Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SURVIVOR
Suka
Favorit
Bagikan
14. Scene 14

96. INT. DALAM KAPAL - PAGI

Kapal kota sebrang dalam perjalanan menuju Marakas.


PAK WIJAYA

Hen, siapin koridor tengah. Biar nanti semua orang bisa langsung masuk.

 

HENDRI

Iya pak. Pak, sebenarnya ada apa ya di kota Marakas? Sampai minta bantuan kayak gini?

 

PAK WIJAYA

Denger denger sih, katanya disana sedang terkena wabah penyakit berbahaya. Dan, semua orang disana, bakal diungsikan ke kota Sebrang.

 

HENDRI

Beneran pak??


PAK WIJAYA

Kayaknya beneran. Lah ini buktinya, kita disuruh jemput mereka.


HENDRI

Tau gini saya nggak ikut pak. Ngeri kena.

 

PAK WIJAYA

Tenang... Nih(mengambil masker di tas), saya bawa masker buat kita pakai disana nanti.

 

HENDRI

Syukurlah kalau gitu. Aman berarti.


Pak Wijaya dan Hendri terus melanjutkan perjalanan.

CUT TO

97. INT. DALAM MOBIL 1

Komandan Tio dan lainnya masih dalam perjalanan.

Jarak untuk sampai ke kota Marakas masih cukup jauh.

 

KOMANDAN TIO

Terus perhatikan semua area. Jangan sampai terlewat.

 

DERI DAN NIKO

Siap komandan.

 

CUT TO

98. INT. DALAM MOBIL 2

Letnan Heri melihat 3 orang yang sedang berjalan di pinggir.

 

LETNAN HERI

Stop!

 

Tentara 1 memberhentikan mobil.

Letnan Heri turun.

Tentara 1 dan 2 turun.

CUT TO

99. INT. DALAM MOBIL 1

Komandan Tio memberhentikan mobilnya.

Dia melihat Letnan Heri keluar dari mobil.

Komandan Tio, Deri dan Niko langsung turun dari mobil mereka, lalu menghampiri Letnan Heri.

CUT TO

100. EXT.PINGGIR JALAN

 

KOMANDAN TIO

Kenapa?

 

LETNAN HERI

Ada orang disana. Mungkin mereka belum terinfeksi.

 

Komandan Tio melihat orang yang dimaksud.

 

KOMANDAN TIO

Deri, Niko, kalian tunggu disini. Amankan area sekitar.

 

Komandan Tio, Letnan Heri dan seorang tentara menghampiri 3 orang yang mereka lihat.

CUT TO

Letnan Heri coba mengajak ngobrol 3 orang itu.

 

LETNAN HERI

Maaf, kalian mau kemana?

 

3 orang itu sedikit takut dengan kehadiran Komandan Tio dan lainnya.

 

KOMANDAN TIO

Jangan takut, kita datang untuk selamatkan kalian.

 

3 orang itu langsung lega dan senang mendengar perkataan Komandan Tio.

 

ORANG 1

Kita selamat bu, pak...(Bersyukur)

 

KOMANDAN TIO

Sebaiknya kita masuk ke mobil sekarang. Bahaya disini.

 

ORANG 2

Mau kemana? Semuanya sudah hancur. Nggak ada tempat yang aman.

 

KOMANDAN TIO

Masih ada. Saya bisa jamin.

 

3 orang itu berdiskusi.

1 menit kemudian, mereka selesai berdiskusi.

 

ORANG 2

Kita ikut.

 

3 orang itu akhirnya mau ikut Letnan Heri dan Komandan Tio.

Mereka masuk kedalam mobil, lalu melanjutkan perjalanan menuju kota Marakas.

CUT TO

101. INT. DALAM MOBIL NAYA

Naya dan lainnya masih dalam perjalanan menuju kota Marakas.

Tak lama kemudian, mobil Naya tiba-tiba mati.

 

BOBBY

Eh eh, kenapa ini??

 

Naya mencoba menyalakan mobil.

 

RISMA

Kenapa Nay?


Naya melihat indikator bensin mobil sudah berada di huruf 'E'.

 

NAYA

Sial(memukul stir), bensin mobil gue habis.


Mereka mulai bingung.

Doni memberi solusi.

 

DONI

Kita harus turun. Cari mobil lain.

 

TINA

Eh, jangan. Bahaya...(Takut). Nanti kalo ada zombi gimana??

 

RISMA

Lebih bahaya lagi kalau kita disini terus Tin. Udah ayo.


TINA

Ya tapi kan...


RISMA

Tina, tolong. Kita cari mobil lain, ya?


Tina akhirnya setuju. 

CUT TO(jalanan sepi)

Risma dan lainnya turun dari mobil Naya.

Mereka mencari mobil lain.

JUMP CUT TO

20 menit mereka berjalan.

Tak ada satupun kendaraan yang mereka temukan.

 

BOBBY

Haduuh(lelah), dari tadi nggak dapet dapet nih mobil. Capek gue.


TINA

Gue juga. Capek.

  

NAYA

Cari terus, ntar juga dapet.

 

Doni membantu Gerry berjalan.

Tak lama, Doni melihat sebuah mobil terparkir di sebelah rumah kosong.

 

DONI

Hei hei. Itu(menunjuk kearah sebuah mobil). lihat.

 

Naya dan lainnya melihat mobil yang di maksud Doni.

Tampak disekeliling mobil berkumpul beberapa zombi.

 

RISMA

Nggak mungkin kita kesana.

 

TINA

Cari yang lain aja ya(takut). Jangan yang itu.


DONI

Kita harus ambil mobil itu. Kalian mau cepat sampai ke kota kan??

 

Risma dan lainnya berfikir.

Akhirnya mereka setuju.


RISMA

Yaudah, kita ambil mobil itu.


BOBBY

Caranya?


Naya menemukan sebuah cara.

 

NAYA

Gue udah pikirin, gimana cara biar kita bisa ambil tuh mobil.

 

Mereka kemudian berkumpul dan berdiskusi.

 

NAYA

Kalian lihat disana(Menunjuk kearah sebuah rumah lain), ada beberapa kaleng disamping rumah itu. Kita bisa gunakan kaleng-kaleng itu buat ngejauhin zombi dari mobil.

 

DONI

Maksudnya?

 

NAYA

Kita lempar kaleng-kaleng itu jauh dari mobil. Kalau kita beruntung, mereka(zombi) harusnya ikutin suara kaleng yang kita lempar. Kalau nggak, terpaksa kita cari cara lain.

 

DONI

Kita coba.

 

TINA

Siapa yang mau ambil kalengnya? Jauh banget lagi disana.

 

Semua menatap Bobby.

 

BOBBY

Enggak! Enggak. Jangan gue lagi. Gue udah kapok.

 

NAYA

Kalian siap-siap. Gue yang ambil kalengnya.

 

BOBBY

Nah, gitu dong. Ini baru kerja tim.

 

RISMA

Gue bantu.

 

NAYA

(Menganggukkan kepala). Yang lain, siap-siap lari ke mobil. Setelah zombi-zombi itu menjauh dari mobil, langsung masuk. Gue tunggu di seberang jalan.


Naya dan Risma bersiap.

Tina mendekat ke Naya dan Risma.

 

TINA

Kalian hati-hati ya(khawatir).


RISMA

Tenang aja. Aman kok.


Doni kemudian menghampiri Risma dan Hana.

Dia tak mau Risma melakukan hal bahaya.

 

DONI

Biar gue yang pancing mereka(zombi). Kalian(Risma dan Naya) siap-siap ke mobil sama yang lain.

 

NAYA

Don, gue sama Risma aja.

 

DONI

Gue nggak mau kalian kenapa-napa(menatap Risma). Gue usahakan, rencana ini berhasil.

 

Naya dan Risma akhirnya setuju.

Risma mulai mengkhawatirkan Doni.

Dia mengobrol dengan Doni.

 

RISMA

Don, setelah semuanya selesai, cepet ke mobil(wajah khawatir).

 

DONI

Pasti(Tersenyum).

 

NAYA

Hei, gue coba secepatnya nyalahin mobil. Setelah itu, gue tunggu lo di seberang jalan.

 

DONI

Iya.

 

Naya memberikan senapannya ke Doni.

 

NAYA

Buat jaga-jaga.

 

DONI

Nggak perlu.

 

Doni kemudian pergi.

Risma sangat khawatir dengan Doni.

Dia terus menatap Doni.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)