
Nama
Kamu yang sering lari-lari!

Nama kesal-kesal manja. Duduk di kursi.

Langit
Iyah maaf
Nama
Nahhh... itu bisa kan ngomong!

Nama kembali berdiri.

Langit
Udah duduk lagi aja yah

Langit membujuk dan ikut duduk di kursi yang bersebelahan dengan kursi yang diduduki Nama. 

Nama
Kamu tuh siapa sih sebenernya? Aku sial banget kayaknya ketemu sama kamu

Langit kembali terdiam. Ia hanya tersenyum memerhatikan wanita yang mulai mencurahkan isi hatinya.

Nama
Kita ketemu setahun yang lalu, dan itu pun cuman beberapa saat doang, terus sekarang kamu datang lagi, nyium aku lagi, untung banyak kamu!

(Nama kembali menampar Langit)

Langit

Kamu nampar aku mulu, udah tertampar sama kenyataan kayaknya hahaha...

Langit meledek, kemudian pandangannya mulai teralihkan oleh air hujan yang turun.

Langit
Lihat tuh...
Nama
Apa lagi sih?

Nama semula fokus melihat wajah Langit. Kemudian, ia tergoda melirik air hujan yang sedari tadi membuat Langit terpana.

Nama
Mau bikin quotes cinta tentang hujan?
Langit
Hahaha... Bukannnnn... Lihat itu baik-baik
Nama
Apaan sih? (Nama berusaha memokuskan matanya)
Langit
MANGGGGGGGGG...

(Berteriak cukup lantang)

Langit sontak berlari menuju ke arah seorang pedagang yang tengah mendorong dagangannya melewati rumah tersebut.

Langit
Mau gak...?

(Langit berteriak menawarkan pada wanita yang masih duduk dikursi)

Nama menepuk dahinya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sikap laki-laki yang tadi sempat mencium bibirnya itu memanglah berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Namun, dengan demikian Nama pun seolah merasa dunianya kembali baik-baik saja. Ia pun menghampiri Langit dan ikut memesan bakso, tetapi saat sedang berjalan ia tersandung.


JUMP CUT TO.

Nama tiba-tiba terbangun sesaat mendengar suara petir yang terdengar cukup keras. Ia pun menoleh ke arah jam wecker yang berada di samping kasurnya. Nama mengucek matanya berulang-kali dan berlanjut menampar wajahnya berulang kali. Kemudian, Nama pun bergegas mandi dan bersiap untuk pergi bekerja.

Hujan deras mengguyur sebuah rumah minimalis dengan hiasan tumbuhan di pekarangan rumahnya. Terlihat seorang wanita cantik yang mengenakan rok pendek beserta blazzer hitamnya, duduk termenung di kursi depan rumahnya.

Nama
Jadi semua itu cuman mimpi doang?

Nama menatap air hujan yang turun membasahi mobilnya.

Setelahnya, ia membuka ponsel miliknya. Menelpon kontak bernama Mbak Uci.

Mbak Uci (O.S)
Hallo sayanggg... Tumben pagi-pagi nelpon
Nama
Hallo mbak, iyah nih mbak, aku kepikiran... eeee...
Mbak Uci (O.S)
Bocah sialan itu mampir lagi dimimpi kamu?
Nama
Kok gitu mulu sih mbak ngomongnya
(Raut wajah Nama kecewa)
Mbak Uci (O.S)
Namaaaaaaa... Kamu udah hampir seminggu sekali nelpon aku perkara beginian kan. Gara-gara bocah sialan yang aku sendiri gak tau Nam dia sekarang dimana. Aku bingung juga mau nolong kamu kayak gimana
Nama
Aku takut mbak
Mbak Uci (O.S)
Takut kenapa sayang? Coba bilang ke aku, apa yang kamu takutin sekarang! Irawan? Kan dia udah bukan bos kamu lagi hahaha...
Nama
Bukan mbak hahaha... Aku takut capek mbak
Mbak Uci (O.S)
Capek maksudnya? Gini deh yah, aku sekarang lagi nyetir. Entar balik kerja aja gimana kalau kita ketemuan di tempat biasa yah, biar enak ngobrolnya
Nama
Okey mbak, makasih yah sebelumnya! Maaf aku ganggu mulu mbak
Mbak Uci (O.S)
Gakpapa sayang, see you, byeee...

Nama menutup telponnya, menghela nafas panjang. Kemudian, ia membuka payungnya yang berada di dekatnya dan berjalan menuju mobil. Nama pun terlihat pergi meninggalkan komplek perumahannya.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar