Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SURVIVOR
Suka
Favorit
Bagikan
12. Scene 12

85. EXT. DEPAN SUPERMARKET – PAGI

Doni dan lainnya terjebak didalam mobil.

Mereka semua sangat bingung dan panik karena terkepung oleh segerombolan zombi.

Tak lama seorang wanita menembaki zombi dari samping supermarket menggunakan senapan.

Semua zombi langsung berlari mengejar wanita itu.

Wanita itu berlari menjauh dari supermarket.

CUT TO

86. INT. DALAM MOBIL

 

BOBBY

Hei, udah aman. Zombinya udah pergi.

 

DONI

Ger, coba nyalain mobilnya.

 

TINA

Cepet Gerry!

 

Gerry mencoba manyalakan mobil.

Mobil tidak bisa menyala.

 

GERRY

Masih nggak bisa.

 

BU JESIKA

Coba terus.

 

Segerombolan zombi kembali berdatangan.

Tampak dari kejauhan, mereka berlari kearah Doni dan lainnya.

Doni coba berfikir keras.

Dia kemudian melihat kearah supermarket.

Supermarket tampak kosong.

Doni berencana mengajak semuanya masuk ke dalam supermarket.

 

DONI

Kita masuk kesana(menunjuk supermarket).

 

RISMA

Don, yakin? Apa nggak sebaiknya kita disini aja?

 

GERRY

Gue setuju sama Risma. Terlalu berisiko kalo kita masuk kesana(supermarket).

 

DONI

Percaya sama gue. Kita lebih aman di dalem sana(supermarket).

 

Risma dan lainnya berfikir.

Mereka pun setuju.

Kecuali Tina.


RISMA

Yaudah ayo.

 

TINA

Ih Risma, disini aja. Gue nggak mau masuk kesana. (Takut).

 

BOBBY

Kalo lo nggak mau ikut yaudah, disini aja sendiri. Kita turun dulu.

 

Bobby dan lainnya bersiap turun.

Tina melihat segerombolan zombi mulai mendekat.

Dia mulai ketakutan.

 

TINA

Eh, tunggu tunggu. Gue ikut. Becanda tadi. (Tak ada pilihan lain).

 

87. EXT. DEPAN SUPERMARKET - PINGGIR JALAN

Saat turun dari mobil, tampak satu zombi yang cukup besar mengarah ke Doni dan lainnya.

Bobby melihatnya.

Dia sangat terkejut.

 

BOBBY

Wah... Apaan lagi ini.

 

Bobby tak bisa berkata-kata.

Dia menarik-narik baju Tina.

 

TINA

Iih, apasih Bob.

 

Tina menoleh ke Bobby.

Dia melihat zombi raksasa itu.

 

TINA

Astaga...(Syok dan menepuk pundak Risma)

 

Doni dan lainnya melihat zombi itu.

Mereka sangat terkejut.

Mereka cepat-cepat menuju supermarket.


DONI

Lari! Lari!


CUT TO(halaman depan supermarket)

Di tengah perjalanan, Gerry tersandung batu yang lumayan besar.

Dia pun terjatuh dan tampak kesakitan.

Kakinya terkilir.

 

GERRY

Aa!!(Memegang kakinya)

 

Bobby membantu Gerry.

 

BOBBY

Astagaa, pake jatoh segala lu ya. Ayo cepet!

 

Doni membantu Gerry berdiri.

Gerry mulai merasakan sakit di kakinya.

 

GERRY

Aa!! Sakit sakit.

 

BOBBY

Ger, ayo. Jangan berlebihan gitu lah.

 

GERRY

Berlebihan gimana? Beneran sakit ini.

 

Dari kejauhan nampak gerombolan zombi sedang menuju kearah supermarket.

Zombi raksasa pun semakin dekat.

 

RITA

Bu...

 

Bu Jesika melihat gerombolan zombi itu.

 

BU JESIKA

Ayo cepet! Mereka makin deket.

 

Doni dan Bobby langsung menggotong Gerry.

 

GERRY

Aaa!!(Kesakitan), pelan-pelan woy!

 

BOBBY

Udah diem.


Mereka berhasil masuk ke dalam supermarket.

CUT TO(Dalam supermarket)

Mereka menutup pintu supermarket dan menahan pintu dengan barang-barang yang ada di sana.

 

DONI

Geser semuanya ke pintu.

 

Setelah semua selesai dan mereka merasa pintu sudah aman, keadaan mulai sedikit tenang.

 

BOBBY

Huuh... Capek.

 

DONI

Oke, kita disini dulu sementara.

 

GERRY

Ini, kayaknya kaki gue patah(Merasakan sakit di kakinya).

 

TINA

Apa sih, cuma keseleo dikit doang(sedikit kesal).

 

GERRY

Tapi sakit lo ini.

 

Zombi raksasa mulai menggedor-gedor pintu supermarket.

Kaca pintu supermarket mulai retak.

Beruntung mereka menahan pintu dengan rak makanan dan lemari es.

Keadaan kembali tegang.

Doni berdiri dan berusaha menahan pintu.

 

DONI

Bob, bantuin!

 

Bobby, Bu Jesika, Tina dan Rita membantu Doni.

Tak lama, datang seorang wanita.

Wanita itu langsung menempatkan senapannya di lubang kecil di pintu supermarket.

Lalu dia melepaskan beberapa kali tembakan kearah zombi raksasa.

Zombi itu akhirnya mati.

Doni dan lainnya kembali merasa lega.

Setelah itu, tiba-tiba Naya(wanita pembawa senapan) menodongkan senjatanya kearah Bobby.

 

NAYA

Kalian semua diam, atau gue tembak dia. (Menodongkan senapan ke arah kepala Bobby).

 

BOBBY

Hei hei...(Terkejut) Tenang dulu, jangan ginilah.

 

NAYA

Kalian pasti udah terinfeksi. Keluar dari sini sekarang.

 

DONI

Kita belum teinfeksi. Beneran. Kita cuma mau berlindung disini. Tolong.

 

Naya masih menodongkan pistol ke Bobby.

 

BOBBY

Bisa udahan nggak ini nodongnya? Ngeri ketembak ntar. Kita belum terinfeksi kok, beneran(takut)...

 

Naya kembali memperhatikan Doni dan lainnya.

Lalu dia akhirnya percaya.

Dia menyimpan senapannya.

Doni dan lainnya menjauh dari pintu.

 

NAYA

Kalian mau ambil makanan disini?

 

DONI

Iya. Maaf. Nanti kalau situasinya udah kembali normal, gue bayar semua.

 

NAYA

Nggak perlu. Gue juga tau keadaannya lagi kayak gini. Sekarang, ceritain ke gue gimana caranya kalian masih bisa selamat? Mungkin setelah itu gue bisa lebih percaya kalau kalian belum terinfeksi.

 

BOBBY

Astaga, masih nggak percaya juga nih orang. Gue kasih tau sekali lagi, kita semua belum terinfeksi. Nggak ada luka sedikitpun. Tuh, tuh(memperlihatkan lengan dan lehernya).

 

RISMA

Bob, diem.


Naya kemudian melihat Gerry.

Gerry masih kesakitan akibat kakinya terkilir.

 

RISMA

Dia(Gerry), tadi jatuh waktu kita berusaha masuk kesini. Tenang aja.


Naya mencoba percaya.

 

DONI

Kita dari SMA Jayatra. Kita nggak tau apa yang sedang terjadi sekarang, tiba-tiba aja semuanya jadi seperti ini. Beruntung gue sama temen-temen gue masih bisa selamat. Dan sekarang, kita mau cari pertolongan.

 

NAYA

Pertolongan? Masih yakin ada yang selamat?

 

DONI

Pasti. Dan, gue rasa keadaan di kota masih baik-baik aja. Itu satu-satunya tujuan gue dan temen-temen gue saat ini.

 

Naya kemudian pergi ke belakang.

Gerry masih kesakitan karena kakinya terkilir.

Naya kembali dan menghampiri Gerry sambil membawa sebuah botol minyak oles.

 

NAYA

Pakai, sebelum makin parah.

 

GERRY

Makasih.

 

TINA

Sini gue bantu olesin.

 

GERRY

Eh tunggu-tunggu. Pelan tapi ya. Jangan kenceng-kenceng.


TINA

Iya, bawel. Udah sini(mengoles kaki Gerry dengan hati-hati)


NAYA

Terus, kenapa kalian malah masuk ke sini? Bukannya udah di dalam mobil? Harusnya kalian bisa langsung pergi.

 

DONI

Mobil kita mogok. Nggak ada pilihan lain selain masuk kesini. Lo nggak keberatan kan gue sama temen-temen gue disini dulu sebentar?

 

Risma mendekat ke Naya.

Dia kemudian memperkenalkan namanya.

 

RISMA

Gue Risma.(Mengajak berkenalan).


Naya menghiraukan Risma.

 

NAYA

Terserah. Kalau memang kalian ingin diem disini, silahkan. Gue nggak setega itu ngebiarin kalian diluar, berurusan dengan orang-orang yang terinfeksi itu.


GERRY

Tuh kan bener kata gue, zombi ini! Mati kita.


TINA

Ssstt! Diem(menutup mulut Gerry). Lagi diobatin lo ini, jangan banyak gerak dong(kesal).


Naya pergi ke arah belakang supermarket.

Sementara Doni dan lainnya duduk dan beristirahat.

FADE OUT

88. EXT. PELABUHAN – MALAM(21.00)

Komandan Tio duduk di sebuah batu sambil memandangi area pelabuhan.

Deri melihat komandan Tio.

Lalu Deri menghampirinya.

 

DERI

Komandan.

 

KOMANDAN TIO

Deri. Mau kemana?

 

DERI

Saya, cuma lagi amanin area pelabuhan. Biar semuanya aman.

 

KOMANDAN TIO

Ooh.

 

DERI

Komandan nggak tidur?

  

KOMANDAN TIO

Saya masih belum ngantuk.

 

Deri kemudian duduk di sebelah Komandan Tio.

 

DERI

Komandan, apa ada yang bisa saya bantu? Sepertinya Komandan lagi ada yang dipikirkan.


Komandan Tio bersiap cerita.

Dia mengambil nafas.

 

KOMANDAN TIO

Saya, merasa kalau di area kota masih ada beberapa orang yang belum terinfeksi. Mereka pasti berharap ada yang menolong.

 

DERI

Mungkin aja. Tapi untuk saat ini kita juga nggak bisa melakukan apa-apa komandan.

 

KOMANDAN TIO

Iya. Saya tau. Saya masih mikirin cara buat bisa ke kota, untuk memastikan keadaan disana. Tanpa harus membahayakan semuanya.

 

DERI

Komandan, kalau memang komandan ingin mengecek keadaan di kota, saya siap bantu kapanpun.

 

KOMANDAN TIO

(Senyum kecil). Tapi, yang terpenting sekarang kita harus jaga area ini, sampai kapal kota Sebrang datang.


DERI

Siap komandan. Kalau gitu, saya permisi dulu. Lanjut keliling.

 

KOMANDAN TIO

Iya. Hati-hati.

 

Deri pergi.

Komandan Tio berdiri memandangi pelabuhan.

Dia kemudian melihat di kejauhan ada dua mobil di belakang sebuah kontainer.

Dia pun berjalan menuju mobil itu.

CUT TO(dekat mobil)

Tampak 2 mobil berwarna hitam dan abu-abu tergeletak begitu saja tanpa pemilik.

Komandan Tio langsung mengecek kondisi mobil.

 

KOMANDAN TIO

Kayaknya masih bisa.

 

Komandan Tio mencoba mencari kunci mobil itu.

Kunci mobil sudah tertancap.

Komandan Tio mencoba menyalakan mobil.

Mobil menyala.

Bahan bakar terlihat full.

Dia mengecek mobil sebelahnya.

Mobil menyala.

Komandan Tio terlihat senang.

 

KOMANDAN TIO

Baiklah. Kita berangkat besok(menepuk pintu mobil).

 

CUT TO

89. INT. DALAM SUPERMARKET - MALAM(22.00)

Terlihat Doni dan lainnya sedang duduk dilantai dan mengobrol.

Bobby baru saja selesai menikmati makanan didalam supermarket.

Rita tidur dipangkuan Bu Jesika.

 

BOBBY

Akhirnya gue bisa makan sepuasnya. Eh, ngomong-ngomong sampai kapan ini kita disini?

 

TINA

Ya sampai keadaan aman lah. Nggak mau gue dikejar-kejar lagi. Capek.

 

GERRY

Kalo nggak karena mobil si Leo mogok, kita pasti udah di kota sekarang.

 

BOBBY

Bener tuh.


TINA

Gue jadi keinget Leo. Dia sekarang lagi dimana ya.


RISMA

Semoga aja dia bisa sembuh nanti.


BOBBY

Semoga.


Sangat berharap.

 

NAYA

Kalian seyakin itu mau ke kota? Belum tentu keadaan disana aman. Mungkin aja disana(kota) sama kayak disini.

  

BU JESIKA

Saya yakin dikota masih aman. Kalau emang kamu nggak yakin soal itu, kamu bisa diam disini terus. Jangan ajak orang lain.

 

DONI

Udah udah, sebaiknya kita sekarang tidur. Besok kita lanjut ke kota. Oke?


GERRY

Bener tuh. Yaudah, gue tidur dulu.

 

BOBBY

Gue juga, ngantuk.

 

Mereka tidur di lantai supermarket.

JUMP CUT TO(23.30)

Doni duduk di sebuah lemari yang roboh, sambil menatap kearah kaca supermarket, melihat keadaan diluar.

Dia masih bingung harus berbuat apa untuk besok.

Naya meletakkan senapannya disamping sebuah rak makanan.

Doni melihat Naya.

Naya menghampiri Doni.

 

NAYA

Lo nggak tidur?

 

DONI

Enggak, gue belum ngantuk.


NAYA

Ooh. (Mengajak berkenalan) Gue Naya. Sorry gue nggak jawab temen lo tadi(Risma). Gue masih nggak yakin tadi kalau lo sama temen-temen lo belum terinfeksi.


DONI

Iya nggak papa. Gue ngerti. Oh iya, gue sebenarnya mau tanya sesuatu tentang lo. Boleh?


NAYA

Apa?


DONI

Gue cuma penasaran, gimana caranya lo bisa bertahan seorang diri disini. Dengan keadaan seperti ini. Apalagi lo cewek.


Naya duduk di dekat Doni.


NAYA

(Menghela nafas). Gue, pegawai di supermarket ini. Udah lumayan lama gue kerja disini. Sekitar, yaa satu tahun lebih mungkin. Waktu pertama kali peristiwa ini terjadi, gue lagi bersihin lantai. Terus, nggak lama kemudian beberapa orang masuk kedalam supermarket dengan wajah ketakutan. Mereka berusaha menyelamatkan diri dari orang-orang yang terinfeksi. Tapi, justru mereka terjebak disini. Gue sempat terdiam, karena gue terkejut. Dan, gue tiba-tiba aja kepikiran sembunyi di bawah meja kasir.

 

Naya mulai tampak sedih mengingat itu.

 

NAYA

Setelah itu, datang seorang pria membawa senapan. Dia berusaha menolong semua orang. Tapi, lengannya tergigit. Keadaan jadi semakin kacau. Gue ngelihat darah dimana-mana. Gue makin takut. Mereka semua mulai terinfeksi. Pikiran gue mulai kacau, dan gue nggak tau harus apa. Beruntung gue lihat senapan milik pria itu ada di deket kaki gue. Walaupun sebenarnya gue takut, tapi gue berfikir cuma itu satu-satunya cara yang bisa buat gue selamat. Dan, setelah itu gue langsung tembak ke arah manapun sambil lari keluar.

 

Doni tak menyangka Naya mengalami kejadian yang sama sepertinya seorang diri.


DONI

Gue tau apa yang lo rasain waktu itu. Karena memang, kejadian ini muncul gitu aja. Nggak ada peringatan apapun. Gue juga nggak nyangka bisa bertahan sampai saat ini.

 

NAYA

Yaa, yang penting sekarang kita masih selamat. Nggak tau nanti.

 

DONI

Sebaiknya lo ikut ke kota. Peluang kita selamat disana lebih besar daripada .


Naya hanya tersenyum kecil.

 

NAYA

Gue masih heran sama lo, kenapa bisa seyakin itu kalau keadaan di kota masih aman. Kita udah lihat situasinya sekarang. Kalau semisal di kota masih aman, pasti ada yang kesini buat nyelamatin kita. Nyatanya, nggak ada yang datang. Lo bisa pegang omongan gue kalau keadaan dikota sama aja kayak disini. Bahkan lebih parah.

 

DONI

Nggak ada yang tau keadaan di kota. Gue ngeyakinin temen-temen gue kalau di kota masih aman, biar mereka punya harapan dan mau berjuang untuk bisa selamat. Gue yakin lo paham apa yang gue maksud.

 

NAYA

Oke. Anggap besok lo berhasil sampai ke kota. Dan setelah lo sampai disana, ternyata omongan gue bener. Apa yang bakal lo lakuin setelah itu?


Doni terdiam.

Dia tak bisa menjawab.


NAYA

Gue yakin temen-temen lo bakal kecewa. Saran gue, mending lo pikir dulu baik-baik.(Menepuk pundak Doni).

 

Naya kemudian pergi.

 

DONI

Hei.

 

Naya berhenti.

 

DONI

Terserah lo mau bilang apa, yang pasti gue sama temen-temen gue akan tetep pergi ke kota besok pagi.

 

Naya hanya diam, dia lanjut berjalan ke belakang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)