Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SURVIVOR
Suka
Favorit
Bagikan
6. Scene 6

34. INT. RUANG TENGAH - DALAM RUMAH RONI(TEMAN REY) – SIANG 

Orang tua Roni sedang tak dirumah.

Sementara Rey bersiap pulang.

 

REY

Roni, aku pulang dulu ya.

 

PUTRI

Aku juga.


RONI

Ok.

 

Rey dan Putri keluar.

CUT TO(depan pintu rumah Roni) 

Rey dan Putri seketika terkejut saat melihat keadaan diluar.

VIEW

Mereka melihat para zombi sedang memangsa warga.

Semua orang berlari ketakutan, berusaha menyelamatkan diri.

CUT TO

Beberapa zombi melihat Rey dan Putri.

Zombi-zombi itu langsung berlari kearah Rey dan Putri.

Sementara Rey dan Putri masih syok.

 

REY

Mereka kenapa??

 

PUTRI

Nggak tau...(Mulai takut) Rey, aku takut.

 

Putri memegang tangan Rey dengan erat.

Tak lama datang seorang warga yang berusaha masuk ke dalam rumah Roni.

 

WARGA

Hei, jangan keluar! Ayo masuk!

 

Zombi kemudian menyerang warga itu.

 

WARGA

Aaa!(Terjatuh)

 

Zombi menerkam warga itu.

Rey dan Putri yang tepat berada di dekat kejadian, tampak semakin syok.

Mereka terdiam.

 

WARGA

Cepat... Masuk!(Sambil menahan sakit)

 

Rey dan Putri langsung masuk kembali kedalam rumah Roni.

 

REY

Ayo masuk!

 

Rey menarik Putri, lalu menutup pintu.

CUT TO(dalam rumah Roni)

Roni bingung karena Rey dan Putri kembali masuk kerumahnya.

 

RONI

Loh, kalian nggak jadi pulang?

 

REY

Tutup jendela!

 

Putri menutup jendela.

Rey mengunci pintu.

Roni tampak bingung.


RONI

Eh eh, ini kenapa??


Rey menyuruh Roni melihat kearah jendela.

Roni kemudian mengintip dari jendela kearah luar.

VIEW DEPAN RUMAH RONI 

Dia melihat keadaan diluar yang sangat kacau.

Beberapa warga berlarian menghindari zombi-zombi.

Banyak darah dimana-mana.

CUT TO

 

RONI

Ha!(Terkejut dan mulai ketakutan)... Itu, kenapa??

 

REY

Aku juga nggak tau. Aku sama Putri nggak jadi pulang karena itu.

 

PUTRI

Rey, aku takut... Gimana ini??

 

Mereka berdiam di rumah Roni.

CUT TO

35. INT. DALAM RUMAH DONI 

Pak Kardi masih berusaha menahan pintu agar zombi tidak masuk.

Dia kemudian teringat Rey yang masih ada di rumah Roni.

 

PAK KARDI

Astaga! Rey...

 

Kaca rumah Doni pecah karena tak kuat menahan segerombolan zombi yang berusaha masuk.

Beberapa zombi berhasil masuk.

Pak Kardi berusaha melawan.

Dia kemudian mengambil sapu.

 

PAK KARDI

Kalian ini kenapa!? Hei... Sadar!!

 

Pak Kardi mencoba melawan zombi-zombi itu hanya menggunakan sapu.

Pak Kardi berlari kearah belakang rumah.

Zombi terus mengejarnya.

Bahkan zombi semakin banyak.

 

PAK KARDI

Waduuh, kok nambah banyak ini...(Sambil memukul zombi-zombi itu)

 

Pak Kardi terus melawan.

Tak lama dia mulai kuwalahan.

Pak Kardi tidak sanggup lagi bertahan dan akhirnya dia tergigit dilengannya.

Berselang beberapa detik kemudian, Pak Kardi berubah menjadi zombi.

CUT TO(Area desa)

Zombi-zombi itu terus berlari ke segala arah.

Beberapa zombi bahkan berlari ke arah kota.

CUT TO

35. INT. DALAM KANTOR GURU ATAS

Profesor Richard duduk dilantai.

Dia nampak lelah setelah harus berlari dari kejaran zombi.

CUT TO(balik lemari)

Sementara Bu Jesika dan Rita masih bersembunyi di balik lemari.

 

RITA

Bu, itu siapa??(takut).

 

BU JESIKA(nada pelan)

Sstt... Jangan bersuara. Ibu cek dulu.

 

Bu Jesika mencoba sedikit mengintip.

Dia melihat Profesor Richard.

 

BU JESIKA

Profesor?

 

Profesor Richard terkejut.

Dia mencoba mengamati Bu Jesika.

Profesor Richard ingat dengan Bu Jesika.

 

PROFESOR RICHARD

Bu... Jesika?

 

Bu Jesika dan Rita menghampiri profesor Richard.


BU JESIKA

Prof, ngapain disini? Keadaan disini lagi nggak baik.

 

PROFESOR RICHARD

Iya, saya tau. Ini pasti akibat cairan kimia saya yang pecah tadi.

 

BU JESIKA

Cairan? Maksudnya?

 

PROFESOR RICHARD

Ada satu cairan yang pecah di lab. Cairan itu sudah lama disimpan disana. Dan harusnya sudah dimusnahkan karena sangat berbahaya.

 

Rita ingat kalau dia memecahkan satu botol berisi cairan tadi.

 

BU JESIKA

Kenapa bisa pecah?

 

PROFESOR RICHARD

Saya juga nggak tau. Waktu saya lewat ruangan itu, pintunya sudah kebuka. Dan ada tumpahan cairan kimia di lantai.

 

BU JESIKA

Harusnya kalau memang ruangan itu penting, dikunci.

 

PROFESOR RICHARD

Ruangan itu udah dipasang pengaman. Nggak sembarangan orang bisa masuk. Mungkin tadi ada yang lupa tutup pintunya lagi setelah keluar.

 

Profesor Richard ingat kalau tujuannya kesini karena dia merasa salah satu siswa SMA Jayatra lah yang memecahkan cairan kimia itu.

 

PROFESOR RICHARD

Oh iya, tujuan saya kesini ingin menanyakan ke siswa- siswa Bu Jesika yang tadi melakukan study tour ke lab. Mungkin salah satu dari mereka masuk ke ruangan itu dan tidak sengaja menumpahkannya.

 

Rita semakin cemas.

Bu Jesika menyangkal.

 

BU JESIKA

Nggak mungkin. Profesor lihat sendiri siswa-siswa saya mengikuti arahan dengan benar. Saya juga awasi mereka terus kok.

 

Profesor Richard merasa tidak enak menuduh murid Bu Jesika.

 

PROFESOR RICHARD.

Maaf, saya cuma berasumsi. Memang, bisa juga ini karena orang di lab yang nggak sengaja memecahkannya.

 

Rita tampak merasa bersalah.

Dia takut orang lain yang disalahkan karena ulahnya.

Rita akhirnya mengaku.

 

RITA

Saya! Saya yang, pecahin cairan itu(tertunduk lesu). Maaf(merasa bersalah)...

 

BU JESIKA

Rita, kamu jangan ngomong gitu. Nggak ada yang nuduh kamu kok.

 

RITA

Bu, saya yang masuk ke ruangan itu. Waktu itu Vino udah ngelarang saya, tapi saya nggak mau denger. Dan akhirnya, saya nggak sengaja jatuhin cairan itu(meneteskan air mata).

 

BU JESIKA

Rita...(Tidak menyangka)

 

Bu Jesika kemudian memeluk Rita.

 

RITA

Bu, apa mungkin Vino sakit karena itu??

 

Profesor Richard mulai berfikir kalau Vino sempat menyentuh cairan kimia yang pecah.

 

PROFESOR RICHARD

Maaf, kalau boleh tau dimana Vino sekarang?

 

RITA

Dia...(sedih)

 

PROFESOR RICHARD

Sepertinya Vino sakit karena menyentuh cairan itu.

 

Bu JESIKA

Memangnya kenapa?

 

PROFESOR RICHARD

Dulu saya sempat coba membuat obat untuk sebuah penyakit ganas bersama rekan saya, Indra. Singkat cerita, kita gagal. Lalu ada satu orang yang nggak sengaja terkena cairan itu. Beberapa menit setelahnya, dia berubah menjadi sangat agresif. Dia menyerang Indra. Beruntung Indra sempat menghindar.

 

BU JESIKA

Terus, gimana keadaan orang itu? Apa yang kalian lakukan?

 

PROFESOR RICHARD

Kami mengurungnya. Karena akan berbahaya jika dia lepas. Satu tahun kemudian, orang itu tak kunjung sembuh. Beberapa kali saya gagal membuat obat penangkalnya. Lalu, saya memutuskan untuk membunuh orang itu. Saya dan Indra merahasiakan kejadian ini berdua, sudah lama sekali sampai sekarang. Saya rasa, Vino pasti mengalami hal yang sama.

 

RITA

Iya. Vino tiba-tiba aja nyerang semua siswa di UKS. Dia juga nyerang saya dan Bu Jesika. Beruntung saya dan Bu Jesika masih bisa selamat.

 

PROFESOR RICHARD

Sekarang virus ini sudah menyebar. Satu-satunya cara, saya harus buat obat penangkal. Kalian bisa bantu saya.

 

BU JESIKA

Terus sekarang gimana? Nggak mungkin kita keluar.

 

PROFESOR RICHARD

Untuk saat ini, kita diam disini dulu. Diluar masih berbahaya.


Rita dan Bu Jesika setuju.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)