85. EXT. DEPAN SUPERMARKET – PAGI
Doni dan lainnya terjebak didalam mobil.
Mereka semua sangat bingung dan panik karena terkepung oleh segerombolan zombi.
Tak lama seorang wanita menembaki zombi dari samping supermarket menggunakan senapan.
Semua zombi langsung berlari mengejar wanita itu.
Wanita itu berlari menjauh dari supermarket.
CUT TO
86. INT. DALAM MOBIL
BOBBY
Hei, udah aman. Zombinya udah pergi.
DONI
Ger, coba nyalain mobilnya.
TINA
Cepet Gerry!
Gerry mencoba manyalakan mobil.
Mobil tidak bisa menyala.
GERRY
Masih nggak bisa.
BU JESIKA
Coba terus.
Segerombolan zombi kembali berdatangan.
Tampak dari kejauhan, mereka berlari kearah Doni dan lainnya.
Doni coba berfikir keras.
Dia kemudian melihat kearah supermarket.
Supermarket tampak kosong.
Doni berencana mengajak semuanya masuk ke dalam supermarket.
DONI
Kita masuk kesana(menunjuk supermarket).
RISMA
Don, yakin? Apa nggak sebaiknya kita disini aja?
GERRY
Gue setuju sama Risma. Terlalu berisiko kalo kita masuk kesana(supermarket).
DONI
Percaya sama gue. Kita lebih aman di dalem sana(supermarket).
Risma dan lainnya berfikir.
Mereka pun setuju.
Kecuali Tina.
RISMA
Yaudah ayo.
TINA
Ih Risma, disini aja. Gue nggak mau masuk kesana. (Takut).
BOBBY
Kalo lo nggak mau ikut yaudah, disini aja sendiri. Kita turun dulu.
Bobby dan lainnya bersiap turun.
Tina melihat segerombolan zombi mulai mendekat.
Dia mulai ketakutan.
TINA
Eh, tunggu tunggu. Gue ikut. Becanda tadi. (Tak ada pilihan lain).
87. EXT. DEPAN SUPERMARKET - PINGGIR JALAN
Saat turun dari mobil, tampak satu zombi yang cukup besar mengarah ke Doni dan lainnya.
Bobby melihatnya.
Dia sangat terkejut.
BOBBY
Wah... Apaan lagi ini.
Bobby tak bisa berkata-kata.
Dia menarik-narik baju Tina.
TINA
Iih, apasih Bob.
Tina menoleh ke Bobby.
Dia melihat zombi raksasa itu.
TINA
Astaga...(Syok dan menepuk pundak Risma)
Doni dan lainnya melihat zombi itu.
Mereka sangat terkejut.
Mereka cepat-cepat menuju supermarket.
DONI
Lari! Lari!
CUT TO(halaman depan supermarket)
Di tengah perjalanan, Gerry tersandung batu yang lumayan besar.
Dia pun terjatuh dan tampak kesakitan.
Kakinya terkilir.
GERRY
Aa!!(Memegang kakinya)
Bobby membantu Gerry.
BOBBY
Astagaa, pake jatoh segala lu ya. Ayo cepet!
Doni membantu Gerry berdiri.
Gerry mulai merasakan sakit di kakinya.
GERRY
Aa!! Sakit sakit.
BOBBY
Ger, ayo. Jangan berlebihan gitu lah.
GERRY
Berlebihan gimana? Beneran sakit ini.
Dari kejauhan nampak gerombolan zombi sedang menuju kearah supermarket.
Zombi raksasa pun semakin dekat.
RITA
Bu...
Bu Jesika melihat gerombolan zombi itu.
BU JESIKA
Ayo cepet! Mereka makin deket.
Doni dan Bobby langsung menggotong Gerry.
GERRY
Aaa!!(Kesakitan), pelan-pelan woy!
BOBBY
Udah diem.
Mereka berhasil masuk ke dalam supermarket.
CUT TO(Dalam supermarket)
Mereka menutup pintu supermarket dan menahan pintu dengan barang-barang yang ada di sana.
DONI
Geser semuanya ke pintu.
Setelah semua selesai dan mereka merasa pintu sudah aman, keadaan mulai sedikit tenang.
BOBBY
Huuh... Capek.
DONI
Oke, kita disini dulu sementara.
GERRY
Ini, kayaknya kaki gue patah(Merasakan sakit di kakinya).
TINA
Apa sih, cuma keseleo dikit doang(sedikit kesal).
GERRY
Tapi sakit lo ini.
Zombi raksasa mulai menggedor-gedor pintu supermarket.
Kaca pintu supermarket mulai retak.
Beruntung mereka menahan pintu dengan rak makanan dan lemari es.
Keadaan kembali tegang.
Doni berdiri dan berusaha menahan pintu.
DONI
Bob, bantuin!
Bobby, Bu Jesika, Tina dan Rita membantu Doni.
Tak lama, datang seorang wanita.
Wanita itu langsung menempatkan senapannya di lubang kecil di pintu supermarket.
Lalu dia melepaskan beberapa kali tembakan kearah zombi raksasa.
Zombi itu akhirnya mati.
Doni dan lainnya kembali merasa lega.
Setelah itu, tiba-tiba Naya(wanita pembawa senapan) menodongkan senjatanya kearah Bobby.
NAYA
Kalian semua diam, atau gue tembak dia. (Menodongkan senapan ke arah kepala Bobby).
BOBBY
Hei hei...(Terkejut) Tenang dulu, jangan ginilah.
NAYA
Kalian pasti udah terinfeksi. Keluar dari sini sekarang.
DONI
Kita belum teinfeksi. Beneran. Kita cuma mau berlindung disini. Tolong.
Naya masih menodongkan pistol ke Bobby.
BOBBY
Bisa udahan nggak ini nodongnya? Ngeri ketembak ntar. Kita belum terinfeksi kok, beneran(takut)...
Naya kembali memperhatikan Doni dan lainnya.
Lalu dia akhirnya percaya.
Dia menyimpan senapannya.
Doni dan lainnya menjauh dari pintu.
NAYA
Kalian mau ambil makanan disini?
DONI
Iya. Maaf. Nanti kalau situasinya udah kembali normal, gue bayar semua.
NAYA
Nggak perlu. Gue juga tau keadaannya lagi kayak gini. Sekarang, ceritain ke gue gimana caranya kalian masih bisa selamat? Mungkin setelah itu gue bisa lebih percaya kalau kalian belum terinfeksi.
BOBBY
Astaga, masih nggak percaya juga nih orang. Gue kasih tau sekali lagi, kita semua belum terinfeksi. Nggak ada luka sedikitpun. Tuh, tuh(memperlihatkan lengan dan lehernya).
RISMA
Bob, diem.
Naya kemudian melihat Gerry.
Gerry masih kesakitan akibat kakinya terkilir.
RISMA
Dia(Gerry), tadi jatuh waktu kita berusaha masuk kesini. Tenang aja.
Naya mencoba percaya.
DONI
Kita dari SMA Jayatra. Kita nggak tau apa yang sedang terjadi sekarang, tiba-tiba aja semuanya jadi seperti ini. Beruntung gue sama temen-temen gue masih bisa selamat. Dan sekarang, kita mau cari pertolongan.
NAYA
Pertolongan? Masih yakin ada yang selamat?
DONI
Pasti. Dan, gue rasa keadaan di kota masih baik-baik aja. Itu satu-satunya tujuan gue dan temen-temen gue saat ini.
Naya kemudian pergi ke belakang.
Gerry masih kesakitan karena kakinya terkilir.
Naya kembali dan menghampiri Gerry sambil membawa sebuah botol minyak oles.
NAYA
Pakai, sebelum makin parah.
GERRY
Makasih.
TINA
Sini gue bantu olesin.
GERRY
Eh tunggu-tunggu. Pelan tapi ya. Jangan kenceng-kenceng.
TINA
Iya, bawel. Udah sini(mengoles kaki Gerry dengan hati-hati)
NAYA
Terus, kenapa kalian malah masuk ke sini? Bukannya udah di dalam mobil? Harusnya kalian bisa langsung pergi.
DONI
Mobil kita mogok. Nggak ada pilihan lain selain masuk kesini. Lo nggak keberatan kan gue sama temen-temen gue disini dulu sebentar?
Risma mendekat ke Naya.
Dia kemudian memperkenalkan namanya.
RISMA
Gue Risma.(Mengajak berkenalan).
Naya menghiraukan Risma.
NAYA
Terserah. Kalau memang kalian ingin diem disini, silahkan. Gue nggak setega itu ngebiarin kalian diluar, berurusan dengan orang-orang yang terinfeksi itu.
GERRY
Tuh kan bener kata gue, zombi ini! Mati kita.
TINA
Ssstt! Diem(menutup mulut Gerry). Lagi diobatin lo ini, jangan banyak gerak dong(kesal).
Naya pergi ke arah belakang supermarket.
Sementara Doni dan lainnya duduk dan beristirahat.
FADE OUT
88. EXT. PELABUHAN – MALAM(21.00)
Komandan Tio duduk di sebuah batu sambil memandangi area pelabuhan.
Deri melihat komandan Tio.
Lalu Deri menghampirinya.
DERI
Komandan.
KOMANDAN TIO
Deri. Mau kemana?
DERI
Saya, cuma lagi amanin area pelabuhan. Biar semuanya aman.
KOMANDAN TIO
Ooh.
DERI
Komandan nggak tidur?
KOMANDAN TIO
Saya masih belum ngantuk.
Deri kemudian duduk di sebelah Komandan Tio.
DERI
Komandan, apa ada yang bisa saya bantu? Sepertinya Komandan lagi ada yang dipikirkan.
Komandan Tio bersiap cerita.
Dia mengambil nafas.
KOMANDAN TIO
Saya, merasa kalau di area kota masih ada beberapa orang yang belum terinfeksi. Mereka pasti berharap ada yang menolong.
DERI
Mungkin aja. Tapi untuk saat ini kita juga nggak bisa melakukan apa-apa komandan.
KOMANDAN TIO
Iya. Saya tau. Saya masih mikirin cara buat bisa ke kota, untuk memastikan keadaan disana. Tanpa harus membahayakan semuanya.
DERI
Komandan, kalau memang komandan ingin mengecek keadaan di kota, saya siap bantu kapanpun.
KOMANDAN TIO
(Senyum kecil). Tapi, yang terpenting sekarang kita harus jaga area ini, sampai kapal kota Sebrang datang.
DERI
Siap komandan. Kalau gitu, saya permisi dulu. Lanjut keliling.
KOMANDAN TIO
Iya. Hati-hati.
Deri pergi.
Komandan Tio berdiri memandangi pelabuhan.
Dia kemudian melihat di kejauhan ada dua mobil di belakang sebuah kontainer.
Dia pun berjalan menuju mobil itu.
CUT TO(dekat mobil)
Tampak 2 mobil berwarna hitam dan abu-abu tergeletak begitu saja tanpa pemilik.
Komandan Tio langsung mengecek kondisi mobil.
KOMANDAN TIO
Kayaknya masih bisa.
Komandan Tio mencoba mencari kunci mobil itu.
Kunci mobil sudah tertancap.
Komandan Tio mencoba menyalakan mobil.
Mobil menyala.
Bahan bakar terlihat full.
Dia mengecek mobil sebelahnya.
Mobil menyala.
Komandan Tio terlihat senang.
KOMANDAN TIO
Baiklah. Kita berangkat besok(menepuk pintu mobil).
CUT TO
89. INT. DALAM SUPERMARKET - MALAM(22.00)
Terlihat Doni dan lainnya sedang duduk dilantai dan mengobrol.
Bobby baru saja selesai menikmati makanan didalam supermarket.
Rita tidur dipangkuan Bu Jesika.
BOBBY
Akhirnya gue bisa makan sepuasnya. Eh, ngomong-ngomong sampai kapan ini kita disini?
TINA
Ya sampai keadaan aman lah. Nggak mau gue dikejar-kejar lagi. Capek.
GERRY
Kalo nggak karena mobil si Leo mogok, kita pasti udah di kota sekarang.
BOBBY
Bener tuh.
TINA
Gue jadi keinget Leo. Dia sekarang lagi dimana ya.
RISMA
Semoga aja dia bisa sembuh nanti.
BOBBY
Semoga.
Sangat berharap.
NAYA
Kalian seyakin itu mau ke kota? Belum tentu keadaan disana aman. Mungkin aja disana(kota) sama kayak disini.
BU JESIKA
Saya yakin dikota masih aman. Kalau emang kamu nggak yakin soal itu, kamu bisa diam disini terus. Jangan ajak orang lain.
DONI
Udah udah, sebaiknya kita sekarang tidur. Besok kita lanjut ke kota. Oke?
GERRY
Bener tuh. Yaudah, gue tidur dulu.
BOBBY
Gue juga, ngantuk.
Mereka tidur di lantai supermarket.
JUMP CUT TO(23.30)
Doni duduk di sebuah lemari yang roboh, sambil menatap kearah kaca supermarket, melihat keadaan diluar.
Dia masih bingung harus berbuat apa untuk besok.
Naya meletakkan senapannya disamping sebuah rak makanan.
Doni melihat Naya.
Naya menghampiri Doni.
NAYA
Lo nggak tidur?
DONI
Enggak, gue belum ngantuk.
NAYA
Ooh. (Mengajak berkenalan) Gue Naya. Sorry gue nggak jawab temen lo tadi(Risma). Gue masih nggak yakin tadi kalau lo sama temen-temen lo belum terinfeksi.
DONI
Iya nggak papa. Gue ngerti. Oh iya, gue sebenarnya mau tanya sesuatu tentang lo. Boleh?
NAYA
Apa?
DONI
Gue cuma penasaran, gimana caranya lo bisa bertahan seorang diri disini. Dengan keadaan seperti ini. Apalagi lo cewek.
Naya duduk di dekat Doni.
NAYA
(Menghela nafas). Gue, pegawai di supermarket ini. Udah lumayan lama gue kerja disini. Sekitar, yaa satu tahun lebih mungkin. Waktu pertama kali peristiwa ini terjadi, gue lagi bersihin lantai. Terus, nggak lama kemudian beberapa orang masuk kedalam supermarket dengan wajah ketakutan. Mereka berusaha menyelamatkan diri dari orang-orang yang terinfeksi. Tapi, justru mereka terjebak disini. Gue sempat terdiam, karena gue terkejut. Dan, gue tiba-tiba aja kepikiran sembunyi di bawah meja kasir.
Naya mulai tampak sedih mengingat itu.
NAYA
Setelah itu, datang seorang pria membawa senapan. Dia berusaha menolong semua orang. Tapi, lengannya tergigit. Keadaan jadi semakin kacau. Gue ngelihat darah dimana-mana. Gue makin takut. Mereka semua mulai terinfeksi. Pikiran gue mulai kacau, dan gue nggak tau harus apa. Beruntung gue lihat senapan milik pria itu ada di deket kaki gue. Walaupun sebenarnya gue takut, tapi gue berfikir cuma itu satu-satunya cara yang bisa buat gue selamat. Dan, setelah itu gue langsung tembak ke arah manapun sambil lari keluar.
Doni tak menyangka Naya mengalami kejadian yang sama sepertinya seorang diri.
DONI
Gue tau apa yang lo rasain waktu itu. Karena memang, kejadian ini muncul gitu aja. Nggak ada peringatan apapun. Gue juga nggak nyangka bisa bertahan sampai saat ini.
NAYA
Yaa, yang penting sekarang kita masih selamat. Nggak tau nanti.
DONI
Sebaiknya lo ikut ke kota. Peluang kita selamat disana lebih besar daripada .
Naya hanya tersenyum kecil.
NAYA
Gue masih heran sama lo, kenapa bisa seyakin itu kalau keadaan di kota masih aman. Kita udah lihat situasinya sekarang. Kalau semisal di kota masih aman, pasti ada yang kesini buat nyelamatin kita. Nyatanya, nggak ada yang datang. Lo bisa pegang omongan gue kalau keadaan dikota sama aja kayak disini. Bahkan lebih parah.
DONI
Nggak ada yang tau keadaan di kota. Gue ngeyakinin temen-temen gue kalau di kota masih aman, biar mereka punya harapan dan mau berjuang untuk bisa selamat. Gue yakin lo paham apa yang gue maksud.
NAYA
Oke. Anggap besok lo berhasil sampai ke kota. Dan setelah lo sampai disana, ternyata omongan gue bener. Apa yang bakal lo lakuin setelah itu?
Doni terdiam.
Dia tak bisa menjawab.
NAYA
Gue yakin temen-temen lo bakal kecewa. Saran gue, mending lo pikir dulu baik-baik.(Menepuk pundak Doni).
Naya kemudian pergi.
DONI
Hei.
Naya berhenti.
DONI
Terserah lo mau bilang apa, yang pasti gue sama temen-temen gue akan tetep pergi ke kota besok pagi.
Naya hanya diam, dia lanjut berjalan ke belakang.