Scene 16 : EXT/INT, Pusat Kota, Kedai Kopi - Sore
Cast. Langit, Indri
Suasana kota yang dipinggiran jalannya dihiasi oleh para seniman yang memampang lukisan-lukisan.
Indri
Heyyyyyyyy...
Melambaikan tangannya pada seorang laki-laki yang tengah berjalan disebrang jalan, laki-laki itu tampak bersikap dingin.
Langit menganggukkan kepalanya. Menunggu seorang wanita berambut sebahu menyebrang jalan.
Indri
Ternyata pelukis juga masih suka terpana sama lukisan orang yah
Langit tersenyum menyeringai. Melanjutkan langkahnya kembali.
Indri
Astagaa... Masih aja ini orang dinginnya kayak gini!
(Menggerutu. Menyusul laki-laki dihadapannya)
Langit
Gimana?
Indri
Apanya yang gimana? Baru juga ketemu Lang, basa-basi dulu kek kamu tuh!
Langit
Gimana hati kamu? Udah mau bukain buat aku?
Indri
Tuh kan kan... Katanya udah gaakan bahas beginian lagi, kamu kan sekarang sahabat aku!
Langit menengadahkan kepalanya. Wajahnya tampak putus asa.
Langit
Jadi rencana kamu mau gimana sekarang?
Indri
Santai kali bang! Cari tempat ngopi dulu atau apa kek, jangan langsung ke topik pembicaraan
Langit
Semakin cepat, semakin baik
Indri menarik tangan Langit. Masuk ke dalam kedai kopi bernuansa klasik.
Indri
Wahhh... Cakep banget gak sih tempatnya?
Langit berjalan menuju salah satu meja yang berada di dekat jendela. Duduk seraya menikmati keramain kota.
Indri
(Kesal)
Huhhhhh...
Indri menghampiri Langit yang duduk terlebih dahulu. Wajahnya cemberut.
Langit
Kok cemberut?
Indri
Abisnya kamu, orang aku lagi ngajakin ngobrol, kamu malah jalan aja gak peduli. Kamu gak sama sekali tertarik apa kalau lihat sesuatu yang bikin kamu terpana? SELAIN LUKISAN!
Langit tersenyum. Menatap wanita yang duduk di depannya
Langit
Aku suka lukisan karena dia bisa berbicara tentang apapun tanpa harus berkata
Indri
Dia? Hahaha... Emangnya orang, pake kata dia segala
Langit
Yaudah terserah...
Indri
Iyah deh iyah maaf, sensi banget sih jadi orang tuh
Langit
Aku selalu maafin kamu tentang apapun, kecuali masalah ini, aku gak pernah setuju sebenernya!
Indri
Langgg... Please deh, kamu jalanin semuanya harus sungguh-sungguh biar gak ketahuan
Langit
Alasannya apa? Kamu gak pernah mau ngasih tau kan!
(Nada bicara tinggi)
Indri
Ya karena aku gak mau kehilangan Bintang, paham!
(Indri nyolot)
Langit
Oooohhh... Jadi gini cara mainnya?
Indri
Ya kalau kamu gak mau, kamu gak usah deh hubungin aku lagi!
Langit
Kamu tahu hakikat perasaan? Okey, gak usahlah kamu mikirin perasaan aku, tapi gimana orang yang aku mainin hatinya? Mikir gak sih kalau dia juga sama kayak kamu perempuan, yang aku paham betul bakalan sakit kalau semua ini terbongkar!
Indri
Ya kamu pikirin jangan sampe ketahuan lah bego!
Langit
BEGO? Kamu bilang aku bego? Kalau aku gak pernah diamanatin aku gaakan kayak gini! Cewek gak tau diuntung!
(Langit menggebrak meja, bergegas pergi dari kedai kopi tersebut)
Indri (V.O)
Sorry Lang, selain alasan ini, kamu pasti gak pernah mau balesin dendam aku sama cewek murahan itu!
Suasana kedai kopi hening kembali. Dari arah jendela Indri melihat laki-laki yang tadi berseteru dengannya berjalan semakin menjauhinya. Matanya mulai meneteskan air mata.